Anda di halaman 1dari 41

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Smartphone

a. Pengertian Smartphone

Smartphone adalah gabungan antara ponsel dengan e-mail

dan web, musik dan pemutar film, kamera dan camcorder,

navigasi GPS, dikte suara untuk pesan dan pencarian suara untuk

mengajukan pertanyaan tentang apa pun. Banyak fitur yang jauh

lebih “pribadi” daripada komputer pribadi, smartphone umumnya

dalam jangkauan di mana pun Anda berada.

Thomas J & Misty E mengemukakan bahwa smartphone

atau ponsel pintar merupakan perangkat yang menyediakan fungsi

asisten personal serta fasilitas internet connection yang bisa

menghubungkan pengguna dengan dunia maya seperti melalui

media sosial, dan lain-lain.

Sementara menurut Williams & Sawyer (2011)

smartphone adalah telepon selular dengan mikroprosesor,

memori, layar dan modem bawaan. Smartphone merupakan

ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas PC dan

handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, di mana

terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video, game, akses

4
email, tv digital, search engine, pengelola informasi pribadi, fitur

GPS, jasa telepon internet dan bahkan terdapat telepon yang juga

berfungsi sebagai kartu kredit.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ponsel

pintar atau smartphone adalah suatu perangkat yang dapat dibawa

kemana-mana, yang dapat melakukan akses internet dan aplikasi

lainnya namun tetap memiliki kemampuan dasar yang sama

dengan telepon lainnya

b. Jenis-jenis Smartphone

Berikut ini adalah jenis-jenis smartphone, lebih tepatnya

adalah sistem operasi yang menunjang proses kerja smartphone

itu sendiri, yang diusung oleh beberapa smartphone terkemuka.

1. Symbian

Symbian adalah sistem operasi yang pertama kali

diperkenalkan dan dikembangkan oleh merk dagang Nokia.

Symbian tak bebas dikembangkan, sehingga tak jarang jika

disebut Symbian adalah Nokia, dan begitu pula sebaliknya.

Kelebihan Symbian:

 Dapat mengunduh 2 jenis file langsung, baik (sis*) atau

(jar*)

 Kualitas gambar pada game nya baik

5
 Aplikasi berformat (sis*) terasa menyatu dengan ponsel

sehingga terasa lebih ringan

 Bisa membuat aplikasi melalui ponsel

Kekurangan Symbian:

 Symbian mudah diretas oleh peretas (hacker)

 Rentan terkena virus, sehingga wajib memasang antivirus.

 Mayoritas ponsel Symbian berdesain model lama

 Lambat karena masalah RAM.

 Pengaturan file yang cukup sulit (terutama para pemula)

 Pada saat membuka aplikasi berformat (*jar) kurang

maksimal

2. Android

Android meupakan OS yang dipublikasikan oleh Google,

sebuah perusahaan search engine. Kebanyakan Android

dinaungi oleh merk dagang Samsung.

Kelebihan Android:

 Android bersifat terbuka, sehingga dapat dikembangkan

oleh siapa saja.

 Akses mudah ke Android market

 Android tergolong sistem yang fleksibel

 Browser-nya tergolong cepat, termasuk saat membuka

website dengan flash

 Pusat dari aplikasi canggih

6
Kekurangan Android:

 Dibandingkan dengan iOS, Android masih kalah intuitif

dari iOS

 Pengguna masih membutuhkan waktu untuk menemukan

beberapa operasi sistem dan third-party file manager

 Aplikasi Android mudah dimasuki iklan

 Android tidak berarti jika kita tidak memiliki koneksi

internet

3. Windows Phone

Windows Phone adalah sistem operasi perangkat mobile yang

dikembangkan oleh pihak Microsoft dan menjadi sistem

operasi pertama untuk platform Windows Mobile pada saat ini.

Kelebihan Windows Phone:

 Melalui browser dan GPS, pengguna bisa menemukan

lokasi, memblokir dan me-reset smartphone.

 Interface-nya terdiri atas dua bagian, yaitu sejumlah kotak

yang disebut hub dan bagian kedua untuk Tools dan

Options.

 Diferensiasi produk sengaja ditempuh Microsoft agar

smartphone mereka berada diluar pesaingnya

 Memilliki interface yang berbeda dibandingkan dengan

interface smartphone lainnya

7
Kekurangan Windows Phone:

 Microsoft melakukan perubahan radikal pada sistem baru

ini. Misalnya, aplikasi pihak ketiga (third party) tidak

boleh aktif di latar belakang, tidak ada folder, akses file

multimedia harus melalui Zune, dan data Office harus

disimpan dilayanan online SkyDrive. Memang karena

masih baru, semau potensi platform mobile ini belum

optimal

4. iOS

iOS atau yang dulu dikenal sebagai iPhone OS adalah sistem

operasi buatan Apple untuk perangkat mobile buatan Apple.

Perangkat mobile buatan Apple yang menggunakan iOS

sebagai sistem operasi adalah iPhone, iPad, iPod touch dan

Apple TV.

Kelebihan iOS:

 iPhone unggul karena penggunaan sistem nya yang mudah

dan aplikasi third-party nya yang selalu konsisten dengan

Apple

 Pengelompokkan aplikasi dalam satu folder untuk

kemudahan pengelolaan

 Melalui iTunes, iPhone kini semakin mudah dikelola,

misalnya untuk melakukan sinkronisasi data, backup dan

8
pencarian aplikasi di App Store yang kini masih yang

terbesar dan terlengkap.

Kekurangan iOS:

 Kurang fleksibel dalam melakukan penyesuaian tertentu

bagi pengguna

 Pengguna akan mengalami hambatan dalam mengganti

aplikasi standar dan mengelola data-datanya di

smartphone

 Pengguna bahkan tidak dapat bebas untuk memaketkan

data-data pada suatu folder

c. Manfaat Smartphone

 Manfaat Smartphone Secara Umum

Berikut ini adalah beberapa manfaat smartphone secara

umum, diantaranya yaitu:

1. Komunikasi Antar manusia

Smartphone adalah suatu bentuk pengembangan terbaru

dari teknologi telepon nirkabel. Dengan smartphone

seseorang dapat melakukan komunikasi seperti

handphone biasa pada umumnya, yaitu seperti untuk

telepon suara, mengirim pesan sms, pesan mms, dan

layanan data. Akan tetapi smartphone dilengkapi

dengan prosesor, memori, dan perlengkapan lainnya

9
yang lebih canggih mirip seperti teknologi yang ada

pada komputer.

2. Mencari Informasi / Ilmu

Berselancar di dunia internet jauh lebih nyaman jika

menggunakan smartphone daripada handphone biasa

yang belum dilengkapi dengan teknologi yang canggih.

Berselancar di dunia maya akan terasa lebih cepat

dengan smartphone yang menggunakan koneksi

internet tanpa kabel generasi terbaru seperti 3G, 3,5G,

4G, 4,5G, 5G, dan seterusnya. Ditambah lagi dengan

web browser terbaru yang dapat menerjemahkan bahasa

html dan bahasa permograman web serta teknologi

terbaru lainnya.

3. Hiburan

Smartphone dapat menayangkan berbagai format

multimedia yang ada. Media streaming online pun juga

dapat dengan mudah dijalankan di smartphone yang

canggih tanpa banyak kendala. Ditambah lagi dengan

adanya berbagai aplikasi hiburan gratisan yang dapat

diunduh secara gratis maupun berbayar menambah

lengkap sarana hiburan yang ada pada smartphone.

10
4. Aplikasi

Pengguna smartphone dapat memasang dan

menjalankan berbagai aplikasi yang tersedia di internet

dan juga non internet yang sesuai dengan sistem operasi

yang digunakannya. Setiap aplikasi memiliki

spesifikasi minimal yang dibutuhkan agar dapat

berjalan dengan lancar. Semakin canggih dan baru

suatu gadget smartphone yang digunakan, maka pada

umumnya semakin banyak aplikasi yang bisa

dijalankan.

5. Penyimpanan Data

Kapasitas memori smartphone yang besar bisa

berfungsi sebagai media penyimpanan data file. Seperti

halnya usb flashdisk, usb external drive dan multimedia

card, handphone yang canggih pun dapat dipergunakan

untuk meletakkan berbagai file sesuai dengan kapasitas

yang ada pada smartphone. Smartphone yang diberi

kartu memori tambahan akan mampu menampung data

lebih besar.

6. Gaya

Ada banyak orang yang menggunakan ponsel

smartphone untuk menunjang penampilan sehari-hari.

Orang yang memiliki gengsi yang tinggi akan berusaha

11
sekuat tenaga untuk menggunakan smartphone yang

dipandang orang keren dan canggih.

7. Penunjuk Arah

Salah satu fungsi penting dari smartphone adalah untuk

mendapatkan informasi arah mata angin, arah kiblat,

dan lain sebagainya. Smartphone yang memiliki

fasilitas GPS dapat menunjukkan arah mata angin

seperti layaknya kompas sungguhan. Selain itu dengan

dipadukan layanan jejaring sosial maka dapat menjadi

sesuatu yang sangat menarik dan dibutuhkan.

 Manfaat Smartphone Bagi Peserta didik

1. Menjadi Alat Berhubungan Jarak Jauh

Ponsel jadi tumpuan peserta didik dalam berhubungan

dengan rekan -rekannya. Hal tersebut dapat membuat

mudah peserta didik dalam mengkoordinasian sahabat-

sahabatnya jika hendak belajar kelompok maupun

membuat tugas bersama.

2. Smartphone dibuat Guna Memudahkan Hidup

Telah teruji bahwa kehidupan peserta didik pun

lumayan tertolong dengan keberadaan ponsel

smartphone. Contohnya, pada luar waktu sekolah,

peserta didik dapat berkomunikasi bersama temannya

12
guna menanyakan bahan tugas maupun PR tanpa mesti

keluar rumah yang dapat menggunakan banyak waktu.

3. Smartphone dapat Menyimpan Berkas dan Mudah

Dibawa

Kegunaan ponsel untuk peserta didik berdasarkan hal

tersebut contohnya peserta didik dapat mencatat bahan

peserta didikan serta dapat menghapalnya dimana saja

serta kapan saja. Contoh lain, peserta didik mencatat

sejumlah informasi bermanfaat serta menyimpannya

dalam handphone, contohnya yaitu pengumuman ujian,

mengamati suatu materi pada satu buku pada toko

buku, dan lainnya.

4. Smartphone Mempunyai Fasilitas Entertainment

Fasilitas tersebut diantaranya adalah semacam musik

(MP3) maupun permainan. Fasilitas tersebut dapat

menghibur kalangan peserta didik yang bisa saja lelah

ketika belajar.

5. Smartphone Memiliki Fasilitas Internet

Hal tersebut memudahkan peserta didik dalam

mendapatkan informasi, utamanya adalah mengenai

bahan peserta didikan melalui internet yang telah

terdapat pada smartphone.

d. Kerugian Menggunakan Smartphone

13
 Kerugian Secara Umum

1. Menurunkan Minat Baca

Sebagai alat yang memiliki banyak keunggulan, tentu

smartphone menjadi pilihan dalam mengisi waktu

luang. Akibatnya, bahan bacaan seperti koran atau pun

buku menjadi terlupakan.

2. Meningkatkan Beban Biaya Hidup

Memiliki smartphone tentu menambah beban hidup.

Pasalnya, jika smartphone tidak dibekali dengan

internet, maka fungsi utama dari smartphone itu sendiri

pun menjadi kurang optimal. Secara tidak langsung,

kita dituntut untuk selalu membeli kuota internet untuk

memenuhi kebutuhan smartphone kita.

3. Peluang Praktik Bisnis Ilegal

SMS minta dikirimkan pulsa, SMS minta ditolong yang

ternyata perampok, minta transfer uang, penawaran

produk tertentu padahal pelaku pemerasan, undian

berhadiah yang meminta korban untuk mengirim

sejumlah uang kepada pelaku, chatting dengan

selebritis, game online, penculikan.

4. Kerugian Sosial

Pengguna ponsel smartphone menjadi lalai saat

menggunakan alat tersebut yang berakibat pada

14
kekacauan sosial seperti kecelakaan lalulintas,

perselingkuhan yang berujung pada perceraian,

pornografi, pornoaksi, penurunan prestasi belajar atau

kerja, penurunan kepekaan sosial.

Pengguna smartphone menjadi malas untuk

bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar

(berinteraksi langsung) karena dengan smartphone

segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa

perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan

aktivitas, mulai dari mengisi pulsa, transfer uang,

memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan

dapat dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun.

5. Mengganggu Kesehatan

Penelitian di Amerika membuktikan bahwa kaum pria

yang membawa HP di saku celana dapat menurunkan

70% produktivitas sperma dan lebih parah lagi sperma

yang dihasilkan tidak akan dapat membuahi sama

sekali alias mandul karena telah rusak akibat radiasi

yang dipancarkan oleh HP yang ditaruh di saku celana.

Menurut Journal of American Medical Association,

radiasi yang terpancar selama 50 menit dari telepon

selular dapat mempengaruhi aktivitas sel-sel otak

sekitar 7%.

15
Sebuah penelitian di Finlandia membuktikan bahwa

radiasi elektromagnetik serupa ponsel selama satu jam

dapat mempengaruhi produksi sel, (Kompas,23

Oktober 2002 dalam Nurudin, Sistem Komunikasi

Indonesia, 197, 2005).

Kuatnya pancaran gelombang dan letak HP yang

menempel di kepala akan mengubah sel-sel otak hingga

berkembang abnormal dan potensial menjadi sel

kanker.

Penelitian yang dilakukan oleh UCLA dan Universitas

Aarhus di Denmark, telah ditemukan bahwa ibu hamil

yang menggunakan HP sekitar dua hingga tiga kali

sehari dapat meningkatkan resiko pada bayi mereka

menjadi hiperaktif dan mengalami kelainan sisi

emosional ketika si anak mulai memasuki masa kanak-

kanak.

 Kerugian pada Peserta didik

1. Mengganggu Perkembangan Anak

Dengan canggihnya fitur-fitur yang tersedia di

handphone seperti: kamera, permainan (games) akan

mengganggu peserta didik dalam menerima peserta

didikan di sekolah. Tidak jarang mereka disibukkan

dengan menerima panggilan, sms, missedcall dari

16
teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.

Lebih parah lagi ada yang menggunakan HP untuk

mencontek (curang) dalam ulangan. Bermain game saat

guru menjelaskan peserta didikan dan sebagainya.

Kalau hal tersebut dibiarkan, maka generasi yang kita

harapkan akan menjadi budak teknologi.

2. Efek Radiasi

Selain berbagai kontroversi di seputar dampak negatif

penggunaannya, penggunaan HP juga berakibat buruk

terhadap kesehatan, ada baiknya peserta didik lebih

hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan atau

memilih HP, khususnya bagi peserta didik anak-anak.

Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-

anak jangan dulu diberi kesempatan menggunakan HP

secara permanen.

3. Rawan Terhadap Tindak Kejahatan.

Ingat, peserta didik merupakan salah satu target utama

dari pada penjahat.

4. Sangat Berpotensi Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku

Peserta didik.

Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua, HP bisa

digunakan untuk menyebarkan gambar-gambar yang

17
mengandung unsur porno dan sebagainya yang sama

sekali tidak layak dilihat seorang peserta didik.

5. Pemborosan

Dengan mempunyai HP, maka pengeluaran kita akan

bertambah, apalagi kalau HP hanya digunakan untuk

hal-hal yang tidak bermanfaat maka hanya akan

menjadi pemborosan.

2.1.2 Minat Baca

a. Pengertian Minat Baca

Liliawati (Sandjaja, 2005 ) mengartikan minat membaca

adalah suatu perhatian yang kuat dan memdalam disertai dengan

perasaan senang tarhadap kegiaan membaca sehingga dapat

mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya

sendiri. Menurut Ginting (2005) mendefinisikan minat membaca

adalah bentuk-bentuk prilaku yang terarah guna melakukan

kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat dalam

melakukan kegiatan membaca karena menyenangkan dan

memberikan nilai. Minat baca adalah keinginan dan kemauan kuat

untuk selalu membaca setiap kesempatan atau selalu mencari

kesempatan untuk membaca. (Jamarah, 2005: 24). Menurut Gage

dalam Syaiful Rijal, minat baca dibagi menjadi dua, yaitu (1)

minat baca spontan dan (2) minat baca terpola. Minat baca

spontan adalah minat baca yang tumbuh dari motivasi personil

18
pembaca (peserta didik). Sedangkan minat baca terpola adalah

minat baca yang berlangsung dalam kegiatan mengajar di

sekolah. Minat baca perlu ditanamkan dan dipupuk pada diri

setiap manusia (peserta didik) baik oleh diri sendiri atau oleh

orang lain, untuk dapat diharapkan prestasinya terus meningkat di

masa yang akan datang.

Guna meningkatkan minat baca ada banyak cara yang

perlu dilakukan, termasuk diantaranya seperti yang dikemukakan

Dr. Tarigan (1987:108) adalah:

1) Berusaha untuk selalu menyediakan waktu untuk membaca

secara rutin. Haruslah kita sadari bahwa orang yang dapat

membaca dengan baik adalah orang yang biasa berpikir

dengan baik pula.

2) Biasakanlah untuk dapat memilih bacaan yang baik dan kita

butuhkan. Masalah yang sering kita hadapi adalah kita dapat

belum dapat memilih buku bacaan yang baik, juga karena

terbentur oleh sempitnya waktu hingga kita tidak dapat

membaca buku dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu

diperlukan keterampilan dalam memilih bahan bacaan.

Peningkatan minat baca dapat dilakukan dengan berbagai cara,

misalnya :

1) Menyediakan bahan bacaan;

19
2) Pemilihan bahan yang baik;

3) Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap

membaca;

4) Penyediaan waktu untuk membaca.

Sehingga bisa kita simpulkan bahwa cara yang paling efektif

untuk meningkatkan minat baca adalah menciptakan kondisi cinta

baca.

Jadi dapat disimpulkan bahwa minat baca peserta didik

adalah suatu daya tarik dalam membaca yang ada dalam diri

peserta didik, yang bertujuan untuk mencari informasi,

menambah ilmu pengetahuan, menambah potensi diri, ataupun

sekadar memenuhi kesenangan membaca, baik membaca buku

peserta didikan, buku pengetahuan, maupun jenis buku dan bahan

bacaan lainnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan minat pada

umumnya dan minat baca pada khususnya menurut Abu Ahmadi

(1992: 150-151) adalah sebagai berikut :

1. Pembawaan

Bila pembawaan minat peserta didik itu tinggi , maka peserta

didik itu akan memiliki dorongan dan semangat tinggi dalam

melaksanakan kegiatan membaca. Begitu pula sebaliknya.

20
2. Latihan dan kebiasaan

Menumbuhkan latihan dan kebiasaan membaca dalam diri

merupakan hal paling utama yang harus dilakukan para

pembaca dan para pendidik.

3. Kebutuhan

Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya

perhatian terhadap objek tersebut.

4. Kewajiban

Membaca adalah sebuah perintah dari langit. Pentingnya

membaca dalam pandangan Islam tergambar dalam ayat yang

pertama kali turun kepada Rasulullah.

5. Keadaan jasmani

Sehat jasmani juga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi minat baca. Jika kondisi jasmani terganggu

kesehatannya maka secara otomatis yang bersangkutan tidak

dapat beraktifitas banyak dan minatpun akan berkurang.

6. Suasana jiwa

Jiwa adalah daya hidup rohaniyah yang bersefat abstrak yang

menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-

perbuatan.

7. Suasana sekitar

Suasana sekitar yang kondusif secara absolut diakui sebagai

stimulus dalam meningkatkan minat secara umum.

21
8. Kuat tidaknya rangsangan

Adanya rangsangan yang membangkitkan gairah dan

memotivasi peserta didik menumbuhkkan semangat dan

antusiasme sehingga akan berpengaruh pada peningkatan

minat seseorang.

Sejalan dengan itu Rosyidi (1987:13) menjelaskan bahwa

minat baca bukanlah suatu yang tumbuh secara otomatis,

melainkan minat baca ditanam, ditumbuhkan serta dipupuk sejak

usi dini. Dalam membangun minat baca diperlukan bantuan serta

partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat mulai

lingkungan sekolah (guru), lingkungan masyarakat, pemerintah

dan paling utama adalah dukungan keluarga. Minat baca yang

tinggi adalah suatu keadaan yang dapat memberikan harapan

besar terhadap prestasi dan kesuksesan anak pada masa itu

ataupun masa yang akan datang.

c. Ciri-ciri Minat Baca

Syaiful Rijal (Edukasi.N0.03.2005) mengemukakan

bahwa seorang anak yang mempunyai minat baca tinggi

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Senantiasa berkeinginan untuk membaca

“Buku itu Gudangnya ilmu, membaca adalah kuncinya”

22
Sejatinya membaca nyaris identik dengan ilmu pengetahuan,

suatu aspek peradaban manusia yang utama mengantarkan

manusia dapat mengembangkan kehidupannya. Budaya

membaca merupakan salah satu penentu utama yang

membuat ilmu pengetahuan berkembang pesat dan

mengantarkan manusia ke dalam kehidupan dinamis, serta

berwawasan luas sehingga manusia gampang dalam

menjalankan kehidupannya.

2. Mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca

Pada saat ini minat dan kegemaran membaca masyarakat kita

masih tumbuh pada lapisan tertentu, yaitu kalangan

akademisi, tokoh masyarakat dan yang karena kedudukan dan

tugasnya dituntut untuk membaca. Bagai sebagian besar

masyarakat termasuk peserta didik, kegiatan membaca belum

merupakan kebiasaan bahkan mereka masih menganggap

bahwa tanpa membaca sekalipun seseorang dapat mencapai

sesuatu yang diinginkan. Untuk itu harus ada upaya yang

sungguh-sungguh dan konsisten dalam membudayakan

gemar membaca.

3. Memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca

Kesempatan dan peluang untuk membaca banyak dimiliki

oleh setiap orang, namun sedikit yang dapat memanfaatkan

23
setiap peluang tersebut untuk membaca. Membaca adalah

satu hal yang kurang diminati oleh masyarakat umum bahkan

cendrung ditakuti karena dianggap membosankan dan

menjemukan. Hanya kalangan tertentu yang mempunyai

minat baca yang tinggi sajalah yang akan menggunakan

setiap peluang waktu untuk membaca.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca

Membaca untuk sebagian orang memang hal yang sangat

berat, namun membaca untuk sebagian peserta didik sebaliknya,

seorang yang terasa enggan atau berat dalam membaca mungkin

orang tersebut tidak memiliki tujuan yang lebih luas dari suatu

informasi yang diterimanya.

Dalam membaca secara langsung ataupun tidak langsung

memang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri

pembaca maupun dari faktor luar pembaca. (Saputra, 2004: 1)

 Faktor Internal atau dalam diri pembaca terlihat bahwa orang

itu adalah :

a. Tidak memiliki minat baca yang tinggi sehingga mereka

dapat mencari informasi dari media lain, selain mereka

dituntut membaca yaitu radio atau televisi

24
b. Adanya anggapan bahwa membaca itu sulit karena

banyak kata-kata yang mungkin tidak dapat terekam

dengan cepat dan mudah.

c. Kurangnya pengetahuan tentang membaca sehingga

mereka cepat bosan, tidak sabar, dan malas untuk

membaca.

d. Kebiasaan sejak kecil yang salah

 Faktor eksternal atau dari luar pembaca, kita tidak pernah

atau cenderung malas membaca itu karena adanya beberapa

hal, antara lain :

a. Kurangnya buku atau bahan bacaan yang menarik dan

bermutu.

b. Pendidikan yang diterapkan oleh guru atau orang tua

tidak memberikan contoh dan tidak dianjurkan membaca.

c. Situasi, kondisi, keluarga, dan masyarakat yang tidak

mendukung.

Dr. Raghib As-Sirjani dan Amin al-Madari memberikan

penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi membaca anak

didik adalah sebagai berikut :

1. Apa tujuan Anda membaca?

Secara mutlak cara ini ialah cara yang paling penting, yakni

menghadirkannya. Dalam hal ini untuk melakukan proses

membaca selalu terpatri dalam dirinya, karena Allah SWT

25
dengan kalimat perintah langsung “ Bacalah … “ karena itu

saya membaca dalam rangka taat kepada Allah juga agar

berguna bagi dunia dan akhirat serta berguna bagi umat.

2. Menyusun perencaan dalam membaca

Membaca perlu melihat fasilitas yang ada, tentunya

disesuaikan dengan kemampuan kita, yakni berupa waktu

yang tepat, buku yang sesuai, dan kapasitas untuk

menguasainya.

3. Mengatur waktu

“Tiada waktu tanpa Membaca”

Adagium ini memang telah melekat pada diri orang-orang

yang mengagungkan membaca sebagai konsep hidup, namun

dalam realitanya disadari memang di balik itu ada waktu

tertentu yang kita tidak dianjurkan melakukan proses

membaca yang bilamana dipaksankan akan berakibat fatal,

yaitu muncul sifat malas dan bosan membaca. Oleh karena

itu kita dianjurkan selektif dalam mencari waktu dan selalu

membawa buku dengan tujuan membaca.

4. Mulailah setahap demi setahap

Membaca berarti mengambil atau memahami arti dari bahan

cetakan dan tulisan, karena itulah membaca memang

memerlukan keterampilan tertentu bagi pembaca agar ia

dapat memahami makna bacaan tertentu.

26
5. Teratur dalam mengikat makna.

Tengsoe (1985:102) berpendapat bahwa baca bukan sekedar

melafalkan huruf-huruf akan tetapi lebih pada kegiatan jiwa

untuk mengolah apa yang kita baca. Mengolah dalam artian

kita tidak harus menyerap begitu saja isi bacaan, yakni

dengan system pencatatan yang tertata rapi, selalu mencatat

keteraturan dan perhatian sangat dibutuhkan dalam segala

aspek.

e. Tujuan Membaca

Sadar ataupun tidak sadar kita membaca mempunyai

tujuan yang khusus, yang tidak sama dengan tujuan membaca

orang lain. Tentunya ada banyak macam tujuan dari kegiatan

membaca sebagaimana dijelaskan Nuryatim Hadi Saputra

(2004:3).

Adapun tujuan-tujuan membaca tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membaca untuk menemukan fakta-fakta

2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama

3. Membaca untuk mengetahui urutan sesuatu

4. Membaca untuk menyimpulkan

5. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi

6. Membaca untuk menilai atau mengevaluasi

7. Membaca untuk membandingkan dan mempertentangkan

f. Ragam Membaca

27
Ada berbagai cara dalam membaca yang dimaksudkan

untuk memilih mana yang lebih efektif sesuai dengan kondisi

pembaca dan kebutuhan. Menurut Nuryatim Hadi Saputra

(2004:32) ragam atau macam-macam dari cara membaca adalah

sebagai berikut:

1. SQ3R

SQ3R adalah Survey, Quition, Read, Recile/Recall, dan

Review.

− Survey atau disebut dengan pembaca.

− Quition atau menyusun pertanyaan.

− Read atau membaca sebagai langkah ketiga.

− Recile atau recall sebagai fase pemberhentian sejenak

atau beberapa lama sesuai kebutuhan.

− Review sebagai fase pengulangan dan penelusuran

kembali.

2. Skimming

Membaca secepat kilat, artinya menjelajahi keseluruhan isi

buku dengan cepat

3. Scanning

Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan

informasi tanpa membaca yang lain atau langsung ke masalah

yang dicari yaitu fakta dan informasi.

4. Warp speed

28
Warp speed adalah membaca dengan kecepatan tinggi.

g. Teknik dalam Membaca

1. Memilih bahan bacaan yang baik

Tentukan pilihan bahan bacaan yang baik disesuaikan dengan

kebutuhan atau relevansi denga tujuan belajar yang bertujuan

untuk menemukan fakta-fakta atau memperoleh ide-ide serta

dapat mengklasifikasikan dan memperoleh pengetahuan yang

optimal, karena menurut Jarwoto (2005:13) bahan-bahan

bacaan memberikan keterampilan tersendiri pada pembaca.

2. Memiliki frekuensi dan waktu dalam membaca

Frekuensi dan waktu dalam membaca merupakan bagian dari

teknik membaca, karena tempat dan suasana sekitar yang

kondusif secara absolut menjadi stimulus terhadap kepuasan

dalam membaca.

Sejalan dengan itu (Rusyana, 2005:04) berpendapat bahwa

“buku-buku atau bahan bacaan yang menunjang pada

pendidikan di segala bidang dengan informasi yang lebih luas

dan mendalam karena adanya waktu dan tempat yang

menjanjikan untuk selalu membaca”

3. Kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya membaca.

29
Hal tersebut akan mendorong peserta didik untuk melakukan

kegiatan membaca dan rela meluangkan waktunya untuk

membaca, karena adanya usaha-usaha pembaca tersebut

menunjukkan adanya kesadaran bahwa membaca itu penting.

4. Metode dalam membaca

Berikut penulis jabarkan mengenai beberapa tujuan membaca

beserta bahan bacaan dan tekniknya (Saputra, 2004:6)

 Membaca untuk menemukan fakta-fakta dari koran, buku,

majalah

Yang diperlukan:

 Baca judul

 Baca bab yang menunjukkan fakta

 Baca kesimpulan

 Lihat gambar, table atau diagram

 Bacalah dengan teliti alur permasalahannya

 Pahami setiap paragrap ide pokoknya dan contoh

kongkrit yang disajikan oleh bacaan

 Garis bawahi kalau perlu dan catat yang penting

 Membaca untuk memperoleh ide-ide pokok utama atau ide

pokok dalam buku

Yang diperlukan:

 Daftar isi

 Pendahuluan

30
 Bab-bab kunci

 Kesimpulan

 Perhatikan kata-kata kunci dan abaikan hal-hal yang

tidak perlu

 Skim-lah paragraf demi paragraf

 Membaca untuk mengetahui urutan sesuatu

Yang diperlukan:

 Daftar isi

 Bab-bab yang jadi sasaran baca

 Kesimpulan

 Baca secara cepat dengan informasi yang disajikan

 Usahakan masalah yang kecil ditemukan untuk

menemukan masalah yang besar secara berurutan.

 Membaca untuk menyimpulkan buku

Yang diperlukan:

 Baca simpulan di akhir buku dari suatu judul buku

 Bacalah dengan teliti simpulan dari judul suatu buku

 Temukan informasi penting di dalamnya.

 Membaca untuk mengelompokkan atau klasifikasi buku,

koran, dan majalah:

Yang diperlukan:

 Lihat daftar isi

 Baca yang menjadi sasaran bacaan

31
 Bacalah dengan cermat mana yang dianggap kelompok

anggota dan kelompok X

 Kelompok anggota tandai dengan anggota dan

kelompok X tandai dengan X

 Membaca untuk menilai atau evaluasi buku, koran, dan

majalah

Yang diperlukan:

 Daftar isi

 Bab yang menjadi sasaran bacaan

 Simpulan buku

 Daftar pustaka

 Bacalah dengan pelan dan teliti, temukan hal-hal

penting dan cocokkan dengan masalah yang dihadapi.

 Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan

buku

Yang diperlukan:

 Daftar isi

 Baca yang menjadi sasaran bacaan

 Simpulan

 Table, grafik dan gambar

 Daftar pustaka

32
 Bacalah dengan cepat bab yang menjadi sasaran yang

dibaca, tentukan masalah kemudian bandingkan dengan

informasi.

2.1.3 Peserta didik

a. Pengertian Peserta didik

Pengertian peserta didik menurut UU Sisdiknas No.20

tahun 2003 adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Potensi

peserta didik diolah melalui proses pembelajaran (kegiatan

belajar-mengajar), di mana melalui kegiatan belajar itu peserta

didik tidak hanya memperoleh pengetahuan, mampu bekerja

sama, berkomunikasi, memiliki jiwa toleransi dan saling

pengertian, serta memiliki kemampuan untuk berkompetisi.

Selain pengertian peserta didik sebagai tersebut di atas, juga ada

beberapa pengertian lain tentang apa itu peserta didik.

Secara etimologi peserta didik dalam bahasa Arab juga

disebut dengan timidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya

adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang

mengingini pendidikan”. Dalam bahasa Arab dikenal juga dengan

istilah Thalib jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah

“orang-orang yang mencari ilmu”.

33
Dalam arti luas, peserta didik adalah setiap orang yang

terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan

dalam arti sempit, peserta didik diartikan setiap peserta didik yang

belajar di sekolah (Sinolungan, 1997)

Departemen Pendidikan Nasional (2003), menegaskan

bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan.

Peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada

jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan

nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperi Siswa,

Mahasiswa, Warga Belajar, Peserta didik, Murid serta Santri.

 Siswa adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

 Mahasiswa adalah istilah umum bagi peserta didik pada

jenjang pendidikan perguruan tinggi.

 Warga Belajar adalah istilah bagi peserta didik nonformal

seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

34
 Peserta didik adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta

didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat menengah

maupun tingkat atas.

 Murid memiliki definisi yang hampir sama dengan peserta

didik dan peserta didik.

 Santri adalah istilah bagi peserta didik pada jalur pendidikan

non formal,khususnya pesantren atau sekolah-sekolah yang

berbasiskan agama Islam.

Pendidikan merupakan bantuan bimbingan yang diberikan

pendidik terhadap peserta didik menuju kedewasaannya. Sejauh

dan sebesar apapun bantuan itu diberikan sangat berpengaruh oleh

pandangan pendidik terhadap kemungkinan peserta didik untuk

dididik. Sesuai dengan fitrahnya manusia adalah makhluk

berbudaya, yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan yang

tidak mengetahui apa-apa dan ia mempunyai kesiapan untuk

menjadi baik atau buruk.

Dari beberapa pengertian di atas yang telah disebutkan,

maka pengertian peserta didik dapat pula diartikan sebagai

individu yang mengalami perkembangan dan perubahan, sehingga

ia harus mendapatkan bimbingan dan arahan untuk membentuk

sikap moral dan kepribadian. Suatu sistem pendidikan dapat di

katakan bermutu, jika proses belajar mengajar di laksanakan

35
dengan menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat

belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang

berkelanjutan.

b. Kebutuhan Peserta didik

Pemenuhan kebutuhan peserta didik disamping bertujuan

untuk memberikan materi kegiatan setepat mungkin, juga materi

peserta didikan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan

biasanya menjadi lebih menarik. Dengan demikian akan

membantu pelaksanaan proses belajar-mengajar. Adapun yang

menjadi kebutuhan peserta didik antara lain:

1) Kebutuhan Jasmani

Hal ini berkaitan dengan tuntutan peserta didik yang bersifat

jasmaniah.

2) Kebutuhan Rohaniah

Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan peserta didik

yang bersifat rohaniah

3) Kebutuhan Sosial

Pemenuhan keinginan untuk saling bergaul sesasama peserta

didik dan pendidik serta orang lain. Dalam hal ini sekolah

harus dipandang sebagai lembaga tempat para peserta didik

belajar, beradaptasi, bergaul sesama teman yang berbeda

36
jenis kelamin, suku bangsa, agama, status sosial dan

kecakapan.

4) Kebutuhan Intelektual

Setiap peserta didik tidak sama dalam hal minat untuk

mempeserta didiki sesuatu ilmu pengetahuan. Dan peserta

didik memiliki minat serta kecakapan yang berbeda-beda.

Untuk mengembangkannya bisa ciptakan peserta didikan-

peserta didikan ekstra kurikuler yang dapat dipilih oleh

peserta didik dalam rangka mengembangkan kemampuan

intelektual yang dimilikinya.

c. Peserta didik Sebagai Subjek Belajar

Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang

menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Di

dalam proses belajar-mengajar, peserta didik sebagai pihak yang

ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar-mengajar

yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik,

bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu

menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang

diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan

fasilitas apa yang cocok dan mendukung, dan semua itu harus

disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik.

Itulah sebabnya peserta didik merupakan subjek belajar.

37
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh peserta didik sebagai

subjek belajar yaitu:

1) Mememahami dan menerima keadaan jasmani

2) Memperoleh hubungan yang memuaskan dengan teman-

teman sebayanya

3) Mencapai hubungan yang lebih “matang” dengan orang

dewasa

4) Mencapai kematangan Emosional

5) Menuju kepada keadaan berdiri sendiri dalam lapangan

finansial

6) Mencapai kematangan intelektual

7) Membentuk pandangan hidup

8) Mempersiapkan diri untuk mendirikan rumah tangga sendiri

d. Hakikat Peserta didik Sebagai Manusia

Ada beberapa pandangan mengenai hakikat peserta didik sebagai

manusia yaitu:

1) Pandangan Psikoanalitik

Beranggapan bahwa manusia pada hakikatnya digerakkan

oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat

instingtif.

2) Pandangan Humanistik

Berpendapat bahwa manusia memiliki dorongan untuk

mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Oleh karenanya

38
dikatakan bahwa manusia itu selalu berkembang dan berubah

untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan sempurna.

3) Pandangan Martin Buber

Berpendapat bahwa hakikat manusia tidak dapat dikatakan ini

atau itu. Manusia merupakan suatu keberadaan yang

berpotensi, namun dihadapkan pada kesemestaan alam,

sehingga manusia itu terbatas.

4) Pandangan Behavioristik

Pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya

adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh

faktor-faktor yang datang dari luar.

e. Pengembangan Individu Peserta didik

Tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan

pembangunan pada umumnya adalah ingin menciptakan “manusia

seutuhnya”. Maksudnya yaitu manusia yang lengkap, selaras,

serasi dan seimbang perkembangannya dari semua segi

kepribadiannya. Manusia seutuhnya adalah individu-individu

yang mampu menjangkau segenap hubungan dengan Tuhan,

dengan lingkungan atau alam sekeliling, dengan manusia lain

dalam suatu kehidupan sosial yang kontruktif dan dengan dirinya

sendiri. Individu-individu yang demikian pada dirinya terdapat

suatu kepribadian terpadu baik unsur akal pikiran, perasaan,

39
moral dan keterampilan (cipta, rasa dan karsa), jasmani maupun

rohani yang berkembang secara penuh.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

peserta didik, diantaranya:

 Aliran Natifisme

Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor

bawaan dan keturunan. Contohnya: wajah dan perilaku

seseorang akan berkembang sesuai dengan wajah dan

perilaku orang tuanya.

 Aliran Empirisme

Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh faktor

luar atau lingkungan.

 Aliran Konvergensi

Perkembangan individu dipengaruhi baik oleh faktor bawaan

maupun oleh faktor lingkungan.

f. Karakteristik Peserta didik

Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan kelakuan

dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari

pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola

40
aktivitas dalam meraih cita-citanya. Dengan demikian, penentuan

tujuan belajar itu sebenarnya harus dikaitkan atau disesuaikan

dengan keadaan atau karakteristik peserta didik itu sendiri.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik peserta

didik yaitu:

1) Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan

kemampuan awal atau Prerequisite skills, seperti misalnya

kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, mengucapkan

hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lainnya.

2) Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan

status sosial (socioculture)

3) Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan

kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.

Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik ini

memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar

mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai

karakteristik peserta didik senantiasa akan sangat berguna

dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang

lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi

setiap peserta didik.

Adapun karakteristik peserta didik yang mempengaruhi kegiatan

belajar peserta didik antara lain:

41
1) Kondisi fisik

2) Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan

3) Gaya belajar

4) Usia

5) Tingkat kematangan

6) Ruang lingkup minat dan bakat

7) Lingkungan sosial ekonomi dan budaya

8) Faktor emosional

9) Faktor komunikasi

10) Intelegensia

11) Keselarasan dan attitude

12) Prestasi belajar

13) Motivasi

2.2 Kerangka Berpikir

Minat baca merupakan suatu peristiwa dimana seseorang memiliki

keinginan lebih untuk membaca, baik membaca buku maupun sumber

lainnya. Minat baca saat ini masih terus dikembangkan oleh pemerintah

Indonesia agar peserta didik Indonesia memiliki semangat dalam membaca.

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan mengingat bahwa peserta didik

Indonesia masih sangat minim untuk memiliki minat membaca dan

memperkaya literasi. Maka dari itu telah kita ketahui bersama bahwa

pemerintah telah mencanangkan program literasi untuk peserta didik

SMA/Sederajat demi meningkatkan minat baca peserta didik pada 15 menit

42
pertama sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai. Namun, hal tersebut

dinilai belum terlihat efeknya terhadap peserta didik. Tetapi hal tersebut

dapat dimaklumi karena pencanangan program ini baru dilaksanakan pada

tahun ajaran 2016/2017 yang saat ini masih berjalan. Bersamaan dengan itu,

saat ini mayoritas peserta didik Indonesia telah memiliki smartphone.

Dalam kegunaannya, smartphone dapat memberikan dampak baik maupun

dampak buruk terhadap minat baca peserta didik. Dan dalam penelitian ini,

penulis akan memberikan pemaparan tentang bagaimana smartphone dapat

memengaruhi minat baca peserta didik.

Smartphone telah berhasil memengaruhi para penggunanya dalam

berbagai aspek, terutama para peserta didik yang masih berumur belasan

tahun. Smartphone yang saat ini berkembang pesat justru berbanding

terbalik terhadap minat baaca peserta didik yang semakin lama semakin

menurun. Penyebab smartphone dapat menurunkan minat baca peserta didik

contohnya yaitu adanya game online yang dapat diakses kapan pun dan

dimana pun. Selain itu, banyak juga aplikasi lainnya yang bukan hanya

mengganggu minat baca peserta didik, namun juga mengganggu proses

belajar pada peserta didik. Hal yang demikian ini dapat terjadi karena antara

minat baca dan proses belajar merupakan dua hal yang berkaitan sangat erat.

Mayoritas orang yang unggul pada bidang akademik merupakan individu

yang memiliki minat baca yang kuat pada dirinya, karena bagi mereka

membaca merupakan kegiatan yang dapat membuka wawasan mereka.

Maka dari itu, sebagian dari mereka biasanya ketika belajar akan

43
menyingkirkan smartphone-nya, dan biasanya mereka akan menggunakan

smartphone-nya pada waktu-waktu yang telah mereka tentukan, ataupu

mereka akan menggunakan smartphone untuk kepentingan tertentu saja.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir sebagaimana

yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam

penelitian ini yaitu adanya pengaruh smartphone terhadap minat baca

peserta didik.

44

Anda mungkin juga menyukai