Sistem Peradilan
Pidana Anak Wajib
mengutamakan
pendekatan
Keadilan Restoratif
(PASAL 5)
Pergeseran Paradigma Dalam Hukum Pidana
Tentang KEADILAN
Retributive Restorative
Restitutive Justice
Justice Justice
• Menekankan keadilan • Menekankan keadilan • Menekankan keadilan pada
perbaikan/ pemulihan keadaan
pada pembalasan pemberian ganti rugi • Berorientasi pada korban
• Anak di posisi sebagai • Memberikan kesempatan pada
objek pelaku untuk mengungkapkan
rasa sesalnya pada korban dan
• Penyelesaian sekaligus bertanggung jawab.
bermasalah • Memberikan kesempatan
hukumtidak seimbang kepada pelaku dan korban
untuk bertemu untuk
mengurangi permusuhan dan
kebencian.
• Mengembalikan keseimbangan
dalam masyarakat
• Melibatkan anggota
masnyarakat dalam upaya
pemulihan.
Keadilan Restoratif Diversi
Pihak-Pihak Diversi
Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah
dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya,
korban dan/atau orang tua/Walinya,Pembimbing
Kemasyarakatan,dan Pekerja Sosial Profesional
berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif
( Pasal 8 ).
Syarat Diversi (pasal 7 ayat 2)
dilakukan anak yang berusia 12 ke
atas
Penyidik / UPPA, PK
UP2A BAPAS, Pelaku / Orang
LAPORAN PENYIDIK DIVERSI Tua, Korban, Penasehat
MASYARAKAT (POLISI) 30 HARI Hukum Anak, PEKSOS /
7 HARI Tenaga Kesejahteraan
Sosial / Pendamping
Anak /, Perwakilan
masyarakat
Penyidik
SP3 PENETAPAN
TIDAK (Bapas)
KPN
BERHASIL Pengawasan
3 HARI
BERKAS
DILIMPAHKAN KE PERM
PENUNTUT PENYIDIK /
BERHASIL
UMUM BA DIV KESEPAKATAN
LANJUTAN
Forum Musyawarah
Diversi
KAJARI
BERKAS
MENUNJUK DIVERSI Penuntut Umum, PK
DITERIMA JAKSA ANAK 30 HARI BAPAS, Pelaku / Orang
KEJARI 7 HARI Tua, Korban, Penasehat
Hukum Anak, PEKSOS /
Tenaga Kesejahteraan
Sosial / Pendamping
PENETAPAN Anak /, Perwakilan
JPU
TIDAK SKP3 KPN masyarakat
BERHASIL
(Bapas) (DIVERSI)
Pengawasan
3 HARI
BERKAS
DILIMPAHKAN PERM
JPU/ BA BERHASIL
KEPENGADILAN
DIV KESEPAKATAN
LANJUTAN
Forum Musyawarah
BERKAS Diversi
DITERIMA KPN Hakim Anak, PK BAPAS,
PENGADILAN MENUNJUK DIVERSI Pelaku / Orang Tua,
NEGERI HAKIM ANAK 30 HARI Korban, Penasehat
Hukum Anak, PEKSOS /
3 HARI 7 HARI
Tenaga Kesejahteraan
Sosial / Pendamping
Anak , Perwakilan
Hakim Anak PENETAPAN masyarakat
Pent. Penghentian KPN
(PERMA NO 4 TAHUN
Pemeriksaan ( DIVERSI) 2014)
(Bapas) 3 HARI
Pngawasan
SIDANG
TIDAK DILANJUTKAN PERM
BERHASIL (KUHAP UU HA/ BA DIV BERHASIL
SPPA) KESEPAKATAN
(LANJUTAN) PERSIDANGAN
SIDANG
(KUHAP UU SPPA) REQUISITOR PLEDOI
PUTUSAN
HAKIM WASMAT
ANAK
Proses Mediasi dalam Penanganan
Perkara Kekerasan terhadap Perempuan
dan Anak
Pengertian Mediasi/ Musyawarah
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak yang dibantu
oleh seorang mediator (Ps. 1 ayat 7 PERMA No 1 Tahun 2008).
Mediasi penal adalah penyelesaian perkara pidana anak melalui
perundingan dengan melibatkan, pelaku,
orangtua/kelurga,korban/orangtua korban/keluarga dan pihak-pihak
lain yang tekait untuk memperoleh kesepakatan dengan dibantu oleh
seorang mediator.
Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam
proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian
sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan
sebuah penyelesaian.
4/4/22 DS DEWI 17
lanjutan
• Musyawarah berasal dari kata Syawara
(bahasa arab) yang artinya berunding, urun
rembug dan mengajukan sesuatu. Singkatnya
musyawarah adalah suatu upaya bersama
dengan sikap rendah hati untuk memecahkan
persoalan guna mengambil keputusan
bersama dalam penyelesaian atau pemecahan
masalah yang menyangkut urusan
keduniawian.
4/4/22 DS DEWI 18
Proses Mediasi Penal
BERKAS
DITERIMA KPN MENUNJUK SIDANG
PENGADILAN MAJELIS HAKIM KUHAP
NEGERI
PLEDOI
(KESEPAKATAN)
PUTUSAN
BHT
Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak Berbagai Modus Operandi
Bentuk-bentuk Kekerasan
Kekerasan Fisik
Kekerasan Psikis
Kekerasan Seksual
Penelantaran Rumah Tangga
KEKERASAN FISIK
Pengertian (Pasal 6)
“Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan
rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat”;
Kesatu
Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Pengahapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga
Kedua
Pasal 44 ayat (4) Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga.
• Dakwaan ke satu :
Pasal 49 huruf a UU RI No.23 Tahun 2004 Tentang PKDRT
atau
Dakwaan ke dua : Pasal 45 Ayat (1) UU RI No.23 Tahun 2004
atau
Dakwaan ke tiga : Pasal 45 Ayat (2) UU RI No.23 Tahun 2004
Ruang Mediasi
FOTO SARANA PRASARANA DI
PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Sidang Anak PN Stabat
FOTO SARANA PRASARANA DI PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Sidang Anak di PN Stabat
FOTO SARANA PRASARANA DI PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Teleconference Korban/Saksi Anak
FOTO SARANA PRASARANA DI PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Tunggu Ramah Anak, PK BAPAS, PEKSOS dan TKS
FOTO SARANA PRASARANA DI PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Tunggu Korban/Saksi dan Pihak-Pihak Diversi
FOTO SARANA PRASARANA DI PENGADILAN NEGERI STABAT
Ruang Pelayanan Perempuan dan anak
MEDIASI PENAL / RESTORATIVE JUSTICE
IMPLENTASI SKB Tentang Penanganan ABH melalui pendekatan RJ
MEDIATION ROOM
MEDIASI PENAL / RESTORATIVE JUSTICE
IMPLENTASI SKB Tentang Penanganan ABH melalui pendekatan RJ
MEDIATION ROOM
Hambatan dan Tantangan
1) Belum ada persamaan persepsi secara terpadu antara APH dalam
implementasi SPPA dan Penanganan Saksi, korban , perempuan dan anak.
2) Kurangnya sosialisasi UU SPPA dan UU Perlindungan terhadap
Perempuan dan Anak kepada masyarakat dan aparat penegak hukum
selama 2 tahun masa peralihan UU SPPA
3) Kurangnya SDM APH khususnya PK BAPAS, PEKSOS dan PH Anak.
4) Belum tersedianya sarana dan prasarana secara menyeluruh sesuai
dengan ketentuan UU SPPA
5) Belum semua instansi APH mengeluarkan peraturan / Juknis
Implementasi SPPA sambil menunggu Peraturan Pemerintah Disahkan
6) Kurangnya peran Pemda dalam memfasilitasi rapat kordinasi antara APH
dan instansi terkait dalam implementasi SPPA Pasal 94 UU SPPA.
(Pemerintah Daerah melakukan koordinasi lintas sektoral dengan lembaga
terkait)
KESIMPULAN
1) Penanganan anak sebagai pelaku, saksi dan korban menurut
UU SPPA sesuai dengan syarat-syarat yang wajib diversi
apabila berhasil musyawarah diversi, maka proses penyidikan,
penuntutan, pemeriksaan dipengadilan dihentikan
berdasarkan penetapan KPN.
2) Penanganan perkara kekerasan terhadap perempuan dan
anak dalam perkara KDRT dapat dilakukan proses mediasi
akan tetapi apabila berhasil damai, proses persidangan tidak
dapat dihentikan namun hasil kesepakatan perdamaian
berdampak kepada tuntutan dan putusan majelis hakim
(kecuali Pasal delik aduan dapat dicabut laporan pengaduan).