PENELITIAN
HUKUM
(Filsafat, Teori dan Praktik)
RAJAWALI PERS
Divisi Buku Perguruan Tinggi
PT RajaGrafindo Persada
DEPOK
Kemudian leberapa ahli hukunm
Iukum yaitu scbapai
adalah
berikut leot
meupakann kescluuban
nenberi
hukumkannenurut
definisi tentang teori
berkenaa dengan sistem koseptual pemyataal
yang saling LH Bruygink
atuan
hukunberkaitan
Iukumleoril alutan dan
mazhab dalam ilnu hukuni hukummenuut
sepeti
W. dan
Iiedman
adalah putusan-
aliran atau
dan utlitarianisne dan sebagainya. teoi bukum alam, teori
Menuut Soentandyo W, teoi
beasal dari
positivisme
Latin yang beati kata theoria dalan babasa
dalam bahasa Yunani yang
"peremgan", yang pada gilirannya lari kata thea
c
suatu konstruksi di dalam cita
berati
"cara atau hasil
menggambarkan secara atau ide manusia, yangpandang", adalah
teflekif Senomena yany dibangun untuk
pengalamarn. Dari kata dasar thea ini
pulalah datang dijumpai
kata
di dalam
yang berarti prtunjukan atau
"lontoban". modern"tater"
yang demikian,
menemukan dua
berbicara tentang "tcori" Didefinisikan rumusan
tak pelak
dari
lagi orang akan
macam rcalitas. Yang pertama
yang ada dalam ide adalah
yang imajinatií, dan yang kedua realitas in abstracto
yang3berupa realitasin concreto yang adalah padanannya
indrawi.? berada dalam alam pengalarman yang
Menurut B. Arief Sidharta, teori hukum adalah
kritis dalam perspektif disiplin hukum yang secara
interdisipliner
gejalahukum secara tersendiri dan dalammenganalisis berbagai aspek dari
baik dalam konsepsi teoretisnya kaitan dengan kescluruhannya
dengan tujuan memperoleh pemahamanmaupun dalam pengolahan praktisnya,
yang lebih baik dan penjelasan
yang lebih jernih atas bahan-bahan yuridis."
s"Roscoe Pound, Contempory Juristic Theory (Pamona College, 1940), hlm. o 2001)
Kanisius,
s*Theo Huijbers, Filsafat Hukum Alam Lintasan Sejarah (Yogyakarta:
him. 213.
"1bid. 195),
"Lili Rasjididan Ira Rasjidi, Op. Ci.
Edition(Londo): StevensR SopsLited,
Theory. Third
W. Iiedmann,Leyul
hlm, 183.
ukum 97
leoridalan venelitban
Bab 5| Urgensi
3)
antara anggota kelompok sosial tertarik dalam
realisasi
manifestasi dari persckutuan tinbul yang diarahkan oleh
oleh aturan prosedur." organ dangagadsan,
Hauriou mendekati pemasalahan lenibaga sebagai
iatur
ia seorang
melihat di dalanmnya sintesis subjektif akan realitas objcktif:
dia tidak hanva analisis fakta sosial, tetapi juga
rupanya dan
lembaga, individu berkomunikasi melalui tindakan gabungan. embagasOasin.olog
lkebebas
untuk terlibat diri yang dalam kesalahan karena membuat
kehendak
lebih dari penciptaan intelcktual itu adalah perwujudan dari
iga unsur vang merupakan csensi dari sebuah institusi, l
t
hasil
e
in mbaga
dakan. yangDar
membungkuk kelompok yang terorganisir realisasi umum
Realitas objektif dari lembaga ini, yang mengarahkan karena tujuan. personifikas1
kesinambungan meskipun tidak berkesinambungan dari idekehendak memberikan
vang pergi ke penmbentukannya, adalah
juga sumber kepribadian hukum.9 satu-satunya realitas sosial. tuters.
juan
d. Teori Keadilan
1) Keadilan Menurut Plato
Plato adalah seorang pemikir idealis
kekuatan di luar kemampuan manusia abstrak yang mengakui kekuatan.
dalam filsafatnya. Demikian pula sehingga pemikiran irasional masuk
Plato berpendapat bahwa halnya dengan permasalahan keadilan,
Sumber ketidakadilan adalahkeadilan adalah di luar kemampuan
adanya manusia biasa.
perubahan
memiliki elemen-elemen prinsipal yang harus dalam masyarakat. Masyarakat
a) pemilahan
kelas-kelas yang tegas;
dipertahankan, yaitu
oleh para penggembala dan misalnya kelas penguasa yang diisi
dengan domba manusia; anjing penjaga harus dipisahkan secara tegas
b) identifikasi takdir negara dengan takdir kelas
khusus terhadap kelas ini dan penguasanya, perhatian
persatuannya,
kelas ini, dan aturan-aturan yang persatuannya;
rigid
dan
bagi pemeliharaankepatuhan pada
pengawasan yang ketat serta dan pendidikan
kepentingan anggotanya. kolektivisasi kepentingan
Dari
diturunkan,elemen-elemen
misalnya berikutprinsipal
ini.
ini,
elemen-elemen lainnya dapat
slbid.
391bid
98
Metodologi Penelitian Hukun (Filsafat, Teoridan
Praktik)
a) Kelas penguasa punya monopoliterhadap semun hal seperti keuntungan
dan latihan milite, dan hak memiliki senjata dan menerima semua
bentuk pendidikan, tetapi kelas penguasa ini tidak diperkenankan
berpartisipasi dalam aktivitas perekonomian, terutama dalam usaha
mencari penghasilan.
b) Harus ada sensor terhadap semua aktivitas intelektual kelas penguasa,
dan propaganda terus-menerus yang bertujuan untuk menyeragamkan
pikiran-pikiran mereka. Senua inovasidalam pendidikan, peraturan, dan
agama harus dicegah atau ditekan.
Negara harus bersifat mandiri(self-sufficient). Negara harus bertujuan pada
autarkiekonomi. jika tidak demikian, para penguasaakan bergantung pada
para pedagang, atau justrupara penguasa itu sendiri menjadi pedagang.
Alternatif pertama melemahkan kekuasaan mereka, sedangkan alternative
kedua akan melemahkan persatuan kelas penguasa dan stabilitas
negaranya, +0
Untuk mewujudkan keadilan masyarakat harus dikembalikan pada
struktur aslinya, domba menjadi domba, penggembala menjadi penggembala.
Tugas ini adalah tugas negara untuk menghentikan perubahan. Dengan
demikian keadilan bukan mengenai hubungan antara individu melainkan
hubungan individu dan negara. Bagaimana individu melayani negara.
Keadilan juga dipahami secara metafisis keberadaannya sebagai kualitas
atau fungsi makhluk super manusia, yang sifatnya tidak dapat diamati oleh
manusia. Konsekuensinya ialah, bahwa realisasi keadilan digeser ke dunia lain,
di luar pengalaman manusia; dan akal manusia yang esensial bagi keadilan
tunduk pada cara-cara Tuhan yang tidak dapat diubah atau keputusan
keputusan Tuhan yang tidak dapat diduga.1
2) Keadilan Menurut Aristoteles
Merosotnya demokrasi Athena, dalam Perang Peloponesus dan
sesudahnya, menjadi bahan perenungan tentang keadilan yang mendominasi
filsafat hukum Plato dan Aristoteles. Keduanya mencurahkan sebagian besar
dari karya mereka untuk memberi definisi yang konkret mengenai keadilan
dan hubungan antara keadilan dan hukum positif. Plato berusaha untuk
mendapatkan konsepnya mengenai keadilan dari ilham, sementara Aristoteles
0Karl R. Popper, Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya, (The Open Society and Its
Enemy), diterjemahkan oleh: Uzair Fauzan. Cetakan I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
him. 110.
4W. Friedmann, Teori dan Filsafat Hukum, (Legal Theori), Susunan I, diterjemahkan
oleh Mohamad Arifin.Cetakan kedua (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1993),hlm. 117.