PENDAHULUAN
Cairan dan elektrolit sanat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektorlit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimangan cairan dan elektorlit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui
makanan,minuman, dan cairan intervena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh
yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih
gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang
lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
1
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui secara umum kebutuhan cairan dan elektrolit pada tubuh manusia
Tujuan Khusus
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
sehingga menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kategori ketidak seimbangan cairan,
yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko
a. kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung)
tanda klinis : kehilangan berat badan
b. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan
dan depresi konfusi) tanda klinis : penurunan tekanan darah .
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat
kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam
4
jumlah proporsional,terutama natrium.Kehilangan cairan menyebabkan
peningkatan kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler.
Air berpindah dari sel dan kompartemen interstitial menuju ruang vascular.
Kondisi ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang
beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.Mereka
mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine.Di samping itu lansia
memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi mengalami
dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes
insipidus akibat penurunan hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan
tupe hiperosmolar. Pemberian cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah
solute dalam aliran darah.
5
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan
dalam kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya,
cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang
interstitial (Edema). Edema yang sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan.
Edema dapat bersifat local atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan
yang terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan
interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi ketika:
a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi yang
menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang interstisial).
b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia,
obstruksisirkulasi vena) yang menyebabkan cairann dalam pembuluh
darahterdorong ke ruang interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada blokade
limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau
cekungan setelah dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan
unu terjadiakibat pergerakan cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan
sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema
yang disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh
retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting.
6
akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu
lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh masalah
jantung atau gangguan ginjal.
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain
itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami
peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3. Lingkungan
Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat
disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi,
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang
tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan
yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit.
Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang bersuhu
tinggi,mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat.
Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan
sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang
tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter
per jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.
Jika asupan maknan tidak seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
menyebabkan penurunan kadar albumin.
7
5. Stres
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit
dasar sel atau jaringan yang rusak (mis.Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang
menderita diare juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat
kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal
juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran
darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantungmenurun,tubuh
akanmelakukan penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi
cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat
menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam jumlah
yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam
dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan
memfiltrasi cairan lebih banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan
meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan
menurunkan produksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal
mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu
dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga
anuria (produksi urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan
penurunan kadar kalsium dan kalium.
8
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam
tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
Bab II
9
BAB 3
A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan ganguan homeostatis cairan dan elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat menggangu statusa cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2. Pengukuran Klinik
a. Berat Badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbang cairan :
± 2% : Ringan
± 5% : Sedang
± 10% : Berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
Tingkat kesadaran
10
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
a. Integumen: keadaan tugor kulit, edema, kelelahan, kelemahan, otot, tetani, dan
sensasi rasa.
b. Kasiovaskuler: distensi vena jugalaris, tekaknan darah, hemoglobin, dan bunyi
jantung.
c. Mata: cekung, air mata kering.
d. Beurologi: refleks, gangguan motorik dan sensorik,tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah,
dan bising usus.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaa elektrolit, darah lengkap, PH, berat jenis urine, dan anilis gas darah.
11
Tujuan yang diharapkan :
a) Orthopnea
b) Oligurai
c) Edema
d) Distensi vena jugularis
e) Hipertensi
f) Distres pernapasan
g) Anasarka
h) Edema paru
a) Obesitas.
b) Hipothiroidism.
c) Pengobatan dengan kortikostreoid.
d) Imobilisasi yang lama
e) Cushings syndrome.
f) Gagal ginjal
g) Sirosis hepatis
h) Kanker
i) Toxemia
12
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu.Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.Cairan tubuh dibagi menjadi dua
kelompok :
1. cairan intraseluler
2. cairan ekstraseluler.
Keseimbangan cairan tubuh dan elekrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan
keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar system organ.
Factor yang mempengaruhi kebutuhan organ diantaranya : usia, aktivitas, iklim,
diet,stress, penyakit, tindakan medis, pengobatan dan pembedahan.
4.2 Saran
Dalam hal ini penulis meminta saran dan kritik dari pembacauntuk
meningkatkan karya tulis kami.
13
DAFTAR PUSTAKA
14