Anda di halaman 1dari 50

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MILIK DINAS


LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

HANJAR

PSIKOLOGI SOSIAL

untuk

SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


2021
KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SAMBUTAN

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Salam sejahtera, Om Swastiastu, Namo Budaya dan Salam Kebajikan.

uji dan syukur tiada henti-hentinya kita panjatkan


P ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian atas tersusunnya
bahan ajar (Hanjar) dalam bentuk modul ini, sehingga
dapat membantu para pendidik maupun peserta didik dalam
mengikuti pendidikan sampai dengan selesainya pendidikan
Sekolah Inspektur Polisi T.A. 2021.

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri merupakan


unsur pendukung pelaksana pendidikan dan pengembangan yang
kedudukannya berada di bawah Kapolri dengan tugas merencanakan,
mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan kepolisian dalam rangka
mewujudkan sumber daya manusia yang unggul untuk menciptakan insan Tribrata
yang profesional dan modern berdasarkan jenis pendidikan profesi, manajerial
(kepemimpinan), akademis dan vokasi serta mengelola komponen pendidikan di
jajaran Lemdiklat Polri.

Untuk menghasilkan perwira Polri sebagai pemimpin garis depan yang unggul dan
berintegritas guna melaksanakan tugas Kamtibmas, diharapkan Polri dapat memenuhi
tuntutan serta menjalankan tugas pokoknya secara baik. Salah satu wujudnya
dengan mendahulukan pembenahan-pembenahan dalam pendidikan dan
penyempurnaan pada semua komponen pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP)
antara lain kurikulum dan Hanjar yang disesuaikan dengan tantangan tugas
sehingga diharapkan peserta didik SIP dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta memberikan pengalaman belajar.

Sekolah Inspektur Polisi (SIP) merupakan pendidikan pengembangan Polri yang


memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan pendidikan bagi calon perwira Polri
sebagai pemimpin garis depan. Sehingga diharapkan profil lulusannya sebagai
manajer tingkat pertama dalam mengelola sumber daya yang berada di bawah
tanggung jawabnya, analis masalah-masalah Harkamtibmas dan penegakan hukum
sesuai dengan lingkup tugasnya dan supervisor dalam pelaksanaan tugas pokok
kepolisian.

Tujuan…….
ii
Tujuan pendidikan SIP T.A. 2021 yaitu menghasilkan perwira Polri yang bersumber
dari Brigadir Polri sebagai pemimpin garis depan dan manajer tingkat pertama yang
profesional, prediktif, responsibility, transparansi dan berkeadilan dalam
melaksanakan tugas sebagai Harkamtibmas, pelindung, pengayom, pelayan dan
penegakan hukum guna terciptanya Kamtibmas yang kondusif.

Hanjar dalam bentuk modul ini disusun melalui proses kelompok kerja yang
melibatkan Kasetukpa Lemdiklat Polri, para pendidik masing-masing mata pelajaran,
narasumber dan personel Lemdiklat Polri. Diharapkan Hanjar ini dapat menjadi
panduan yang masih relevan, valid dan aktual dalam beberapa tahun ke depan, yang
disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini/aktual.

Materi Hanjar dalam bentuk modul ini merupakan panduan dalam proses belajar
mengajar dan diharapkan para peserta didik dapat memahami serta menambah
materi dari berbagai referensi sesuai dengan dinamika perkembangan situasi dan
kondisi dalam menunjang proses pembelajaran pada pendidikan SIP.

Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta kelompok kerja
penyusunan Hanjar SIP yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya, sehingga
dapat tersusun Hanjar dalam bentuk modul.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada


kita semua dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan
negara.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Om shanti shanti shanti om, namo budaya dan salam kebajikan.

Jakarta, 24 Februari 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Drs. ARIF SULISTIYANTO, M.Si.


KOMISARIS JENDERAL POLISI
Paraf :
1. Kasubbag Sespimma : ........
2. Kaurmin : ........
3. Kabag Kurhanjardikbangum : ........
4. Kaurtu Rokurlum : ........
5. Karo Kurikulum : ........
6. Kataud Lemdiklat : ........
7. Wakalemdiklat Polri : …....

iii
MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


Nomor : Kep/ 67 /II/2021

tentang

HANJAR PENDIDIKAN POLRI


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI (SIP) T.A. 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Inspektur


Polisi (SIP) diperlukan adanya Hanjar yang sesuai dengan kurikulum
dipandang perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor


14 Tahun 2015 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

2. Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Nomor


3 Tahun 2016 tentang Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan Polri;

3. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:


Kep/2463/XII/2020 tanggal 22 Desember 2020 tentang Program
Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun Anggaran 2021;

4. Keputusan Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri


Nomor: Kep/253/VI/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang Rencana
Kerja Satker Lemdiklat Polri Tahun Anggaran 2021;

5. Pengumuman Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


Nomor: Peng/2/I/DIK.2.2./2021 tanggal 8 Januari 2021 tentang
Seleksi Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan ke-50
Tahun Anggaran 2021.

Memperhatikan: hasil kelompok kerja penyusunan Hanjar dalam bentuk modul


pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) T.A. 2021.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. mengesahkan berlakunya Hanjar pendidikan Polri untuk Sekolah
Inspektur Polisi (SIP) T.A. 2021, yang tersebut dalam lampiran
keputusan ini;
2. Hanjar.....
iv
2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI
NOMOR : KEP/ 67 /II/2021
TANGGAL: 24 FEBRUARI 2021

2. Hanjar dalam bentuk modul ini, berklasifikasi terbatas;


3. keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 24 Februari 2021

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kepada Yth: Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si.


KOMISARIS JENDERAL POLISI
Kasetukpa Lemdiklat Polri.

Paraf :
1. Kasubbag Sespimma : ........
2. Kaurmin : ........
3. Kabag Kurhanjardikbangum : ........
4. Kaurtu Rokurlum : ........
5. Karo Kurikulum : ........
6. Kataud Lemdiklat : ........
7. Wakalemdiklat Polri : …....

v
LEMBAR IDENTITAS

PSIKOLOGI SOSIAL

Penyusun:

Tim Rapat Koordinasi Penyusunan Hanjar SIP T.A. 2021

Editor:

1. Brigjen Pol. Drs. Adi Kuntoro.


2. Kombes Pol. Drs. Hudit Wahyudi., M.Hum., M.Si.
3. AKBP Andi Sophian, S.I.K.
4. AKBP Dr. Siskamto, M.M.
5. Kompol Budhi Eko Prasetyo, S.Pd, S.IK.
6. IPDA Dony Prasetya Eky Wijayanto, M.Psi.
7. Pembina Drs. Heru Martono .

Hanjar Pendidikan Polri


Sekolah Inspektur Polisi

Diterbitkan oleh:
Bagian Kurikulum dan Hanjar Pendidikan Pengembangan Umum
Biro Kurikulum
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri
Tahun 2021

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan
Polri ini, tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

vi
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................. i
Sambutan Kalemdiklat Polri ............................................................................... ii
Keputusan Kalemdiklat Polri .............................................................................. iv
Lembar Identitas ................................................................................................ vi
Daftar Isi ............................................................................................................ vii
Pendahuluan ..................................................................................................... 1
Standar Kompetensi .......................................................................................... 1

MODUL 1 KONSEPSI PSIKOLOGI SOSIAL 2


Pengantar ...................................................................................... 2
Kompetensi Dasar ......................................................................... 2
Materi Pelajaran ........................................................................... 3
Metode Pembelajaran .................................................................... 3
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 4
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 4
Tagihan / Tugas ............................................................................ 5
Lembar Kegiatan ........................................................................... 5
Bahan Bacaan ............................................................................... 6
1. Pengertian Psikologi Sosial menurut Para Ahli........................ 6
2. Pengertian Tentang Kerumunan.. ........................................... 7
3. Pengertian tentang Kelompok ................................................. 8
4. Pengertian Massa ................................................................... 9
5. Tujuan Psikologi Sosial ........................................................... 11
6. Fungsi dan Peranan Psikologi Sosial ...................................... 11
7. Ruang Lingkup Psikologi Sosial .............................................. 11
Rangkuman ................................................................................... 12
Latihan .......................................................................................... 12
MODUL 2 FENOMENA INTRAPERSONAL
Pengantar ...................................................................................... 13
Kompetensi Dasar ......................................................................... 13
Materi Pelajaran ........................................................................... 14
Metode Pembelajaran .................................................................... 14
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 15
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 15
Tagihan / Tugas ............................................................................ 17
Lembar Kegiatan ........................................................................... 17
Bahan Bacaan ............................................................................... 18
1. Sikap ..... ................................................................................ 18
2. Persuasi.. ................................................................................ 20
3. Kognisi Sosial ......................................................................... 22
4. Konsep Diri ............................................................................. 23
5. Altruisme ................................................................................ 25
6. Prasangka (Prejudice). ............................................................ 26
vii
-
LEMBAGA PENDIDIKAN POLRI

Rangkuman ................................................................................... 28
Latihan .......................................................................................... 28
MODUL 3 FENOMENA INTERPERSONAL
Pengantar ...................................................................................... 29
Kompetensi Dasar ......................................................................... 29
Materi Pelajaran ........................................................................... 29
Metode Pembelajaran .................................................................... 30
Alat/Media, Bahan dan Sumber Belajar ......................................... 30
Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 31
Tagihan / Tugas ............................................................................ 32
Lembar Kegiatan ........................................................................... 32
Bahan Bacaan ............................................................................... 33
1. Pengaruh Sosial ........................................................................ 33
2. Dinamika Kelompok.. ................................................................. 36
3. Agresi ...... ................................................................................ 38
Rangkuman ................................................................................... 41
Latihan .......................................................................................... 42

viii
-
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL PSIKOLOGI SOSIAL


12 JP (540 menit)

Pendahuluan

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang


mulai berkembang pada tahun 1800 an, dalam perkembangannya
telah menjadi ilmu yang berkembang luas dan memunculkan ilmu-ilmu
khusus seperti Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Klinis,
Psikologi Pendidikan, Psikologi Anak, Psikologi Eksperimen, Psikologi
Sosial. Psikologi Sosial sendiri berkembang sekitar permulaan abad ke
-20. Sebagai disipilin ilmu yang relatif baru, psikologi sosial banyak
menggunakan teori-teori yang relatif baru, menggunakan teori-teori
yang sudah tersedia dalam ilmu-ilmu sosial lainya seperti Antropologi
dan Sosiologi.
Psikologi sosial merupakan keilmuan yang mempelajari tentang
hubungan antara manusia dan kelompok pada lingkunganya yang
dipengaruhi dengan perilaku manusia. Dalam kehidupan bersosial,
terkadang kehidupan manusia memiliki hubungan yang tidak baik
dengan manusia lainya yang memberikan sikap tidak terpuji seperti
pertengkaran, pertikaian/ perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi
didalam keluarga, teman, tetangga dan lainya. Adapun hal yang
mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari
hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi tersebut.
Dalam Psikologi Sosial, berbagai konsep Psikologi Umum atau
fungsi mental yang universal dan steril dari lingkungan sosial ini justru
dikaitkan dengan lingkungan sosial karena tidak ada individu yang
bebas dari lingkungan sosial masyarakat. Dengan mengaitkan individu
yang satu dengan individu yang lain berarti psikologi telah memasuki
ranah sosiologi.

Standar Kompetensi

Memahami psikologi sosial.

PSIKOLOGI SOSIAL 1
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL KONSEPSI PSIKOLOGI SOSIAL


01
4 JP (180 Menit)

Pengantar

Dalam modul ini membahas tentang pengertian psikologi sosial,


pengertian kerumunan, pengertian kelompok, pengertian massa, tujuan
psikologi sosial, fungsi dan peranan psikologi sosial, ruang lingkup
psikologi sosial.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami secara konsep dalam memahami situasi sosial yang tidak
semuanya baik, dapat mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan mampu
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial dalam
perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, lingkungan,
teknologi dan keilmuan.

Kompetensi Dasar

Memahami konsepsi psikologi sosial.


Indikator Hasil belajar:
1. Menjelaskan pengertian Psikologi Sosial.
2. Menjelaskan pengertian tentang kerumunan.
3. Menjelaskan pengertian tentang kelompok.
4. Menjelaskan tujuan psikologi sosial.
5. Menjelaskan fungsi dan peranan psikologi sosial.
6. Menjelaskan ruang lingkup psikologi sosial.

PSIKOLOGI SOSIAL 2
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan:
Konsepsi psikologi sosial.
Subpokok Bahasan:
1. Pengertian psikologi sosial.
2. Pengertian tentang kerumunan.
3. Pengertian tentang kelompok.
4. Pengertian tentang masa.
5. Tujuan psikologi sosial.
6. Fungsi dan peranan psikologi sosial.
7. Ruang lingkup psikologi sosial.

Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang
Konsep Psikologi Sosial dalam mendukung tugas Polri.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat).
Metode ini digunakan untuk meng-eksplore pendapat peserta
didik tentang pemahaman awal materi yang akan dibahas.
3. Metode Tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
4. Metode Diskusi.
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan terkait materi tentang
materi yang disampaikan.
5. Metode Penugasan.
Metode ini digunakan untuk latihan menyusun rencana penerapan
artificial Intelijen dalam mendukung tugas Polri.

PSIKOLOGI SOSIAL 3
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Alat / Media, Bahan, dan Sumber

1. Alat/media:
a. Panaboard.
b. Laptop.
c. Proyektor.
d. Papan Flipchart.
2. Bahan:
a. Kertas Flipchart.
b. Alat tulis.
3. Sumber belajar:
a. Hanjar.
b. Materi Paparan Pendidik.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap Awal: 10 menit.


a. Ketua kelas laporan tentang kesiapan peserta didik untuk
menerima pelajaran.
b. Pendidik memperkenalkan diri.
c. Pendidik melakukan pencairan suasana kelas agar tercipta
hubungan timbal balik.
d. Pendidik menyampaikan kompetensi dan indikator hasil
belajar
2. Tahap Inti : 160 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pengertian konsep psikologi
sosial.
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.
c. Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat
resume materi yang telah disampaikan.
d. Peserta didik merespon secara aktif proses pembelajaran.
e. Pendidik mengambil kesimpulan dari hasil belajar.

3. Tahap Akhir : 10 menit.


a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
proses pembelajaran.

PSIKOLOGI SOSIAL 4
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Pengecekan penguasaan materi.


Pendidik mengecek penguasaan materi dengan cara
bertanya secara lisan dan acak kepada peserta didik.
c. Learning Point.
Pendidik merumuskan dan menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.

Tagihan/tugas

Peserta didik mengumpulkan hasil rangkuman materi yang telah


disampaikan pendidik kepada Pendidik melalui ketua kelas.

Lembar Kegiatan
Lembar kegiatan / buku Petunjuk PPKTI.

PSIKOLOGI SOSIAL 5
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

KONSEPSI PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi sosial terdiri dari dua kata kata yaitu psikologi dan sosial.
Psikologi diartikan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus
terhadap perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Psikologi
sosial bisa diartikan merupakan bidang keilmuan yang mempelajari
tentang perilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan
antar individu dalam masyarakat.
Kedudukan psikologi sosial tersebut menunjukkan bahwa psikologi
sosial mempunyai kedudukan yang sangat dekat dengan sosiologi,
antropologi, dan psikologi. Hal ini dapat dipahami karena psikologi
sosial mempunyai obyek materi yang sama dengan sosiologi dan
antropologi, yaitu gejala-gejala sosial dan individu. Psikologi sosial
memiliki dua tujuan penting, secara teoritis psikologi sosial bertujuan
memahami tingkah laku sosial, mengendalikan tingkah laku sosial, dan
memprediksi tingkah laku sosial. Secara praktis, psikologi sosial
bertujuan memecahkan masalah, seperti konflik, prasangka,
keteganggan sosial, kesukuan dan diskriminasi
Menurut G.W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan
ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran,
perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh kenyataan atau
kehadiran orang lain. Interaksi sosial manusia dimasyarakat baik itu
antar individu, dan kelompok ataupun antar kelompok memiliki respon
kejiwaan. Reaksi kejiwaan seperti sikap, emosional, perhatian,
kemauan. Kemudian juga motivasi, harga diri dan lain sebagainya
tercakup dalam psikologi sosial.
1. Pengertian Psikologi Sosial menurut Para Ahli.
a. Hubber Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
b. Shaw dan Costanzo menyatakan bahwa psikologi sosial
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial
c. Joseph E. Mc. Grach menyatakan bahwa psikologi sosial
adalah ilmu yang menyelidiki perilaku manusia yang
dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, Tindakan, dan
lambang orang lain.
d. David O. Sears mengatakan psikologi sosial adalah ilmu
yang berusaha secara sistematis untuk memahami perilaku
sosial, mengenai cara mengamati orang lain dan situasi
sosial, cara orang lain beraksi terhadap kita, dan car akita
dipengaruhi oleh situasi sosial.

PSIKOLOGI SOSIAL 6
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Pengertian Tentang Kerumunan.


Pengertian kerumunan: adanya berbagai macam aktivitas manusia
yang dapat menimbulkan daya Tarik suatu massa yang
selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu.
a. Kerumunan terbagi dua jenis.
1) Kerumunan aktif, yaitu kerumunan tidak rasional,
luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan,
kegelisahan dan ketegangan.
2) Kerumunan ekspresif yaitu luapan emosi, ketegangan
semata, lebih menunjukkan perasaan atau sikap,
seperti menangis, menjerit
b. Jenis-jenis kerumunan menurut Kingsley.
1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
terbagi:
a) Khalayak penonton atau pendengar yang formil
yaitu kerumunan yang mempunyai pusat perhatian
dan persamaan akan teapi bersifat pasif, Contoh:
menonton film.
b) Kelompok ekspresif yang telah direncanakan yaitu
kerumunan yang pusat perhatianya tak begitu
penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan
yang tersimpul dalam aktivitas serta kepuasaan
yang dihasilkanya, contoh: orang berpesta.
2) Kerumunan yang bersifat sementara
a) Kumpulan yang kurang menyenangkan yaitu,
kehadiran orang lain merukan halangan terhadap
tercapainya maksud seseorang, contoh : orang
yang mengantri karcis
b) Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan
panik, yaitu orang-orang yang Bersama-sama
berusaha menyelematkan diri dari suatu bahaya.
c) Kerumunan penonton yaitu terjadi karena orang-
orang ingin melihat suatu kejadian tertentu.
3) Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum.
a) Kerumunan yang bertindak emosionil, yaitu
bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dengan mempergunakan kekuatan fisik yang
berlawanan dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
b) Kerumunan yang bersifat immoral yaitu yang
berhubungan dengan norma-norma dalam
masyarakat, contoh: mabuk.

PSIKOLOGI SOSIAL 7
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Publik, yaitu khalayak umum atau khlayak ramai


a) Public bukan kelompok yang utuh atau merupakan
kesatuan.
b) Interaksi dilakukan secara tidak langsung, yaitu
melalui media komunikasi.
c) Setiap individu lebih mengutamakan kepentingan
pribadinya.
3. Pengertian tentang Kelompok.
Kelompok atau Group adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama.lain, pada umumnya hanya untuk
melakukan pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antar
individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu
waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki
kesamaan dalam aktifitas umum dengan arah interkasi terkecil.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
Bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok
diciptakan oleh anggota masyarakat, kelompok juga dapat
mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang
hidup Bersama, karena adanya hubungan diantara mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
tolong menolong (Soejono Soekanto, 2006)
a. Syarat Kelompok menurut Baron dan Byrne :
1) Interaksi yaitu anggota-anggota seharusnya berinteraksi
satu sama lain
2) Interdependen yaitu apa yang terjadi pada seorang
anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang
lain
3) Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang
berarti
4) Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan yang bersifat
umum bagi semua anggota
5) Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa
macam struktur sehingga mereka memiliki set peran
6) Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka
Sebagai bagian dari kelompok.
b. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial yaitu:
1) Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu
satu dengan yang lain
2) Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan
terhadap satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan

PSIKOLOGI SOSIAL 8
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang


terlibat didalamnya
3) Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau
organisasi kelompok yang jelas dan sesuai dengan
peranan masing-masing.
4) Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku
anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam
kegiatan anggota untuk mencapai tujuan yang ada
5) Adanya pergerakan yang dinamik.
c. Kelompok Sosial dibagi menjadi 4 yaitu:
1) Kelompok Primer yaitu terjadinya interaksi sosial yang
anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan
erat dalam kehidupan, contoh: keluara, RT, Teman
Sepermainan
2) Kelompok Sekunder yaitu interaksi sosial terjadi secara
tidak langsung, berjauhan dan sifatnya kurang
kekeluargaan, hubungan yang terjadi biasanya bersifat
lebih objektif. Contoh: partai politik, perhimpunan serikat
kerja
3) Kelompok Formal, ditandai dengan adanya peraturan
atau anggaran dasar (AD), anggaran rumah tangga
(ART) yang ada. Contoh : semua perkumpulan yang
memiliki AD/ART
4) Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tumbuh dari
proses interaksi, daya Tarik, dan kebutuhan-kebutuhan
seseorang. Keanggotaan kelompok biasanya tidak
teratur dan keanggotaanya ditentukan oleh daya Tarik
Bersama dari individu dan kelompok.
4. Pengertian Massa.
Massa/Crowd adalah suatu bentuk kumpulan individu-individu,
dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam
kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada
umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
Didalam psikologi massa akan berhubungan dengan perilaku yang
dilakukan secara Bersama-sama oleh sekelompok masa, massa
dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme. Dalam perilaku
kolektif, seorang /sekelompok orang ingin melakukan perubahan
sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya.
Perilaku kolektif yang berupa Gerakan sosial, seringkali muncul
Ketika dalam interaksi sosial terjadi situasi yang tidak terstruktur,
membingungkan dan tidak stabil.

PSIKOLOGI SOSIAL 9
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a. Jenis-jenis massa.
Dilihat dari Bentuknya:
1) Massa yang tidak terorganisir secara formal.
2) Massa yang terorganisir secara formal.
Dilihat dari Aktivitasnya.
1) Massa yang pasif.
2) Massa yang aktif.
Dilihat dari jumlah orang didalam massa.
1) Massa besar yaitu massa baik terorganisir maupun
tidak terorganisir.
2) Massa kecil.
Dilihat dari waktu terbentuknya.
1) Massa yang telah lama terbentuknya yaitu massa yang
telah berkumpul dalam waktu relatif lama.
2) Massa yang baru terbentuknya yaitu massa yang relatif
baru berkumpul.
Dilihat dari tingkatan keyakinan anggota terhadap
kelompoknya.
1) Keyakinan anggota yang tinggi yaitu massa yang yakin
akan arah dan tujuan Gerakan kelompoknya.
2) Keyakinan anggota yang rendah yaitu massa yang
relative belum yakin akan arah dan tujuan Gerakan
kelompoknya.
Dilihat dari penyebaran massanya.
1) Massa yang terpusat yaitu massa yang berkumpul
disuatu tempat dibawah komando seorang pemimpin.
2) Massa yang tersebar yaitu massa yang berkumpul tidak
hanya disatu tempat saja dan mempunyai pimpinan
masing-masing. Contoh : mahasiswa yang berasal dari
beberapa perguruan tinggi.
b. Sifat-sifat massa
1) Irasional yaitu massa yang tidak lagi menggunakan akal
pikiran secara jernih, sehingga control dirinya hilang
2) Impulsive yaitu individu mudah tersinggung dan mudah
bereaksi terhadap serangan yang diterimanya
3) Agresif yaitu ada kecenderungan yang tinggi untuk
menyerang, menyakiti dan melukai pihak lain dengan
fisik maupun lisan.
4) Suggestible yaitu mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak

PSIKOLOGI SOSIAL 10
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tertentu.
5) Tidak mampu membedakan antara kenyataan dan
kayalan.
6) Destruktif yaitu ada kecenderungan untuk berbuat
kerusakan.
5. Tujuan Psikologi Sosial.
Tujuan psikologi sosial memiliki dua tujuan penting yaitu:
a. Secara teoritis yaitu memahami tingkah laku sosial,
mengendalikan tingkah laku sosial, dan memprediksi tingkah
laku sosial
b. Secara praktis,yaitu memecahkan masalah sosial, seperti
konflik, prasangka, keteganggan sosial, kesukuan dan
diskriminasi.
Dapat disimpulkan tujuan memahami psikologi sosial yaitu dapat
mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial secara sistematis dan mampu
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial
dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat,
lingkungan, teknologi dan keilmuan.
6. Fungsi dan Peranan Psikologi Sosial.
Peranan psikologi sosial adalah membahas perilaku individu yang
berasal dari strata sosial tertentu, individu dengan latar belakang
status sosial ekonomi akan berbeda dengan orientasi, gaya hidup,
dan aspirasinya dengan orientasi, gaya hidup.
7. Ruang Lingkup Psikologi Sosial.
Ruang lingkup psikologi sosial terdiri dari:
a. Psikologi sosial mempelajari perilaku manusia,
b. Perilaku itu haruslah yang teramati dan terukur, bisa berupa
aktivas motorik yang besar, bisa juga kecil.
c. Sebagai konsekuensi dari objek studi yang teramati dan
terukur, psikologi sosial harus bisa diverifikasi oleh siapa
saja, walaupun tentu saja maknanya sangat bergantung pada
prespektif teori, latar belakag budaya dan interpretasi pribadi.
d. Psikologi sosial tidak mempelajari perilaku yang tidak kasat
mata dan tidak terukur-beriman, kejujuran, berjiwa besar,
berideologi Pancasila dan sebagainya, harus tetap terukur
dan disimpulkan dari perilaku kasat mata.

PSIKOLOGI SOSIAL 11
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman

1. Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti


dampak atau pengaruh sosial terhadap manusia, seorang
psikologi sosial melihat pada sikap, keyakinan dan perilaku baik
individu maupun kelompok.
2. Psikologi sosial memberikan gambaran kepada manusia tentang
bagaimana menjalin hubungan ideal antar sesame manusia
sebagai makhluk sosial
3. Psikologi Sosial memberikan solusi Ketika konflik muncul didalam
kelompok masyarakat.
4. Psikologi Sosial sebagai pedoman masyarakat dalam mengelola
perbedaan antar individu dalam masyarakat.

Latihan
1. Jelaskan pengertian-pengertian yang berhubungan dengan
Psikologi Sosial !
2. Jelaskan asas, tujuan dan ruang lingkup Psikologi Sosial !
3. Jelaskan pengertian psikologi kelompok !
4. Jelaskan tentang pengertian massa !
5. Jelaskan sifat-sifat Massa !

PSIKOLOGI SOSIAL 12
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL FENOMENA INTRAPERSONAL


02
4 JP (180 Menit)

Pengantar
Modul ini membahas tentang Sikap, persuasi, kognisi sosial,
konsep diri, altruisme.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami fenomena intrapersonal dalam memahami situasi sosial
yang tidak semuanya baik, dapat mengidentifikasi, menganalisis dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan
mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial
dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat,
lingkungan, teknologi dan keilmuan.

Kompetensi Dasar

Memahami fenomena intrapersonal.


Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan Sikap/attiude.
2. Menjelaskan persuasi.
3. Menjelaskan kognisi sosial.
4. Menjelaskan konsep diri.
5. Menjelaskan altruisme.
6. Menjelaskan prejudis.

PSIKOLOGI SOSIAL 13
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan:
Fenomena Intrapersonal.
Subpokok Bahasan:
1. Sikap/attitude.
2. Persuasi.
3. Kognisi Sosial.
4. Konsep Diri.
5. Altruisme.
6. Prejudis.

Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan pendidik untuk digunakan untuk
menjelaskan materi tentang pokok-pokok Fenomena
Intrapersonal.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang konsep psikologi sosial.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk memberi penugasan kepada
peserta didik terkait dengan materi yang diberikan.
5. Motode Diskusi
Medode ini digunakan pendidik untuk pelaksanaan diskusi dalam
kelompok terkait dengan fenomena intrapersonal.

PSIKOLOGI SOSIAL 14
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Alat /medial, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/media:
a. White Board;
b. Papan Flipchart;
c. Laptop;
d. LCD Projector;
e. Laser Pointer.
2. Bahan:
a. Alat tulis;
b. KertasFlipchart/HVS.
3. Sumber belajar:
a. Bimo Walgito. (2002). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).
Yogyakarta: Andi.
b. Sarwono, S.W (1996). Psikologi Sosial. Individu dan teori-
teori Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
c. Koentjoro (2005). Arti penting Perubahan Paradigma dan
Pendekatan dalam Pembelajaran dan Penerapan Psikologi
Sosial di Indonesia. Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
d. Myers, (2012); Psikologi Sosial jilid 1. Jakarta: Salemba
Humanika.
e. Forstyh & Burnette (2010). Group Process. Ini Baumeister,
R.F & Finkel,, E.J (edt) Advanced Social PsychologyThe
State Of The Science (pg 495-534), London Oxforf university
press.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit


Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan refleksi;
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan
materi yang akan disampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.

PSIKOLOGI SOSIAL 15
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Tahap inti : 160 menit


Tahap inti 1: Penyampaian materi: 45 menit
a. Pendidik menggali pendapat peserta didik tentang
memahaman awal materi terkait fenomena intrapersonal.
b. Pendidik menyampaikan materi tentang:
1) Sikap
2) Persuasi
3) Kognisi sosial
4) Konsep diri
5) Altruisme
6) Prejudis
c. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami.
d. Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat
resume materi yang telah disampaikan.
Tahap inti 2: Pelaksanaan diskusi tentang fenomena intrapersonal:
45 menit.
a. Pendidik membagi ke dalam 4 kelompok untuk melakukan
diskusi dengan materi “dinamika kelompok dan analisa
situasi yang terjadi saat ini sesuai tempat tugas masing-
masing”.
b. Peserta didik dalam kelompok masing-masing mendiskusikan
tugas sesuai arahan pendidik.
c. Pendidik membimbing dan memfasilitasi jalannya diskusi.
d. Pendidik menunjuk dua kelompok (Kelompok 1 dan 2)
memaparkan hasil diskusi dan ditanggapi kelompok lain;
e. Pendidik memberikan tanggapan hasil diskusi.
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
kegiatan pembelajaran.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari
pembelajaran yang disampaikan.

PSIKOLOGI SOSIAL 16
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tagihan/Tugas
Peserta didik mengumpulkan:
1. Hasil resume materi yang telah disampaikan pendidik dalam
bentuk tertulis kepada pendidik.
2. Hasil Diskusi kelompok yang terkait dengan dinamika kelompok
dan analisa situasi.

Lembar Kegiatan
Materi diskusi :
Dinamika kelompok dan analisa situasi yang terjadi saat ini sesuai
tempat tugas masing-masing.

PSIKOLOGI SOSIAL 17
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

MEMAHAMI FENOMENA INTRAPERSONAL

Salah satu bentuk kecerdasan dalam perkembangan psikologi


mannusia adalah kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal
juga diartikan sebagai kecerdasan dalam diri untuk mengenali dan
memahami dirinya sendiri. Kecerdasan intrapersonal membantu
seseorang mengenali diri dan batasan dirinya sehingga dapat
mengekspresikan diri dengan baik saat interaksi dalam kehidupan.
Pemahaman tentang diri yang baik membantu seseorang untuk dapat
mengendalikan diri dalam memberikan respon terhadap berbagai
macam situasi.
Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan yang terletak pada
diri seseorang yang ditandai dengan kemampuan untuk memahami diri
sendiri, dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kemampuan
yang dimaksudkan adalah kemampuan untuk mengenali kelebihan
pada diri, kekurangannya, keterbatasan diri, kecerdasan terhadap
emosi atau suasana hati, keinginan, motivasi, maksud dan tujuan, juga
mampu menghargai diri, mengendalikan diri.
Pemahaman diri ini sangat baik untuk membantu seseorang
mengembangkan potensi dalam dirinya dan membantunya untuk dapat
mengekspresikan diri dengan lebih baik, dan mampu berkarya secara
optimal. Kecerdasan intrapersonal memiliki manfaat yaitu membangun
citra diri dan harga diri, mengendalikan emosi, mampu
bertanggungjawab pada diri sendiri
1. Sikap
a. Pengertian-Pengertian Sikap
1) Sikap atau disebut juga dengan attitude pengertiannya
adalah sikap terhadap obyek tertentu yang disertai
dengan kecenderungan untuk bertidak sesuai dengan
sikap terhadap obyek tadi atau dengan kata lain yang
lebih singkat sikap atau attitude adalah sikap dan
kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. (Gerungan,
1991 : 149)
2) Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan
perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang akan
terjadi, jadi merupakan suatu hal yang menentukan
sikap sifat, hakikat baik perbuatan sekarang maupun
perbuatan yang akan datang. (Abu Ahmadi, 1988 : 52)

PSIKOLOGI SOSIAL 18
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Aspek Sikap
1) Aspek Kognitif Aspek yang berhubungan dengan gejala
yang mengenai fikiran yang merupakan pengolahan,
pengalaman dan keyakinan serta harapan-harapan
individu tentang obyek atau sekelompok obyek.
2) Aspek Afektif Aspek yang merupakan suatu proses
yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti
ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti dan
sebagainya yang ditujukan pada obyek-obyek tertentu.
3) Aspek Konatif Suatu aspek yang berwujud suatu proses
tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu
pada obyek
c. Ciri-Ciri Sikap
1) Sikap (attitude) itu bukan merupakan faktor hereditas
atau tidak dibawa manusia sejak lahir, akan tetapi
terbentuk dan dipelajari seiring dengan perkembangan
hidup yang terjadi pada diri manusia tersebut dalam
hubungannya dengan obyek.
2) Sikap (attitude) dapat saja berubah-ubah bila syarat-
syarat yang dapat mendukung terjadinya perubahan itu
ada, oleh karena berubah-ubah maka attitude tersebut
dapat dipelajari oleh orang atau sebaliknya.
3) Sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah selalu
berkenaan dengan obyek tertentu.
4) Obyek sifat (attitude) tidak hanya merupakan satu hal
tertentu saja, akan tetapi juga dapat merupakan
suatukumpulan dari hal-hal tersebut, atau dengan kata
lain yang lebih singkat obyek yang terdapat dalam sikap
itu tidak hanya satu tapi juga berkenaan dengan
sederetan obyek- obyek yang serupa.
5) sikap pada umumnya mempunyai segi motivasi dan
emosi atau perasaan, sifat inilah yang membedakan
antara attitude dengan kecakapan ataupun
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki seseorang
d. Macam-Macam Sikap.
1) Sikap dibedakan menjadi dua macam
a) Sikap atau attitude sosial adalah kesadaran
individu yang menentukan perbuatan yang nyata,
yang berulang-ulang terhadap obyek sosial. Sikap
sosial ini dinyatakan oleh cara-cara kegiatan yang
sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial
tersebut.

PSIKOLOGI SOSIAL 19
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Sikap individual adalah sikap yang hanya dimiliki


oleh perorangan saja, sikap ini dapat berupa
kesukaan atau ketidak sukaan pribadi terhadap
obyek-obyek, orang-orang atau pun hewan-
hewan tertentu.
2) Fungsi Sikap
a) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan
diri.
b) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah
lakuKita tahu bahwa tingkah laku anak kecil dan
binatang pada umumnya merupakan aksi-aksi
yang spontan terhadap sekitarnya.
c) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur
pengalaman-pengalamanDalam hal ini perlu
dikemukakan bahwa manusia dalam menerima
pengalaman- pengalaman dari dunia luar sikapnya
tidak pasif, tetapi diterima secara aktif.
d) Sikap, berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang, ini
disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah
dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu
dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek
tertentu.
3) Faktor-Faktor yang membentuk Sikap
a) Faktor InternYaitu faktor yang terdapat dalam
pribadi diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa
selectifity atau daya pilih seseorang untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang
datang dari luar.
b) Faktor eksternYaitu faktor yang diluar pribadi
manusia, faktor ini berupa interaksi sosial diluar
kelompok
2. Persuasi.
a. Pengertian Persuasi.
Persuasi (persuasion) bersumber dari perkataan latin,
persuasi, yang kata kerjanya adalah persuader, yang berarti
membujuk, mengajak atau merayu (Soemirat, 2017). Selain
itu persuasi merupakan upaya untuk mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang melalui cara-cara yang
luwes, manusiawi dan halus, dengan akibatu munculnya
kesadaran, kerelaan, dan perasaan senang serta adanya
keinginan untuk bertindaksesuai dengan yang dikatakan
persuader/komunikator (Soemirat, 2017)

PSIKOLOGI SOSIAL 20
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Persuasi dalam dinamika penyampaian informasi sebenarnya


identic dengan pembahasan tentang komunikasi persuasi
dimana persuasi itu sendiri menjadi bagian Teknik yang
terdapat dalam kegiatan komunikasi. Secara terminology
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seorang kepada orang lain untuk memberitahu atau
mengubah sikap, pendapat maupun perilaku baik secara
lisan maupun melalui media.
Laswell menjelaskan bahwa komunikasi juga dapat
didefenisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Defenisi persuasi adalah
kegiatan psikologis untuk merubah sikap, pendapat atau
tingkah laku tanpa menggunakan ancama, kekerasan,
kekuatan, penekanan, pemerasan, pemboikotan, penyuapan,
terror dan intimidasi, tetapi menggunakan empati, kesadaran
dan sepenuhnya perasaan (Kafie, 1993).
b. Tujuan Persuasi
Komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi sikap,
pendapat, dan perilaku audiens.
c. Fungsi Komunikasi Persuasi
1) Control function atau fungsi pengawasan, yaitu
menggunakan komunikasi persuasif untuk
mengkonstruksi pesan dan membangun citra diri
(image) agar dapat mempengaruhi orang lain.
2) Consumer protection atau fungsi perlindungan
konsumen;Fungsi perlindungan konsumen adalah salah
satu fungsi komunikasi persuasif melalui pengkajian
komunikasi persuasif yang akan membuat kita lebih
cermat dalam menyaring pesan-pesan persuasive
3) Knowledge function atau fungsi
pengetahuan.Komunikasi persuasif berfungsi sebagai
ilmu pengetahuan, yaitu dengan mempelajari
komunikasi persuasif.
d. Unsur-Unsur Persuasi
Persuasi adalah bagian yang tidak dapat dihindari dalam
setiap proses komunikasi antar individu. Persuasi adalah
sebuah proses komunikasi yang bertujuan untuk mengubah
pendapat, sikap dan perilaku individu secara personal
maupun kelompok. Adapun Unsur-unsur persuasi adalah:
1) Persuader adalah orang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pesan dengan tujuan untuk
mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang
lain, baik secara verbal maupun nonverbal.

PSIKOLOGI SOSIAL 21
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2) Persuadee adalah orang atau kelompok orang yang


menjadi tujuan pesan itu disampaikan atau disalurkan
oleh persuaderbaik secara verbal maupun nonverbal.
3) Pesan (message) adalah apa yang diucapkan oleh
komunikator melalui kata-kata, gerak tubuh, dan nada
suara.
4) Saluran merupakan perantara atau media yang
digunakan oleh persuader untuk menyampaikan pesan
kepada persuade.
5) Umpan balik merupakan bentuk reaksi atau respon
yang datang dari persuadeesetelah menerima pesan
dari persuader.
6) Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang
terjadi pada diri persuadee sebagai akibat dan
diterimanya pesan melalui proses komunikasi, efek
yang terjadi dapat berbentuk perubahan sikap,
pendapat dan tingkah laku.
3. Kognisi Sosial.
a. Pengertian Kognisi Sosial.
Menurut scheerer kognisi adalah proses sentral yang
menghubungkan peristiwa-peristiwa diluar (external) dan
didalam (internal) diri sendiri. Menurut festinger kognisi
adalah elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang diketahui
oleh seseorang tentang dirinya sendiri, tentang tingkah
lakunya, dan tentang keadaan disekitarnya.
Menurut Neisser kognisis adalah proses yang merubah,
mereduksi, memperinci, menyimpan, mengungkapkan dan
memakai setiap masukan (input) yang datang dari alat
indera. Menurut Baron & Byrne kognisi social adalah cara
individu untuk menganalisa, mengingat dan menggunakan
informasi mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa social.
Kognisi adalah respon atau reaksi individu terhadap manusia
dan benda yang terbentuk oleh bagaimana cara individu
tersebut memandang keduanya (dunia kognitifnya). Dapat
disimpulkan bahwa kognisi sosial adalah adalah proses
berfikir yang dilakukan seseorang untuk memahami dirinya
sendiri dan orang lain (kognisi adalah pengetahuan dan
kesadaran) atau tata cara dimana kita menginterpretasi,
menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi
tentang dunia social.

PSIKOLOGI SOSIAL 22
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Konsep Kognisi Sosial


Konsep utama dari teori kognisi sosial adalah pengertian
tentang obvervational learning atau proses belajar dengan
mengamati, Terkadang perilaku seseorang bisa timbul hanya
karena proses modelling.
c. Komponen Kognisi Sosial
1) Skema, Adalah kerangka mental yang berpusat pada
tema-tema spesifik yang dapat membantu kita
mengorganisasi informasi sosial dan menuntun
pemrosesannya.
2) Heuristik Adalah aturan sederhana dalam membuat
keputusan yang kompleks atau menyusun kesimpulan
dalam waktu cepat dan seakan tanpa usaha yang
berarti, Heuristic ada 2 macam:
a) Heuristik keterwakilan yaitu sebuah strategi untuk
membuat penilaian berdasarkan pada sejauh
mana stimulasi atau peristiwa tersebut mempunyai
kemiripan dengan stimulasi atau kategori yang
lain.
b) Heuristik ketersediaan yaitu strategi untuk
membuat keputusan berdasar seberapa mudah
suatu informasi yang spesifik dapat dimunculkan
dalam benak kita.
3) Kesalahan dalam Kognisi Sosial
a) Bias negativitas yaitu kecenderungan memberikan
perhatian lebih pada informasi yang negative.
b) Bias optimistik yaitu suatu predisposisi untuk
mengharapkan agar segala sesuatu dapat
berakhir baik.
c) Pemikiran konterfatual yaitu memikirkan sesuatu
yang berlawanan dari keadaan sekarang.
d) Pemikiran magis yaitu berfikir dengan melibatkan
asumsi yang tidak didasari alasan yang rasional.
e) Afek dan Kognisi Suasana hati saat ini dapat
seara kuat mempengaruhi reaksi kita terhadap
rangsang yang pertama kali kita temui
4. Konsep Diri.
a. Pengertian Konsep Diri.
Konsep Diri Menurut William H. Fitts mengemukakan bahwa
konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang,

PSIKOLOGI SOSIAL 23
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan


(frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Atwater menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan
gambaran diri, yang meliputi persepsiseseorang tentang diri,
perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan
dengan dirinya. Cawagas menjelaskan bahwa konsep diri
mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,
kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan
sebagainya.
b. Aspek-Aspek Konsep Diri.
1) Pengetahuan adalah apa yang individu ketahui tentang
dirinya. Kelengkapan atau kekurangan fisik, usia, jenis
kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama, dan
lain-lain. Pengetahuan tentang diri juga berasal dari
kelompok sosial yang diidentifikasikan oleh individu
tersebut.
2) Harapan Pada saat-saat tertentu, seseorang
mempunyai suatu aspek pandangan tentang dirinya.
Individu juga mempunyai satu aspek pandangan
tentang kemungkinan dirinya menjadi apa di masa
depan.
3) Penilaian, individu berkedudukan sebagai penilai
tentang dirinya sendiri. Apakah bertentang dengan (1)
“siapakah saya”, pengharapan bagi individu; (2)
“seharusnya saya menjadi apa”, standar bagi individu.
4) Perkembangan Konsep Diri Perkembangan konsep diri
merupakan proses yang terus berlanjut di sepanjang
kehidupan manusia.
5) Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir.
Kita tidak dilahirkan dengan konsep diri tertentu.
Bahkan ketika lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak
memiliki pengharapan bagi diri kita sendiri, serta tidak
memiliki penilaian apapun terhadap diri kita sendiri.
Dengan demikian, konsep diri terbentuk melalui proses
belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan
hingga dewasa.
6) Manfaat Konsep DiriPengaruh lingkungan nampaknya
sangat urgen dalam mempengaruhi konsep diri
seseorang dan akhirnya akan mempengaruhi tingkah
lakunya.

PSIKOLOGI SOSIAL 24
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

5. Altruisme.
a. Pengertian Altruisme.
Altruism (altruisme) adalah tindakan sukarela untuk
membantu orang lain tanpa pamrih, atau ingin sekedar
beramal baik (Schroder, Penner, Dovido, & Piliavin, 1995).
Menurut Baron dan Byrne (1996) altruisme merupakan
bentuk khusus dalam penyesuaian perilaku yang ditujukan
demi kepentingan orang lain, biasanya merugikan diri sendiri
dan biasanya termotivasi terutama oleh hasrat untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain agar lebih baik tanpa
mengaharapkan penghargaan.
Menurut David O. Sears altruisme adalah tindakan sukarela
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk
menolong orang lain tanpa mengaharapakan imbalan
apapun, kecuali telahmemberikan suatu kebaikan (Nashori
Fuad.2008:34). Jhon W. Santrock (2003: 545) mendefinisikan
bahwa altruisme adalah minat yang tidak mementingkan
dirinya sendiri untuk menolong orang lain
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
definisi dari altruisme adalah tindakan menolong orang lain
tanpa mengharapkan imbalan apapun dari orang yang
ditolongnya.
b. Ciri-Ciri Altruisme
1) Empati adalah kemampuan untuk merasakan perasaan
yang dialami olehorang lainb.Keinginan
memberiKeinginan untuk memberi adalah maksuthati
untuk memenuhi kebutuhanorang lain.
2) Sukarela adalah apa yang diberikan itu semata-mata
untuk orang lain, tidak ada kemungkinan untuk
memperoleh imbalan
c. Perilaku Altruisme ada tiga aspek menurut Myers
1) Memberikan perhatian terhadap orang lain Seseorang
membantu orang lain karena adanya rasa kasih saying,
pengabdian, kesetian yang diberikan tanpa ada
keinginan untuk memperoleh imbalan untuk dirinya
sendiri.
2) Membantu orang lain Seseorang dalam membantu
orang lain disadari oleh keinginan yang tulus dan hati
nurani dari orang tersebut, tanpa adanya pengaruh
orang lain.
3) Meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan
sendiriDalam membantu orang lain, kepentingan yang

PSIKOLOGI SOSIAL 25
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bersifat pribadi dikesampingkan dan lebih


mementingkan kepntingan orang lain.
d. Faktor-Faktor Altruisme
1) Suasana Hati, Suasana HatiJika suasana hati sedang
enak orang akan terdorong untuk memberikan
pertolongan lebih banyak.
2) Empati menolong, membuat kita merasa enak, tapi
bisakah kita menolong orang lain tanpa dilatarbelakangi
motivasi yang mementingkan diri sendiri (selfish)
3) Meyakini keadilan, mendorong terjadinya altruism
adalah keyakinan akan adanya keadilan di dunia
(justice of the world), yaitu keyakinan bahwa dalam
jangka panjang yang salah akan dihukum dan yang baik
akan dapat ganjaran
4) Faktor Sosiobilogis
5) Faktor Situasional, membuktikan bahwa ada karakter
tertentu yang membuat seseorang menjadi altruistic,
yang lebih diyakini adalah bahwa seseorang menjadi
penolong lebih sebagai produk lingkungan daripada
factor yang ada pada dirinya.
6. Prasangka (Prejudice).
a. Pengertian Prasangka
Prasangka (prejudice) adalah sebuah sikap (biasanya
negatif) terhadap anggota kelompok tertentu, semata
berdasarkan keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut
(Baron & Byrne, 2003).
Prasangka merupakan sebuah tipe khusus dari sikap yang
cenderung kearah negatif sehingga konsekuensinya:
1) Berfungsi sebagai skema (kerangka pikir kognitif untuk
mengorganisasi, menginterpretasi dan mengambil
informasi) yang mempengaruhi cara memproses
informasi.
2) Melibatkan keyakinan dan perasaan negatif terhadap
orang yang menjadi anggota kelompok sasaran
prasangka.
b. Penyebab pendorong muncul prasangka :
1) Untuk meningkatkan citra diri/konsep diri/harga diri.
2) Menghemat usaha kognitif.

PSIKOLOGI SOSIAL 26
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c. Prasangka Terbagi atas lima yaitu


1) Konflik langsung antar kelompok, di mana prasangka
muncul karena kompetisi antar kelompok social untuk
memperoleh kesempatan atau komoditas yang
berharga yang berkembang menjadi rasa kebencian,
prasangka dan dasar emosi.
2) Pengalaman awal, prasangka dipelajari dan
dikembangkan dengan cara yang sama serta melalui
mekanisme dasar yang sama, seperti sikap yang lain
yakni melalui pengalaman langsung dan
observasi/vicarious.
3) Kategorisasi Sosial, Kecenderungan untuk memberi
atribusi yang lebih baik dan menyanjung anggota
kelompooknya sendiri daripada anggota kelompok lain
terkadang dideskripsikan sebagai kesalahan atribusi
utama (ultimate attribution error)
4) Stereotip kerangka berpikir kognitif yang terdiri dari
pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok social
tertentu dan traits tertentu yang mungkin dimiliki oleh
orang yang menjadi anggota kelompok-kelompok ini.
Ketika sebuah stereotip diaktifkan, trait-trait ini lah yang
dipikirkan.
5) Mekanisme kognitif lain, kognitif lain: a) Ilusi tentang
hubungan (illusory correlation) yaitu kecenderungan
melebih-lebihkan penilaian tingkah laku negatif dalam
kelompok yang relatif kecil. Efek ini terjadi karena
peristiwa yang jarang terjadi menjadikannya lebih
menonjol dan dengan mudah diingat.

PSIKOLOGI SOSIAL 27
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Sikap atau disebut juga dengan attitude pengertiannya adalah
sikap terhadap obyek tertentu yang disertai dengan
kecenderungan untuk bertidak sesuai dengan sikap terhadap
obyek tadi atau dengan kata lain yang lebih singkat sikap atau
attitude adalah sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.
(Gerungan, 1991 : 149)
2. Persuasi (persuasion) bersumber dari perkataan latin, persuasi,
yang kata kerjanya adalah persuader, yang berarti membujuk,
mengajak atau merayu
3. Kognisi sosial adalah adalah proses berfikir yang dilakukan
seseorang untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain.(kognisi
adalah pengetahuan dan kesadaran) atau tata cara dimana kita
menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan
informasi tentang dunia social.
4. Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi
fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya,
kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.

Latihan
1. Jelaskan pengertian sikap/attitude !
2. Jelaskan pengertian persuasi !
3. Jelaskan pengertian kognisi sosial !
4. Jelaskan pengertian konsep diri !
5. Jelaskan pengertian altruisme !
6. Jelaskan pengertian prejudis !

PSIKOLOGI SOSIAL 28
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

MODUL FENOMENA INTERPERSONAL


03
4 JP (180 Menit)

Pengantar
Modul ini membahas tentang pengaruh sosial, dinamika kelompok
dan agresi.
Tujuan diberikannya materi ini adalah agar peserta didik
memahami fenomena interpersonal dalam memahami situasi sosial
yang tidak semuanya baik, dapat mengidentifikasi, menganalisis dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan
mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial
dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat,
lingkungan, teknologi dan keilmuan.

Kompetensi Dasar
Memahami fenomena interpersonal.
Indikator hasil belajar:
1. Menjelaskan pengaruh sosial.
2. Menjelaskan dinamika kelompok.
3. Menjelaskan Agresi.

Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Fenomena Interpersonal.
Subpokok Bahasan:
1. Pengaruh sosial.
2. Dinamika Kelompok.
3. Agresi.

PSIKOLOGI SOSIAL 29
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan pendidik untuk digunakan untuk
menjelaskan materi tentang pokok-pokok konsep fenomena
interpersonal.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang fenomena interpersonal.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan pendidik untuk bertanya dan menjawab
kepada peserta didik dalam rangka mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk memberi penugasan kepada
peserta didik terkait dengan materi yang diberikan.

Alat /medial, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat/media:
a. White Board;
b. Papan Flipchart;
c. Laptop;
d. LCD Projector;
e. Laser Pointer.
2. Bahan:
a. Alat tulis;
b. KertasFlipchart/HVS.
3. Sumber belajar:
a. Bimo Walgito. (2002). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar).
Yogyakarta: Andi
b. Sarwono, S.W (1996). Psikologi Sosial. Individu dan teori-
teori Psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka
c. Koentjoro (2005). Arti penting Perubahan Paradigma dan
Pendekatan dalam Pembelajaran dan Penerapan Psikologi
Sosial di Indonesia. Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM.

PSIKOLOGI SOSIAL 30
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.


d. Myers, (2012); Psikologi Sosial jilid 1. Jakarta: Salemba
Humanika
e. Forstyh & Burnette (2010). Group Process. Ini Baumeister,
R.F & Finkel,, E.J (edt) Advanced Social PsychologyThe
State Of The Science (pg 495-534), London Oxforf university
press.

Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap awal : 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik memerintahkan peserta didik melakukan refleksi;
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan
materi yang akan disampaikan;
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Tahap inti : 70 menit
a. Pendidik menyampaikan materi pengertian fenomena
interpesonal.
b. Peserta didik memperhatikan, mencatat hal-hal penting,
bertanya jika ada materi yang belum dimengerti/dipahami;
c. Pendidik menugaskan kepada peserta didik untuk membuat
resume materi yang telah disampaikan
d. Peserta didik merespon secara aktif proses pembelajaran
e. Pendidik mengambil kesimpulan dari hasil belajar
3. Tahap akhir : 10 menit
a. Penguatan materi.
Pendidik memberikan ulasan secara umum terkait dengan
kegiatan pembelajaran.
b. Cek penguasaan materi.
Pendidik mengecek penguasaan materi pembelajaran
dengan cara bertanya secara lisan dan acak kepada peserta
didik.
c. Keterkaitan mata pelajaran dengan pelaksanaan tugas.
Pendidik menggali manfaat yang bisa diambil dari
pembelajaran yang disampaikan.
4. Tahap ujian (tes sumatif) : 90 menit

PSIKOLOGI SOSIAL 31
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Tagihan/Tugas
Peserta didik mengumpulkan resume materi yang telah disampaikan
pendidik dengan tulisan tangan.

Lembar Kegiatan
------------------

PSIKOLOGI SOSIAL 32
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Bahan Bacaan

MEMAHAMI FENOMENA INTERPERSONAL

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari


pengaruh sosial yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut
barperilaku terhadap lingkungannya. Pengaruh sosial adalah suatu usaha
dalam mengubah perilaku seseorang dalam berfikir, berpresepsi,
keyakinan, sikap seseorang ataupun beberapa individu lainnya.
Pengaruh sosial berpengaruh terhadap perubahan prilaku atau sikap,
sebagai hasil dari interaksi terhadap orang lain. Pengaruh sosial juga
berpengaruh terhadap prilaku komunikasi, baik secara individual
maupun komunikasi kelompok. Adapun pengaruh sosial dalam individu
dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, kita mungkin sepenuhnya
akan menerima pengaruh-pengaruh orang lain tersebut (acceptence)
atau adanya hanya melakukan perubahan secara persial (hanya untuk
memenuhi), tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh
(compliance).
Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang di mana
individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan
norma sosial (Baron, Bayne, dan Branscombe, 2008 dalam Sarwono
dan Meinarno 2009). Selain itu dalam pengaruh sosial juga terdapat
compliance yaitu bagaimana terknik agar orang lain mengikuti
permintaan yang kita ajukan dan mematuhinya dimana individu
berperilaku karena aturan memiliki kekuatan yang kuat. Individu
melakukan ini berdasarkan adanya kebutuhan dan keinginan dengan
tuntunan atau keadaan sosial yang ingin bertahan hidup serta
melakukan penyesuaian diri agar bisa diterima di lingkungan hidupnya
1. Pengaruh Sosial.
a. Pengertian-Pengertian Pengaruh Sosial Menurut Ahli
1) Konformitas adalah suatu bentuk penyesuaian terhadap
kelompok sosial karena adanya tuntutan dari kelompok
sosial untuk menyesuaikan, meskipun tuntutan tersebut
tidak terbuka (Baron dan Byrne, 1997)
2) Konformitas adalah perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengaruh kelompok (David W. J. & Frank P.J.,
2003)
3) Konformitas adalah suatu bentuk perubahan perilaku
atau kepercayaan sebagai hasil dari tekanan kelompok
(Myers, 2008)
4) Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau
PSIKOLOGI SOSIAL 33
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

memberikan suatu opini supaya sesuai dengan kondisi


tertentu atau untuk memenuhi harapan yang diinginkan
oleh kelompok (Rashotte, 2008)
b. Tingkatan Pengaruh Sosial
1) Acceptance (penerimaan)
Perubahan yang terjadi dalam diri kita sebagai hasil dari
pengaruh sosial disebut dengan penerimaan
(acceptance). Jika seseorang atau sebuah kelompok
meyakinkan kita untuk mempercayai dan bertindak
seperti yang diinginkan maka perubahan yang kita
lakukan sebagai hasil dari proses yang terjadi di dalam
batin. Berikut merupakan bentuk-bentuk dari
acceptance
a) Identifikasi yaitu, membantu mempertahankan
hubungan interpersonal antara mereka yang
terlibat, pada bentuk penerimaan ini, isi dari
perubahan perilaku bukanlah suatu hal yang
bagus bila dibandingkan dengan hasilnya.
b) Internalisasi yaitu bentuk penerimaan yang paling
dalam adalah Ketika seseorang merasa yakin
untuk mempercayai perubahan sikap. Seorang
telah di pengaruhi oleh keyakinan baru, menerima
makna dan bentuk sosial.
2) Compliance
Dalam pengaruh sosial tidak terlalu berpengaruh pada
diri seseorang dan tidak juga merubah sikap orang
tersebut. Ketika kita mengubah perilaku dari sebuah
sikap secara utuh.
Adapun bentuk-bentuk Compliance sebagai berikut:
a) Konformitas yaitu berubah sikap atau perilaku
yang disebabkan karena pengaruh kelompok. Ada
beberapa proses yang dapat menghasilkan
sebuah perubahan.
b) Kepatuhan (obedience) yaitu kepatuhan dimana
pengaruh individu terhadap individu lainya adalah
hasil dari permintaan secara langsung atau
perintah.
c. Jenis-Jenis Konformitas menurut Prayitno (2009)
1) Konformitas membabi buta
Konformitas yang bersifat tradisional dan primitif,
diwarnai oleh sikap masa bodoh dalam arti mengikuti

PSIKOLOGI SOSIAL 34
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

apa yang menjadi kemauan orang lain tanpa


pemahaman atau penghayatan, tanpa pertimbangan,
pemikiran, kebenaran dari suatu yang diikutinya. Pada
konformitas ini didasarkan adanya kekuasaan yang
memaksa untuk adanya persetujuan atau penerimaan
dari orang yang terkena pengaruh.
2) Konformitas Teridentifikasi
Yaitu konformitas yang didasarkan karena adanya
karisma yang terpancar dari seorang pemimpin yang
dirasakan berada diatas. Contoh, tokoh panutan, tokoh
identifikasi yang harus dipercayai. Terbentuknya
karisma ini dilandasi oleh sikap mempercayai,
mengakui, menerima secara sukarela, tanpa sedikit
rasa takut, terancam, dan disertai rasa senang dan
puas.
3) Konformitas Internalisasi
Yaitu konformitas didasarkan oleh pertimbangan
rasional yaitu pikiran, perasaan, pengalaman, hati
Nurani dan semangat untuk menentukan pilihan-pilihan
dalam bersikap dan bertingkah laku,berpikir dan
berpendapat.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas
1) Pengaruh dari orang-orang yang disukai
Yaitu orang-orang yang disukai akan memberikan
pengaruh lebih besar, perkataan dan perilaku
cenderung akan diikuti atau diamini oleh orang lain.
2) Kekomakan kelompok
yaitu adanya pengaruh dalam membentuk polla piker
dan perilaku anggota kelompoknya
3) Ukuran kelompok dan tekanan sosial
Yaitu pengaruh kelompok akan meningkat sejalan
dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok
4) Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif
Norma deskriptif adalah norma yang hanya
mendeskripsikan apa yang Sebagian besar orang
lakukan pada situasi tertentu, norma ini akan
mempengaruhi tingkah laku dengan cara memberitahu
mengenai apa yang umumnya dianggap efektif dan
bersifat adaptif. Sedangkan norma injungtif akan
mempengaruhi dalam menetapkan apa yang harusnya
dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima dan tidak
diterima pada situasi tertentu.

PSIKOLOGI SOSIAL 35
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Dinamika Kelompok.
Dinamika merupakan suatu pola atau proses pertumbuhan,
perubahan atau perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau
system ikatan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
antara unsur yang satu dengan yang lain. Pengertian dinamika
lebih menekankan pada Gerakan yang timul dari dalam dirinya
sendiri, yaitu sumber geraknya berasal dari dalam kelompok itu
sendiri, bukan dari luar kelompok.
Dinamika berarti tingkah laku warga yang secara langsung
mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik (Slamet
Santoso, 2004) didalam dinamika berarti adanya interaksi dan
intedependensi antara anggota kelompok yang satu dengan
anggota kelompok secara keseluruhan.
Defenisi dinamika kelompok menurut Jacobs, Harvill dan Manson
(1994) dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling
mempengaruhi hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi
yang terjadi antar anggota kelompok dengan pemimpin yang
diberik pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.
Menurut Santosa (1994) dinamika kelompok sebagai suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang
mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang
satu dengan yang lain, antar anggota kelompok mempunyai
hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara Bersama-sama
a. Defenisi Kelompok Menurut Para Ahli.
1) Hornby berpendapat bahwa kelompok adalah sejumlah
orang atau benda yang berkumpul atau ditempatkan
secara Bersama-sama atau secara alamiah berkumpul.
2) Webster mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah
orang atau benda yang bergaung secara erat dan
menganggap dirinya sebagi suatu kesatuan.
3) Zaltman mengatakan bahwa dinamika kelompok adalah
kekuatan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan
tersebut bertujuan memberikan arah perilaku kelompok.
Kelompok menurut Malkolm dan Knowles (1975) yaitu suatu
kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih apabila
memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
1) Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama
atau identitas lainya.
2) Adanya kesadaran kelompok yaitu semua anggotanya
merasa bahwa mereka merupakan sebuah kelompok
dan ada orang lain di luar mereka, serta memiliki

PSIKOLOGI SOSIAL 36
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kesatuan persepsi tentang kelompok.


3) Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan
atau sasaran atau gagasan
4) Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan
5) Terjadinya interaksi dimana setiap anggota saling
mengkomunikasikan, mempengaruhi dan bereaksi
terhadap anggota lain
6) Merupakan satu kesatuan organisasi yang tunggal
dalam pencapaian tujuan kelompok
b. Tujuan Dinamika Kelompok.
1) Meningkatkan proses interaksi antara anggota
kelompok
2) Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3) Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik,
lebih maju
4) Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya
c. Karakteristik Kelompok Menurut Forsyth (2010).
1) Interaks yaitu kelompok membangun dan menjaga
hubungan antar anggota kelompk.
2) Tujuan yaitu sebagai target pencapaian anggota
kelompok dan menjadi salah satu evaluasi keberhasilan
kelompok.
3) Ketergantungan yaitu anggota kelompok memiliki saling
ketergantungan satu sama lain.
4) Struktur kelompok yaitu adanya hubungan yang terjadi
antar anggota kelompok diatur berdasarkan pola,
kedudukan dan norma yang berlaku dalam kelompok.
5) Kesatuan yaitu setiap anggota mempersepsikan dirinya
sebagai suatu kesatuan sebagai anggota kelompok
yang memiliki kohesivitas pada anggota kelompok.
d. Proses pembentukan Kelompok Menurut Forsyth (2010)
1) Psikodinamik, yaitu pendekatan yang dipengaruhi oleh
Freud, menyatakan bahwa individu bergabung dengan
kelompok untuk pemenuhan kebutuhan biologis dan
psikologis.
2) Sosiokultur, pendekatan ini berfokus pada keinginan
manusia untuk survive.

PSIKOLOGI SOSIAL 37
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

3) Sosikulture yaitu pembentukan kelompok berdasarkan


identitas sosial dan budaya.
4) Proses perbandingan sosial, yaitu bahwa orang
bergabung dengan kelompok untuk memperoleh
informasi tentang diri mereka dan lingkungan.
5) Pertukaran sosial, yaitu bahwa individu bergabung
dalam suatu kelompok mempertimbangkan keuntungan
dan kerugian.
e. Tahapan Perkembangan Kelompok.
1) Tahap pertama forming, pada tahap ini anggota
kelompok mulai mengenal satu sama lain.
2) Tahap kedua storming, pada tahap ini mulai terjadi
perselisihan yang berpotensi menimbulkan konflik.
3) Tahap ketiga Norming, pada tahap ini mulai terjadi
pembentukan struktur kelompok yang meliputi
peraturan, norma dan status.
4) Tahap keempat Performing, pada tahap ini terjadi
peningkatan kinerja dan performance anggota
kelompok.
5) Tahap kelima, Adjouming, pada tahap ini mulai terjadi
penurunan kinerja, pengentian tugas serta mulai muncul
banyak kekecewaan.
3. Agresi.
a. Pengertian Agresi.
Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti
dijalan-jalan, disekolah, bahkan di komplek-komplek
perumahan, aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal
(mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju,
dll). Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarya adalah
perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi
menurut Murray (1993) didefenisikan sebagai suatu cara
untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai,
meyerang, membunuh, atau menghukum orang lain.
Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan menyakiti
orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron & Byrne,
1994; Brehm & Kassin, 1993; Brigham, 1991). Jika menyakiti
orang lain karena unsur ketidaksengajaan, maka perilaku
tersebut bukan dikategorikan perilaku agresi.
Dalam psikologi dan ilmu sosial, pengertian agresi merukuk
pada perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya
mengalami bahaya atau kesakitan. Agresi dapat dilakukan
secara verbal atau fisik.

PSIKOLOGI SOSIAL 38
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Faktor Penyebab Perilaku Agresi.


1) Amarah.
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktifitas
system saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya
persaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya
disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-
nyata salah satu atau mungkin juga tidak. Pada saat
marah perasaan ingin menyerang, meninju,
menghancurkan atau melempar sesuatu biasanay
timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan
maka terjadilah perilaku agresi.
2) Faktor biologis (menurut Davidoff).
a) Faktor Gen dapat mempengaruhi pembentukan
system neural otak yang mengatur perilaku agresi.
b) System otak yang terlibat dalam agresi ternyata
dapat memperkuat atau mengendalikan agresi.
c) Kimia darah khusunta hormone seks yang
Sebagian ditentukan faktor keturunan
mempengaruhi perilaku agresi.
3) Faktor belajar social.
Dengan menyaksikan perkelahian dan pembunuhan
meskipun sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan
dan memungkinkan untuk meniru model kekerasan
tersebut.
4) Faktor Lingkungan.
a) Kemiskinan.
Bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan
kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara
alami mengalami peningkatan.
b) Anonimitas.
Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya
menyajikan berbagai suara, cahaya, dan
bermacam informasi yang sangat luar biasa
besarnya. Orang secara otomatis cenderung
berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan
penyesuaian diri terhadap rangsangan yang
berlebih tersebut. Bila seseorang merasa anonym,
ia cenderung berperilaku semaunya sendiri,
karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma
masyarakat dan kurang bersimpati pada orang
lain.

PSIKOLOGI SOSIAL 39
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

c) Suhu udara yang panas.


Suhu suatu lingkungan yang tinggi memiliki
dampak terhadap tingkah laku sosial berupa
peningkatan agresivitas.
c. Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku Agresi.
Penggunaan alkohol khususnya di negara-negara maju,
alcohol bukan hanya digunakan sebagai sarana penghangat
tubuh, melainkan juga sebagai sarana penghangat tubuh,
melainkan juga sebagai sarana pergaulan, akan tetapi
pengaruh alcohol dapat memicu agrisivitas, dalam
kenyataanya tempat-tempat minum/bar merupakan tempat
yang memiliki kekerasan dan agresi yang sangat tinggi.
d. Bagaimana Mengontrol Agresi
Menurut Koeswara (1988) untuk mencegah kemunculan dan
berkembangnya tingkah laku agresi yaitu:
1) Penanaman Moral yaitu, merupakan langkah yang
paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku
agresi, penanaman moral ini akan berhasil apabilan
dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten
sejak usia dini diberbagai lingkungan dengan
melibatkan segenap pihak yang bertanggung jawab
dalam prose sosialisasi.
2) Pengembangan tingkah laku non agresi, yaitu untuk
mencegah berkembangnya tingkah laku agresi yang
perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang
mendukung perkembangan tingkah laku non agresi,
mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan
tingkah laku agresi
3) Pengembangan kemampuan memberikan empati, yaitu
perlu menyertakan pengembangan kemampuan
mencintai pada individu-individu. Kemampuan
mencintai itu sendiri dapat berkembang baik apabila
individu dilatih dan melatih diri untuk menempatkan diri
dalam lingkungan sosial, dan mampu memahami apa
yang dirasakan oleh dirinya maupun orang lain, seperti
pengembangan kemampuan memberikan empati untuk
mencegah berkembangnya tingkah laku agresi

PSIKOLOGI SOSIAL 40
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman

1. Konformitas terjadi di saat individu berperilaku atau memberikan


suatu opini supaya sesuai dengan kondisi tertentu atau untuk
memenuhi harapan yang diinginkan.
2. Tingkatan Pengaruh Sosial
a. Acceptance (penerimaan)
b. Compliance
3. Jenis-Jenis Konformitas.
a. Konformitas membabi buta
b. Konformitas teridentifikasi
c. Konformitas Internalisasi
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas
a. Pengaruh dari orang-orang yang disukai
b. Kekomakan kelompok
c. Ukuran kelompok dan tekanan sosial
d. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif
5. Dinamika Kelompok
Dinamika merupakan suatu pola atau proses pertumbuhan,
perubahan atau perkembangan dari suatu bidang tertentu, atau
system ikatan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
antara unsur yang satu dengan yang lain. Pengertian dinamika
lebih menekankan pada Gerakan yang timul dari dalam dirinya
sendiri, yaitu sumber geraknya berasal dari dalam kelompok itu
sendiri, bukan dari luar kelompok.
6. Tujuan Dinamika Kelompok.
a. Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok
b. Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
c. Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik, lebih
maju
d. Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya
7. Tahapan Perkembangan Kelompok.
a. Tahap pertama forming, pada tahap ini anggota kelompok
mulai mengenal satu sama lain.
b. Tahap kedua storming, pada tahap ini mulai terjadi
perselisihan yang berpotensi menimbulkan konflik.
c. Tahap ketiga Norming, pada tahap ini mulai terjadi
pembentukan struktur kelompok yang meliputi peraturan,
norma dan status.
d. Tahap keempat Performing, pada tahap ini terjadi
peningkatan kinerja dan performance anggota kelompok.

PSIKOLOGI SOSIAL 41
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Tahap kelima, Adjouming, pada tahap ini mulai terjadi


penurunan kinerja, pengentian tugas serta mulai muncul
banyak kekecewaan.
8. Agresi.
a. Pengertian Agresi.
Dalam psikologi dan ilmu sosial, pengertian agresi merukuk
pada perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya
mengalami bahaya atau kesakitan. Agresi dapat dilakukan
secara verbal atau fisik.
b. Faktor Penyebab Perilaku Agresi.
1) Amarah.
2) Faktor biologis (menurut Davidoff).
3) Faktor belajar social.
4) Faktor Lingkungan.
c. Mengontrol Agresi, melalui:
1) Penanaman Moral yaitu, merupakan langkah yang
paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku
agresi, penanaman moral ini akan berhasil apabilan
dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten
sejak usia dini diberbagai lingkungan dengan
melibatkan segenap pihak yang bertanggung jawab
dalam prose sosialisasi.
2) Pengembangan tingkah laku non agresi, yaitu untuk
mencegah berkembangnya tingkah laku agresi yang
perlu dilakukan adalah mengembangkan nilai-nilai yang
mendukung perkembangan tingkah laku non agresi,
mengurangi nilai-nilai yang mendorong perkembangan
tingkah laku agresi
3) Pengembangan kemampuan memberikan empati, yaitu
perlu menyertakan pengembangan kemampuan
mencintai pada individu-individu. Kemampuan
mencintai itu sendiri dapat berkembang baik apabila
individu dilatih dan melatih diri untuk menempatkan diri
dalam lingkungan sosial, dan mampu memahami apa
yang dirasakan oleh dirinya maupun orang lain, seperti
pengembangan kemampuan memberikan empati untuk
mencegah berkembangnya tingkah laku agresi.

Latihan
1. Jelaskan pengaruh sosial !
2. menjelaskan dinamika kelompok !
menjelaskan agresi !

PSIKOLOGI SOSIAL 42
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

Anda mungkin juga menyukai