Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

DENGAN KASUS ASFIKSIA NEONATORUM

I. PENGUMPULAN DATA DASAR


1. Identitas
Nama : B/d Ny. T
Tanggal Lahir : 20-01-2010
Anak ke : ke-2
Alamat : Jln. Lp. Tanjung Kusta

Nama istri : Ny. T Nama suami : Tn. R


Umur : 28 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Nuri 12 Alamat : Jl. Nuri 12

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya lahir spont4n pervaginam, bayi lahir dengan tidak menangis
spontan. Bagian ekstremitas bayi berwarna biru. Tubuh bayi teraba dingin.
Pernafasan tidak teratur dan tangis bayi lemah atau merintih
3. Riwayat persalinan sekarang
Kala I : l2 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah 14 jam 45 menit
4. Jumlah perdarahan
Kala I : Blood Slym
Kala II : 100 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 100 cc
Jumlah 350 cc
5. Keadaan air ketuban : keruh
6. Waktu pecahnya ketuban : 17.30 WIB
7. Jenis persalinan : Spontan Pervaginam
8. Lilitan : tidak ada
9. Episiotomi : tidak ada

10. Pemeriksaan fisik bayi barn lahir:


a. Tanda vital
Temp : 3 5,4°C
Pols : 88 xlmenit
RR : 26 x/menit BB : 3000 gr PB : 43 cm
b. Apgar score
Menit 1 A: 1 Menit ke V A: 1
P: 1 P: 1
G: 1 G: 1
A: 1 A: 2
R: 1 R: 2
5 7
c. Kepala
UIJB : tidak ada kelainan
UUK : tidak ada kelainan
Moulage : tidak ada
Beri tuk kepala : bundar
Keadaan kepala : kotor oleh darah dan lendir
Keadaan wajah : pucat
d. Mata
Bentuk mata : simetris kanan-kiri
Strabismus : tidak ada
Polip mata : reflek terhadap cahaya mengecil
Sciera : tidak ikterik
Konjungtiva : pucat
Keadaan : bersih
Bulu mata : ada
e. Hidung
Bentuk : simetris kanan-kiri
Lubang hidung: ada
Pernafasan cuping hidung: tidak ada
Keadaan : kotor
f. Mulut
Bentuk : simetris
Palatum : normal tidak ada sumbing
Gusi : normal
Reflek hisap : ada namun lemah
Bibir : ada tidak ada sumbing
Warna bibir : biru
g. Telinga
Posisi : simetris kanan kin
Keadaan : memanjang normal tanpa kelainan
Lubang : ada
h. Leher
Pembesaran kelenjar vena: tidak ada
Pergerakan leher : leher tampak ekstensi
Keadaan kulit : keriput
i. Dada
Posisi : simetris
Mamae : ada
Suara nafas : belum bersih, belum teratur
Bunyi jantung tidak terdengar mur-mur
Keadaan : re0traksi (pelekokan dada)
j. Perut
Bentuk : simetris
Pembesaran abnormal: tidak ada
k. Punggung dan bokong
Bentuk : simetris
Flensibilitas tulang punggung: baik
Lubang anus : ada
Warna kulit bokong: pucat agak kemerahan
l. Ekstremitas
Jeri tangan : lengkap tanpa cacat
Posisi dan bentuk: simetris tanpa cacat
Pergerakan : ada
Keadaan kulit : keriput
Warna kulit : biru
m. Genetalia
Jenis kelamin : laki-laki
BAB pertama : segera setelah bayi lahir
BAK pertama : segera setelah bayi lahir
n. Refleks
Menghisap (suctung) : ada namun lemah, bayi ingin menghisap sesuatu untuk
menempel di mulutnya
Mengenggam (graping): ada namun lemah, terhadap benda yang dikaitkan di
jarinya
Reflek kaki (staping) : ada namun Iemah, bayi tampak menendangkan kakinya
Reflek moro : ada namun lemah, bayi nampak bisa memeluk bila di
kejutkan

o. Ukuran Antropometri
BB : 3000gr LK : 32 cm
PB : 43cm LD : 31cm
LILA : 10cm

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


1. Diagnosa
Bayi barn lahir spontan, letak belakang kepala dengan asfeksia neonatorum
Dasar:
a. Bayi barn lahir letak belakang kepala
b. Bayi lahir spontan pukul 18.45 WIB, tanggal 20-1 1-2009
c. Warna tubuh bayi merah, ekstremitas atas dan bawah biru
d. Keadaan kulit keriput
e. Bayi tidak menangis spontan
f. APGAR score 5
g. Jenis kelamin laki-laki
h. Tali pusat belum dipotong
i. Tangan dan kaki bayi dingin
2. Masalah
a. Ketidak stabilan suhu tubuh sehubungan dengan metabolisme tubuh yang belum
sempurna
Dasar:
1) Tangan dan kaki bayi him serta dingin
2) Temperatur 3 5,4°C

b. Gangguan pola nafas ke jaringan berhubungan dengan suplai oksigen yang


adekuat
Dasar:
1) Bayi lahir tidak menangis
2) Warna tubuh bayi merah dan bagian ekstermitas biru
3) BR 80 x/menit
3. Kebutuhan
a. Pembebasan jalan nafas
b. Pemenuhan kebutuhan cairan
c. Pemberian nutrisi yang adekuat
d. Pemberian lingkungan yang hangat

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


1. Potensi terjadi asfiksia berat
Dasar:
a. Apgar score 5
b. Terdapat lendir dan cairan dalam hidung dan mulut
c. Bayi lahir tidak langsung menangis
2. Potensi terjadi hipotermi
Dasar:
a. Tubuh bayi masih basah oleh 1en dan air ketuban
b. Suhu35,4°C
c. Bagian ekstremitas biru dan dingin
3. Potensi terjadi infeksi pada tali pusat Dasar
a. Tali pusat masih basah

IV. IDETIFIKASI KEBUTUHAN DAN KOLABORASI


1. Pembebasan jalan nafas
Dasar:
a. Bayi lahir pukul 18.45 WIB tidak menangis spontan
b. Terdapat lendir dan cairan pada mulut dan hidung
2. Rangsang taktil
Dasar:
Bayi tidak menangis spontan
3. Resusitasi
Dasar:
a. Bayi tidak menangis
b. Apgar skor 5
c. Terdapat lendir dan cairan pada mulut dan hidung

V. RENCANA MANAJIEMEN
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
a. Bayi mengalami asfiksia
b. Bayi memerlukan penanganan resusitasi
2. Gunakan teknik septic dan anti septic dalam resusitasi
a. Siapkan ruangan dan alat untuk resusitasi
b. Pakai pelindung din untuk mencegah infeksi
c. Cuci tangan dengan 6 langkah
3. Cegah kehilangan panas
a. Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila tali pusat panjang
b. Hidupkan radian warmer untuk menghangatka bagian dada bayi

4. Lingkungan pembebasan jalan panas


a. Membersihkan jalan nafas
b. Letakkan bayi pada posisi yang benar
c. Lakukan slim zuinger
5. Lakukan rangsangan taktil
a. Usap-usap punggung bayi
b. Sentil bagian kaki
6. Lakukan tindakan resusitasi
a. Memasang sungkup muka
b. Ventilasi percobaan
7. Lakukan penilaian bayi
a. Perhatikan dan nilai pernafasan bayi
b. Hitung frekwensi denyut jantung bayi
c. Nilai warna kulit bayi, jika pucat kemerah-merahan observasi dan pantau
8. Lakukan perawatan tali pusat
a. Jepit tali pusat dengan 2 buah kiem
b. Potong tali pusat
c. Bungkus tali pusat
9. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif
a. Ajarkan pada ibu agar memberikan ASI eksklusif

VI. IMPLEMENTASI LANGSUNG


1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini
a. Bayi mengalami asfiksia yaitu suatu keadaan bayi barn lahir dengan kegagalan
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir dan bila keadaan ini
berlangsung lama dapat mengakitbatkan kerusakan otak dan kematian.
b. Bayi memerlukan penanganan resusitasi yaitu pemberian yang adekuat
pemberian oksigen, dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen
kepada otak jantung dan alat vital lain.
2. Menggunakan teknik septic dan anti septic dalam resusitasi
a. Memakai perlengkapan resusitasi
1) Siapkan radian warmer untuk menghangatkan tubuh bayi
2) Bengkak, kom dan air hangat
3) Resusitasi sek
4) Handuk, kain bedong dan bantalan
b. Mamakai pelindung diri
1) Memakai baraksckort
2) Memakai kaca mata
3) Memakai masker

4) Memakai hand scone


5) Memakai mite1a
6) Memakai sepatu bot
c. Mencuci tangan dengan 6 langkah
1) Mengusap telapak tangan
2) Mengusap sela-sela jari tangan
3) Mengusap jempol
4) Mengusap punggung tangan
5) Membersihkan kaca mata
6) Membilas dengan air mengalir
3. Mempertahankan suhu bayi
a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih di atas perut ibu bila tali
pusat panjang. Memeriksa tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk
menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh dengan
evaporasi.
b. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan
meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar perlu
di siapkan sebelumnya agar kasus tempat diletakkan bayi tetap hangat.
4. Melakukan pembebasan jalan nafas
a. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut,
bayi secara zig-zag dengan kasa steril.
b. Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi (tengadah)
dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu sehingga
bahu terangkat 2-3 cm.
c. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dan mulut
dan hidung menggunakan slim zinger. Bila air ketuban bercampur mekonium,
maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah osspirsi mekonium,
hisap dan mulut dahulu kemudian dan hidung.
5. Merangsang-rangsang taktil
a. Mengusap-usap bayi pada bagian punggung ke arah atas
b. Menyentil telapak kaki bayi dan memberikan rangsangan yang dapat
mempertahankan pernafasan
6. Melakukan tindakan resisutasi
a. Memasang sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga terbentuk
semacam pertautan antara singkup dan wajah.
b. Tekan baton resusitasi dengan dua jari atau dengan saluran jari tangan
(tergantung pada ukuran baton resusitasi).
c. Lakukan penyuluhan pertautan dengan melakukan ventilasi sebanyak 2 kali dan
periksa gerakan dinding dada dengan cara:

1) Melakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan awal mi sangat


penting untuk membuka alveoli paru agar bayi mulai bernafas dan sekaligus
menguji apakah jalan nafas terbuka atau bebas.
2) Melihat apakah dada bayi mengembang, bila tidak mengembang memeriksa
posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar memeriksa pamasang sungkup
dan pastikat/tidak terjadi kebocoran memeriksa ulang apakah jalan nafas
tersumbat cairan atau lendir (isap lendir) bila dada naik turun dengan baik
berarti ventilasi berjalan lancar.
7. Melakukan penilaian bayi
a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi yaitu bayi dapat bernafas spontan.
b. Menghitung frekwensi denyut jantung bayi, bila lebih dari 100 x/menit maka
lanjutkan menilai warna kulit, bila terjadi sianosis perifer lakukan observasi dan
pemantauan.
c. Apabila bayi bernafas normal, hentikan ventilasi dan berikan asuhan pasca
resusitasi.
8. Melakukan perawatan tali pusat
a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
b. Memotong tali pusat dengan gunting umbilicus
c. Membungkus tali pusat dengan kain kasa steril
d. Mengajarkan pada ibu untuk merawat tali pusat dan melakukan perawatan tali
pusat secara teratur
e. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulangi
9. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif
a. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif karena
merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi dan sosial. AS1 mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan.

VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang kondisi bayinya saat mi, bahwa bayinya dalam kondisi keadaan
kurang sehat, bayi lahir tanggal 20-11-2009 pukul 18.45 WIB. Bayi segera
memerlukan pertolongan, jenis kelamin laki-laki.
2. Penanganan resusitasi menggunakan teknik septic dan anti septic

3. Suhu tubuh bayi telah di pertahankan


a. Bayi telah di bungkus dengan handuk kering dan bersih
b. Radian warmer telah dapat menghangatkan bayi
4. Pembebasan jalan nafas telah di lakukan
a. Mata, hidung dan mulut telah di bersihkan
b. Bayi telah di posisikan dengan benar
c. Jalan nafas telah di bersihkan

5. Rangsang taktik telah di lakukan


Punggung telah di usap kearah atas dan telapak kaki sudah di sentil
6. Resusitasi telah di lakukan
Sungkup telah di pasang dan bayi dapat bernafas dengan baik dan DJJ lebih dari 100
x/menit.
7. Bayi dapat menangis
8. Perawatan tali pusat telah dilakukan dengan baik
9. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan bersedia untuk memberikan
ASI eksklusif

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 21-11-2007, pada hari ke-2
S : a. Ibu mengatakan bayinya sudah diberi ASI
b. Ibu mengatakan bayinya dapat menangis
c. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan dan di bedong
O : a. Tanda-tanda vital:
RR : 35 x/menit
PB : 3000gr
Temp : 35°C
Pols : 120 x./menit
b. Tali pusat : bersih dan belum kering dan dilakukan perawatan
c. Rotting reflek : (+) Reflek swallowing : (+)
Sukling reflek : (+) Reflek moro : (+)
d. Bagian ekstremitas : sudah tidak berwarna biru

e. Tali pusat terawat baik dan masih basah

f. Pernafasan cuping hidung : tidak ada

g. Eliminasi : BAB : 3 x sehari BAK : 6-7 x sehan

h. Bayi tampak menyusu pada ibunya

A : 1. Diagnosa

Bayi barn lahir umur 2 hari

Pemenuhan kebutuhan oksigen ke jaringan berhubungan dengan suplai oksigen


sudah mulai

DS: Ibu mengatakan bayinya sudah dapat menangis

DO: Bayi tampak menangis Kebutuhan

a. Pertahankan suhu tubuh

b. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi

c. Ajarkan ibu merawat bayi sehari-hari

P : 1. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat

a. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat dan dingin


b. Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat 2. Monitor keadaan
umum bayi

2. Monitor keadaan umum bayi

a. Monitor tanda-tanda vital bayi

b. Penuhi kebutuhan cairan dan gizi

3. Ajarkan ibu cara merawat bayi sehari-hari

a. Ajarkan ibu cara merawat tali pusat

b. Ajarkan ibu cara menjaga personal hygiene bayi

Tanggal 23 November 2009, pada hari ke-4


S : a. Ibu mengatakan bayinya tetap diberi ASI
b. Ibu mengatakan bayinya BAK 6-8 hari, dan BAB 2 x/sehari
c. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel
O : a. Keadaan umum baik
b. tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Suhu : 370C
BB : 3000 gr
Pols : 120 x/menit
c. Warna kulit kemerahan
d. Tali pusat sudah layu
e. Eliminasi : BAB 3 x/hari BAK : 6-7 x/hari
f. Bayi tampak menyusu pada ibu
A : 1. Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 4 hari
Dasar
Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2009
Masalah:
Tidak ada
Kebutuhan: a . Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI eksklusif
P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari
a. Anjurkan ibu untuk tetap merawat tali pusat
b. Anjurkan ibu untuk tetap merawat personal hygiene
2. Anjurkan ibu untuk tetap memberi ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan

Tanggal 27 November 2009, pada hari ke- 8


S : a. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI baik dan tidak rewel
b. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar
c. Ibu mengatakan bayinya tidur selama 16 jam
O : a. Keadaan umum bayi baik
b. Tanda-tanda vital :
RR : 40 x / menit
Suhu : 380C
BB : 3000 gr
Pols : 130 x / menit
c. Warna kulit kemerahan
d. Tali pusat sudah lepas
e. Eliminasi : BAB 3x/hari BAK : 6-7x/hari
f. Bayi tampak menyusu pada ibu
A : 1. Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 8 hari
Dasar: Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2009
Masalah: sudah teratasi
Kebutuhan: a . Pemberian ASI eksklusif
b. Penyuluhan tentang immunisasi
P : 1. Tetap berikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan baru diberikan makanan
tambahan
2. Berikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya imunisasi
3. Sarankan pada ibu untuk membawa anak ke posyandu secara rutin guna
memantau tumbuh kembang bayi

Anda mungkin juga menyukai