Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR

ACARA 6
“PETA DAN KETELITIAN PENGGAMBARAN”

Dosen Pengampu:
Dr. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si
Aswin Saputra, S.Pd., M.Sc

NAMA: Muhammad Donny Chandra


NIM: 1710115110013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kartografi adalah studi dalam membuat peta atau globe yang dulunya
dilakukan dengan memakai kertas dan pena. Namun semakin majunya IPTEK,
kartografi dilakukan menggunakan komputer. Proses kartografi adalah proses
grafis dari sebuah gambar menjadi peta. Bahan kartografi adalah semua bahan
yang semua atau sebagian menggambarkan bumi atau benda angkasa dalam skala,
termaksud peta dan gambar rencana dalam bentuk 2D dan 3D; peta penerbangan,
pelayaran, dan angkasa; peta bum; foto udara, foto satelit, dan foto ruang angkasa,
citra; atlas.
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke bidang datar
dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
disebut kartografi. Membuat peta tidak bisa sembarangan, karena didalam peta
terdapat banyak informasi sehingga dibutuhkan ketelitian tinggi agar akuratnya
informasi yang terkandung didalam sebuah peta tersebut.
Simbol dalam peta dapat diartikan sebagai suatu tanda yang mempunyai arti
tertentu. Simbol dalam peta memegang peran yang penting. Menurut bentuknya,
simbol dibedakan menjadi:
a) Simbol titik
b) Simbol garis
c) Simbol area atau bidang
d) Simbol warna
1.2 Tujuan

Tujuan praktikum kartografi “Menyalin Peta dan Ketelitian Penggambaran”


adalah:
1. Mampu menggambarkan berbagai macam kenampakan fenomena ke dalam
suatu simbol, baik berupa titik, garis, area
2. Mampu melatih ketelitian dalam menggambar peta secara manual
3. Mampu memahami definisi kartografi
4. Mampu memahami definisi peta
5. Mampu mengetahui sejarah kartografi
6. Mampu mengenali dan membedakan berbagai macam peta
7. Mampu mengidentifikasikan kelengkapan peta
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut International Cartographic Association (1973), kartografi adalah

seni, ilmu pengetahuan, teknologi tentang pembuatan peta sekaligus mencakup

studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Kesimpulannya, kartografi

adalah ilmu yang mempelajari pembuatan peta (memasukkan peta, menggambarkan

peta, memvisualisasi peta).

Menurut International Cartographic Association (ICA), peta adalah gambaran

atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi

yang kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda luar angkasa yang pada

umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

Kesimpulannya, peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke

bidang datar dengan menggunakan skala tertentu.

Tahun 150 SM, telah terbit peta dunia berbentuk kerucut yang menggunakan

pengukuran yang agak cermat. Peta tersebut dibuat seorang ahli geografi yang

bernama Ptolemeus (Bapak Kartografi). Dulu, para ahli geografi menggambarkan

kondisi permukaan bumi dengan berbagai media, seperti tanah liat, papan kayu,

lempeng tembaga, serta media kertas yang terbuat dari kulit pohon, bambu, dan

dedaunan. Periode perkembangan pembuatan peta atau kartografi dibagi menjadi

empat, yaitu:
1) Periode Awal

Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk

tablet dari tanah liat sekitar 2300 SM. Selanjutnya pemetaan dijaman Yunani

Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, konsep dari Aristoteles bahwa bumi

berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 SM)

dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di Yunani dan

Roma mencapai kejayaannya berkat Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165

M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan

pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai

dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar yang

berjudul “Guide to Geography”. Dengan meninggalkan karangan yang

dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman

kebangkitannya.

2) Periode Tengah

Sepanjang periode pertengahan, peta wilayah Eropa dibuat dengan cara

pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk peta ini,

Jerussalem dilukiskan ditengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan

menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking (Abad 12) di Utara

Atlantik, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara

itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan praktis dan realistik di wilayah
Arab, termasuk daerah Mediterania. Cara pembuatannya masih dilukis

dengan tangan, dimana penyebarannya masih dibatasi.

3) Periode Kejayaan

Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15.

Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir

berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir

muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik

fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat

perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15-16. Para pembuat peta

mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau,

sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas

dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup

tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatik hanya dimiliki oleh

pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia

disajikan pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang

lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia)

menjadi ahli pembuat peta terkenal pada abad 16. Ia mengembangkan

proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan

Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada

tahun 1569.

4) Periode Modern

Pada abad 17-19, peta dibuat secara akurat dan nyata dengan menggunakan

metode-metode ilmiah. Banyak negara melakukan pemetaan sebagai program


nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak

diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan

Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan

jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation).

Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS

menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa

Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara

bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database,

analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan

penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat

keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital,

Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan,

menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi.

.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan Tanggal Praktikum

a. Hari dan Tanggal: Rabu - Kamis, 13 - 14 Desember 2017

b. Waktu : 14.00 – Selesai dan 15.00 – 23.00 Selesai

c. Tempat : Jl. Batu Benawa 2 No.12 RT.44 RW.04


Kecamatan: Banjarmasin Tengah
Kelurahan: Teluk Dalam

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang saya pakai dalam praktikum “Peta dan Ketelitian
Penggambaran, adalah:

1. Atlas
2. Kertas Kalkir berukuran 42 cm x 30 cm atau A3
3. Alat tulis (pensil, penggaris)
4. Rapidograph ukuran 0,1, 0,2 dan 0,6
5. Krayon warna-warni
6. Spidol warna-warni
7. Meja
8. Klip atau penjepit kertas
9. Tisu

3.3 Metode Pembuatan

Metode pembuatan yang saya pakai dalam praktikum “Peta dan Ketelitian
Penggambaran” adalah:

1. Berdoa untuk dilancarkan mengerjakan praktikum ini


2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menaruh kertas kalkir diatas wilayah Sekapung, lalu diberi klip atau penjepit
kertas di setiap sisi supaya tidak goyang saat dijiplak dan supaya rapi
4. Menjiplak peta dengan awalan bagian tepi dengan menggunakan spidol hitam
5. Menjiplak garis astronomis dengan menggunakan pensil
6. Menjiplak garis-garis batas administrasi, lalu batas-batas administrasi dengan
menggunakan spidol merah dan rapidograph 0,2
7. Menjiplak simbol-simbol peta, Kecamatan, sungai, danau, gunung, gunung
berapi, bandara, pelabuhan, jalan raya dengan menggunakan rapidograph 0,1
8. Menulis nama wilayah di dan sekitarnya dengan menggunakan rapidograph
0,2 dan spidol merah
9. Mewarnai sesuai dengan peta aslinya menggunakan krayon dan tisu
10. Membuat Legenda disebelah kanan peta
11. Terakhir, menulis yang menggambar peta, sumber peta dan penerbitnya
BAB IV
PENUTUP

4.1 Hasil Praktikum


Hasil praktikum kartografi dasar yang berjudul “Peta dan Ketelitian
Penggambaran” adalah:
1. Mengetahui batas-batas administrasi
2. Mengetahui kenampakan alam serta ketinggian tempat di wilayah Sekapung
Kesulitan yang dihadapi saat praktikum kartografi dasar “Peta dan Ketelitian
Penggambaran” adalah
1. Perlu ketelitian tinggi saat menggambar
2. Terkadang setelah menggambar secara tidak sengaja ada coretan dari tinta.
3. Apabila saat pembuatan peta, kertas kalkir tergeser, maka proses
penggambaran peta akan terjadi kesalahan secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai