PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era Globalisasi seperti sekarang ini sepak bola merupakan olahraga
favorit di Indonesia, dimana minat masyarakat akan olahraga sepak bola semakin
meningkat sementara jumlah lapangan sepak bola di Indonesia semakin hari
semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara
demand dan supply olahraga sepak bola. Sehingga futsal menjadi alternatif pilihan
olahraga masyarakat kota-kota besar di Indonesia.
Gaya hidup masyarakat perkotaan serta lahan yang semakin mahal di
kota - kota besar menyebabkan menjamurnya lapangan Futsal di Indonesia. Ini
terbukti dengan berkembangnya bisnis penyewaan lapangan Futsal yang semakin
meningkat setiap tahunnya. Dengan semakin maraknya perkembangan usaha
lapangan futsal diseluruh kota maupun penjuru pelosok Nusantara Indonesia,
nyaris tidak ada yang sepi gulung tikar ataupun kurang pengunjung. Hal itu
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya masyarakat Indonesia usia produktif
dan dewasa pada umumnya adalah penggila bola sedangkan olahraga Futsal bagi
mereka sudah merupakan hobby sekaligus kebutuhan yang sulit untuk tidak
dilakukan dengan berbagai tujuan masing-masing. Faktor lainnya yaitu futsal
merupakan olahraga rakyat dan merakyat. Selain itu semakin banyaknya penggila
bola khususnya dikota-kota besar maupun kota kecil dan kabupaten. Dengan
demikian lapangan futsal menjadi tujuan utama bagi mereka untuk menyalurkan
hobby.
Lapangan futsal yang terbuat dari Rumput sintetis, Vynil maupun
Interlock dirasa lebih nyaman bagi mereka dibandingkan dengan bermain di
lahan-lahan seperti lapangan desa dan lahan kosong.
Oleh sebab itu, besar peluang untuk investasi di bidang ini untuk jangka
pendek dan jangka panjangnya. Olahraga futsal sudah menjadi sebuah demam
positif di seluruh Indonesia dengan trend market yang masih terus meningkat.
Bahkan dalam 2 - 3 tahun belakangan ini olahraga futsal sedang populer di
Indonesia dan memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis Futsal.
2
3. Bagi Akademik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
pengembangan ilmu di bidang Manajemen, khususnya Manajemen
Pemasaran tentang pengaruh positioning terhadap keputusan konsumen dalam
menyewa lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Hardiyanto (2001) dengan judul Analisis Persepsi Konsumen Terhadap
Positioning Pasta Gigi Merek Close-Up (Studi Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang). Hasil penelitian ini menunjukkan,
perusahaan mempositioningkan bahwa close-up membuat gigi putih lebih cepat
dengan kandungan crystal-nya dan menyegarkan nafas lebih lama dengan
kandungan bioguard-nya. Maka terbukti bahwa persepsi konsumen sama dengan
apa yang dipositioningkan perusahaan. Positioning yang baik yaitu adanya
kesamaan antara perusahaan dan konsumen.
Prihartini (2008) dengan judul penelitian Pengaruh positioning terhadap
keputusan pembelian konsumen pada handphone Nokia. Hasil penelitian
menunjukan bahwa mayoritas responden menjawab setuju yang berarti konsumen
menilai product positioning handphone Nokia telah dilaksanakan dengan baik,
dan mengenai keputusan pembelian konsumen memberikan tanggapan positif
dengan melakukan pembelian terhadap handphone Nokia secara rasional.
Harahap (2015) dengan judul penelitian pengaruh positioning produk
terhadap keputusan pembelian citra handbody lotion pada Pengunjung indomaret
jamin ginting Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan uji F,
variabel independen yang terdiri dari variabel atribut produk, manfaat produk,
pemakai produk, pesaing produk dan harga produk secara serentak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan berdasarkan uji T
hanya variabel manfaat produk yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel
manfaat produk. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,478 yang berarti 47,8%
faktor-faktor keputusan pembelian Citra handbody lotion pada pengunjung
Indomaret Jamin Ginting Padang Bulan Medan dijelaskan oleh variabel atribut
produk, manfaat produk, pemakai produk, pesaing produk, dan harga produk.
Sedangkan sisanya sebesar 52,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
merupakan variabel di luar penelitian ini.
6
B. Pengertian Positioning
Menurut Wijayanti (2012:45) Penempatan atau positioning adalah strategi
komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama
atau bisnis yang kita buat mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi,
positioning mencerminkan keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis
dalam bentuk hubungan asosiatif (berhubungan yang satu dengan yang lain).
Positioning merupakan salah satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan
berhubungan dengan event-marketing dan atribut-atribut produk. Atribut-atribut
produk yang dipilih harus unik dan berbeda dengan produk-produk lain yang
sudah ada di pasar.
Positioning harus memberi arti yang penting bagi konsumen. Penentuan
positioning dapat diakukan dengan menggunakan beberapa strategi komunikasi.
Adapun alternatif strategi dasar penempatan produk adalah sebagai berikut:
1. Penampilan produk (positioning on specific product features)
2. Manfaat, pemecahan masalah atau kebutuhan
3. Kesempatan khusus (positioning for specific usage occasions)
4. Kategori pemakai (positioning for user category)
5. Melawan produk lain (positioning against another product)
6. Pemisahan diri dari kelas produk (product class dissociation)
Penempatan produk atau positioning bertujuan untuk memposisikan produk
agar menjadi pusat perhatian konsumen dan terus melekat dibenak konsumen
tersebut, sehingga akhirnya konsumen mampu membedakan produk tersebut
dengan produk pesaingnya.
7
C. Strategi Positioning
Menurut Kotler (2006:265) dalam Prihartini (2008:21) terdapat Beberapa
strategi positioning yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan
pemasaran produk kepada pasar sasarannya:
1) Penentuan posisi menurut atribut
2) Penentuan posisi menurut manfaat
3) Penentuan posisi menurut penerapan dan penggunaan
4) Penentuan posisi menurut pemakai
5) Penentuan posisi menurut pesaing
6) Penentuan posisi menurut kategori produk
7) Penentuan posisi menurut harga
Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Kelima peranan tersebut meliputi (Kotler & Keller, 2007):
1. Pengenalan Masalah
Menurut kotler & keller (2007:235), proses pembelian dimulai ketika pembeli
mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu
memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan
memilih (discretionary) misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan dan
11
3. Evaluasi alternatif
Menurut Kotler & Keller (2007:237), terdapat beberapa proses evaluasi
keputusan dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen
sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
12
Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan
manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat disegmentasi
berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan
belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakian orang
terhadap produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sikap
(attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang
terhadap objek atau gagasan tertentu.
4. Keputusan pembelian
Menurut Kotler & Keller (2007:240), dalam tahap evaluasi, para konsumen
membentuk persepsi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan untuk tidak secara
formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus lain, faktor-faktor yang
mengintervensi bisa memengaruhi keputusan final.
a. Model pilihan konsumen yang non-kompensasi, model harapan nilai adalah
model kompensasi dimana hal-hal yang dianggap baik pada sebuah produk
dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Dengan model non-
kompensasi pada pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negative
tidak perlu disaring. Mengevaluasi atribut lebih dapat membuat keputusan
menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga meningkatkan
13
kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih
leluasa menghadapi rincian yang lebih besar.
b. Faktor-faktor yang menggangu, walaupun konsumen membentuk evaluasi
merek, dua faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan
pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal :
(1) intensitas sikap negating orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut
dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya.
Keadaan sebaliknya juga berlaku. Preferensi pembeli terhadap merek tertentu
akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang
sama.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi, yang dapat muncul
dan dapat mengubah niat pembeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda atau menghindari keputusan pembeli sangat dipengaruhi oleh resiko
yang difikirkan.
5. Perilaku pasca pembelian
Menurut Kotler & Keller (2007:243) Setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidak sesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang
mengganggu atau melanggar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan
akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung kepuasannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan
konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak
berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca
pembelian.
a. Kepuasan pasca pembelian
kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli
produk dengan kinerja yang difikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika
14
kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa. Jika
ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan pelanggan
akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu yang akan membedakan apakah
pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut
dengan orang lain.
Para konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima
dari para penjual, teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar
kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidak puasa
konsumen. Disinilah munculnya gaya konsumen menangani kesenjangan.
Beberapa konsumen membesar-besarkan kesenjangan ketika produk yang
mereka terima tidak sempurna, sehingga mereka sangat tidak puas. Para
konsumen lain meminimalkan kesenjangan itu sehingga tidak begitu kecewa.
b. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku
konsumen selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas
mungkin akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka
mungkin mengambil tindakan public seperti mengajukan keluhan ke
perusahaan tersebut, pergi ke pengacara atau mengadu ke kelompok-kelompok
lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli
produk tersebut atau memperingati teman-teman . Dalam semua kejadian
tersebut, penjual telah gagal memuaskan pelanggannya.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Pasar pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjual adalah tingkat konsumsi
produk, semakin cepat pembeli mengonsumsi produk, semakin cepat mereka
bisa kembali kepasar untuk membelinya lagi.
15
E. Kerangka Pikir
Mangga dua futsal center merupakan salah satu lapangan futsal yang paling
diminati di kota Palopo, selain karena berada ditempat yang strategis yaitu di Jl.
Pongsimpin No.15 Palopo tepat dibelakang Toko Rabat Mangga 2, MFC juga
memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik bagi para pengunjung. Sebagai
upaya dalam pemasaran, Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo menerapkan
positioning. Dimana positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki
jendela otak konsumen, agar produk, merek, nama atau bisnis yang kita buat
mengandung arti tertentu. Dalam beberapa segi, positioning mencerminkan
keunggulan terhadap produk, merek, nama atau bisnis dalam bentuk hubungan
asosiatif (berhubungan yang satu dengan yang lain). Positioning merupakan salah
satu strategi komunikasi yang bersifat dinamis dan berhubungan dengan event-
marketing dan atribut-atribut produk (Wijayanti 2012:45). Menurut kotler dalam
Prihartini (2008) terdapat 7 (tujuh) indikator dalam positioning yakni 1)
penentuan posisi menurut atribut, 2) penentuan posisi menurut manfaat, 3)
penentuan posisi menurut penerapan dan penggunaan, 4) penentuan posisi
menurut pemakai, 5) penentuan posisi menurut pesaing, 6) penentuan posisi
menurut kategori produk, dan 7) penentuan posisi menurut harga. Melalui
positioning akan dilihat bagaimana dampaknya terhadap keputusan pembelian.
Dimana keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
atau tidak terhadap produk (Kotler & Keller 2007). Indikator dari keputusan
pembelian dikutip dari Kotler dan Keller (2007) yakni , 1) pengenalan masalah, 2)
pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4) keputusan membeli atau tidak, 5)
perilaku pasca pembelian. Kelima indikator tersebut digunakan dalam penelitian.
Dari variabel positioning dan keputusan pembelian akan diperoleh hasil penelitian
yang kemudian akan menjadi rekomendasi bagi lapangan Mangga dua Futsal
Center (MFC) Palopo.
(MFC)
Positioning
Keputusan konsumen
1. pengenalan masalah
2. pencarian informasi
3. evaluasi alternative
4. keputusan membeli
5. perilaku pascapembelian.
Rekomendasi
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga bahwa positioning berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam menyewa lapangan Mangga dua futsal
center (MFC) Palopo.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Mangga dua futsal center (MFC) yang
beralamat di Jl. Pongsimpin No.15 Palopo tepat dibelakang Toko Rabat Mangga
2. Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 2 bulan yakni pada bulan
September-Oktober 2016.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Interview
Menurut Sugiyono (2013:224) bahwa interview (wawancara) digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, Kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikn kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau
internet (Sugiyono, 2013:320)
3. Observasi
Menurut Sugiyono (2013:234), observasi sebagai teknik pengumpulam data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan quesioner. Jika wawancara dan quesioner selalu
19
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a. Data Kualitatif
Menurut Sugiyono (2013:28) data kualitatif adalah data yang berbentuk
kata , kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. Data
kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif
empiris dan data kualitatif bermakna. Data kualitatif empiris adalah data
sebagaimana adanya (tidak diberi makna). Data kualitatif bermakna adalah
data dibalik fakta yang tampak.
b. Data Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2013:28) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring). Data
kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinum.
Data diskrit sering juga disebut data nominal yang merupakan data
kuantitatif dimana data satu sama lain terpisah, tidak dalam satu garis
kontinum. Data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain
berkesinambungan dalam satu garis.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berupa :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
penelitian melalui wawancara dan quesioner di lapangan (Sugiyono:2013).
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dengan mempelajari
dan menelaah serta mengumpulkan buku-buku referensi mengenai teori-
teori yang berhubungan dengan system informasi manajemen perusahaan
serta dengan cara mencari banyak sumber dari media internet
(Sugiyono:2013).
20
P= Rentang
Keterangan :
Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah
Banyaknya kelas interval =5
Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah :
5-1
P=
5
= 0,8
22
Y=a + bX
Keterangan :
Y = Keputusan konsumen
X = Positioning
a = Konstanta (Nilai Y apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Penelitian ini digunakan regresi linear sederhana karena data-data
yang ada didalam penelitian ini masih bersifat sederhana yaitu hanya ada satu
variabel dependen dan satu variabel independen. Menurut Sarwono dalam
Permana (2010) regresi linear sederhana mengestimasi besarnya koefisien-
koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linear yang melibatkan
satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai
variabel tergantung.
a. Uji T
Uji T dalam analisis regresi menurut Sarwono dalam Permana (2010),
bertujuan untuk menghitung apakah variabel bebas (X) secara parsial
(sendiri) berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y). Jika nilai sig. < 0,05
maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Sedangkan jika nilai sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
b. Koefisien Determinasi
Menurut Tjiptono dalam Suprapti (2010) koefisien determinasi pada
regresi linear diartikan sebagai beberapa seberapa besar kemampuan semua
variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara
sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi (R).
F. Defenisi Operasional
1. Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan
pembauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Sehingga dengan demikian konsumen memahami dan menghargai apa yang
dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
24
2. Keputusan konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau
tidak terhadap produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.
25
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pesatnya perkembangan perekonomian global tentu berpengaruh besar
terhadap perekonomian di Indonesia, hal tersebut menyebabkan para pelaku
ekonomi turut ambil bagian dalam dunia bisnis. Salah satunya adalah Jack
Hamdani yang memutuskan untuk membangun lapangan futsal yang bergerak
dalam bidang penyewaan lapangan futsal.
Pada tahun 2011 ide tentang pendirian lapangan futsal telah muncul, dan pada
tanggal 10 April 2011 secara resmi lapangan Mangga dua Futsal Center telah
dibangun dan dibuka untuk masyarakat kota palopo yang ingin menyalurkan
hobbynya bermain futsal. Alasan utama pendirian ini didasarkan pada situasi
pangsa pasar yang menjanjikan untuk memperoleh keuntungan dari penyewaan
lapangan, selain itu pengembangan bakat para pecinta futsal dikota palopo juga
menjadi alasan pendirian lapangan MFC Palopo. Minat masyarakat akan olahraga
futsal pada saat itu juga dirasa sangat tinggi apalagi lapanganMFC Palopo berada
ditempat yang strategis dan berada diwilayah yang sering dilalui oleh aktivitas
perekonomian masyarakat kota palopo yaitu berada dibelakang Toko Rabat
Mangga dua.
Di era globalisasi sekarang ini lapangan Mangga dua Futsal Center Palopo
mampu menempatkan posisinya diantara lapangan-lapangan futsal lain yang ada
dipalopo dan menjadi lapangan yang diminati oleh masyarakat kota Palopo. Pada
saat ini dilihat dari segi fisik lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo
memiliki 2 (dua) lapangan yang diberi nama lapangan Samba (Brazil) dan
lapangan Tanggo (Argentina) dan disetiap lapangan disiapkan 2-3 bola untuk
konsumen yang bermain bola di lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC)
Palopo. Selain itu tepat disudut lapangan (samba) MFC Palopo dilengkapi dengan
kantin kecil yang menjual berbagai jenis minum yang tujuannya jika konsumen
selesai bermain futsal bisa langsung membeli minuman dengan jarak yang dekat
dan tidak perlu keluar area lapangan untuk membeli minuman, selain menjual
minuman MFC Palopo juga menyediakan jersey (baju-baju bola club dunia) yang
26
dijual untuk konsumen MFC Palopo yang ingin membeli Jersey. Fasilitas lain
yang diberikan MFC Palopo kepada konsumen antaralain adalah kamar mandi
berjumlah 2 buah, kipas angin gantung didinding lapangan, music pada saat
konsumen bermain bola, dan fasilitas kursi panjang yang disiapkan untuk
penonton.
B. Visi dan Misi
1. Visi Lapangan MFC Palopo
Menjadi lapangan futsal terkemuka di kota Palopo sekaligus menjadi wadah
pengembangan bakat pencinta futsal di kota Palopo.
2. Misi Lapangan MFC Palopo
a. Menerapkan sistem pengelolaan manajemen yang baik dengan
memberikan pelayanan profesional dan berkualitas.
b. Membentuk team work yang baik dalam lingkungan pekerjaan
c. Mengadakan turnamen-turnamen futsal yang melibatkan klub-klub yang
ada dikota palopo maupun diluar palopo.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada lapangan Mangga dua Futsal Center
(MFC) Palopo masih sangat sederhana, walaupun demikian saluran wewenang
dan tanggung jawab secara terstruktur dari pimpinan ke bawahannya sudah ada
dan jelas. Adapun Struktur organisasi tersebut terlampir:
Tugas dan peranan masing-masing personalia struktur organisasi
1. Direktur
Direktur dalam struktur organisasi MFC Palopo merupakan pendiri sekaligus
pemilik dari MFC Palopo. Perannya adalah sebagai penanggungjawab,
innovator dan motivator atas usaha yang dijalankan sekaligus penyedia modal
dalam pendirian dan kegiatan MFC Palopo.
2. Manager
Manager memiliki tugas yaitu melaksanakan inti dari manajemen POAC
(planning, Organizing, Actuating dan Controling).
1) Planning (Perencanaan)
27
D. Bidang Usaha
Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo bergerak dalam bidang penyewaan
lapangan futsal. Dimana system penyewaan lapangan MFC Palopo adalah
pelanggan memesan durasi waktu bermain (lama bermain) misalnya 1 jam dan
setelah 1 jam bermain habis pelanggan akan membayar di kasir. Begitupun juga
ketika ada pihak yang ingin mengadakan turnamen Futsal maka akan melakukan
penyewaan berdasarkan durasi waktu bermain yang diinginkan. Ruang lingkup
pangsa pasar dari Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo adalah dalam maupun
luar palopo.
29
BAB V
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Tabel 1. Persentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 50 100%
Perempuan 0 0
Jumlah 50 100%
ternamen yang sering diadakan oleh MFC Palopo bahwa yang menjadi
pemain futsal adalah semuanya berjenis kelamin laki-laki dan bahkan jarang
ditemui pemain futsal perempuan.
b. Umur
Tabel 2. Persentase Responden berdasarkan Umur
≤ 17 tahun 1 2%
>33 tahun 0 0%
Jumlah 50 100%
c. Pendidikan Terakhir
Tabel 3 persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir.
SMP 2 4%
SMA 31 62%
Diploma/Sederajat 5 10%
S1 12 24%
S2/S3 0 0%
Jumlah 50 100%
Lapangan Mangga dua Futsal Center (MFC) Palopo adalah konsumen yang
berpendidikan akhir SMA dengan persentase 62%, persentase tersebut
menunjukan bahwa pada masa-masa tamat dari SMA konsumen cenderung
memanfaatkan waktu libur dengan bermain futsal dan rata-rata konsumen
MFC Palopo merupakan mahasiswa yang sedang menempuh menuju gelar
S1 yang pada dasarnya mereka semua adalah tamatan SMA.
O
1 Penentuan posisi menurut atribut 4,00 Setuju
2 Penentuan posisi menurut manfaat 3,90 Setuju
33
terhadap positioning pesaing, MFC Palopo belum begitu memiliki cara khusus
yang dilakukan agar tampil beda dengan para pesaingnya, sehingga diperlukan
strategi khusus serta inovasi-inovasi baru yang dilakukan misalnya melakukan
turnamen-turnamen futsal antar club futsal Palopo dengan menggaet beberapa
sponsor sehingga lapangan MFC Palopo terlihat ramai dan menarik club-club
futsal yang ada di Palopo untuk ikut berpartisipasi.
STS TS CS S SS
jumlah 0 5 50 135 60 20
STS TS CS S SS
Jumlah
Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)
Jumlah
Rata-rata Setuju
Jumlah
Rata-rata Setuju
Jumlah
Rata-rata Setuju
Jumlah
Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)
pernah mencoba bermain di lapangan MFC Palopo yang merasa puas dan
lapangan yang menarik sehingga mereka memutuskan untuk datang kembali
untuk menyewa lapangan.
Pada tabel diatas juga dapat dilihat indikator dari keputusan konsumen
dengan rata-rata skor terendah yaitu pencarian informasi dengan rata-rata skor
3,83, sebelum konsumen memutuskan untuk menyewa lapangan futsal MFC
Palopo terlebih dahulu konsumen mencari informasi mengenai produk yang ingin
mereka pilih apabila konsumen tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang
produk maka produk yang kita tawarkan tidak dikenal oleh para konsumen.
Dalam hal pencarian informasi, MFC Palopo harus lebih selektif dan tepat dalam
memberikan informasi kepada konsumen MFC Palopo, tidak hanya
mengandalkan konsumen yang datang secara langsung kelapangan untuk mencari
informasi tetapi MFC Palopo juga harus memberikan informasi secara langsung
kepada konsumen, misalnya dengan cara memasang poster ditempat-tempat
umum agar konsumen tahu informasi tentang MFC Palopo, kerena berdasarkan
jawaban responden informasi yang di berikan MFC Palopo kepada konsumen
masih kurang.
1. Persepsi tentang Kemantapan membeli
Tabel 13 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai kemantapan
membeli
NO Pernyataan/pertanyaan JAWABAN Skor Ket.
STS TS CS S SS
berkomunikasi
Jumlah
Rata-rata Setuju
STS TS CS S SS
produk
Jumlah
Rata-rata Setuju
Sumber : Data diolah (2017)
adalah 4,16 yang terdapat pada pernyataan nomer 2 (dua), dengan tanggapan
responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 dengan persentase
36%, setuju (S) sebanyak 24 dengan persentase 48%, cukup setuju (CS) sebanyak
7 responden dengan persentase 14%, tidak setuju (TS) sebanyak 0 dengan
persentase 0%, sangat tidak setuju (STS) sebanyak 1 responden dengan persentase
2%. Dengan rata-rata tanggapann responden mengenai evaluasi alternative berada
pada range keempat dengan rata-rata skor 3,952(berada pada interval 3,40 - 4,19)
dengan persepsi setuju dari konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat digambar pada
tabel dibawah ini.
Coefficientsa
Y = 15,033 + 0,717x
Model Summary
B. Pembahasan
Pada dasarnya setiap lapangan futsal yang ada di kota Palopo mempunyai
suatu program atau strategi khusus yang digunakan untuk menarik minat
pelanggan agar menyewa lapangan futsal. Salah satunya Lapangan Mangga dua
Futsal Center (MFC) Palopo dimana MFC ini dalam membangun hubungan yang
baik dengan konsumen selalu memberikan pelayanan yang baik serta melakukan
positioning yang tepat dalam hal penepatan atribut dalam hal ini logo-logo yang
dipasang dilapangan adalah logo-logo club sepak bola terkenal dunia seperti Real
Madrid, Barcelona, Manchester united, Liverpool, Chelsea, AC Milan, Juventus
dan lain-lain yang pada dasarnya club-club tersebut memiliki basis penggemar
yang sangat banyak sehingga konsumen akan dengan sendirinya untuk datang
menyewa lapangan MFC Palopo. Meskipun demikian MFC Palopo harus tetap
menjaga popularitas dari Lapangan ini agar tetap terjaga dibenak konsumen
ditengah-tengah persaingan saat ini. Selain melakukan positioning yang tepat
dalam hal penepatan atribut, penepatan harga juga menjadi hal yang sangat vital
dalam perusahan, bahkan harga juga akan berperan penting terhadap
konsumen,hal tersebut dapat dilihat dari tanggapan responden tentang penetapan
harga sewa lapangan pada hari-hari libur yang lebih tinggi yang pada akhirnya
membuat konsumen berubah fikiran untuk menyewa lapangan MFC Palopo.
53
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
logo-logo club terkenal dunia dan club yang memiliki basis pendukung yang
banyak dengan begitu konsumen akan lebih tertarik untuk dating dan bahkan
MFC Palopo akan selalu dibenak konsumen
2. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus meningkatkan kreatifitas dan
inovasi dalam menghadapi persaingan yang meningkat setiap tahunnya dalam
bisnis penyewaan lapangan Futsal, hal yang bisa dilakukan MFC Palopo
adalah dengan lebih sering mengadakan turnamen-turnamen futsal yang
melibatkan club-club futsal dikota Palopo, sehingga MFC Palopo dapat
bersaing dengan pesaing lainnya dalam hal menarik konsumen dan bahkan
menarik sponsor untuk datang.
3. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo harus mempertahankan keputusan
membeli konsumen dengan menjaga agar MFC Palopo tetap menarik dimata
konsumen dengan mempertahankan ketika konsumen bermain futsal ada
music-musik semangat yang diputar serta menjaga kebersihan lapangan
karena konsumen memandang MFC Palopo adalah pilihan yang tepat untuk
bermain futsal.
4. Mangga dua futsal center (MFC) Palopo juga harus meningkat pemenuhan
konsumen dalam pencarian informasi, MFC Palopo jangan hanya
mengandalkan konsumen yang datang langsung kelapangan tetapi harus aktif
dalam penyebaran informasi misalnya dengan menempel poster ditempat-
tempat umum dengan menggambarkan sarana, fasilitas dan kelebihan-
kelebihan yang dimiliki MFC Palopo agar konsumen datang lebih banyak
untuk menyewa lapangan.
5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan indikator-
indikator lain diluar indikator yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil
yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap keputusan konsumen.
55
,
DAFTAR PUSTAKA