Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG HUBUNGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DENGAN PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING :Dra.Hj Tity Hastuti M.Pd

KELAS :I B

TUGAS :Bimbingan Dan Konseling

KELOMPOK :II

DISUSUN OLEH :Cindy Febrilla

Dina Apri Salpianti

Nur Vika

Raja Elinda Prawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Bimbingan Dan Konseling dengan judul “Hubungan Bimbingan dan
Konseling dengan Pendidikan” .

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru,17 september 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.Asas-Asas Bimbingan dan Konseling di SD

B.Kedudukan Bimbingan dan Konseling disekolah

C.Hubungan Pendidikan dengan Bimbingan dan Konseling

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kehidupan bermasyarakat, maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh
kreatifitas pendidikan suatu bangsa itu sendiri. Pendidikan dibutuhkan guna
menciptakan sumber daya manusia yang cerdas. Pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam kehidupan seseorang baik dalam masyarakat, keluarga
dan negara. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk pribadi seseorang yang
baik. Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan pengertian diatas pendidikan
dilakukan secara sengaja dan memiliki tujuan yang ingin dicapai dari proses
pembelajaran yang dilakukan untuk mengembangkan potensi dari peserta didik.
Potensi yang dikembangkan tidak hanya pada kecerdasan pengetahuan, tetapi
juga pada kepribadiannya juga. Dalam pengembangan kepribadiannya diperlukan
bimbingan dan konseling dari guru yang sesuai dengan program BK yang ada
disekolah. Pendidikan sebagai suatu proses yang dinamis dari waktu ke waktu
mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat.
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan pendidikan yang berarti tempat
mengembangkan generasi muda bangsa. Penyelenggaraan pengajaran yang hanya
menekankan aspek kognitif saja akan menghasilkan manusia yang tidak seimbang.
Maka dari itu pengajaran ha- 2 rus memuat bimbingan dan konseling. Menurut
Tohirin (2008:26) menjelaskan: “Bimbingan dan konseling merupakan proses
bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik
antara keduanya, agar konseli memiiki kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya sendiri”. Dari pernyataan tersebut bimbingan dan
konseling dapat dilakukan dengan adanya pertemuan antara konselor dan individu
(konseli) agar konselor dapat membantu mencarikan jalan keluar dari
permasalahan yang ada dan sedang di alami oleh individu (konseli). Bimbingan dan
konseling di dunia pendidikan sangatlah penting untuk membantu mengatasi
permasalahan atau problem tertentu, kebanyakan pelaksanaan bimbingan dan
konseling sekolah bertindak sebagai ‘polisi’ sekolah, sehingga peran dan fungsinya
dalam mengatasi sebuah masalah kurang berjalan sebagaimana mestinya.
Bimbingan konseling tidak hanya menangani siswa yang sedang bermasalah tetapi
juga berfungsi : 1. Untuk pencegahan atau mencegah timbulnya masalah
(preventif). 2. Memecahkan/menanggulangi masalah yang sedang dihadapi (kuratif
dan korektif). 3. Memelihara keadaan yang telah baik, dan mengembangkan
keadaan yang sudah baik itu menjadi lebih baik. Para siswa di lingkungan tempat
belajar dalam menuntut ilmu, banyak yang mengalami kendala atau hambatan
dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) misalnya kesulitan dalam
beradaptasi dengan lingkungan, IQ yang rendah, sulit berkonsentrasi, gangguan
pada jasmani dan rohani. Sehingga ini akan mengakibatkan siswa kesulitan dalam
belajar dan akan berpengaruh pada prestasi. Secara umum masalahmasalah yang
dihadapi oleh individu khususnya peserta didik sehingga memerlukan bimbingan
dan konseling adalah: (1) Masalah-masalah pribadi, (2) Masalah belajar (masalah-
masalah yang menyangkut 3 pembelajaran), (3) Masalah pendidikan, (4) Masalah
karier, (5) Penggunaan waktu senggang, (6) Masalah-masalah sosial dan
masalahmasalah lainnya. Perubahan sistem pendidikan, kurikulum dan berbagai
masalah-masalah umum yang dihadapi oleh peserta didik dapat mempengaruhi
perkembangan pendidikan dan dapat menimbulkan berbagai hambatan dalam
proses pembelajaran. Hambatan dan kesulitan yang muncul memerlukan layanan
bimbingan dan konseling yang terarah dan terprogram. Pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik, ada beberapa hal yang
dapat diterapkan yaitu : 1. Mengenai data murid : a. Bagaimana hubungan murid
dengan lingkungan keluarga. b. Bagaimana hubungan murid dengan lingkungan
masyarakat. c. Bagaimana pergaulan murid di lingkungan sekolah/dengan teman.
d. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga. 2. Pendekatan atau teknik bimbingan.
Pelaksanaan tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dalam pendidikan
yaitu : a. siswa mempunyai pemahaman dan konsep diri secara tepat sehubungan
dengan studinya. b. Semua siswa memiliki pemahaman jenis program di sekolah. c.
Semua siswa memiliki ketrampilan dalam mengidentifikasi dan menentukan
pilihannya sehubungan dengan studinya. Pelaksanaan bimbingan dan konseling
untuk dapat berjalan dengan lancar memerlukan peran guru dalam pelaksanaan
program BK (Bimbingan dan Konseling). Dalam proses belajar mengajar guru tidak
terbatas hanya mempunyai ilmu pengetahuan tetapi juga bertanggungjawab akan
keseluruhan perkembangan kepribadian peserta didik. Dalam Dirjen Dikdasmen
Depdiknas (1999) telah dibakukan kompetensi guru sebagai berikut : 4 1.
Mengembangkan kepribadian. 2. Menguasai landasan pendidikan. 3. Menguasai
bahan ajar. 4. Menyusun program pengajaran. 5. Melaksanakan program
pengajaran. 6. Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan. 7.
Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. 8.
Menyelenggarakan program bimbingan. 9. Berinteraksi dengan sejawat dan
masyarakat. 10. Menyelenggarakan administrasi sekolah. (Sukardi & Nila
Kusumawati.2008:32) Berdasarkan pernyataan di atas seorang guru tidak hanya
bertugas sebagai transfer ilmu pengetahuan saja. Seorang guru juga bertugas
untuk membimbing agar kepribadian yang dimiliki peserta dapat berkembang
dengan baik. Jika peserta didik mengalami kesulitan dalam pengembangan
kepribadiaannya, guru bertugas untuk memberikan program bimbingan agar
kesulitan yang dihadapi peserta didik dapat diselesaikan. Idealnya pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah haruslah sama antara program dengan
praktek, tetapi dalam kenyataan pelaksanaan bimbingan di sekolah tidak sesuai
antara program dan praktek di lapangan, tidak terkecuali di SD Negeri Gemolong 1.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Negeri Gemolong 1 bertujuan untuk
membantu siswa dalam proses pengembangan pembelajaran yang mengalami
kesulitan dan hambatan. Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling
dibutuhkan peran yang aktif dari guru-guru di SD Negeri Gemolong 1. Tetapi dalam
pelaksanaannya masih banyak kekurangan yang dilakukan oleh guru bimbingan
dan konseling, tidak terkecuali guru-guru yang ada di SD Negeri Gemolong 1.
Kegiatan bimbingan dan konseling yang baik dilakukan dengan terencana dan
terstruktur dengan adanya program pelaksanaan BK (Bimbingan dan Konseling).
Tetapi pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai dengan program yang sudah
ditentukan sebelumnya. 5 SD Negeri Gemolong 1 merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang mempunyai siswa yang tergolong banyak dan dalam proses
belajar mengajar pasti ada siswa yang mengalami banyak hambatan atau
kesulitan, dan SD tersebut sudah menerapkan bimbingan dan konseling dalam
sistem pendidikannya. Berdasakan uraian latar belakang di atas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Implementasi Program
Bimbingan dan Konseling (BK) Dalam Bimbingan Belajar Siswa Di SD Negeri
Gemolong 1 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2014/2015”.

B.Rumusan Masalah
A.Jelaskan azas-azas bimbingan dan konseling di sd?
B.Apa kedudukan bimbingan dan konseling disekolah?
C.Bagaimana hubungan pendidikan dengan bimbingan dan konseling?
C.TUJUAN PENULIS
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah:
1.Menjelaskan azas-azas bimbingan dan konseling di sd
2.Menguraikan kedudukan yang ada pada bimbingan dan konseling disekolah
3.Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan bimbingan dan konseling

BAB III
PEMBAHASAN

A.AZAS-AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD


Azas-azas Bimbingan dan Konseling yaitu :
1.      Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2.      Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli)
mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan tersebut.
3.      Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka
dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan
pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura.
4.      Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara
aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini
guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5.      Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk
pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli
yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian konseli.
6.      Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan
konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan
“masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya
dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7.      Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang
sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.
8.      Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan
pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan
bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9.      Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada,
yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan
bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan
pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih
jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai dan norma tersebut
10.   Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli
dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing
harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan
dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11.  Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih
ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-
guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat
mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

B.KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DISEKOLAH


A.     Kedudukan BK Secara Formal
Secara formal kedudukan bimbingan dan konseling ada dalam Sistem
Pendidikan di Indonesia, antara lain :
1. UU No. 2 tahun 1989 bab I pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui bimbingan
dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”

2. PP No. 28 untuk SD dan PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 Bab X
pasal 25 ayat 1 yang menyatakan :
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”.
“Bimbingan dilaksanakan oleh guru pembimbing”.

3. . UU No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 6


“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
dan konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan sebutan lain sesuai
dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan” Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa bimbingan dan konseling
tidak sekedar tempelan saja. Layanan bimbingan dan konseling mempunyai
posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling
berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang
secara optimal melalui proses pembelajaran secara efektif.
Agar dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan pribadi sehingga dapat membantu keseluruhan
proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing diharapkan untuk :
1.         Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individual maupu
kelompok,
2.         Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
3.         Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakteristik  pribadinya,
4.         Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya,
5.         Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan tersebut di
atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam
pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam
bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang
menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan konseling memiliki
fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan, yaitu manusia seutuhnya (tercapainya segala
aspek kehidupan manusia).

B.     Kedudukan BK dalam Setting Pendidikan Formal

Pemetaan layanan BK seperti yang tertera pada gambar di atas,


menampilkan dengan jelas kesejajaran antara posisi layanan BK yang
memandirikan dengan layanan manajemen pendidikan dan layanan
pembelajaran yang dibingkai oleh kurikulum khusus sistem persekolahan
sebagai bentuk kelembagaan dalam jalur pendidikan formal. Wilayah
bimbingan dan konseling yang memandirikan menjadi tanggung jawab
konselor.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat memberikan sumbangan yang
berarti terhadap pengajaran. Misalnya, siswa dapat mencapai prestasi belajar
yang optimal apabila terbebas dari masalah-masalah yang dapat mengganggu
proses belajarnya. Pembebasan masalah tersebut dapat dilakukan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling. Materi layanan bimbingan dan konseling
dapat dimanfaatkan oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan
individualitas siswa.
Pelayanan bimbingan dan konseling juga memberikan sumbangan dalam
manajemen dan supervisi. Misalnya, berkaitan dengan penyusunan kurikulum,
pengembangan program-program belajar, pengambilan belajar yang tepat dalam
rangka penciptaan iklim sekolah yang benar-benar menunjang bagi pemenuhan
kebutuhan dan perkembangan siswa.
Begitu pula sebaliknya, bidang pengajaran, manajemen, dan supervisi
memberikan sumbangan besar bagi pelayanan bimbingan dan konseling. Jika
ketiganya berjalan dengan baik, maka akan mencegah timbulnya masalah pada
siswa juga sebagai wahana pengentasan masalah-masalah siswa.

C.HUBUNGAN PENDIDIKAN DENGAN BIMBINGAN DAN


KONSELING
Dalam mencapai semua pengembangan potensi yang ada pada manusia
tidak terlepas dari upaya layangan bimbingan dan konseling, karena bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada klien, dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan,
dalam arti kata mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Ponpon Harahap (1981) mengatakan bahwa konseling itu merupakan alat
yang paling penting dalam keseluruhan program bimbingan. Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa hubungan antara bimbingan dengan konseling itu
sangat erat sekali. Dari satu segi dapat kita lihat bahwa kedua istilah tersebut
mempunyai arti yang sama yaitu proses pemberian bantuan terhadap seseorang
atau kelompok orang, dan dari segi lain konseling merupakan alat dalam
pemberian bimbingan, di samping alat-alat yang lain. Namun demikian
konseling merupakan alat yang utama dan paling ampuh dalam keseluruhan
program bimbingan atau dengan kata lain konseling merupakan titik sentral dari
keseluruhan kegiatan bimbingan.

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Sebagai tenaga pendidik, seorang konselor wajib memahami untuk apa


dilakukannya pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Pendidikan tentu tidak
lepas dari kehidupan sekolah untuk peserta didik, sehingga makna bimbingan
konseling dalam pendidikan dapat di artikan sebagai satuan pendidikan dalam
mencerdaskan emosi intelektual dan menemukan/menggali potensi diri.
Melihat dari pentingnya pelayanan bimbingan konseling di sekolah,
kegiatan konseling sangat diperlukan dan harus ditingkatkan dalam tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan yang baik tidak bisa membiarkan satu sisi dari
proses perkembangan, kedua sisi harus berjalan bersama-sama dengan kadar
yang sama dan harus dikelola dengan sebaik-baiknya.
Penyelenggaraan layanan bimbingan konseling di sekolah, perencanaan
dan proses yang sesuai harus dilakukan agar tujuan perkembangan tepat
sasaran. Diperlukan cara kerja yang baik bagi seorang konselor sekolah dalam
manajemen bimbingan dan konseling, kegiatan bimbingan harus memandirikan
peserta didik dengan tuntas.

DAFTAR PUSTAKA
Fakhrizal.2014.Hubungan konseling dan pendidikan.

http://fakhrizal78.blogspot.com/2014/10/hubungan-konseling-dengann-
pendidikan.html

Kajianpustaka.2018.pengertian,fungsi, tujuan dan azaz bimbingan dan


konseling disekolah.
https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
asas-bimbingan- konseling.html

Kurniamutiarahawa.2012.kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah.


http://kurnia-mutiarahawa.blogspot.com/2012/05/kedudukan-bk-di-
sekolah.html

Ridiawan.2013.Hubungan bimbingan dan konseling dan kedudukan


bimbingan dan konseling dalam pendidikan.
https://ridiawan.blogspot.com/2013/05/hubungan-bimbingan-dan-
konseling-dan.html

Anda mungkin juga menyukai