Anda di halaman 1dari 23

MINIRISET

EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN DARING TERHADAP MOTIVASI


BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN UNUSA DI MASA PANDEMI
COVID-19

KELOMPOK 8 / KELAS 7D
ANGGOTA:
1. YOLLA CHAYSA MIRANDA NIM 1130017139
2. FARIDATUL KHASANAH NIM 1130017146
3. NOER JAMILAH NIM 1130017160

DOSEN PEMBIMBING:
DR. EPPY SETIYOWATI. SPd. S.Kep. M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan
rahmat- Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Mini Riset dengan judul
”Efektifitas Proses Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa
Keperawatan Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya”.

Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah saw, yang telah
membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan kebodohan dan membawa kita
menuju zaman yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Eppy., S.Pd.,S.Kep.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Biostatistik yang telah menjadi
pembimbing kami dalam penelitian, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses
pembuatan laporan mini riset ini secara langsung maupun tidak langsung. Semoga mini
riset kami ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para pembaca,
dan semua pihak masyarakat.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak


kekurangan sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 31 Januari 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI

ABSTRAK
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia, pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah
menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Zhou et
al., 2020). Pandemi Covid-19 menjadi persoalan multidimensi yang dihadapi dunia, hal
tersebut juga dirasakan dampaknya dalam sector pendidikan yang menyebabkan
penurunan kualitas belajar pada peserta didik (Sahu, 2020), masa darurat pandemik ini
mengharuskan sistem pembelajaran diganti dengan pembelajaran daring agar proses
pembelajaran tetap berlangsung (Sintema, 2020). Daring atau dalam jaringan adalah
metode pembelajaran yang dilakukkan secara online. Sedangkan mata kuliah daring
adalah mata kuliah yang seluruh atau sebagiannya diselenggarakan secara daring atau
online, dengan menggunakan learning management system (Ristekdikti, 2017). Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2008).
Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan unsur
teknologi informasi dalam pembelajaran. Menurut Mustofa et al (2019) bahwa
Pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan
metoda pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar. pembelajaran daring diselenggarakan melalui jejaring
internet dan web 2.0 (Alessandro, 2018), artinya bahwa penggunaan pembelajaran daring
melibatkan unsur teknologi sebagai sarana dan jaringan internet sebagai sistem.
Pembelajaran daring telah banyak dilakukan dalam konteks perguruan tinggi, terbukti
dari beberapa penelitian yang menjelaskan hal tersebut (Crews & Parker, 2017; Mather &
Sarkans, 2018).
Pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa memiliki keleluasaan waktu belajar
sehingga dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Selain itu, mahasiswa dapat
berinteraksi dengan dosen menggunakan beberapa aplikasi seperti e-classroom, video
conference, telepon atau live chat, zoom maupun melalui whatsapp group (Dhull &
Sakshi, 2017). Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung
dari karakteristik peserta didiknya. Hal ini diungkapkan oleh Nakayama et al (2014)
bahwa dari semua literatur mengindikasikan bahwa tidak semua peserta didik akan sukses
dalam pembelajaran online, hal itu disebabkan karena perbedaan faktor lingkungan
belajar dan karakteristik peserta didik.
Motivasi memberikan dorongan untuk tindakan yang bertujuan dengan arah yang
diinginkan Baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat
penting dalam motivasi (Lee & Martin, 2017). Motivasi dapat memengaruhi apa yang
kita pelajari, bagaimana kita belajar, dan kapan kita memilih untuk belajar (Schunk &
Usher, 2012). Hal ini juga ditunjukan dari penelitian yang menjelaskan bahwa peserta
didik yang termotivasi lebih cenderung melakukan kegiatan yang menantang, terlibat
aktif, menikmati proses kegiatan untuk belajar dan menunjukkan peningkatan hasil
belajar, ketekunan dan kreativitas (Samir Abou El-Seoud et al., 2014), selain itu,
merancang lingkungan belajar yang memotivasi siswa akan menarik perhatian peserta
didik (Keller, 2010).
1.2 Batasan Masalah
Faktor Efektivitas proses pembelajaran daring terhadap motivasi mahasiswa
keperawatan UNUSA dimasa pandemi adalah dukungan sosial dari lingkungan sekitar
terutama dari lingkungan keluarga dan konsep diri. Dikarenakan keterbatasan waktu,
peneliti membatasi pada Efektivitas proses pembelajaran daring terhadap motivasi
mahasiswa keperawatan Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya dimasa pandemi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Apakah ada Efektivitas proses pembelajaran daring terhadap motivasi belajar
mahasiswa keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dimasa pandemi”?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk Efektivitas proses pembelajaran daring terhadap
motivasi belajar mahasiswa keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
dimasa pandemi?
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Efektivitas proses pembelajaran daring pada mahasiswa
keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dimasa pandemi.
b. Mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa keperawatan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya dimasa pandemi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi kepustakaan

dan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam bidang

Efektivitas proses pembelajaran daring terhadap motivasi belajar mahasiswa

keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dimasa pandemi.

2. Manfaat Praktis

Sebagai dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan mmotivasi belajar

mahasiswa.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Corona Virus 2019

Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia, pada tanggal 30 Januari 2020 WHO
telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia
(Zhou et al., 2020). Pandemi Covid-19 menjadi persoalan multidimensi yang
dihadapi dunia, hal tersebut juga dirasakan dampaknya dalam sector pendidikan yang
menyebabkan penurunan kualitas belajar pada peserta didik (Sahu, 2020), masa
darurat pandemik ini mengharuskan sistem pembelajaran diganti dengan
pembelajaran daring agar proses pembelajaran tetap berlangsung (Sintema, 2020), hal
ini jelas mengubah pola pembelajaran yang mengharuskan guru dan pengembang
pendidikan untuk menyediakan bahan pembelajaran dan mengajar siswa secara
langsung melalui alat digital jarak jauh (United Nations, 2020).

2.2 Konsep Pembelajaran Daring


2.2.1 Definisi Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa memiliki keleluasaan waktu


belajar sehingga dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Selain itu, mahasiswa
dapat berinteraksi dengan dosen menggunakan beberapa aplikasi seperti e-
classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom maupun melalui
whatsapp group (Dhull & Sakshi, 2017). Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan
sebuah inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber
belajar yang variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran
tergantung dari karakteristik peserta didiknya. Hal ini diungkapkan oleh Nakayama
et al (2014) bahwa dari semua literatur mengindikasikan bahwa tidak semua peserta
didik akan sukses dalam pembelajaran online, hal itu disebabkan karena perbedaan
faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. Salah satu keberhasilan
dalam pembelajaran adalah terkait dengan motivasi yang dimiliki siswa (Schunk et
al., 2014).

Menurut Thorne (2003), pembelajaran daring adalah pembelajaran yang


memanfaatkan teknologi sebagai media perantara pengajar dan peserta ajar tersebut
yang dapat dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung antara pengajar dan
peserta ajar tersebut yang biasanya menggunakan media komputer atau gadget yang
berbasis pada jaringan internet yang artinya memiliki karakteristik fleksibel dan
mudah dilakukan oleh siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

Pembelajaran online atau pembelajaran daring adalah sistem belajar yang terbuka
dan tersebar dnegan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan),
yang dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
internet yang berarti (Dabbagh dan Ritland (2020).

Pembelajaran online atau pembelajaran daring adalah sebuah jenis proses


pembelajaran yang mengandalkan koneksi internet untuk mengadakan proses
pembelajaran. Kuliah daring adalah sebuah sistem perkuliahan yang medianya
memanfaatkan akses internet sebagai sarana untuk melaksanakan pembelajaran.
Kuliah daring adalah sistem yang diterapkan di dalam pelaksanaan pendidikan di
tingkat universitas yaitu sistem yang digunakan oleh pengajar dan mahasiswa.

2.2.2 Manfaat

Menurut Isman (2020) penggunaan pembelajaran moda daring dalam


pembelajaran akan berdampak positif baik terhadap institusi, dosen maupun
mahasiswa. Manfaat tersebut akan memberi keuntungan kepada masing-masing
pihak diantaranya:

a. Institusi, dapat mengatasi keterbatasan kelas apabila perkuliahan kurang


sekiranya perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka. Keluhan selama ini
bisa teratasi dengan adanya pembelajaran daring.
b. Dosen, dapat memanfaatkan waktu luang untuk melalakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Kurangnya para dosen melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat selma ini disinyalir karena kurangnya
waktu. Dengan banyaknya waktu luang keluhan waktu selama ini dapat
teratasi.
c. Mahasiswa, terutama mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sangat terbantu
sekali karena tidak perlu datang ke kampus untuk belajar cukup melalui
internet. Belajar melalui darimg dapat dilakukan kapanpun dan di mana saja.
Di samping itu, juga dapat mengatasi keterbatasan biaya karena pembelajaran
daring lebih hemat biaya.
2.2.3 Media Pelaksanaan Daring
1. E-learning
E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untukmengaktifkan
siswa untuk belajar kapanpun dan di mana pun. E-learning memiliki tipe
yaitu Synchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses
pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta
didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan
peserta didik secara online.
2. Aplikasi tatap muka secara online
a. Zoom
b. Google meet
c. Dan media lainnya
2.2.4 Masalah Yang Menghambat

Masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan


metode daring adalah sebagai berikut:

a. Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh pengajar dan


mahasiswa.
b. Kondisi pengajar di Indonesia tidak seluruh nya paham penggunaan cara
tekonologi.
c. Jaringan yang tidak stabil
d. Pengularan biaya yang lebih besar
e. Timbulnya masalah psikologis seperti stres
2.2.5 Pembelajaran E-Learning Bagi Mahasiswa Keperawatan

Pelaksanaan elearning khususnya dalam bidang keperawatan merupakan suatu


tantangan yang besar di Indonesia. Tantangan dalam bi- dang keperawatan yaitu
mahasiswa keperawatan tidak hanya dituntut aspek kognitif saja melain- kan juga
skill dan afektif dimana mereka harus merawat manusia dengan beragam
karakteristik. Pada metode pembelajaran elearning di keperawatan ini, ada hal yang
tidak bias di penuhi oleh elektronik dan internet yaitu sense of care. Sedangkan pada
era sekarang dan akan datang, teknologi memegang peranan yang san- gat penting
dalam semua aspek termasuk pen- didikan. Oleh karena itu, jika dosen perawat tid-
ak dapat mengikuti arus perkembangan teknolo- gi informasi, maka selamanya akan
terkungkung dari dunia luar seperti “katak dalam tempurung” Ketika mahasiswa
diharapkan untuk ber- partisipasi aktif dalam menemukan model pem- belajarannya,
dosen perawat pun diharapkan mampu “berlari” dan memfasilitasi mahasiswa dalam
menemukan pembelajarannya. Maha- siswa pun merasa lebih enjoy dalam proses
pem- belajaran karena strategi dan metode yang dipa- kai sesuai dengan era yang
ada. Mahasiswa menjadi lebih aktif dan creative dalam belajar dan mencari
informasi terbaru.

2.3 Konsep Motivasi Belajar


2.3.1 Definisi Motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak
(move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,
membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan
keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Motivasi merupakan suatu dorongan yang diberikan dan yang timbul pada diri
seseorang, dalam hal ini mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar guna
mencapai pres- tasi belajar yang diinginkan (Sianturi, 2011). Motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2008).

Menurut Brophy (2010) bahwa motivasi adalah sebuah konstruksi teoretis untuk
menjelaskan inisiasi, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku, terutama
perilaku yang diarahkan pada tujuan. Motivasi memberikan dorongan untuk
tindakan yang bertujuan dengan arah yang diinginkan Baik fisik maupun mental,
sehingga aktivitas menjadi bagian yang sangat penting dalam motivasi (Lee &
Martin, 2017). Motivasi dapat memengaruhi apa yang kita pelajari, bagaimana kita
belajar, dan kapan kita memilih untuk belajar (Schunk & Usher, 2012). Hal ini juga
ditunjukan dari penelitian yang menjelaskan bahwa peserta didik yang termotivasi
lebih cenderung melakukan kegiatan yang menantang, terlibat aktif, menikmati
proses kegiatan untuk belajar dan menunjukkan peningkatan hasil belajar,
ketekunan dan kreativitas (Samir Abou El-Seoud et al., 2014), selain itu, merancang
lingkungan belajar yang memotivasi siswa akan menarik perhatian peserta didik
(Keller, 2010).

2.3.2 Aspek Motivasi Belajar


Aspek-Aspek Motivasi Belajar Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar
yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:
1. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya,
murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang
baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau
mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan
mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
2. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).Misalnya, murid belajar menghadapi
ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid
termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi
tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka,dan mendapat imbalan
yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol,
misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.Terdapat dua jenis motivasi
intrinsik, yaitu:
a. Motivasi intrinsic berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan
sesuatu karena kemauan sendiri,bukan karena kesuksesan atau imbalan
eksternal. Minat intrinsic siswa akan meningkat jika mereka mempunyai
pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
b. Motivasi intrinsic berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal
kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi
penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang
mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
2.3.3 Faktor Motivasi Belajar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Brophy (2004),
terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa,yaitu:
1. Harapan Langsung
2. Instruksi langsung
3. Umpan Balik(feedback) yang tepat
4. Penguatan dan hadiah
5. Hukuman Sebagai pendukung kelima factor diatas,Sardiman (2000)
menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah:
a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan
tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b. Persaingan/kompetisi
c. Egoinvolvement,yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar
merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan
sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
d. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi
giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
e. Memberitahukan hasil,hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat
belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
f. Pujian,jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.

2.4 Hubungan Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar

Menurut Selvi (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut


untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada
motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri untuk
melibatkan pada proses pembelajaran. Faktanya, teknologi itu sendiri dipandang
oleh sebagian orang sebagai motivasi yang inheren karena memberikan sejumlah
kualitas yang diakui penting dalam menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu
tantangan, keingintahuan, kebaruan dan fantasi (Lepper et al., 2005; Lin et al.,
2008), motivasi dianggap sebagai faktor penting untuk keberhasilan belajar
termasuk dalam lingkungan belajar daring, sehingga perlunya mempertimbangkan
kembali motivasi belajar di lingkungan belajar yang pemanfaatan teknologi
(Harandi, 2015), dengan alasan tersebut maka penting bagi para peneliti dalam
dunia pendidikan untuk mengkaji secara mendalam tentang bagaimana motivasi
mahasiswa pada pembelajaran daring terlebih kegiatan pembelajarannya dilakukan
selama masa Pandemik Covid-19. Adapun aspek yang diteliti dalam penelitian ini
terkait dengan aspek yang dijelaskan oleh (Hamzah B. Uno, 2009) yang
menuliskan 8 indikator motivasi belajar, yaitu konsentrasi, rasa ingin tahu,
semangat, kemandirian, kesiapan, antusias atau dorongan, pantang menyerah, dan
percaya diri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara
objektif bagaimana motivasi belajar mahasiswa pada pembelajaran daring selama
masa Pandemik Covid-19, sehingga hal ini menjadi bahan evaluasi dalam
menciptakan pembelajaran daring yang efektif ditengah Pandemik covid-19, selain
itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan kajian peneliti lain terkait motivasi
mahasiswa pada pembelajaran daring selama masa Pandemik Covid-19.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Bangun Penelitian


Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Menurut Nenty (2009) bahwa
Penelitian kuantitatif berupaya untuk mengungkap kebenaran dan prinsip
universal dalam bentuk hubungan antar variabel atau fenomena. Ciri dalam
penelitian kuantitatif yaitu teknik analisis datanya menggunakan teknik
kuantitatif (statistika) secara objektif (Creswell, 2010). Rancangan penelitian
menggunakan metode survey. Penelitian survey sangat cocok digunakan dalam
mengungkap bagaimana motivasi mahasiswa dalam pembelajaran daring pada
masa Pandemik Covid-19 ini. Rancangan bangun penelitian menggunaka
pendekatan cross sectional yaitu waktu pengukuran atau observasi data variabel
dependen dan independen hanya satu kali pada satu saat.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya.
3.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
1. Sample
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa
keperawatan sebesar 50 di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
2. Besar Sample
N
n=
1+ N ( d ) 2

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = Tingkat kepercayaan yang diujikan (0,05)


Diketahui:
N= 50 responden
d= 0,05
Jawab:
N
n=
1+ N ( d ) 2
50
n=
1+ 50 ( 0,05 ) 2
50
n=
1+ 50(0,0025)
50
n=
1+ 0,1
50
n=
1,1
n= 45 Responden.
3. Cara pengambilan sampel
Pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan jenis
simple random sampling. Untuk melakukan sampling jenis ini dengan
responden menuliskan nama di google form kemudian diambil secara acak
dan setiap anggota atau unit dari populasi memiliki kesempatan yang sama
sebagai sample.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan melalui google form dengan memenuhi berapa
kriteria antara lain:
a. Terdapat masalah yaitu sebagian mahasiswa keperawatan Universitas
Nadhlatul Ulama Surabaya untuk mengetahui seberapa efektif proses
pembelajaran daring terhadap motivasi belajar bagi mahasiwa
keperawatan.
b. Penelitian sudah mengenal lokasi penelitian.
c. Peneliti dapat menjangkau tempat penelitian.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Januari 2021.

3.5 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
Mahasiswa keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Sampling
Menggunakan probability sampling dengan simple random
sampling

Sampel
Seluruh Mahasiswa Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya sebesar 45 respo nden

Pengumpulan Data Data


dikumpulkan menggunakan kuesioner melalui google form

Pengolahan Data
Data diolah dengan cara editing, coding, scoring,
tabulating

Analisa Data
Menggunakan Uji Bivariat

4.
Hasil penelitian

Pembahasan
5.
Simpulan dan saran
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Proses
pembelajaran daring sedangkan variabel dependen adalah motivasi belajar.
2. Definisi Operasional
Tabel 4.2: Definisi operasional efektifitas proses pembelajaran daring terhadap
motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan universitas Nahdlatul ulama
surabaya di masa pandemi covid-19

Variabel Definisi Kategori dan Parameter dan


Operasional Kriteria
Skala
Pengukuran
Variabel Parameter:
indenpenden:
Kuisioner Google
Proses
Pembelajaran Form
Daring
Variabel
dependen:
Motivasi Belajar

5.1 Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data


1. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan SOP
penanganan pertama pingsan. Lembar observasi di isi sesuai dengan
keterampilan remaja dalam mempraktekkan penanganan pertama pingsan yang
ada di SOP. Peneliti megobservasi keterampilan penanganan pertama pingsan
yang sesuai dengan SOP perawatan pingsan.

2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian
lembar observasi dan SOP perawatan pingsan yang telah diisi responden.
Responden akan diberikan nomor responden. Nomor responden dipilih secara
acak menggunakan teknik simple random sampling. Nomor yang keluar akan
dijadikan responden dalam penelitian ini.
5.2 Pengelolaan dan Analisis Data
5.3 Etika Penelitian
1. Persetujuan Responden (Informed Concent)
Prinsip ini berkaitan dengan kebebasan seseorang untuk menjadi responden.
Responden berhak bertanya, menolak atau memberikan informasi serta
persetujuan dalam penelitian. Lembar persetujuan menjadi responden
diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan tujuan dan
maksud yang akan dilakukan dengan populasi dari sample mengisi sesuai
persetujuan dari awal sebelum melakukan penelitian.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan subjek, secara detail nama tidak perlu di tuliskan,
tetapi cukup dengan memberi inisial dari nama responden.
3. Kerahasiaan (Confidentility)
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.

BAB 4

HASIL PENELITIAN
BAB 5

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Alih Bahasa
Ramona P.Kapoh Skp. Jakarta : EGC.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai