Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS PEMICU 2

BLOK 6 REGULASI

“Gusiku kok bengkak ya”

Disusun Oleh:

Fira Tasya Sasalbilla

200600192

Kelompok 8

Fasilitator:

Drg. Fitri Yunita, MDSc., Sp. KG.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rongga mulut merupakan tempat yang rentan dan sering mengalami infeksi atau
peradangan di dalam tubuh karena merupakan pintu masuk utama agen yang berbahaya
seperti mikroorganisme dan agen karsinogenik. Hal tersebut menyebabkan berbagai
penyakit rongga mulut bersarang di dalamnya.
Rongga mulut dilapisi oleh mukosa yang terdiri atas epitel dan lamina propria, serta
jaringan ikat pada submukosa. Berbagai tipe leukosit terdapat di lapisan submukosa yang
dapat bermigrasi ke mukosa dan dapat ditemui di dalam saliva. Epitel rongga mulut
terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung. Epitel terdiri
atas sel basal, parabasal, intermediet dan superfisial, sel epitel ini secara berkala
mengalami proliferasi, maturasi dan eksfoliasi.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormone dinamakan kelenjar endokrin. Karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus.
Lalu, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran
khusus. Dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain
sebagainya.

1.2 Deskripsi Topik


Nama Pemicu : Gusiku kok bengkak ya...
Penyusun : dr. Eka Roina Megawati, M.Kes; dr.Zulham, M.Biomed, PhD;
dr.T.Helvi, M.Kes
Hari/Tanggal : Kamis, 8 April 2021
Jam : 13.30-15.30
Seorang perempuan, 24 tahun datang ke RSGM USU dengan keluhan gusi bengkak
pada rahang bawah depan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sedang hamil 4 bulan.
Pembengkakan ini awalnya kecil dan berkembang dengan cepat selama satubulanterakhir.
Gusi bengkak menimbulkan nyeri sehingga pasien merasa tidak nyaman ketika berbicara
dan mengunyah. Pada inspeksi intraoral regio 41, 42, dan 43 didapati polip eksofitik,
tidak bertangkai, berbentuk persegi berwarna merah kebiruan, dan berukuran sekitar 1,7 x
1,3 cm dengan ketebalan 0,3 cm. Pada palpasi polip terasa lunak dan berdarah. Gigi 41
dan 42 memperlihatkan mobiliti derajat 3 dan oral hygiene pasien buruk.
Pertanyaan penuntun untuk menggali learning issues:
1. Bagaimanakah struktur histologi normal dari mukosa mulut?
2. Bagaimanakah struktur histologi kelenjar saliva minor di rongga mulut?
3. Jelaskan mekanisme sekresi hormon-hormon yang termasuk aksis hipotalamus
hipofisis!
4. Apakah hormon-hormon yang mengalami perubahan pada masa kehamilan!
5. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Apa fungsi
hormon tersebut!
6. Jelaskan mekanisme kerja hormon!
7. Jelaskan mekanisme kerja hormon sesuai dengan kasus di atas!
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimanakah struktur histologi normal dari mukosa mulut?


Mukosa mulut merupakan bagian rongga mulut yang mampu berperan sebagai
pelindung jaringan lunak dibawahnya dari kekuatan fisik yang berpotensi merusak akan
tetapi juga cukup lentur dan tahan untuk mengakomodasi proses pembentukan makanan
menjadi bolus. Mukosa mulut juga berfungsi sebagai barier terhadap mikroorganisme,
toksin, dan berbagai antigen, serta mempunyai peran imunologik dengan adanya kelenjar-
kelenjar liur yang berperan dalam lubrikasi, peredam trauma, dan mensekresikan
beberapa antibodi. Dengan adanya pembuluh-pembuluh saraf, mukosa mulut juga
mempunyai peran sebagai organ perasa terhadap sentuhan, rasa sakit, dan pengecap
makanan.1
Rongga mulut dibagi menjadi dua area, yaitu: vestibulum dan oral cavity proper.
Rongga mukut dilapisi oleh stratified squamous epithelium berkeratin atau tidak
(tergantung lokasi) bersifat protektif dengan jaringan ikat di bawahnya. Epitel ini juga
melapisi permukaan dalam atau labial bibir. Mukosa selalu dibasahi oleh sekresi kelenjar
ludah. 2,3
Bagian rongga mulut yang terkena gesekan (gingiva, permukaan dorsal lidah, dan
palatum durum) dilapisi oleh masticatory mucosa. Bagian dari rongga mulut lainnya
dilapisi oleh lining mucosa. Selain itu, terdapat juga jenis mukosa rongga mulut yang
mengandung kuncup kecap yang terdapat pada permukaan dorsal lidah yaitu specialized
mucosa (Gartner, 2007). Mukosa masticatory terdiri atas epitel stratified squamous
epithelium berkeratin yang terdapat pada gingiva dan palatum keras. Mukosa yang
dilapisi oleh epitel non-keratin disebut mukosa lining. Sedangkan, pada mukosa
specialized terdapat pada dorsum lidah yang dilapisi oleh epitel ortokeratin.2,4
1. Struktur histologi mukosa bibir dan pipi
Rongga mulut dibentuk sebagian oleh bibir dan pipi. Bibir dilapisi oleh kulit yang
sangat tipis yang tertutup oleh epitel skuamosa berlapis berkeratin. Di dalam tepi
bebas bibir, lapisan luar berubah menjadi epitel skuamosa berlapis tak berkeratin
yang lebih tebal. Bagian dalam diliputi oleh mukosa yang terdiri atas epitel
berlapis pipih tidak berkeratin yang terletak diatas jaringan ikat lamina propria
dengan papilla yang tinggi. Dibawah epitel mulut terdapat kelenjar labial
penghasil mucus
2. Struktur histologi mukosa gingiva
Struktur histologi gingiva terdiri dari epithelium stratified squamous atau epitel
kubus berlapis, mukosa gingiva termasuk jenis mukosa masticatory karena
mimiliki sebagian berkeratin dan di beberapa tempat tidak berkeratin.
3. Struktur histologi mukosa lidah
Lidah adalah organ berotot yang terletak di rongga mulut. Bagian tengah lidah
terdiri dari jaringan ikat dan berkas-berkas serat otot rangka yang saling janin.
Permukaan dorsal lidah dibagi menjadi dua pertiga anterior dan sepertiga posterior
oleh sebuah cekungan berbentuk V yang dinamai sulkus terminalis. Ada empat
jenis tonjolan atau papilla di permukaan dorsal lidah yaitu papilla filiformis,
papilla fungiformis, papilla sirkumvalata, dan papilla foliate.
- Papilla filiformis menutupi keseluruhan permukaan dorsal anterior lidah dan
mengalami keratinisasi.
- Papilla fungiformis berbentuk mirip jamur yang menonjol diatas papilla
foliformis dan lebih prevalen di bagian anterior dan ujung lidah.
- Papilla sirkumvalata ini ditandai oleh celah atau sulkus yang dalam
mengelilingi mereka secara komplit.
- papilla foliate epitelnya mengandung banyak kuncup kecap. Kelenjar serosa
dalam lamina propria mencurahkan isinya melalui saluran yang bermuara di
dasar celah.
4. Struktur histologi mukosa palatum
Mukosa palatum bagian anterior disebut sebagai palatum durum (hard palate)
dilapisi oleh epitel berlapis pipih menanduk, lamina propria dengan periosteum
berfungsi membantu lidah dalam mencampurkan makanan. Bagian posterior
disebut sebagai palatum mole (soft palate) dilapisi oleh epitel berlapis pipih tak
menanduk dengan banyak kelenjar di dalam lamina propria berfungsi untuk
menutup nasofaring dan orofaring sewaktu menelan, jadi mencegah masuknya
makanan ke dalam rongga hidung.

2.2 Bagaimanakah struktur histologi kelenjar saliva minor di rongga mulut?


Kelenjar saliva minor terletak di submukosal dibawah lamina propria dan paling
banyak ditemukan di bibir, lidah, mukosa pipi, dan palatum, tonsil, supraglotis, dan sinus
paranasal. Kelenjar saliva minor dinamakan berdasarkan lokasinya. Terdapat 600 sampai
1000 kelenjar saliva minor yang berukuran 1 mm sampai 5 mm pada rongga mulut
sampai orofaring. Setiap kelenjar memiliki satu duktus yang mensekresikan secara
langsung ke rongga mulut. Pada manusia, hanya kelenjar saliva minor yang
mensekresikan saliva secara spontan.5 Kalenjar saliva minor terdiri dari kelenjar kelenjar
kecil yang dapat ditemui pada hampir seluruh epitel di bawah rongga mulut dan
orofaring. Kelenjar kelenjar kecil ini membentuk beberapa kelompok kelenjar mengikut
lokasi:6
a. Kelenjar Glossopalatinal, terletak di dalam isthmus dari lipatan glossopalatinal dan
dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di
palatum mole. Cairan sekresinya bersifat mukus.
b. Kelenjar Labial, terletak di submukosa bibir dan banyak ditemui pada garis tengah
dan memiliki banyak duktus. Cairan sekresinya bersifat mukus dan serous.
c. Kelenjar Bukal, berada pada mukosa pipi. Kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial
dan mensekresi cairan yang bersifat campuran, yaitu mukus dan serous.
d. Kelenjar Palatinal, berfungsi mensekresikan cairan bersifat mukus dan terletak di
kedua palatum lunak dan keras.
e. Kelenjar lingual, dikelompokkan dalam beberapa tipe, yaitu:
 Kelenjar Anterior Lingual: lokasinya tepat di ujung lidah
 Kelenjar Lingual Van Ebner: ditemukan di papila sirkumvalata
 Kelenjar Posterior Lingual: ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang
berdekatan dengan tonsil.

2.3 Jelaskan mekanisme sekresi hormon-hormon yang termasuk aksis hipotalamus


hipofisis!
Kelenjar hipofisis sering disebut organ endokrin utama karena menyekresikan banyak
hormone yang dapat memengaruhi kerja banyak jaringan atau organ perifer di tubuh.
Namun, kelenjar hipofisis itu sendiri dikontrol oleh hipotalamus otak yang mengalirkan
hormon-hormon pengatur ke hipofisis. Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus berbeda,
hipofisis posterior dan hipofisis anterior.7
Sebagai bagian dari sistem endokrin, hipotalamus bertanggung jawab terhadap
integrasi informasi neural dan humoral. Sebagai regulator dari fungsi kelenjar hipofisis
anterior, hipotalamus menyekresi ke dalam sistem portal hipofisis releasing factor atau
inhibiting factor yang menstimulasi atau menghambat sekresi dan atau sintesis hormon
hipofisis anterior, mekanisme sistem ini terus berlangsung melalui sistem internal
feedback loop yang berpengaruh secara negatif atau positif terhadap fungsi sistem saraf
pusat dan atau kelenjar hipofisis, sehingga mengatur sekresi releasing hormone,
inhibiting hormone, iropic hormone and target hormone.8
Sekresi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) akan menstimulasi kelenjar
hipofisis anterior untuk menyereksi FSH dan LhH, yang pada akhirnya berpengaruh pada
tingkat ovarium atau testid untuk memacu perkembangan folikular dan ovulasi pada
perempuan dan sprematogenesis pada laki-laki.8

2.4 Apakah hormon-hormon yang mengalami perubahan pada masa kehamilan!


Hormon dimasa kehamilan sangat penting untuk kesehatan wanita yang mengandung
dan kesehatan janin. Hormon kehamilan ada yang baru timbul saat kehamilan maupun
sudah ada sebelum kehamilan. Berikut hormon yang sudah ada sebelumnya dan berubah
ketika masa kehamilan:9
a. Hormon FSH (Folicle Stimulating Hormone), berfungsi sebagai perangsang felikel
telur menjadi matang terhenti sehingga pada saat hamil tidak terjadi ovulasi.
b. Hormon LH (luteinizing hormone), berfungsi merangsang dan mempertahankan
korpus luteum sehingga tidak berdegenerasi selama fase luteal normal siklus haid.
c. Hormon Estrogen, berfungsi merangsang pertumbuhan miometrum yang ukurannya
bertambah sepanjang kehamilan, meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan, dan
membantu mempersiapkan kelenjar payudara untuk laktasi (pembentukan susu).
d. Hormon Progesteron, berfungsi untuk menekan kontraksi uterus agar lingkungan
janin tenang, mendorong pembentukan plak mukus serviks untuk mencegah
kontaminasi usus, dan membantu mempersiapkan kelenjar payudara untuk laktasi.
e. Hormon Relaksin, berfungsi untuk melunakkan serviks dalam persiapan untuk
pembukaan serviks saat persalinan dan melonggarkan jaringan ikat antara tulang
tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan.
f. Hormon Melanocyte Simulating Hormone (MSH), menghasilkan pigmen dengan
kadarnya yang tinggi pada saat saat hamil sehingga menyebabkan penggelapan kulit
di bagian tubuh tertentu, misalnya leher.

2.5 Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Apa fungsi
hormon tersebut!
Hormon estrogen dan progeteron merupakan hasil dari sekresi hCG. Estrogen dan
progesteron tinggi sangat dibutuhkan untuk mempertahakan kehamilan normal. Berikut
fungsi hormon estrogen dan progesteron:9
a. Fungsi hormon estrogen
 Merangsang pertumbuhan miometrum yang ukurannya bertambah sepanjang
kehamilan
 Meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan
 Mendorong pembentukan prostaglandin lokal yang berperan dalam pematangan
serviks dengan merangsang enzim-enzim serviks yang menguraikan serat kolagen
lokal.
 Membantu mempersiapkan kelenjar payudara untuk laktasi (pembentukan susu)
b. Fungsi hormon progesteron
 Mencegah keguguran dengan menekan kontraksi miometrium uterus
 Mendorong pembentukan plak mukus di kanalis servikalis
 Mencegah kontaminan vagina mencapai uterus
 Merangsang perkembangan kelenjar susu di payudara dalam persiapan untuk
laktasi (pembentukan susu)

2.6 Jelaskan mekanisme kerja hormon!


Ada beberapa tipe kerja hormon dalam menyampaikan sinyal kepada sel target,
yaitu:10
1. Classical endocrine signaling : Hormon disekresikan ke pembuluh darah, dan
diangkut oleh darah hingga mencapai sel target. Contoh: hormo steroid dan hormon
tiroid.
2. Neuroendocrine signaling : neurohormone disekresikan oleh neuron ke
pembuluh darah yang selanjutnya ditransport oleh darah atau berdifusi melalui cairan
interstisial. Contoh: Hipotalamus memproduksi beberapa jenis neurohormon yang
menghubungkan sistem saraf dan pituitary.
3. Autocrine signaling : pada pensinyalan autokrine, hormon yang
diproduksi bekerja itu mempengaruhi sel yang memproduksinya. Contoh: Hormon
estrogen, selain ditransport melalui peredaran darah, juga dapat memberi efek lokal
pada ovarium (tempat estrogen disekresikan)untuk menstimulasi produksi estrogen
tambahan. Selain itu, estrogen juga dapat mempengaruhi sel di sekitarnya melalui
pensinyalan parakrin.
4. Paracrine signaling : Pada tipe ini, hormon berdifusi melalui cairan
interstitial dan mempengaruhi sel di sekitarnya. 

Dalam bekerja terhadap sel target, hormon mempunyai tiga mekanisme kerja utama,
yaitu:11
1. Mengubah permeabilitas saluran (membran) dengan bekerja pada protein saluran
(protein kanal) yang sudah ada;
2. Bekerja melalui sistem pembawa pesan kedua (second messenger) untuk
mempengaruhi aktivitas sel;
3. Pengaktifan gen spesifik untuk sintesis protein baru.

Hormon dalam bekerja juga memerlukan reseptor spesifik. Reseptor pada umumnya
adalah molekul protein dengan struktur tertentu sehingga hanya melakukan pengikatan
dengan hormon/analog dengan struktur hormon tertentu. Reseptor hormon terletak di
membrane sel/sitoplasma sel. Dengan demikian hormon yang dibebaskan ke dalam darah
hanya bekerja pada sel atau jaringan tertentu yang mempunyai reseptor spesifik terhadap
hormon tersebut.11

2.7 Jelaskan mekanisme kerja hormon sesuai dengan kasus di atas!


Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang ditandai dengan
meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Siklus peningkatan produksi
hormon estrogen dan progesteron seringkali mengubah komposisi mikrobiota biofilm,
biologis jaringan gingiva dan pembuluh darah. Secara umum, hasilnya adalah respon
peradangan berlebihan dengan tanda-tanda klinis dan gejala yang dapat terlihat pada
gingiva. Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan
diyakini dapat mempengaruhi kesehatan gingiva. Perubahan yang terjadi pada gingiva
tampak berlebihan walaupun jumlah plak sebagai faktor iritan lokal tidak terlalu banyak.
Selain itu, progesteron bersama-sama dengan estrogen dapat menyebabkan pelebaran
pembuluh darah sehingga sering terjadi pembesaran pada gingiva ibu hamil.12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mukosa rongga mulut dilapisi oleh jaringan yang terdiri atas dua lapisan, yaitu epitel
dan jaringan ikat. Lapisan epitel pada rongga mulut adalah stratified squamous
epithelium yang terdiri atas sel-sel epitel yang melekat satu sama lain dan tersusun pada
masing-masing lapisannya sedangkan jaringan ikat adalah lamina propia. Mukosa rongga
mulut terbagi tiga yaitu mukosa mastikasi, mukosa lining, dan mukosa specialized.
Mukosa mastikasi terdiri atas epitel stratified squamous epithelium berkeratin yang
terdapat pada gingiva dan palatum keras. Mukosa yang dilapisi oleh epitel non-keratin
disebut mukosa lining. Sedangkan, pada mukosa specialized terdapat pada dorsum lidah
yang dilapisi oleh epitel ortokeratin.
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk
memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam
tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Hormon dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan
mengakibatkan hal yang tidak baik (seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
1. Puspitawati R. Struktur makroskopik dan mikroskopik jaringan lunak mulut. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2003;10:462-5.
2. Gartner LP, Hiantt JL. Color Textbook of Histologi Third Edition. China: Elsevier Inc
2007;300-2.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. 12th ed. Jakarta:
EGC; 2015: 285-311
4. Rahmawati A, Tofrizal, Yenita, Nurhajjah S. Gambaran Sitologi Eksfoliatif pada Apusan
Mukosa Mulut Murid SD Negeri 13 Sungai Buluh Batang Anai Padang Pariaman.
Kesehatan Andalas 2018; 7 (2): 247-9.
5. Kasuma N. Fisiologi dan patologi saliva. Padang:Andalas University Press, 2015:3.
6. Gupta S, Ahuja N. Salivary Glands. 9 februari 2018.
https://www.intechopen.com/books/histology/salivary-glands (6 April 2021).
7. Nugroho TE, Pujo JL, Nurcahyo WI. Fisiologi dan Patofisiologi Aksis Hipotalamus-
Hipofisis-Adrenal. Anestesiologi Indonesia 2011; 3 (2): 1.
8. Dini S. Aksi hipotalamus hipofisis. Universitas Yarsi Fakultas Kedokteran 2017.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Alih Bahasa.Mandera LI, Hartanto H.
Jakarta: EGC,2016: 896-907.
10. Pratiwi C. Mekanisme Kerja Hormon. 1 Agustus 2020.
http://www.acitrapratiwi.com/2020/08/mekanisme-kerja-hormon.html (5 April 2021).
11. Nugroho RA. Dasar-dasar endokrinologi. Samarinda: Mulawarman University Press,
2016:9-15.
12. Soulissa AG. Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Jurnal PDGI 2014; 63(2):
71-7.

Anda mungkin juga menyukai