Anda di halaman 1dari 2

Mengapa masyarakat cenderung menolak proyek-proyek pembangkit listrik?

Jawaban :

Masyarakat cenderung menolak proyek – proyek pembangkit listrik karena seperti kita
ketahui pembangkit listrik merupakan pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi sebagai
sumber energinya. Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena
ekstraksi panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbon
dioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO 2 per megawatt-
jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

Proses dalam membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan


mengebor tanah di daerah yang memiliki potensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas
yang akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa
menggerakkan turbin uap yang tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang
mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin generator setelah uap yang keluar
dibersihkan terlebih dahulu. Secara global proyek tersebut memiliki banyak benefit namun
setelah proyek tersebut dilaksanakan mulai timbul beberapa masalah dari berbagai aspek
khususnya di Bali, sehingga cenderung terjadi penolakan terhadap proyek tersebut. Aspek –
aspek yang melatar belakangi terjadinya penolakan diantaranya :

a. Segi teknis, eksplorasi yang akan dilakukan terhadap tiga titik di Bedugul tidak
menghasilkan sumber panas bumi yang diharapkan atau tidak sesuai dengan apa yang
telah dikonsepkan. Selain dalam proses eskplorasi, tindakan yang dilakukan terlebih
dahulu adalah penggundulan hutan yang cukup luas sampai berhektar – hektar tersebut
dapat menimbulkan dampak buruk pada keseimbangan bumi pada jangka waktu yang
cukup lama.
b. Segi sosial budaya, dari segi sosial dan budaya dimana khususnya bali memiliki banyak
keunikan budaya serta tradisi. Selain itu juga bali juga memiliki beribu – ribu pura,
sehingga apabila proyek geothermal tersebut dilaksanakan terutama di daerah bedugul
maka akan melewati kawasan – kawasan suci dan juga terdapat kurang lebih sejumlah 30
pura di sekitar wilayah kawasan yang akan dilaksanakan proyek gheotermal tersebut. Jika
proyek gheotermal tersebut terus dilaksanakan maka akan terjadi ketidak seimbangan
terhadap sosial dan budaya di bali.

Anda mungkin juga menyukai