Anda di halaman 1dari 4

Candidiasis

Candidiasis adalah infeksi akibat jamur Candida. Normalnya, kulit manusia ditinggali oleh
bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis bakteri dan fungi
bahkan dapat membantu kulit untuk melakukan fungsinya. Akan tetapi, jika bakteri dan fungi
tersebut berkembangbiak tanpa terkontrol, maka dapat menyebabkan infeksi.

Jenis jamur Candida yang umumnya menimbulkan candidiasis pada manusia, antara lain adalah:

• Candida tropicalis.
• Candida albicans.
• Candida parapsilosis.
• Candida glabrata.
• Candida guilliermondii.

Jenis candidiasis yang umum terjadi berdasarkan lokasi atau bagian tubuh yang terkena, antara
lain adalah:

• Candidiasis oral, yaitu infeksi candidiasis pada mulut.


• Candidiasis vulvovaginal, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital wanita.
• Balanitis, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital pria.
• Intertirgo, yaitu infeksi candidiasis pada daerah lipatan kulit.
• Dermatitis napkin, yaitu infeksi candidiasis yang menyebabkan munculnya ruam karena
pemakaian popok.
• Paronikia kronis dan onikomikosis, yaitu infeksi candidiasis pada daerah kuku.
• Candidiasis mukokutaneus kronis.

Gejala Candidiasis
Gejala candidiasis yang muncul akan berbeda-beda tergantung lokasinya. Gejala yang sering
muncul adalah ruam pada kulit. Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat menyebabkan kulit
gatal, pecah-pecah, dan kering. Selain itu, candidiasis juga dapat menimbulkan lepuhan dan
nanah pada kulit.
Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat terjadi pada kulit di berbagai bagian tubuh, namun
umumnya terjadi di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, dan bawah
payudara. Candidiasis juga dapat terjadi pada kuku, tepian kuku, dan di sudut mulut.

Penyebab dan Faktor Risiko Candidiasis


Candidiasis dapat terjadi ketika jamur Candida pada kulit berkembang biak tanpa terkendali dan
menyebabkan infeksi. Infeksi Candida dapat terjadi karena dipicu oleh hal-hal berikut:
• Cuaca yang hangat.
• Kulit yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.
• Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada kehamilan atau diabetes.
• Pakaian yang ketat.
• Kebersihan pribadi yang buruk.
• Penggunaan kortikosteroid yang dapat menyebabkan gangguan sistem imun.
• Penggunaan antibiotik yang dapat membunuh bakteri pada kulit yang berfungsi untuk
menekan perkembangbiakan Candida.
• Obesitas.
• Jarang mengganti pakaian dalam.

Selain faktor-faktor tersebut, kondisi di bawah ini juga dapat memicu candidiasis pada kulit,
antara lain:

• Berusia lanjut atau masih anak-anak.


• Kekurangan zat besi.
• Mengonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung tinggi estrogen.
• Menjalani kemoterapi.
• Memiliki penyakit kulit lainnya, seperti psoriasis.
• Menderita sindrom Cushing atau gangguan kelenjar endokrin lainnya.

• Kelemahan yang kronis akibat kanker atau malnutrisi.

Diagnosis Candidiasis
Untuk memastikan apakah penderita terkena candidiasis atau tidak, dokter akan melakukan
pemeriksaan sebagai berikut:

• Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa secara visual bentuk
dan penampakan ruam. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi kulit di daerah
tersebut.
• Kultur kulit. Setelah memeriksa kondisi kulit dan ruam pada saat pemeriksaan fisik,
dokter akan melakukan swabbing (apusan) pada daerah kulit yang terkena candidiasis.
Hasil sampel kulit yang diperoleh dari swabbing kemudian diperiksa di laboratorium
untuk memastikan keberadaan jamur Candida sehingga bisa dipastikan apakah terjadi
candidiasis atau tidak.
• Analisis urine. Analisis urine berguna untuk membantu diagnosis
candidiasis genitourinarial. Urine dapat dianalisis untuk mengecek keberadaan sel darah
merah dan putih, protein, dan sel-sel ragi. Selain itu, urine juga dapat dikultur untuk
memeriksa keberadaan jamur

Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis


Candidiasis pada kulit dapat dicegah dengan pengobatan sederhana, yaitu dengan menjaga
kebersihan pribadi dengan baik dan mengubah pola hidup. Beberapa pola hidup yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi candidiasis, antara lain adalah:
• Segera mengganti pakaian yang lembab, seperti pakaian renang atau pakaian olahraga,
dengan pakaian yang kering.
• Mengganti kaos kaki dan pakaian dalam secara teratur.
• Mengonsumsi probiotik secara teratur.
• Memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.
• Menjaga kadar gula darah.
• Membersihkan area kulit yang terkena candidiasis menggunakan sabun yang lembut dan
tidak mengandung parfum.

Pengobatan candidiosis biasanya berupa obat topikal antijamur berbentuk krim untuk dioleskan
pada kulit. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menghambat penyebaran infeksi dan
membunuh jamur Candida. Khusus untuk infeksi candidiasis yang sudah berkembang menjadi
infeksi sistemik (menyerang seluruh tubuh), dapat diberikan obat-obatan antijamur berbentuk
oral.
Beberapa golongan obat-obatan antifungal, baik topikal maupun oral yang dapat diberikan untuk
mengobati candidiasis, antara lain adalah:

• Antijamur golongan azole. Obat ini, terutama yang dikemas dalam bentuk topikal,
seringkali diberikan sebagai pengobatan pertama infeksi jamur, termasuk candidiasis.
Selain dalam bentuk topikal, antijamur azole juga dapat diberikan dalam bentuk oral
untuk mengobati candidiasis sistemik. Contoh obat-obatan golongan ini
adalah fluconazole, itraconazole, voriconazole, dan
• Polyene. Ini merupakan obat antijamur berspektrum luas. Contohnya
adalah amphotericin B dan nystatin.
• Penghambat sintesis golongan glukan. Obat antijamur golongan ini berfungsi untuk
mengobati candidiasis yang tergolong berat, sistemik, serta invasif. Obat ini juga dapat
diberikan pada penderita candidiasis yang tidak dapat ditangani dengan
obat amphotericin B. Contoh obat-obatan penghambat sintesis golongan glukan
adalah caspofungin, micafungin, dan
• Azole topikal. Fungsi obat ini sama seperti antijamur azole lainnya, hanya dikemas
dalam bentuk topikal sebagai krim oles. Contoh obat ini adalah clotrimazole,
butoconazole, miconazole vaginal, tioconazole, dan terconazole vaginal.

Adapun untuk mempercepat kesembuhan infeksi Candida di sekitar kelamin, Anda dapat
melakukan hal-hal berikut ini:

• Memakai pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.


• Tidak memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.
• Menghindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada organ intim.
• Menjaga organ intim tetap kering, khususnya setelah dibersihkan atau sehabis mandi.

Candidiasis yang terjadi pada bayi atau anak usia dini perlu menjadi perhatian khusus. Jika
diabaikan atau tidak diobati secara baik, infeksi candidiasis yang terjadi dapat berkembang dan
menyebar dengan cepat. Candidiasis pada bayi sering kali terjadi pada bagian yang memakai
popok, ditandai dengan kemerahan pada kulit dengan batas yang jelas dan tetap ada setelah 3
hari. Jika terjadi, segera lakukan penggantian popok secara rutin dan pakaikan bayi dengan
pakaian yang longgar. Jika dirasa perlu, dokter dapat memberikan obat antijamur nystatin untuk
mengobati candidiasis pada bayi.
Bayi juga dapat mengalami candidiasis dalam bentuk sariawan pada mulut. Sariawan pada bayi
ditandai dengan kulit mulut pecah-pecah dan munculnya bercak-bercak berwarna putih pada
mulut, lidah, dan bagian dalam pipi. Dokter dapat memberikan obat antijamur yang diteteskan ke
mulut bayi beberapa kali sehari untuk mengobati candidiasis pada mulut.
Terakhir diperbarui: 14 September 2017
Ditinjau oleh: dr. Marianti

Anda mungkin juga menyukai