Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era Globalisasi seperti sekarang ini sepak bola merupakan olahraga
favorit di Indonesia, dimana minat masyarakat akan olahraga sepak bola semakin
meningkat sementara jumlah lapangan sepak bola di Indonesia semakin hari
semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara
demand dan supply olahraga sepak bola. Sehingga futsal menjadi alternatif pilihan
olahraga masyarakat kota-kota besar di Indonesia.
Gaya hidup masyarakat perkotaan serta lahan yang semakin mahal di
kota - kota besar menyebabkan menjamurnya lapangan Futsal di Indonesia. Ini
terbukti dengan berkembangnya bisnis penyewaan lapangan Futsal yang semakin
meningkat setiap tahunnya. Dengan semakin maraknya perkembangan usaha
lapangan futsal diseluruh kota maupun penjuru pelosok Nusantara Indonesia,
nyaris tidak ada yang sepi  gulung tikar ataupun kurang pengunjung. Hal itu
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya masyarakat Indonesia usia produktif
dan dewasa pada umumnya adalah penggila bola sedangkan olahraga Futsal bagi
mereka sudah merupakan hobby sekaligus kebutuhan yang sulit untuk tidak
dilakukan dengan berbagai tujuan masing-masing. Faktor lainnya yaitu futsal
merupakan olahraga rakyat dan merakyat. Selain itu semakin banyaknya penggila
bola khususnya dikota-kota besar maupun kota kecil dan kabupaten. Dengan
demikian lapangan futsal menjadi tujuan utama bagi mereka untuk menyalurkan
hobby.
Lapangan futsal yang terbuat dari Rumput sintetis, Vynil maupun
Interlock dirasa lebih nyaman bagi mereka dibandingkan dengan bermain di
lahan-lahan seperti lapangan desa dan lahan kosong.
Oleh sebab itu, besar peluang untuk investasi di bidang ini untuk jangka
pendek dan jangka panjangnya. Olahraga futsal sudah menjadi sebuah demam
positif di seluruh Indonesia dengan trend market yang masih terus meningkat.
Bahkan dalam 2 - 3 tahun belakangan ini olahraga futsal sedang populer di
Indonesia dan memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis Futsal.
2

Keadaan tersebut menimbulkan persaingan yang semakin tajam,


intensitas persaingan semakin tinggi. Tuntutan konsumen semakin meningkat dan
produk yang bermutu dan layanan yang baik,pemasaran saat ini bukan sekedar
pertempuran produk atau jasa, tetapi merupakan pertempuran merek bagaimana
membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil
memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak konsumen
melalui persepsi konsumen.
Banyaknya produk yang bersaing untuk memperebutkan konsumen
membuat pemasar dituntut pintar merancang komunikasi dan membangun citra
perusahaan sehingga dapat menempati posisi yang berbeda diantara pesaing,
disertakan dengan melakukan inovasi, menempati posisi yang baik, dan dikenal
konsumen. Wijayanti (2012) suatu slogan yang tepat untuk manajemen dalam hal
ini adalah tanpa inovasi perusahaan akan mati.
Sukses tidaknya penawaran sebuah produk pada pasar sasaran yang
dipilih tergantung pada seberapa baik perusahaan dapat menempatkan produknya
dibenak konsumen. Salah satu upaya yang bisa ditempuh perusahaan dalam
menghadapi situasi seperti ini adalah melakukan strategi positioning. menurut
Wijayanti (2012) positioning adalah penetapan arti produk di dalam pikiran
konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan perbandingan dengan
produk pesaing.
Menurut Rangkuti (2002), produk positioning adalah strategi komunikasi
yang didasarkan atas kondisi mental spase. Positioning ini mengacu pada kegiatan
menempatkan merek atau produk di benak pelanggan dengan produk pesaing
lainnya dalam kaitannya dengan atribut produk dan keuntungan yang ditawarkan
oleh produk tersebut.
Strategi positioning diformulasikan dengan menghitungkan kriteria atau
manfaat yang dipertimbangkan pembeli, apa dan bagaimana perusahaan dapat
dibedakan dengan para pesaingnya, dan keterbatasan dalam persaingan produk.
Positioning pasar sebaiknya berdasarkan pada operasional intern bisnis serta
kemampuan dalam memberikan manfaat produk yang secara jelas berbeda dengan
yang diberikan oleh para pesaing (Paul dan Louise, 2006 dalam Ariani, 2010).
3

Kota palopo memiliki beberapa lapangan futsal yang menjadi pilihan


masyarakat, salah satu yang populer di Palopo yaitu Mangga dua futsal center
(MFC). Mangga dua futsal center merupakan lapangan yang paling diminati di
kota Palopo, selain karena berada ditempat yang strategis yaitu di Jl. Pongsimpin
No.15 Palopo tepat dibelakang Toko Rabat Mangga 2, MFC juga memberikan
pelayanan dan fasilitas yang baik bagi para pengunjung. Disamping itu harga satu
jam penyewaan lapangan sangat terjangkau yaitu Rp120.000,-. Sehingga
membuat pengunjung atau konsumen merasa puas dan itu dapat dilihat dari
pendapatan yang diperoleh per harinya yaitu kurang lebih Rp720.000,- atau
Rp21.600.000,- per bulannya dari dua lapangan futsal yang dimiliki.
Berdasar uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Positioning Terhadap Keputusan Konsumen dalam
Menyewa Lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang diatas
yaitu bagaimana pengaruh positioning terhadap keputusan konsumen dalam
menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh positioning terhadap keputusan konsumen dalam
menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai bukti untuk memenuhi tugas akhir dalam proposal dan skripsi.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam menentukan
strategi positioning yang berhubungan dengan pengaruh positioning terhadap
keputusan konsumen dalam menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center
(MFC) Palopo.
4

3. Bagi Akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
pengembangan ilmu di bidang Manajemen, khususnya Manajemen
Pemasaran tentang pengaruh positioning terhadap keputusan konsumen dalam
menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Hardiyanto (2001) dengan judul Analisis Persepsi Konsumen Terhadap
Positioning Pasta Gigi Merek Close-Up (Studi Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang). Hasil penelitian ini menunjukkan,
perusahaan mempositioningkan bahwa close-up membuat gigi putih lebih cepat
dengan kandungan crystal-nya dan menyegarkan nafas lebih lama dengan
kandungan bioguard-nya. Maka terbukti bahwa persepsi konsumen sama dengan
apa yang dipositioningkan perusahaan. Positioning yang baik yaitu adanya
kesamaan antara perusahaan dan konsumen.
Prihartini (2008) dengan judul penelitian Pengaruh positioning terhadap
keputusan pembelian konsumen pada handphone Nokia. Hasil penelitian
menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab setuju yang berarti konsumen
menilai product positioning handphone Nokia telah dilaksanakan dengan baik,
dan mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif
dengan melakukan pembelian terhadap handphone Nokia secara rasional.
Harahap (2015) dengan judul penelitian pengaruh positioning produk
terhadap keputusan pembelian citra handbody lotion pada Pengunjung indomaret
jamin ginting Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji F,
variabel independen yang terdiri dari variabel atribut produk, manfaat produk,
pemakai produk, pesaing produk dan harga produk secara serentak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan berdasarkan uji T
hanya variabel manfaat produk yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel
manfaat produk. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,478 yang berarti 47,8%
faktor-faktor keputusan pembelian Citra handbody lotion pada pengunjung
Indomaret Jamin Ginting Padang Bulan Medan dijelaskan oleh variabel atribut
produk, manfaat produk, pemakai produk, pesaing produk, dan harga produk.
Sedangkan sisanya sebesar 52,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
merupakan variabel di luar penelitian ini.
6

Anwar (2013) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Stategi


Positioning Tehadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada
COFFEE TOFFEE Urip Sumoharjo Di Makassar. Hasil penelitian menunjukan
bahwa seluruh variabel Strategi Positioning berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian dan yang paling dominan berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

B. Pengertian Positioning
Menurut Wijayanti (2012:45) Penempatan atau positioning adalah strategi
komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama
atau bisnis yang kita buat mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi,
positioning mencerminkan keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis
dalam bentuk hubungan asosiatif (berhubungan yang satu dengan yang lain).
Positioning merupakan salah satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan
berhubungan dengan event-marketing dan atribut-atribut produk. Atribut-atribut
produk yang dipilih harus unik dan berbeda dengan produk-produk lain yang
sudah ada di pasar.
Positioning harus memberi arti yang penting bagi konsumen. Penentuan
positioning dapat diakukan dengan menggunakan beberapa strategi komunikasi.
Adapun alternatif strategi dasar penempatan produk adalah sebagai berikut:
1. Penampilan produk (positioning on specific product features)
2. Manfaat, pemecahan masalah atau kebutuhan
3. Kesempatan khusus (positioning for specific usage occasions)
4. Kategori pemakai (positioning for user category)
5. Melawan produk lain (positioning against another product)
6. Pemisahan diri dari kelas produk (product class dissociation)
Penempatan produk atau positioning bertujuan untuk memposisikan produk
agar menjadi pusat perhatian konsumen dan terus melekat dibenak konsumen
tersebut, sehingga akhirnya konsumen mampu membedakan produk tersebut
dengan produk pesaingnya.
7

Strategi pemasaran untuk positioning adalah kombinasi antara produk,


saluran distribusi, harga dan promosi. Strategi positioning dibuat dengan
menggunakan kekuatan posisi dalam melawan pesaing utama. Strategi positioning
ini berguna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari target pasar.
Pembuatan positioning harus jelas dan unik karena kita memposisikan diri
terhadap produk lain sebagai pesaing.

C. Strategi Positioning
Menurut Kotler (2006:265) dalam Prihartini (2008:21) terdapat Beberapa
strategi positioning yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan
pemasaran produk kepada pasar sasarannya:
1) Penentuan posisi menurut atribut
2) Penentuan posisi menurut manfaat
3) Penentuan posisi menurut penerapan dan penggunaan
4) Penentuan posisi menurut pemakai
5) Penentuan posisi menurut pesaing
6) Penentuan posisi menurut kategori produk
7) Penentuan posisi menurut harga

1. Positioning Berdasarkan Atribut


Penentuan posisi (positioning) berdasarkan atribut adalah memposisikan
produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya simbol, lambang, ukuran, warna,
keberadaan, kedudukan dan sebagainya. Pemosisian berdasarkan ciri-ciri yaitu
dengan jalan mengasosiasikan suatu produk atribut tertentu, ciri, karakteristik
khusus atau dengan manfaat bagi pelanggan. Pemilihan atribut yang akan
dijadikan basis positioning harus dilandaskan pada 6 kriteria tersebut:
a. Derajat kepentingan (importance), artinya atribut tersebut sangat bernilai
dimata pelanggan.
b. Keunikan (distinctiveness), artinya atribut tersebut tidak ditawarkan
perusahaan lain. Bisa pula atribut itu dikemas secara lebih jelas oleh
perusahaan dibandingkan pesaingnya.
8

c. Dapat dikomunikasikan (communicability), artinya atribut tersebut dapat


dikomunikasikan secara sederhana dan jelas, sehingga pelanggan dapat
memahaminya.
d. Preemptive, artinya atribut tersebut tidak dapat ditiru oleh pesaingnya.
e. Terjangkau (affordability), artinya pelanggan sasaran akan mampu membayar
perbedaan atau keunikan atribut tersebut. Setiap tambahan biaya atas
karakteristik khusus dipandang sepadan nilai tambahnya.
f. Kemampulabaan (profitability), artinya perusahaan mampu memperoleh
tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan tersebut.
2. Positioning Berdasarkan Manfaat
Penentuan posisi (positioning) menurut manfaat adalah memposisikan produk
sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.Manfaat mencakup manfat
simbolis dan manfaat fungsional.Penentuan posisi berdasarkan manfaat simbolis
adalah penentuan posisi dengan menggunakan daya tarik bagi keinginan
seseorang untuk memiliki obyek yang dimiliki orang sukses.Penentuan posisi
berdasarkan manfaat fungsional merupakan penentuan posisi berdasarkan manfaat
fungsional produk tersebut.
3. Positioning berdasarkan Penerapan dan Penggunaan
Cara ini dilakukan dengan menonjolkan seperangkat nilai penggunaan dan
penerapan. Pemosisian yang dilandasi penggunaan atau penerapan produk dapat
menggunakan strategi pemosisian berganda walaupun setiap penambahan strategi
berarti mengundang kesulitan dan resiko.Seringkali strategi pemosisian
berdasarkan penggunaan digunakan sebagai posisi kedua atau ketiga yang
didesain untuk mengembangkan pasar.
4. Positioning Berdasarkan Pemakai
Ini berarti memposisikan produk yang terbaik untuk sejumlah kelompok
pemakai atau dengan kata lain produk lebih ditujukan pada sebuah komunitas atau
lebih. Atau dengan kata lainpositioning menurut pemakai dilakukan dengan
mengasosiasikan produk dengan kepribadian atau tipe pemakai produk.
9

5. Positioning Berdasarkan Pesaing


Positioning berdasarkan pesaing yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan
dengan pesaing pertama. Seringkali pemosisian jenis ini adalah untuk meyakinkan
kosumen bahwa suatu merek lebih baik daripada merek pemimpin pasar untuk
ciri-ciri tertentu. Produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara
penuh dan diposisikan lebih baik daripada pesaingnya.
6. Positioning berdasarkan Kategori Produk
Cara ini dilakukan dengan memposisikan produk sebagai pemimpin dalam
kategori produk.Kategori produk dapat kita kelompokkan dalam kategori
minuman dan makanan, kategori produk rumah tangga, kategori obat-obatan,
kategori perawatan pribadi, kategori perlengkapan pribadi, kategori perlengkapan
rumah, kategori komunikasi dan teknologi informasi, kategori otomotif, kategori
perbankan dan keuangan, kategori transportasi dan sebagainya.
7. Positioning Berdasarkan Harga
Yaitu positioning yang berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas
tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai
indikator nilai.Disini produk diposisikan memberikan nilai yang terbaik.

D. Pengertian Keputusan Konsumen


Menurut Kotler & Keller (2007) keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Keputusan konsumen
juga merupakan serangkaian proses yang dialami konsumen sebagai usaha untuk
memecahkan masalah (konflik) atas kebutuhan dan keinginan yang belum
terpuaskan atau dipenuhi.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan


pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan
pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Sofjan
Assauri dalam Prihartini, 2008). Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan
penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau
jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
10

Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Kelima peranan tersebut meliputi (Kotler & Keller, 2007):

1. Pemrakarsa (Initiator), orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan


atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli
suatu barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (Influencer), orang yang member pandangan, nasehat atau
pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (Decider), orang yang menentukan keputusan
pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli,
atau dimana membelinya.
4. Pembeli (Buyer), orang yang melakukan pembelian secara actual.
5. Pemakai (User), orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau
jasa yang suda dibeli.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan


pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan
kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa
tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3)
evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku
pascapembelian.

1. Pengenalan Masalah
Menurut kotler & keller (2007:235), proses pembelian dimulai ketika pembeli
mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu
memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan
memilih (discretionary) misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan dan
11

opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial


memberikan pertimbangan yang serius.
2. Pencarian Informasi
Menurut Kotler & Keller (2007:235), konsumen yang terangsang
kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita
dapat membaginya kedalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi
yang lebih ringan dimanakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu
mungkin mulai aktif mencari informasi dengan cara mencari bahan bacaan,
menelfon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Salah
satu hal yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut
terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen
digolongkan kedalam empat kelompok berikut ini:
a) Sumber pribadi, seperti keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b) Sumber komersial, seperti Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di
toko.
c) Sumber public, seperti media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d) Sumber pengalaman, seperti penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda,


tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum,
konsumen mendapatkan sebagaian besar informasi tentang produk tertentu dari
sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber public yang
merupakan wewenang independen.

3. Evaluasi alternatif
Menurut Kotler & Keller (2007:237), terdapat beberapa proses evaluasi
keputusan dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen
sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
12

Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan
manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat disegmentasi
berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan
belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakian orang
terhadap produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sikap
(attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang
terhadap objek atau gagasan tertentu.

Sikap menentukan semua itu kedalam kerangka pemikiran yang menyukai


atau tidak menyukai objek tertentu yang bergerak mendekati atau menjauhi objek
tersebut. Sikap dapat menghemat tenaga dan fikiran, oleh karena itu sikap sangat
sulit berubah. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang
telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap seseorang.

4. Keputusan pembelian
Menurut Kotler & Keller (2007:240), dalam tahap evaluasi, para konsumen
membentuk persepsi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara
formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final.
a. Model pilihan konsumen yang non-kompensasi, model harapan nilai adalah
model kompensasi dimana hal-hal yang dianggap baik pada sebuah produk
dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Dengan model non-
kompensasi pada pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negative
tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih dapat membuat keputusan
menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga meningkatkan
13

kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih
leluasa menghadapi rincian yang lebih besar.
b. Faktor-faktor yang menggangu, walaupun konsumen membentuk evaluasi
merek, dua faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan
pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal :
(1) intensitas sikap negating orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut
dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya.
Keadaan sebaliknya juga berlaku. Preferensi pembeli terhadap merek tertentu
akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang
sama.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi, yang dapat muncul
dan dapat mengubah niat pembeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda atau menghindari keputusan pembeli sangat dipengaruhi oleh resiko
yang difikirkan.
5. Perilaku pasca pembelian
Menurut Kotler & Keller (2007:243) Setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidak sesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang
mengganggu atau melanggar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan
akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung kepuasannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan
konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak
berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca
pembelian.
a. Kepuasan pasca pembelian
kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli
produk dengan kinerja yang difikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika
14

kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa. Jika
ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan pelanggan
akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu yang akan membedakan apakah
pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut
dengan orang lain.
Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima
dari para penjual, teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar
kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidak puasa
konsumen. Disinilah munculnya gaya konsumen menangani kesenjangan.
Beberapa konsumen membesar-besarkan kesenjangan ketika produk yang
mereka terima tidak sempurna, sehingga mereka sangat tidak puas. Para
konsumen lain meminimalkan kesenjangan itu sehingga tidak begitu kecewa.
b. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku
konsumen selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas
mungkin akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka
mungkin mengambil tindakan public seperti mengajukan keluhan ke
perusahaan tersebut, pergi ke pengacara atau mengadu ke kelompok-kelompok
lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli
produk tersebut atau memperingati teman-teman . Dalam semua kejadian
tersebut, penjual telah gagal memuaskan pelanggannya.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Pasar pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjual adalah tingkat konsumsi
produk, semakin cepat pembeli mengonsumsi produk, semakin cepat mereka
bisa kembali kepasar untuk membelinya lagi.
15

E. Kerangka Pikir

Mangga dua futsal center merupakan salah satu lapangan futsal yang paling
diminati di kota Palopo, selain karena berada ditempat yang strategis yaitu di Jl.
Pongsimpin No.15 Palopo tepat dibelakang Toko Rabat Mangga 2, MFC juga
memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik bagi para pengunjung. Sebagai
upaya dalam pemasaran, Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo menerapkan
positioning. Dimana positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki
jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita buat
mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi, positioning mencerminkan
keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis dalam bentuk hubungan
asosiatif (berhubungan yang satu dengan yang lain). Positioning merupakan salah
satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan berhubungan dengan event-
marketing dan atribut-atribut produk (Wijayanti 2012:45). Menurut kotler dalam
Prihartini (2008) terdapat 7 (tujuh) indikator dalam positioning yakni 1)
penentuan posisi menurut atribut, 2) penentuan posisi menurut manfaat, 3)
penentuan posisi menurut penerapan dan penggunaan, 4) penentuan posisi
menurut pemakai, 5) penentuan posisi menurut pesaing, 6) penentuan posisi
menurut kategori produk, dan 7) penentuan posisi menurut harga. Melalui
positioning akan dilihat bagaimana dampaknya terhadap keputusan pembelian.
Dimana keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
atau tidak terhadap produk (Kotler & Keller 2007). Indikator dari keputusan
pembelian dikutip dari Kotler dan Keller (2007) yakni , 1) pengenalan masalah, 2)
pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4) keputusan membeli atau tidak, 5)
perilaku pasca pembelian. Kelima indikator tersebut digunakan dalam penelitian.
Dari variabel positioning dan keputusan pembelian akan diperoleh hasil penelitian
yang kemudian akan menjadi rekomendasi bagi lapangan Mangga dua Futsal
Center (MFC) Palopo.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat pada kerangka pikir digambar 1


berikut.
16

Mangga Dua Futsal Center

(MFC)

Positioning

(Kotler, 2006 dalam Prihartini, 2008)

1. Penentuan posisi menurut atribut


2. Penentuan posisi menurut manfaat
3. Penentuan posisi menurut
penerapan dan penggunaan
4. Penentuan posisi menurut pemakai
5. Penentuan posisi menurut pesaing
6. Penentuan posisi menurut kategori
produk
7. Penentuan posisi menurut harga

Keputusan konsumen

(Kotler & Keller, 2007)

1. pengenalan masalah
2. pencarian informasi
3. evaluasi alternative
4. keputusan membeli
5. perilaku pascapembelian.

Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka Pikir


17

F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga bahwa positioning berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan Mangga dua futsal
center (MFC) Palopo.
18

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Mangga dua futsal center (MFC) yang
beralamat di Jl. Pongsimpin No.15 Palopo tepat dibelakang Toko Rabat Mangga
2. Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan yakni pada bulan
September-Oktober 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Interview
Menurut Sugiyono (2013:224) bahwa interview (wawancara) digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, Kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikn kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet (Sugiyono, 2013:320)
3. Observasi
Menurut Sugiyono (2013:234), observasi sebagai teknik pengumpulam data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan quesioner. Jika wawancara dan quesioner selalu
19

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2013:28) data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata , kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. Data
kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif
empiris dan data kualitatif bermakna. Data kualitatif empiris adalah data
sebagaimana adanya (tidak diberi makna). Data kualitatif bermakna adalah
data dibalik fakta yang tampak.
b. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2013:28) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Data
kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinum.
Data diskrit sering juga disebut data nominal yang merupakan data
kuantitatif dimana data satu sama lain terpisah, tidak dalam satu garis
kontinum. Data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain
berkesinambungan dalam satu garis.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
penelitian melalui wawancara dan quesioner di lapangan (Sugiyono:2013).
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dengan mempelajari
dan menelaah serta mengumpulkan buku-buku referensi mengenai teori-
teori yang berhubungan dengan system informasi manajemen perusahaan
serta dengan cara mencari banyak sumber dari media internet
(Sugiyono:2013).
20

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013:148) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang ada di Mangga dua futsal center (MFC).
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013:149) Sampel adalah sebagian dari jumlah
atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil
dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat
mewakili populasinya.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 sampel. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gay dalam Umar (2005) bahwa minimal sampel
dalam penelitian adalah 30 sampel. Teknik sampling yang digunakan yaitu
teknik Insidental yaitu siapapun yang ditemui pada lokasi penelitian maka
dijadikan sampel (Sugiyono:2013).
E. Metode Analisis Data
1. Analisis deskriptif
Menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015) Analisis deskriptif
merupakan metode yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi
bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang ringkas, dimana
hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan ilmiah yang
mana dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
Skala likert menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015) digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Hal ini sudah spesifik
dijelaskan oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel peneliti.
Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi menjadi sub variabel,
selanjutnya menjadi indicator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menyusun
21

item-item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan variabel


penelitian.
Menurut Iskandar dalam Oktaviani (2015), pada penelitian mengenai
nilai yang diharapkan pada atribut dari setiap indikator positioning dan
keputusan konsumen, skala likert dimulai dari satu sampai lima, dengan
keterangan nilai sebagai berikut:
Bobot nilai = 5 sangat setuju
Bobot nilai = 4 setuju
Bobot nilai = 3 cukup setuju
Bobot nilai = 2 tidak setuju
Bobot nilai = 1 sangat tidak setuju
Penelitian ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi ditiap
pertanyaan adalah 5 dan bobot terendah adalah 1. Dengan jumlah responden
sebanyak 50 orang.
Selanjutnya, dicari rata-rata dari setiap jawaban responden untuk
memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka dibuat kelas interval
sebesar 5 (lima). Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2003;71) adalah
sebagai berikut :

P= Rentang

Banyak Kelas Interval

Keterangan :
Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyaknya kelas interval =5
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah :

5-1
P=
5

= 0,8
22

Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :


1,00 - 1,79 = Sangat tidak baik
1,80 – 2,59 = Tidak baik
2,60 – 3,39 = Kurang baik
3,40 – 4,19 = Baik
4,20 – 5,00 = Sangat baik
2. Uji validitas dan reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013:430), uji keabsahan data dalam penelitian,
sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian
kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliable
dan obyektif.
a. Uji validitas
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang
tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek peneliti.
b. Uji reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013), Reliabilitas adalah berkenaan dengan
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan
kuantitatif, suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam
waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila
dipecahkan menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.
3. Regresi linear sederhana
Penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mengetahui adanya
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sarwono dalam
Permana (2010) analisis regresi adalah analisis yang meliputi metode-metode
yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel
tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas.
Adapun persamaan regresi sebagai berikut:
23

Y=a + bX
Keterangan :
Y = Keputusan konsumen
X = Positioning
a = Konstanta (Nilai Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Penelitian ini digunakan regresi linear sederhana karena data-data
yang ada didalam penelitian ini masih bersifat sederhana yaitu hanya ada satu
variabel dependen dan satu variabel independen. Menurut Sarwono dalam
Permana (2010) regresi linear sederhana mengestimasi besarnya koefisien-
koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear yang melibatkan
satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai
variabel tergantung.
a. Uji T
Uji T dalam analisis regresi menurut Sarwono dalam Permana (2010),
bertujuan untuk menghitung apakah variabel bebas (X) secara parsial
(sendiri) berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y). Jika nilai sig. < 0,05
maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Sedangkan jika nilai sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
b. Koefisien Determinasi
Menurut Tjiptono dalam Suprapti (2010) koefisien determinasi pada
regresi linear diartikan sebagai beberapa seberapa besar kemampuan semua
variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara
sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi (R).
F. Defenisi Operasional
1. Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan
pembauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Sehingga dengan demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
24

2. Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau
tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
25

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pesatnya perkembangan perekonomian global tentu berpengaruh besar
terhadap perekonomian di Indonesia, hal tersebut menyebabkan para pelaku
ekonomi turut ambil bagian dalam dunia bisnis. Salah satunya adalah Jack
Hamdani yang memutuskan untuk membangun lapangan futsal yang bergerak
dalam bidang penyewaan lapangan futsal.
Pada tahun 2011 ide tentang pendirian lapangan futsal telah muncul, dan pada
tanggal 10 April 2011 secara resmi lapangan Mangga dua Futsal Center telah
dibangun dan dibuka untuk masyarakat kota palopo yang ingin menyalurkan
hobbynya bermain futsal. Alasan utama pendirian ini didasarkan pada situasi
pangsa pasar yang menjanjikan untuk memperoleh keuntungan dari penyewaan
lapangan, selain itu pengembangan bakat para pecinta futsal dikota palopo juga
menjadi alasan pendirian lapangan MFC Palopo. Minat masyarakat akan olahraga
futsal pada saat itu juga dirasa sangat tinggi apalagi lapanganMFC Palopo berada
ditempat yang strategis dan berada diwilayah yang sering dilalui oleh aktivitas
perekonomian masyarakat kota palopo yaitu berada dibelakang Toko Rabat
Mangga dua.
Di era globalisasi sekarang ini lapangan Mangga dua Futsal Center Palopo
mampu menempatkan posisinya diantara lapangan-lapangan futsal lain yang ada
dipalopo dan menjadi lapangan yang diminati oleh masyarakat kota Palopo. Pada
saat ini dilihat dari segi fisik lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo
memiliki 2 (dua) lapangan yang diberi nama lapangan Samba (Brazil) dan
lapangan Tanggo (Argentina) dan disetiap lapangan disiapkan 2-3 bola untuk
konsumen yang bermain bola di lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC)
Palopo. Selain itu tepat disudut lapangan (samba) MFC Palopo dilengkapi dengan
kantin kecil yang menjual berbagai jenis minum yang tujuannya jika konsumen
selesai bermain futsal bisa langsung membeli minuman dengan jarak yang dekat
dan tidak perlu keluar area lapangan untuk membeli minuman, selain menjual
minuman MFC Palopo juga menyediakan jersey (baju-baju bola club dunia) yang
26

dijual untuk konsumen MFC Palopo yang ingin membeli Jersey. Fasilitas lain
yang diberikan MFC Palopo kepada konsumen antaralain adalah kamar mandi
berjumlah 2 buah, kipas angin gantung didinding lapangan, music pada saat
konsumen bermain bola, dan fasilitas kursi panjang yang disiapkan untuk
penonton.
B. Visi dan Misi
1. Visi Lapangan MFC Palopo
Menjadi lapangan futsal terkemuka di kota Palopo sekaligus menjadi wadah
pengembangan bakat pencinta futsal di kota Palopo.
2. Misi Lapangan MFC Palopo
a. Menerapkan sistem pengelolaan manajemen yang baik dengan
memberikan pelayanan profesional dan berkualitas.
b. Membentuk team work yang baik dalam lingkungan pekerjaan
c. Mengadakan turnamen-turnamen futsal yang melibatkan klub-klub yang
ada dikota palopo maupun diluar palopo.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada lapangan Mangga dua Futsal Center
(MFC) Palopo masih sangat sederhana, walaupun demikian saluran wewenang
dan tanggung jawab secara terstruktur dari pimpinan ke bawahannya sudah ada
dan jelas. Adapun Struktur organisasi tersebut terlampir:
Tugas dan peranan masing-masing personalia struktur organisasi
1. Direktur
Direktur dalam struktur organisasi MFC Palopo merupakan pendiri sekaligus
pemilik dari MFC Palopo. Perannya adalah sebagai penanggungjawab,
innovator dan motivator atas usaha yang dijalankan sekaligus penyedia modal
dalam pendirian dan kegiatan MFC Palopo.
2. Manager
Manager memiliki tugas yaitu melaksanakan inti dari manajemen POAC
(planning, Organizing, Actuating dan Controling).
1) Planning (Perencanaan)
27

a. Merencanakan kegiatan/keputusan yang berhubungan dengan


kemajuan MFC Palopo.
b. Menetapkan standar/indicator keberhasilan dan pencapaian tujuan
dalam target perusahaan.
2) Organizing (Pengorganisasian)
a. Melakukan kegiatan penerimaan, penyeleksian karyawan jika
dianggap perlu untuk dilakukan.
b. Menciptakan iklim kerja yang baik antar team work dan memastikan
semua pihak bekerja secara efektif dan efisien.
3) Actuating (Pengarahan)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
b. Menjelaskan kebijakan yang dibuat dan ditetapkan.
4) Controlling (Pengontrolan)
a. Melakukan evaluasi terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan MFC Palopo.
3. Supervisor
Peran supervisor dalam MFC Palopo yaitu:
a. Menyusun rute team
b. Memotivasi dan memberikan petunjuk kepada bawahan
c. Berkomunikasi dengan bawahan untuk mengetahui kondisi yang ada di
lapangan.
d. Menciptakan suatu kesamaan visi dan persepsi antar bawahan
e. Mengawasi terjadinya penyimpangan yang dilakukan bawahan
f. Mengawasi setiap kegiatan di MFC Palopo
g. Mampu mengenali ketika terjadi suatu penyimpangan.
4. Kasir
Tugas dan peranan kasir adalah
a. Melayani dan melakukan perhitungan atas kas MFC Palopo.
28

b. Melakukan proses pencatatan pendapatan yang masuk tiap hari, bulan


dan tahun untuk dilaporkan kepada atasan.
c. Membantu pelanggan dalam memberikan informasi mengenai proses
pembayaran dan jumlah pembayarannya.
d. Melakukan pembukuan yang baik dan benar.
5. Customer Service
Tugas dan peranan customer Sevice yaiu
a. Memberi pelayanan yang prima dan membina hubungan yang baik
dengan pelanggan.
b. Memberikan pelayanan terhadap keluhan dan masalah yang dihadapi
oleh pelanggan.
c. Memberikan informasi dan kemudahan-kemudahan terhadap pelanggan.
d. Melayani dan menerima pesanan lapangan dari pelanggan.

D. Bidang Usaha
Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo bergerak dalam bidang penyewaan
lapangan futsal. Dimana system penyewaan lapangan MFC Palopo adalah
pelanggan memesan durasi waktu bermain (lama bermain) misalnya 1 jam dan
setelah 1 jam bermain habis pelanggan akan membayar di kasir. Begitupun juga
ketika ada pihak yang ingin mengadakan turnamen Futsal maka akan melakukan
penyewaan berdasarkan durasi waktu bermain yang diinginkan. Ruang lingkup
pangsa pasar dari Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo adalah dalam maupun
luar palopo.
29

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen dari Lapangan Mangga


dus Futsal Center (MFC) Palopo yang merupakan seluruh lapisan masyarakat
yang menyewa lapangan MFC Palopo. Terdapat 3 karakteristik responden yang
dimasukkan dalam penelitian ini, yaitu berdasarkan Jenis kelamin, umur dan
pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik responden yang
dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut
ini :

1. Jenis Kelamin
Tabel 1. Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Laki-laki 50 100%

Perempuan 0 0

Jumlah 50 100%

Sumber : Data diolah (2017)

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 50 orang responden yang diteliti,


yang merupakan konsumen Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo yaitu
laki-laki berjumlah 50 orang dengan persentase 100% sedangkan
perempuan berjumlah 0 atau dengan persentase 0%. Sehingga dapat
disimpulkan persentse berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki
yang melakukan penyewaan terhadap Lapangan Mangga dua Futsal Center
(MFC) Palopo. Hal ini menandakan bahwa olahraga futsal banyak diminati
oleh konsumen yang berjenis kelamin laki-laki, terbukti dengan turnamen-
30

ternamen yang sering diadakan oleh MFC Palopo bahwa yang menjadi
pemain futsal adalah semuanya berjenis kelamin laki-laki dan bahkan jarang
ditemui pemain futsal perempuan.

b. Umur
Tabel 2. Persentase Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

≤ 17 tahun 1 2%

18-22 tahun 32 64%

23-27 tahun 12 24%

28-32 tahun 5 10%

>33 tahun 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data diolah (2017)


Berdasarkan tabel 2 yaitu persentase responden berdasarkan umur,
menunjukkan bahwa responden yang berumur ≤ 17 tahun sebanyak 1 orang
dengan persentase 2%, responden yang berumur 18-22 tahun sebanyak 32
orang dengan persentase 64%, responden yang berumur 23-27 tahun
sebanyak 12 orang dengan persentase 24%, responden yang berumur 28-32
tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 10% dan responden yang
berumur >33 tahun sebanyak 0 orang dengan persentase 0%. Dengan kata
lain dari data persentase responden berdasarkan umur berjumlah 50 yang
diteliti dalam penelitian ini menunjukkan usia 18-22 tahun yang lebih
didominasi, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
konsumen yang menyewa Lapangan Mangga dua Futsal Center adalah
konsumen yang berusia 18-22 tahun dengan persentase 64%, hal tersebut
menandakan bahwa pada usia 18-22 tahun merupakan usia muda yang
31

cenderung memiliki hobby olahraga khususnya futsal untuk menghabiskan


waktu luang mereka.

c. Pendidikan Terakhir
Tabel 3 persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir.

Pendidikan terakhir Frekuensi (orang) Persentase (%)

SMP 2 4%

SMA 31 62%

Diploma/Sederajat 5 10%

S1 12 24%

S2/S3 0 0%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 3 diatas, yaitu persentase responden berdasarkan


pendidikan terakhir, menunjukan bahwa responden yang berpendidikan
terakhir SMP sebanyak 2 orang dengan persentase 4%, responden yang
berpendidikan terakhir SMA sebanyak 31 orang dengan persentase 62%,
responden yang berpendidikan terakhir Diploma/Sederajat sebanyak 5 orang
dengan persentase 10%, responden yang berpendidikan terakhir S1
sebanyak 12 orang dengan persentase 24%, dan responden yang
berpendidikan terakhir S2/S3 sebanyak 0 orang dengan persentase 0%.
Dengan kata lain dari data persentase responden berdasarkan pendidikan
terakhir berjumlah 50 yang diteliti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
responden yang berpendidikan terakhir SMA yang mendominasi, dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen yang menyewa
32

Lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo adalah konsumen yang
berpendidikan akhir SMA dengan persentase 62%, persentase tersebut
menunjukan bahwa pada masa-masa tamat dari SMA konsumen cenderung
memanfaatkan waktu libur dengan bermain futsal dan rata-rata konsumen
MFC Palopo merupakan mahasiswa yang sedang menempuh menuju gelar
S1 yang pada dasarnya mereka semua adalah tamatan SMA.

2. Persepsi Responden tentang Positioning dan Keputusan Konsumen


Deskripsi penelitian adalah hasil penelitian yang menjelaskan mengenai
pengaruh Positioning terhadap keputusan konsumen dalam menyewa
Lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo berdasarkan tanggapan
responden dalam memberikan informasi terhadap pertanyaan atau pernyataan
kuesioner yang diajukan sesuai tingkat pemahaman responden. Variabel bebas
(X) adalah Positioning terhadap keputusan konsumen sebagai variabel terikat
(Y) dijelaskan dibawah ini :
a. Deskriptif Variabel Penelitian Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen, agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita buat mengandung
arti tertentu. Dalam beberapa segi, positioning mencerminkan keunggulan
terhadap produk, merek, nama atau bisnis dalam bentuk hubungan asosiatif
(berhubungan yang satu dengan yang lain). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai
Positioning sebagai berikut :
Tabel 4. Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari
positioning.

N INDIKATOR SKOR KET.

O
1 Penentuan posisi menurut atribut 4,00 Setuju
2 Penentuan posisi menurut manfaat 3,90 Setuju
33

3 Penentuan posisi menurut penerapan/penggunaan 3,98 Setuju

4 Penentuan posisi menurut pemakai 3,92 Setuju

5 Penentuan posisi menurut pesaing 3,78 Setuju

6 Penentuan posisi menurut kategori produk 3,86 Setuju

7 Penentuan posisi menurut harga 3,91 Setuju


Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap


indikator dari positioning diatas dapat dilihat bahwa indikator dengan skor rata-
rata tertinggi berdasarkan jawaban responden adalah penentuan posisi menurut
atribut dengan rata-rata skor 4,00. Hal tersebut menunjukan bahwa atribut
memiliki pengaruh yang kuat dalam hal mempengaruhi pikiran konsumen
dalam menentukan pilihannya termasuk dalam hal penentuan tempat menyewa
lapangan futsal, dengan positioning atribut yang tepat dalam artian perusahaan
mampu menempatkan atribut berupa logo-logo yang menarik pada lapangan
secara otomatis akan memberi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang datang
untuk terus datang ke lapangan MFC Palopo dan hal tersebut sudah dilakukan
oleh MFC Palopo terbukti dengan adanya atribut berupa logo-logo club bola
dunia pada dinding lapangan yang tentunnya memberi nilai dan kesan
tersendiri dimata konsumen terhadap lapangan mangga dua futsal center
(MFC) Palopo, tentunya hal tersebut telah sesuai dengan harapan/keinginan
konsumen yang datang untuk bermain futsal.
Pada tabel diatas juga dapat dilihat indikator dari positioning dengan rata-
rata skor terendah yaitu penentuan posisi menurut pesaing dengan skor 3,78.
Pesaing merupakan hal yang sangat lazim ditemukan dalam dunia bisnis/usaha
apapun termasuk dalam hal penyewaan lapangan, dengan adanya pesaing,
suatu usaha harus mampu tetap eksis dengan bersaing secara sehat melalui
inovasi dan kreatifitas yang ditunjukan setiap usaha. Dari jawaban responden
34

terhadap positioning pesaing, MFC Palopo belum begitu memiliki cara khusus
yang dilakukan agar tampil beda dengan para pesaingnya, sehingga diperlukan
strategi khusus serta inovasi-inovasi baru yang dilakukan misalnya melakukan
turnamen-turnamen futsal antar club futsal Palopo dengan menggaet beberapa
sponsor sehingga lapangan MFC Palopo terlihat ramai dan menarik club-club
futsal yang ada di Palopo untuk ikut berpartisipasi.

1. Persepsi tentang Atribut


Tabel 5. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai positioning
tentang penampilan produk

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.

STS TS CS S SS

Desain produk iphone lebih


menarik dibandingkan
dengan produk pesaing Setuju
1

2 Kemasan Iphone lebih


menarik dibandingkan
dengan produk pesaing 0 0 8 26 16 4,16 Setuju

Tampilan iphone sangat


elegan
0 1 10 25 14 4,04 Setuju
3

jumlah 0 5 50 135 60 20

Rata-rata 4,00 Setuju


35

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 5 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penempatan menurut atribut dapat disimpulkan bahwa
responden atau konsumen melihat bahwa lapangan Mangga dua Futsal Center
Palopo (MFC) Palopo telah mempositioningkan atribut berupa Logo yang sangat
menarik sehingga mendapat tanggapan yang baik bagi konsumen, itu dapat
ditunjukkan pada pernyataan nomor 2 (dua) dengan skor tertinggi yaitu 4,16,
dimana responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 16 responden
dengan persentase 32%, responden yang menjawab setuju (S) sebanyak 26
responden dengan persentase 52%, responden yang mejawab cukup setuju (CS)
sebanyak 8 responden dengan persentase 16%, responden yang menjawab tidak
setuju sebanyak 0 responden dengan persentase 0% dan yang menjawab sangat
tidak setuju (STS) sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, dan rata-rata
tanggapann responden mengenai penempatan berdasarkan atribut berada range
keempat dengan rata-rata skor 4,00 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan
persepsi setuju dari konsumen. Adapun cara yang digunakan untuk menentukan
nilai skor pada setiap tabel indikator tanggapan konsumen adalah (STS.1)+
(TS.2)+(CS.3)+(S.4)+(SS.5)/50 = Skor.

2. Persepsi tentang Manfaat


Tabel 6. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan
posisi tentang manfaat pemecahan masalah atau kebutuhan

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.

STS TS CS S SS

Manfaat produk iphone


sebagai alat komunikasi
1 sesuai dengan apa yang di Setuju
inginkan oleh konsumen

Iphone sangat di butuhkan


dalam kehidupan anda
2 Setuju
36

Iphone sangat membantu


dalam memecahkan
3 masalah anda Setuju

Bagi saya penggunaan


iphone sebagai kebutuhan
4 yang tidak bisa terhindarkan Setuju

Jumlah

Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 6 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut Manfaat dapat disimpulkan
bahwa responden atau konsumen merasa bahwa positioning MFC Palopo telah
memberikan kenyamanan dalam menggunakan lapangan, hal tersebut dapat dilihat
pada tabel 6 dengan skor tertinggi 4,00 pada pertanyaan nomer 4 (empat) dari
jawaban responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 12 responden
dengan persentase 24%, setuju (S) sebanyak 28 responden dengan persentase
56%, cukup setuju (CS) sebanyak 9 responden dengan 18%, tidak setuju (TS)
sebanyak 0 responden dengan persentase 0%, dan Sangat tidak setuju (STS)
sebanyak 1 responden dengan persentase 2%. Dengan rata-rata tanggapann
responden mengenai penempatan berdasarkan manfaat berada range keempat
dengan rata-rata skor 3,9 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan dengan
persepsi setuju dari konsumen.

3. Persepsi tentang Penerapan/Penggunaan


Tabel 7. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan
posisi tentang harga

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS

1 Saya membeli iphone Setuju


karena harganya yang
37

sesuai dengan kualitasnya

2 Saya membeli iphone Setuju


karena harganya yang dapat
meningkatkan level
dimasyarakat

3 Saya membeli iphone Setuju


karena harganya menjadi
pembeda bagi produk lain

Jumlah

Rata-rata Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen


menyatakan bahwa positioning berdasarkan penerapan/penggunaan MFC Palopo
merupakan sebagai pemenuhan kebutuhan pada jasmani dengan kata lain
responden menyatakan bahwa olahraga futsal merupakan sarana untuk menjaga
kesehatan tubuh. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 dengan skor tertinggi
4,04 pada pertanyaan nomer 3 (tiga) dimana responden yang menjawab sangat
setuju (SS) sebnyak 14 responden dengan persentase 28%, setuju (S) sebanyak 25
responden dengan persentase 50%, menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 10
responden dengan persentase 20%, tidak setuju sebanyak 1 responden dengan
persentase 2% dan sangat tidak setuju (STS) sebanyak 0 responden dengan
persentase 0%. Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai penempatan
berdasarkan penerapan/penggunaan berada pada range keempat dengan rata-rata
skor 3,98 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan persepsi setuju dari konsumen.

4. Persepsi tentang Pemakai


Tabel 8. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan
posisi menurut kategori pemakai

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS
38

1 Iphone hanya digunakan Setuju


oleh kalang atas

2 Bagi saya Setuju


positioning yang dilakukan
iphone berdasarkan
kepribadian pemakai

3 Pengguna iphone berasal Setuju


dari berbagai kalangan

4 Positioning yang telah Setuju


dilakukan iphone dapat
meningkatkan jumlah
pemakai

Jumlah

Rata-rata Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 8 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut pemakai dapat disimpulkan
bahwa responden atau konsumen menyatakan bahwa positiong yang dilakukan
MFC Palopo melekat di benak pemakai dalam hal ini konsumen dari MFC
Palopo. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8 dengan skor tertinggi 4,02 pada
pertanyaan nomer 4 (empat) dengan tanggapan responden yang menjawab sangat
setuju (SS) sebanyak 11 responden dengan persentase 22%, setuju (S) sebanyak
30 responden dengan persentase 60%, cukup setuju (CS) sebanyak 8 responden
dengan persentase 16%, tidak setuju sebanyak 1 responden dengan persentase 2%
dan responden yang menjawab sangat tidak setuju (STS) sebanyak 0 responden
dengan persentase 0%. Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai
penempatan berdasarkan pemakai berada pada range keempat dengan rata-rata
skor 3,92 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan persepsi setuju dari konsumen.

5. Persepsi tentang Pesaing


39

Tabel 9. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan


posisi menurut melawan produk lain

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS

1 Iphone selalu meluncurkan Setuju


produk yang lebih inovatif
dibandingkan dengan produk
yang lain

2 harga iphone lebih terjangkau Setuju


dibandingkan dengan produk
sejenisnya

3 Kualitas iphone lebih baik Setuju


dibandingkan dengan produk
lain

Jumlah

Rata-rata Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 9 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut pesaing dapat disimpulkan bahwa
responden atau konsumen berpendapat persaingan di era globalisasi sekarang ini
dalam bisnis penyewaan futsal semakin berkembang tiap tahunnya hal tersebut
dapat dilihat pada tabel dengan skor tertinggi 4,10 di nomer 2 (dua), dimana
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 17 responden dengan
persentase 34%, setuju (S) sebanyak 22 responden dengan persentase 44%, cukup
setuju (CS) sebanyak 10 responden dengan persentase 20%, tidak setuju (TS)
sebanyak 1 responden dengan persentase 2%, dan sangat tidak setuju (STS)
sebanyak 0 responden dengan persentase 0%. Dengan rata-rata tanggapann
responden mengenai penempatan berdasarkan pesaing berada pada range keempat
dengan rata-rata skor 3,78 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan persepsi
setuju dari konsumen.
40

6. Persepsi tentang Kategori Produk


Tabel 10. Frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai penentuan
posisi menurut pemisahan diri dari kelas produk

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS

1 Saya membeli iphone Setuju


karena dapat memisahkan
diri dari produk lain

2 Saya membeli iphone Setuju


karena dapat membedakan
dari produk lain

3 Saya membeli iphone Setuju


karena dapat meningkatkan
kelas sosial

Jumlah

Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 10 frekuensi dan persentase tanggapan responden tentang


Positioning mengenai penentuan posisi menurut kategori produk dapat
disimpulkan bahwa responden atau konsumen berpendapat positioning MFC
Palopo berada pada ketegori fasilitas olahraga, hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 10 dengan skor tertinggi 3,98 dipernyataan nomer 1 (satu), dimana
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 12 responden dengan
persentase 24%, setuju (S) sebanyak 30 responden dengan persentase 60%, cukup
setuju (CS) sebanyak 4 responden dengan persentase 8%, tidak setuju (TS)
sebanyak 3 responden dengan persentase 6%, dan sangat tidak setuju (STS)
sebanyak 1 responden dengan persentase 2%. Dengan rata-rata tanggapann
responden mengenai penempatan berdasarkan kategori produk berada pada range
keempat dengan rata-rata skor 3,865 (berada pada interval 3,40 - 4,19) dengan
persepsi setuju dari konsumen.
41

b. Deskriptif variabel penelitian keputusan konsumen


Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
atau tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Keputusan
pembelian ditentukan oleh konsumen Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo
yang diterapkan konsumen berdasarkan pada kebutuhan dan kesesuaian harapan
atas produk yang diinginkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tanggapan
responden mengenai keputusan konsumen sebagai berikut :

Tabel 12. Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari


keputusan konsumen

NO INDIKATOR SKOR KET.

1 Kemantapan membeli Setuju


2 Pertimbangan dalam membeli Setuju

3 Kesesuam atribut dengan keinginan dan Setuju


kebutuhan

Sumber: Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap


indikator dari keputusan konsumen diatas dapat dilihat bahwa indikator dengan
skor rata-rata tertinggi berdasarkan jawaban responden MFC Palopo adalah
keputusan membeli dengan rata-rata skor 4,06 dan mendapat kreteria baik. Hal
tersebut menunjukan bahwa keputusan membeli merupakan titik puncak dari
keputususan konsumen dalam menentukan pilihan produk yang akan dipilih, dari
jawaban responden tentang keputusan konsumen yang memiliki skor rata-rata
tertinggi responden memandang MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk
bermain futsal, hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh sikap konsumen yang
42

pernah mencoba bermain di lapangan MFC Palopo yang merasa puas dan
lapangan yang menarik sehingga mereka memutuskan untuk datang kembali
untuk menyewa lapangan.
Pada tabel diatas juga dapat dilihat indikator dari keputusan konsumen
dengan rata-rata skor terendah yaitu pencarian informasi dengan rata-rata skor
3,83, sebelum konsumen memutuskan untuk menyewa lapangan futsal MFC
Palopo terlebih dahulu konsumen mencari informasi mengenai produk yang ingin
mereka pilih apabila konsumen tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang
produk maka produk yang kita tawarkan tidak dikenal oleh para konsumen.
Dalam hal pencarian informasi, MFC Palopo harus lebih selektif dan tepat dalam
memberikan informasi kepada konsumen MFC Palopo, tidak hanya
mengandalkan konsumen yang datang secara langsung kelapangan untuk mencari
informasi tetapi MFC Palopo juga harus memberikan informasi secara langsung
kepada konsumen, misalnya dengan cara memasang poster ditempat-tempat
umum agar konsumen tahu informasi tentang MFC Palopo, kerena berdasarkan
jawaban responden informasi yang di berikan MFC Palopo kepada konsumen
masih kurang.
1. Persepsi tentang Kemantapan membeli
Tabel 13 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai kemantapan
membeli
NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.

STS TS CS S SS

1 Saya membeli iphone Setuju


karena aplikasinya yang
lengkap

2 Saya membeli iphone Setuju


karena sesuai dengan yang
saya inginkan

3 Saya membeli iphone untuk Setuju


menunjang kehidupan
sehari-hari dalam
43

berkomunikasi

Jumlah

Rata-rata Setuju

Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 13 frekuensi dan persentase tanggapan responden


mengenai Pengenalan masalah dapat disimpulkan bahwa responden atau
konsumen dalam proses pengenalan masalah melihat bahwa pada proses
pengenalan masalah muncul dikarenakan adanya motivasi atau dorongan, hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 13 dengan skor tertinggi adalah 4,16 terdapat
pada pernyataan nomor 4 (empat) dimana responden yang menjawab sangat setuju
(SS) sebanyak 19 responden dengan persentase 38%, setuju (S) sebanyak 20
responden dengan persentase 40%, cukup setuju (CS) sebanyak 11 responden
dengan persentase 22%, dan yang menjawab tidak setuju (TS) maupun sangat
tidak setuju (STS) sama-sama sebanyak 0 responden dengan persentase 0%.
Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai pengenalan masalah berada
pada range keempat dengan rata-rata skor 3,96 (berada pada interval 3,40 - 4,19)
dengan persepsi setuju dari konsumen.

2. Persepsi tentang Pertimbangan dalam membeli


Tabel 14 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai pertimbangan
dalam membeli
NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.

STS TS CS S SS

1 Konsumen mencari Setuju


informasi melalui konsumen
lain yang telah lebih dahulu
menggunakan produk.

2 Konsumen mencari Setuju


perbandingan harga dan
kualitas dari masing-masing
44

produk

3 Saya membeli iphone Setuju


karena telah
membandingkan dengan
produk sejenis lainnya.

4 Merek merupakan hal yang Setuju


paling berpengaruh terhadap
keputusan pembelian

Jumlah

Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)

Berdasarkan tabel 14 frekuensi dan persentase tanggapan responden


mengenai pencarian informasi dapat disimpulkan bahwa responden atau
konsumen dalam proses pencarian informasi melihat bahwa dalam mencari
informasi yang lebih akurat dapat dilakukan dengan langsung ke lapangan MFC
Palopo, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 14 dengan skor tertinggi adalah 3,98
yang berada pada pernyataan nomer 2 (dua), dimana responden yang menjawab
sangat setuju (SS) sebanyak 12 responden dengan persentase 24%, setuju (S)
sebanyak 30 responden dengan persentase 60%, cukup setuju (CS) sebanyak 4
responden dengan persentase 8%, tidak setuju (TS) sebanyak 3 responden dengan
persentase 6% dan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden dengan persentase
2%. Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai pencarian informasi berada
pada range keempat dengan rata-rata skor 3,836(berada pada interval 3,40 - 4,19)
dengan persepsi setuju dari konsumen.

3. Persepsi tentang Evaluasi alternative


Berdasarkan tabel 15 frekuensi dan persentase tanggapan responden
mengenai evaluasi alternative dapat disimpulkan bahwa responden atau konsumen
dalam proses evaluasi alternative melihat bahwa Evaluasi alternatif dilakukan
secara cepat setelah mereka mendapatkan informasi tentang produk yang
diinginkannya, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 15 dengan skor tertinggi
45

adalah 4,16 yang terdapat pada pernyataan nomer 2 (dua), dengan tanggapan
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 dengan persentase
36%, setuju (S) sebanyak 24 dengan persentase 48%, cukup setuju (CS) sebanyak
7 responden dengan persentase 14%, tidak setuju (TS) sebanyak 0 dengan
persentase 0%, sangat tidak setuju (STS) sebanyak 1 responden dengan persentase
2%. Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai evaluasi alternative berada
pada range keempat dengan rata-rata skor 3,952(berada pada interval 3,40 - 4,19)
dengan persepsi setuju dari konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat digambar pada
tabel dibawah ini.

Tabel 15 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai evaluasi


Kesesuaian atribut dengan keinginan dan kebutuhan

NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.


STS TS CS S SS

1 Saya membeli iphone Setuju


karena tampilannya yang
menarik

2 Saya membeli iphone Setuju


karena karena nyaman
digunakan dalam
berkomunikasi

3 Saya membeli iphone Setuju


karena dapat meningkatkan
kepercayaan diri saat
menggunakannya

Jumlah 2 10 51 122 65 19,7

Rata-rata 3,95 Setuju


Sumber : Data diolah (2017)
46

3. Uji Validitas dan Reliabilitas


Berdasarkan hasil analisis uji validity dan reliability variabel penelitian
menggunakan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa pengujian validitas dan
reliabilitas terhadap instrumen kuesioner dilakukan untuk menjamin bahwa
instrument penelitian yang digunakan tersebut akurat dan dapat dipercaya,
serta dapat diandalkan apabila digunakan sebagai alat dalam pengumpulan
data, untuk jelasnya kedua pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat
pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala atau kejadian yang
diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diuukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r
hitung (correlated item-total correlation) dengan nilai r tabel, jika r
hitung > dari r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil pengujian validits variabel positioning (X) dan
keputusan konsumen (Y) dapat dilihat bahwa dari 55 daftar
pertanyaan/pernyataan yang disebar kepada responden, terdapat 2 (dua)
pertanyaan/pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 20 dan
26 karena nilai r hitung (correlated item-total correlation) lebih kecil
nilai r tabel yaitu 0,361, dan 53 item pernyataan dinyatakan valid karena
nilai r hitung (correlated item-total correlation) lebih besar dari nilai r
tabel yaitu 0,361. Sehingga dua pernyataan yang tidak valid tidak
digunakan dalam pengolahan selanjutnya. Hasil validitas dapat dilihat
pada lampiran.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
47

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian


reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus
alpha.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil
perhitungan nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatakan reiabel
jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) <
0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut
dilakukan penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Adapun hasil olahan data
mengenai reliabilitas terlampir.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas variabel positioning (X) dan
keputusn konsumen (Y), dapat disimpulkan bahwa dari 53 item
pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini menunjukan nilai
Cronbach’s alpha sebesar .935 yaitu lebih besar dari 0,6. Berdasarkan
ketentuan tersebut maka dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

4. Analisis regresi linier sederhana


Untuk menjawab hipotesis penelitian, digunakan metode analisis regresi
linier sederhana. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut:
a. Uji T
Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
bebas (Positioning) terhadap variabel terikat (keputusan konsumen) secara
terpisah atau parsial.
48

Tabel 18. Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 15.033 5.086 2.956 .005


1
Positioning .717 .043 .923 16.629 .000

a. Dependent Variable: keputusan konsumen


Sumber : Data diolah (2017) melalui SPSS V. 20

Dari hasil pengujian dengan SPSS menunjukan bahwa positioning


berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan
mangga dua futsal center Palopo. Dimana dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05.
Berdasarkan tabel diatas dimana analisis ini untuk menganalisis pengaruh
positioning terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan mangga
dua futsal center (MFC) Palopo. Menggunakan rumus yang dikutip dari buku
Sugiyono (2013) yaitu:

Y = 15,033 + 0,717x

Persamaan analisis regresi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Konstanta sebesar 15,033 artinya jika X (positioning) nilainya 0, maka


keputusan konsumen untuk melakukan keputusan menyewa nilainya
sebesar 15,033
2) Koefisien regresi variabel positioning (X) sebesar 0,717 artinya jika
positioning perusahaan mengalami kenaikan 1 satuan , maka keputusan
konsumen untuk melakukan keputusan dalam penyewaan (Y) akan
49

mengalami peningkatan sebesar 15,75. Koefisien bernilai positif antara


positioning perusahaan keputusan konsumen dalam menyewa, maka
semakin tinggi positioning perusahaan maka keputusan konsumen untuk
melakukan keputusan dalam menyewa akan semakin tinggi.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkn untuk memprediksi
variabel dependen.
Tabel 19. Hasil Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .923a .852 .849 3.70922

a. Predictors: (Constant), Positioning

Sumber : data diolah (2017)

Dari hasil analisis pengaruh Positioning terhadap keputusan konsumen


dalam menyewa lapangan Mangga dua futsal center (MFC) Palopo pada
tabel diatas, menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,852 hal ini dapat disimpulkan bahw variabel bebas (positioning)
mempunyai kontribusi atau berpengaruh terhadap variabel terikat
(keputusan konsumen) sebesar 85,2%, sedangkan sisanya sebesar 14,8%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Pembahasan

Hasil pengujian secara umum terhadap variabel positioning menunjukan


bahwa mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan
konsumen dalam menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo,
50

hal tersebut sejalan dengan pendapat Kotler (2006:265) dalam Prihartini


(2008:21) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa strategi positioning yang
dapat dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk kepada pasar
sasarannya dalam hal ini adalah keputusan dari konsumen perusahaan tersebut
diantaranya penentuan posisi menurut atribut, manfaat, penerapan/penggunaan,
pemakai, pesaing, kategori produk dan penentuan harga. Penelitian ini juga selaras
dengan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, salah satunya adalah
penelitian yang telah dilakukan oleh Prihartini (2008) dengan judul penelitian
Pengaruh positioning terhadap keputusan pembelian konsumen pada handphone
Nokia. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab setuju
yang berarti konsumen menilai product positioning handphone Nokia telah
dilaksanakan dengan baik, dan mengenai keputusan pembelian konsumen
memberikan tanggapan positif dengan melakukan pembelian terhadap handphone
Nokia secara rasional.

Dari hasil pengujian dengan SPSS menunjukan bahwa positioning


berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan
mangga dua futsal center Palopo. Dimana dapat dilihat pada Uji T bahwa nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05. Dari hasil
analisis pengaruh Positioning terhadap keputusan konsumen dalam menyewa
lapangan Mangga dua futsal center (MFC) Palopo pada tabel uji Koefisien
Determinasi (R2), menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,852 hal ini dapat disimpulkan bahw variabel bebas (positioning)
mempunyai kontribusi atau berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan
konsumen) sebesar 85,2%, sedangkan sisanya sebesar 14,8% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator


dari positioning dapat dinyatakan bahwa indikator dengan skor rata-rata tertinggi
berdasarkan jawaban responden adalah penentuan posisi menurut atribut dengan
rata-rata skor 4,00. Hal tersebut menunjukan bahwa atribut memiliki pengaruh
yang kuat dalam hal mempengaruhi pikiran konsumen dalam menentukan
pilihannya termasuk dalam hal penentuan tempat menyewa lapangan futsal,
51

dengan positioning atribut yang tepat dalam artian perusahaan mampu


menempatkan atribut berupa logo-logo yang menarik pada lapangan secara
otomatis akan memberi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang datang untuk
terus datang ke lapangan MFC Palopo dan hal tersebut sudah dilakukan oleh MFC
Palopo terbukti dengan adanya atribut berupa logo-logo club bola dunia pada
dinding lapangan yang tentunnya memberi nilai dan kesan tersendiri dimata
konsumen terhadap lapangan mangga dua futsal center (MFC) Palopo, tentunya
hal tersebut telah sesuai dengan harapan/keinginan konsumen yang datang untuk
bermain futsal. Sedangkan indikator dari positioning dengan rata-rata skor
terendah yaitu penentuan posisi menurut pesaing dengan skor 3,78. Pesaing
merupakan hal yang sangat lazim ditemukan dalam dunia bisnis/usaha apapun
termasuk dalam hal penyewaan lapangan, dengan adanya pesaing, suatu usaha
harus mampu tetap eksis dengan bersaing secara sehat melalui inovasi dan
kreatifitas yang ditunjukan setiap usaha. Dari jawaban responden terhadap
positioning pesaing, MFC Palopo belum begitu memiliki cara khusus yang
dilakukan agar tampil beda dengan para pesaingnya, sehingga diperlukan strategi
khusus serta inovasi-inovasi baru yang dilakukan.

Kesimpulan rata-rata tanggapan konsumen terhadap indikator dari


keputusan konsumen dapat pula dikatakan bahwa indikator dengan skor rata-rata
tertinggi berdasarkan jawaban responden MFC Palopo adalah keputusan membeli
dengan rata-rata skor 4,06 dan mendapat kreteria baik. Hal tersebut menunjukan
bahwa keputusan membeli merupakan titik puncak dari keputususan konsumen
dalam menentukan pilihan produk yang akan dipilih, dari jawaban responden
tentang keputusan konsumen yang memiliki skor rata-rata tertinggi, responden
memandang MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk bermain futsal.
Sedangkan indikator dari keputusan konsumen dengan rata-rata skor terendah
yaitu pencarian informasi dengan rata-rata skor 3,83, dalam hal pencarian
informasi, MFC Palopo harus lebih selektif dan tepat dalam memberikan
informasi kepada konsumen MFC Palopo, tidak hanya mengandalkan konsumen
yang datang secara langsung kelapangan untuk mencari informasi tetapi MFC
Palopo juga harus memberikan informasi secara langsung kepada konsumen,
52

misalnya dengan cara memasang poster ditempat-tempat umum agar konsumen


tahu informasi tentang MFC Palopo, kerena berdasarkan jawaban responden
informasi yang di berikan MFC Palopo kepada konsumen masih kurang.

Pada dasarnya setiap lapangan futsal yang ada di kota Palopo mempunyai
suatu program atau strategi khusus yang digunakan untuk menarik minat
pelanggan agar menyewa lapangan futsal. Salah satunya Lapangan Mangga dua
Futsal Center (MFC) Palopo dimana MFC ini dalam membangun hubungan yang
baik dengan konsumen selalu memberikan pelayanan yang baik serta melakukan
positioning yang tepat dalam hal penepatan atribut dalam hal ini logo-logo yang
dipasang dilapangan adalah logo-logo club sepak bola terkenal dunia seperti Real
Madrid, Barcelona, Manchester united, Liverpool, Chelsea, AC Milan, Juventus
dan lain-lain yang pada dasarnya club-club tersebut memiliki basis penggemar
yang sangat banyak sehingga konsumen akan dengan sendirinya untuk datang
menyewa lapangan MFC Palopo. Meskipun demikian MFC Palopo harus tetap
menjaga popularitas dari Lapangan ini agar tetap terjaga dibenak konsumen
ditengah-tengah persaingan saat ini. Selain melakukan positioning yang tepat
dalam hal penepatan atribut, penepatan harga juga menjadi hal yang sangat vital
dalam perusahan, bahkan harga juga akan berperan penting terhadap
konsumen,hal tersebut dapat dilihat dari tanggapan responden tentang penetapan
harga sewa lapangan pada hari-hari libur yang lebih tinggi yang pada akhirnya
membuat konsumen berubah fikiran untuk menyewa lapangan MFC Palopo.
53

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


variabel Positioning yang terdiri dari 7 indikator yaitu atribut, manfaat,
penerapan/penggunaan, pemakai, pesaing, kategori produk dan harga berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menyewa
lapangan Mangga dua futsal center (MFC) Palopo. Dimana berdasarkan jawaban
responden terhadap indikator-indikator tersebut menghasilkan penempatan
berdasarkan atribut dengan skor rata-rata tertinggi dengan skor 4,00 yang berarti
penempatan berdasarkan atribut memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
indikator-indikator lainnya, serta indikator dengan rata-rata skor terendah yaitu
penempatan berdasarkan pesaing dengan skor 3,78. Dengan melihat ketatnya
persaingan dalam bisnis penyewaan lapangan futsal di kota Palopo maka salah
satu upaya yang dilakukan oleh usaha penyewaan lapangan futsal adalah dengan
memperhatikan positioning agar lapangan MFC Palopo dapat melekat dibenak
konsumen, dengan begitu ketika masyarakat kota Palopo Khususnya jika ingin
bermain futsal langsung terlintas dibenak masyarakat untuk bermain di lapangan
MFC palopo, sehingga dengan demikian akan mendukung adanya peningkatan
penyewaan Lapangan mangga dua futsal Center (MFC) Palopo.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini,


maka diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat
diberikan sebagai berikut :

1. Mangga dua futsal Center (MFC) Palopo harus mampu melakukan


penempatan/positioning yang baik dengan memperbaiki dan mempertahankan
atribut dalam hal ini logo yang dipasang pada lapangan seperti memasang
54

logo-logo club terkenal dunia dan club yang memiliki basis pendukung yang
banyak dengan begitu konsumen akan lebih tertarik untuk dating dan bahkan
MFC Palopo akan selalu dibenak konsumen
2. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus meningkatkan kreatifitas dan
inovasi dalam menghadapi persaingan yang meningkat setiap tahunnya dalam
bisnis penyewaan lapangan Futsal, hal yang bisa dilakukan MFC Palopo
adalah dengan lebih sering mengadakan turnamen-turnamen futsal yang
melibatkan club-club futsal dikota Palopo, sehingga MFC Palopo dapat
bersaing dengan pesaing lainnya dalam hal menarik konsumen dan bahkan
menarik sponsor untuk datang.
3. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus mempertahankan keputusan
membeli konsumen dengan menjaga agar MFC Palopo tetap menarik dimata
konsumen dengan mempertahankan ketika konsumen bermain futsal ada
music-musik semangat yang diputar serta menjaga kebersihan lapangan
karena konsumen memandang MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk
bermain futsal.
4. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo juga harus meningkat pemenuhan
konsumen dalam pencarian informasi, MFC Palopo jangan hanya
mengandalkan konsumen yang datang langsung kelapangan tetapi harus aktif
dalam penyebaran informasi misalnya dengan menempel poster ditempat-
tempat umum dengan menggambarkan sarana, fasilitas dan kelebihan-
kelebihan yang dimiliki MFC Palopo agar konsumen datang lebih banyak
untuk menyewa lapangan.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan indikator-
indikator lain diluar indikator yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil
yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap keputusan konsumen.
55

,
DAFTAR PUSTAKA

Anwar AS . 2013. Analisis pengaruh strategi positioning terhadap keputusan


konsumen dalam melakukan pembelian pada COFFEE TOFFEE. [skripsi].
Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.
Ariani DP. 2010. Pengaruh strategi positioning produk terhadap citra merek pada
produk sunsilk clean & fresh shampoo. [skripsi]. Yogyakarta (ID).
Universitas Negeri Yogyakarta.
Harahap DPS. 2015. Pengaruh positioning produk terhadap keputusan pembelian
citra handbody lotion pada pengunjung indomaret Jamin Ginting Padang.
[skripsi]. Medan (ID). Universitas Sumatera Utara.
Hardiyanto. 2001. Analisis persepsi konsumen terhadap positioning pasta gigi
merek close-up. [skripsi]. Malang (ID). Universitas Muhammadiyah Malang.
Huda N. 2012. Pengaruh Bauran promosi Terhadap Keputusan pembelian Motor
Scooter Matic Yamaha di Makassar.[Skirpsi]. Makassar (ID): Universitas
Hasanuddin
Kotler P, Keller KL. 2007. Manajemen Pemasaran. Klaten (ID): PT Macanan
Jaya Cemerlang.
Mustikarillah RN. 2011. Pengaruh Positioning Terhadap Pengambilan Keputusan
Pembelian Mobil Toyota Rush pada PT. Hadji Kalla di Makassar. [skripsi].
Makassar (ID): Universitas Hasanuddin
Oktaviani R. 2015. Pengaruh strategi diferensiasi , promosi dan positioning
terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk pure it unilever.
[skripsi]. Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.
Permana PW.2010. Analisis faktor sosial ekonomi terhadap keputusan ibu rumah
tangga perdesaan untuk berbelanja dipasar. [skripsi]. Denpasar (ID).
Universitas Udayana Denpasar.
Prihartini Y. 2008. Pengaruh positioning terhadap keputusan pembelian konsumen
pada Handphone Nokia. [skripsi]. Makassar (ID). Universitas Hasanuddin.
Rangkuti. 2002. Teknik mengukur dan strategi meningkatkan kepuasan
pelanggan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
23

Sugiyono. 2013. Metode penelitian manajemen. Bandung (ID): Alfabeta.


Suprapti L. 2010. Pengaruh positioning produk terhadap keputusan konsumen
dalam membeli produk air minum dalam kemasan merek aqua di desa
Randuagung. [skripsi]. Surabaya (ID). Universitas Tri Tunggal.
Umar H. 2005. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta (ID): PT
Gramedia.
Wijayanti T.2012. marketing Plan. Jakarta (ID): PT Gramedia.
28

Anda mungkin juga menyukai