AKBP Dr. GATOT SATRIO UTOMO, S.H., M.

H
 POLRI
 AL. : PERUMAHAN PESONA CIBEREUM PERMAI BLOK U NO. 18 SUKARAJA SUKABUMI
 HP. 085217801666
 JABATAN KASUBBAG BIMSUH BAG BIMSIS SETUKPA LEMDIKLAT POLRI

• DIK S1 STH PASUNDAN SMI

S2 UNSUR CIANJUR
S3 UNISBA BANDUNG

• RIWAYAT DINAS
• KABAG BINOPS DIT KRIMUM POLDA JABAR
• PENYIDIK MADYA DIT KRIMSUS POLDA JABAR
• KANIT TIPIDTER DIT KRIMSUS POLDA JABAR
• KABAG SUMDA POLRES SUKABUMI KOTA
• KABAG OPS POLRES CIANJUR
• KASAT LANTAS POLRES CIANJUR
• KAPOLSEK CITAMIANG POLRES SUKABUMI KOTA
• KASAT RESKRIM NARKOBA POLRES SUKABUMI KOTA
• KANIT PROTOKOL SECAPA POLRI
 - KUHP
- HTN
PUBLIK - UU KORUPSI
- HK TATA
(HK NEGARA) - UU TERORIS
PEMERINTAH
(MENGATUR HUB - UU NARKOTIKA
- HK ANTAR MATERIL - UU LH
HUK ANTARA
NEGARA
NEG&INDIVIDU - UU
- HK PIDANA
MASY KEHUTANAN
- DLL
- DLL
HUKUM
PRIVAT
(HK SIPIL)
MENGATUR HUB - HK PERDATA
HK ANTAR - HK DAGANG
- HK WARIS FORMAL KUHAP
INDIVIDU &
INDIVIDU - HK PERJANJIAN
- DLL

MENGATUR TTG:

- CARA MENANGANI LIDIK-SIDIK OLEH

POLRI/PPNS
- PENUNTUTAN & RIKSA DISIDANG
PENGADILAN O/ PU & HAKIM
- CARA MELAKSANAKAN PUTUSAN
HAKIM
 • URUTAN-URUTAN
KEJADIAN SECARA
TERENCANA
• SUATU PROSES MULAI
DISANGKA S/D PUTUSAN
HAKIM & PENGAWASAN
• APAKAH TERBUKTI TERDAKWA TELAH MELAKUKAN TP YG
DILAKUKAN KEPADANYA
• APAKAH TINDAKAN MERUPAKAN TINDAK PIDANA ATAU
BUKAN
• APAKAH PERBUATAN DPT DIHUKUM ATAU TIDAK
• HUKUMAN ADA YG DIJATUHKAN

HAP
- UU (STATUTE) :PERATURAN NEG YG MENGIKAT
- YURISPRUDENSI :PUTUSAN HAKIM YG TERDAHULU
- DOKTRIN :PENDAPAT SARJANA/AHLI
SUMBER
- TRAKTAT :PERJANJIAN ANTAR
HK FORMAL
NEGARA/KESEPAKATAN
- KEBIASAAN (COSTUM) :PERBUATAN YG DILAKUKAN SCR
BERULANG-ULANG
 SEJARAH HAP DI INDONESIA
HAP 1 HAP JAMAN BELANDA 4
MASYARAKAT 1 AGS 1848
BERLAKU IR (INLANDS REGLIMENTS) • THN 1965 RANCANGAN KUHAP
TRADISIONAL
AJUKAN KE DPR, DITARIK
SEJAK INDONESIA HAPIDANA+PERDATA
DI JAJAH KEMBALI KRN TIDAK SESUAI
BELANDA PENGESAHAN RAJA BELANDA PROSEDUR
HK ADAT 29 SEPT 1849 • THN 1979 RUU KUHAP AJUKAN
IR DIRUBAH THN 1941 MENJADI HIR DPR(12 SEP 1979)
(HET HERZIENE INLANDS
REGLIMENTS)
• THN 1981-RUU DISETUJUI TGL 31
DES 1981. (UU NO8/1981) KUHAP

2 3
HAP DLM JAMAN JEPANG
HAP SETELAH PROKLAMASI
TDK TERJADI PERUBAHAN
KEMERDEKAAN RI HIR TETAP BERLAKU
UU NO.1/1942 TGL 7 MARET
THN 1948 HIR DIGANTI MENJADI
1942 SEMUA DIAKUI ASAL
REGLEMENTS INDONESIA YANG
TIDAK BERTENTANGAN
DIPERBAHARUI DGN UU NO 1/1951.
ATURAN PEMERINTAHAN
PEDOMAN HAO S/D THN 1981
JEPANG
 Keseluruhan aturan hukum yang berkaitan dengan penyelenggaraan peradilan
pidana serta prosedur penyelesaian perkara pidana yang meliputi pengaduan,
laporan tertangkap tangan,penyelidikan penuntutan,pemeriksaan di sidang
pengadilan,putusan dan pelaksanaan putusan pidana.

Melaksanakan dan menegakkan hukum pidana,maka

REFRESIF perbuatan tersebut harus di proses sesuai aturan hak pidana

FUNGSI
Mencegah dan mengurangi kejahatan /tingkat kejahatan sistim
PREVENTIF peradilan pidana dapat berjalan dengan baik dan ada kepastian
hukum,maka orang akan berpikir jika akan melakukan kejahatan

HAP Untuk mencari  Menemukan dan mendapatkan atau setidak-tidaknya kebenaran materil,
kebenaran yang selengkap-lengkapnya suatu kara pidana secara jujur dan
TUJUAN tepat untuk mencari siapa pelaku dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan
putusan pengadilan yang menemukan apakah terbukti atau tidak dan eksekusi
keputusan hakim,kertertiban,ketentraman,keadilan,kepastian hukum,manfaat
dan kesejahteraan masyarakat

LAPORAN PENGADUAN

1. Disampaikan oleh setiap orang dan 1. Hanya dapat diajukan oleh orang
bukan Merupakan kewajibannya tertentu saja kewajiban tapi hak
PERBEDAAN 2. Obyeknya setiap/delik/tapi tidak ada 2. Obyeknya delik aduan
Pengecualian/delik biasa 3. Disertai permintaan
3. Permohonan tanpa disertai permintaan 4. Bisa dicabut laporan
4. Tidak bisa dicabut laporan
 1. AZAS KEBENARAN YANG SUNGGUH-2 SESUAI DGN KENYATAAN, PRINSIP INI TERLIHAT DLM
KEBENARAN PROSES PERSIDANGAN, WALAU TERDAKWA SDH MENGAKUI KESALAHANNYA
SISTEM MATERIL NAMUN BLM CUKUP DIJADIKAN ALASAN UTK MENJATUHKAN PUTUSAN.
PERADILAN
PIDAA 2. AZAS PRADUGA TIDAK BERSALAH (PRESUMPTION OF INOCENE)

3. AZAS PERADILAN CEPAT,SEDERHANA DAN BIAYA MURAH

4. KAP, TAHAN, GELEDAH, SITA HANYA DILAKUKAN BERDASARKAN PERINTAH TERTULIS OLEH PEJABAT YG
DIBERI WEWENANG O/UU

5. WAJIB DIBERI GANTI KERUGIAN & REHABILITASI

6. WAJIB MEMPEROLEH BANTUAN HK

AZAS-AZAS 7. DIBERITAHUKAN HAK-HAKNYA UNTUK MENGHUBUNGI & MINTA BANTUAN PH

8. PENGADILAN MEMERIKSA PERKARA DGN HADIRNYA TERDAKWA

9. AZAS YANG DIPERLUKAN/CAMPURAN, TDW MASIH SEBAGAI OBYEK PEMERIKSAAN DAN DAPAT
INGVISATOR DILAKUKAN SECARA TERBUKA DAN TERDAKWA DAPAT BERARGUMEN UNTUK MEMBELA DIRI
SEPANJANG TIDAK MELANGGAR.UU.

10. AZAS LEGALITAS

11. AZAS OPORTUNITAS WEWENANG PU TIDAK MENUNTUT UNTUK KEPENTINGAN UMUM

12. WAS PUTUSAN PENGADILAN DILAKUKAN O/KETUA PENGADILAN NEGERI YBS
13. AZAS SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM
14. AZAS EQUOLITY BEFORE THELAW
SEMUA ORANG DIPERLAKUKAN SAMA DIDEPAN HUKUM
 PENYELIDIK - PENYIDIK
PENYELIDIK
(PSL 1 PEJABAT POLRI YG DIBERI WEWENANG OLEH UU UNTUK MELAKSANAKAN
ANGKA 4 PENYIDIKAN (DIATUR KEWENANGAN PSL 5 KUHAP)
KUHAP)

PEJABAT POLRI & PPNS TERTENTU YG DIBERI WEWENANG OLEH UU UNTUK MELAKSANAKAN
PENYIDIKAN (DIATUR KEWENANGAN PSL 7 KUHAP)
PENYIDIK
(PSL 1 • BERDASARKAN PP 58 TH 2010 TTG PERUBAHAN ATAS PP NO 27 TH 1983 TTG PELAKSANAAN
ANGKA 1 KUHAP
KUHAP)
 PASAL 2A:
-PANGKAT SERENDAH RENDAHNYA IPDA
-PENDIDIKAN PALING RENDAH S1/SETARA
-BERTUGAS DIBIDANG PENYIDIKAN PALING LAMA 2 TH
 PASAL 2B:
BILA DISATUAN KERJA TIDAK ADA IPDA YANG BERPENDIDIKAN PALING RENDAH
SARJANA MAKA BISA DITUNJUK IPDA SEBAGAI PENYIDIK
 PASAL 2C:
BILA TIDAK ADA PENYIDIK DI POLSEK MAKA YANG BERPANGKAT BINTARA BISA
SEBAGAI PENYIDIK

• PSL 3 :
PENYIDIK
PANGKAT SERENDAH-RENDAHNYA BRIPDA
PEMBANTU
  PSL 3A:
PPNS
PP 58 THN 2010 - PENDIDIKAN PALING RENDAH SARJANA HUKUM ATAU SARJANA LAIN YANG
SETARA

- MASA KERJA SEBAGAI PNS PALING SINGKAT 2THN

- BERPANGKAT PALING RENDAH PENATA MUDA/GOL 3A

- TUGAS DIBIDANG TEKNIS OPRASIONAL GAKUM.

 PASAL 3B SD 3J:
- TTG PENGAJUAN NAMA CALON YG TELAH MEMENUHI SYARAT KPD
KAPOLRI UNTUK IKUTI PENDIDIKAN & PELATIHAN, DAN ATAS
PERTIMBANGAN DARI KAPOLRI & JAKSA AGUNG RI

- CALON PEJABAT PPNS DIANGKAT OLEH MENTERI ATAS USUL PIMPINAN

KEMENTRIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTRIAN, WEWENANG
PENGANGAKATAN DILIMPAHKAN KEPADA PEJABAT YANG DITUNJUK
OLEH MENTERI

- MENGUCAPKAN SUMPAH, DIBERI TANDA PENGENAL DAN

PEMBERHENTIAN JABATAN DARI PPNS.
 • PENYELIDIK ( PSL 4,5 KUHAP)
• PENYIDIK (PSL 6,7 KUHAP)
• UPAYA PAKSA
TAHAP
PEMERIKSAAN Pemanggilan Penahanan  penyitaan 
Penangkapan penggeledahan

TAHAPAN Melimpahkan kara kepengadilan sebelumnya mengadakan

DALAM prapenuntutan dengan menerima berkas perkara dari
penyidik.
PENYELE TAHAP
SAIAN PENUNTUTAN • Memberikan perpanjangan penahanan
• Membuat surat dakwaan.
PERKARA •
•
Dapat melakukan penahanan
Menutup perkara demi kepentingan umum
PIDANA • Melaksanakan putusan hakim

TAHAP
 Kompotensi mengadili ABSOLUT dan RELATIF
PEMERIKSAAN  ABSOLUT tingkatan PN-PT.MA
DAN KEPUTUSAN  jenis pengadilan  pengadilan umum,
PENGADILAN pengadilan militer, PUTN dan pengadilan agama
 RELATIF  mengadili berdasarkan wilayah
hukum
 SISTEM PERADILAN PIDANA
DI INDONESIA
LAW ENFORCEMENT

PENYIDIKAN PENUNTUTAN PERADILAN LAKS PUTUSAN

- LIDIK - PRA PENUNTUTAN - ACARA RIKSA - HKM POKOK M

- TINDAK - SURAT DAKWAAN BIASA - HKM TAMBAHAN A
S
- RIKSA - TAHAP - ACARA RIKSA - KAPAN Y
- SAIRAHKARA PENUNTUTAN SINGKAT - JENIS PID APA A
-LIMPAH TSK & - PERLAWANAN - ACARA RIKSA - BERAPA LAMA R
BP KE JPU A
- BANDING (7 HARI ) CEPAT - CARA PELAKS. K
- KASASI ( 14 HARI ) - VONIS A
- REFLIK - WASMAT T
- EKSEKUTOR

1
 CRIMINAL JUSTICE SYSTEM
SISTEM PERADILAN PIDANA

SUATU SISTEM UNTUK MEMPROSES MULAI DARI PENYIDIKAN,

PENUNTUTAN DAN PUTUSAN PENGADILAN HINGGA
PELAKSANAAN PUT. PENG TERHADAP PARA PELAKU GAR
HUKUM UNTUK TERWUJUDNYA KEADILAN

PENYIDIKAN POLRI

PENUNTUTAN JPU

PUT PENG HAKIM

PELAKS. PUT PENG JAKSA
 HUBUNGAN KOORDINASI
FUNGSIONAL PENERAPAN HAP

1. HUBUNGAN PENYIDIK DENGAN P.U

a. SPDP  (PSL. 109 (1) )
b. PERPANJANGAN PEN HAN UTK PENYELESAIAN PENYIDIKAN  (PS.24 (2),
(PS. 14 © )
c. PENGHENTIAN PENYIDIKAN DIBERITAHUKAN KEPADA P.U (PS. 102 (2))
d. P.U. MEMBERIKAN SURAT KETETAPAN KPD PENYIDIK BILA
MENGHENTIKAN TUNTUTAN (PS.NO. (2) HURUF C)
e. MENYERAHKAN BP. HASIL SIDIK KE PU (PS.110 (17)), PS. 8 (2), PS. 14 (a),
138 (1).
f. MELAKUKAN PENYIDIKAN TEMBAHAN BERDASARKAN PETUNJUK P.U.
BILA BP DIKEMBALIKAN OLEH PU DAN BELUM LENGKAP PS. 138 (2), PS. 14
(b), 110 (2) (3).
g. DALAM HAL PEMERIKSAAN CEPAT PENYIDIK ATAS KUASA P.U. (DEMI
HUKUM) DAPAT MELIMPAHKAN BP. HADAPKAN TDKS SAKSI AHLI, JURU
BHS, BB PD, SIDANG PENGADILAN (PS. 205 (2) )
 2. HUBUNGAN PENYIDIK DENGAN PENGADILAN

a. GELEDAH RUMAH PASAL. 33

b. PENYITAAN PASAL. 38
c. PEMERIKSAAN SURAT PASAL. 47
d. ACARA RIKSA TIPIRING PASAL. 205
e. ACARA RIKSA GAR LANTAS PASAL. 11s/d216
f. PERPANJANGAN HAN PASAL. 29
g. PENYIDIK BERIKAN PADA PANITERA BUKTI BAHWA SURAT
AMAR PUTUSAN TELAH SAMPAI PADA TDW PS. 214 (3)
 3. HUBUNGAN 4. HUBUNGAN
PENYIDIK PENYIDIK DENGAN
DENGAN P.P.N.S PENASEHAT HUKUM

a. KOORD DAN WAS  Psl. 7 (2) a. DLM HAL. P.H. MENYALAHGUNAKAN HUB
b. BERI JUK & BANTUAN LAP. DIMULAINYA & PEMBICARAAN DGN TSK  Psl. 70
SIDIK & HENTIAN SIDIK SERTA RAH HSL
PENYIDIKAN  Psl. 107, 109 (3)
b. PENGAWASAN PENYIDIK DLM HAL
PENASEHAT HUKUM MENDAMPINGI TSK
 BERIKAN PETUNJUK  Psl. 107 (3) & DALAM HAL PENASEHAT HUKUM
 PPNS LAP. PD. PENYIDIK TTG TIND. MENDAMPINGI TSK YG. DIPERIKSA OLEH
PID. YG DISIDIK  Psl. 107 (2) PENYIDIK  Psl. 71 & 115
 SERAH KARA HSL SIDIKAN
MELALUI PENYIDIK POLRI  Psl>
107 (3)
 1. BERWENANG MENGADILI SEGALA PERKARA TINDAK PIDANA
YANG DILAKUKAN DIWILAYAH HUKUMNYA

2. PN  BERWENANG MENGADALI BILA SAKSI-SAKSI TELAH DEKAT

DARI PENGADILAN NEGERI TERSEBUT DARI PADA TEMPAT YANG
TERJADI

3. APABILA TERDAKWA MELAKUKAN BEBERAPA TEMPAT

KOMPOTENSI DIBERBAGAI PENGADILAN NEGERI, MAKA PENGADILAN NEGERI
PENGADILAN BERWENANG MENGADILI, BISA JUGA PENGGABUNGAN TEMPAT
PASAL 84, 4. PASAL 85 DALAM KEADAAN DAERAH TIDAK MENGIJINKAN
SUATU PENGADILAN UNTUK MENGADALI SATU PERKARA ATAS
USUL KETUA PN ATAU KETUA KELAKSANAAN BERSANGKUTAN 
MA MENGUSULKAN KEPADA MENTERI HAM UNTUK MENUNJUK
PN

5. PENGADILAN BERWENANG MENGADALI PERKARA PIDANA

YANG DILAKUKAN DILUAR NEGERI YANG DIADALI MENURUT
UU.RI PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT BERWENANG
MENGADILI
 1. Pemeriksaan dengan acara biasa.
 Tahap pemanggilan,pembacaan surat dakwaan, tahap eksepsi,
tahap pembuktian, tahap requistoir/tuntutan, tahap pledoi, tahap
replik/duplik tahap putusan hakim

PROSES 2. Pemeriksaan dengan acara singkat.

PEMERIKSAAN  Pu tidak perlu membuat surat dakwaan secara tertulis (cukup
dengan lisan)
PERKARA DI  Putusan hakim cukup di tuliskan dalam berita acara persidangan
SIDANG dan tidak perlu dibuat seperti putusan pada umumnya (sudah
PENGADILAN mempunyai kekuatan hokum tetap)

3. Pemeriksaan dengan acara cepat

 pelanggaran lalu-lintas dilakukan oleh hakim tunggal

 saksi tidak mengucapkan sumpah
 dalam perkara lalu lintas tidak perlu BA dan terdakwa dapat
diwakili
 Penyelidik/penyidik
Saksi/TSK/terdakwa
/PPNS

PENASEHAT PARA PIHAK

JAKSA PU
HUKUM/ADVOKAT DALAM HAP

PEJABATAN
RUTAN/RUBASAN/LP Hakim PN,PT,MA
 PASAL 69 S/D 74 TENTANG BANTUAN HUKUM

PASAL 50 S/D 68 HAK-HAK TSK/TERDAKWA

HAK TSK/
UU NO.18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT
TERDAKWA
UU NO.48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN
KEHAKIMAN

PP NO.83/2008 PERSYARATAN DAN TATA CARA

PEMBERIAN BANTUAN HUKUM & SEMA NO.1/2014 TTG
LAYANAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TDK MAMPU
 1. Pemanggilan
 Surat panggilan penyidik berwenang
 Penyampaian oleh penyelidik/penyidik
 Di panggil tidak ada dapat di berikan RT/RW/KADES/KELUARGA
 Menolak di panggil tanpa alasan patut dan wajar pasal 216 KUHP
 Menolak beri SP ke 2/ tolak buat membawa/sprin
 Panggilan harus sah
 Tenggang waktu dan wajar

2. Penangkapan (pengekangan untuk sementara waktu kebebasan

TSK/TDW apabila terdapat cukup bukti)
UPAYA  Surat tugas tangkat, oleh penyidik/PP, identitas lengkap pasal, tempat
PAKSA riksa, tembusan keluarga berlaku 1kali 24jam pelanggaran tidak
ditangkap, kecuali dipanggil 2kali tidak dating tanpa alasan sah
(perempatan tempat tertentu TSK/TDW)

3. Penahanan
 syarat obyektif
diancam pidana 5 tahun lebih,pasal21(4)KUHP percobaan maupun memberi
bantuan dalam TP
• syarat subyektif  kwatir melarikan diri
 merusak BB/menghilangkan
 mengulangi TP
 Sp tembusan wajib keluarganya
JENIS PENAHANAN
 RUTAN PENYIDIK 20 HARI+PU.40 HARI
 RUMAH JAKSA PU 20 HARI+KPN 30 HARI
 KOTA HAKIM PN 30 HARI+KPN 60 HARI
HAKIM PT 30 HARI+KPT 60 HARI
HAKIM MA 30 HARI+KMA 60 HARI

JANGKA PERPANJANGAN KHUSUS PASAL 29 KUHP

WAKTU
- TSK TDW GANGGUANG FISIK/MENTAL BERAT YANG DIBUKTIKAN DENGAN
PENAHANAN SURAT KETERANGAN DOKTER
- PERKARA DIANCAMAN 9 THN KEATAS/LEBIH
(MASA PERPANJANGAN 30 + 30 HARI)

1. TANPA JAMINAN
PENANGGUHAN 2. DENGAN JAMINAN
PENAHAN 3. JAMINAN ORANG
4. JAMINAN UANG
 Tindakan penyidik untuk mengambil alih dan menyimpan dibawah penguasaanya
benda bergerak atu tidak bergerak berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
4. PENYITAAN pembuktian dalam penyidikan,penuntutan dan peradilan dengan tujuan untuk
keoentingan pembuktian

 Ijin KPN
PROSEDUR  Mendesak tanpa ijin
 Tanpa pengenal/iji sprin
 Saksi kades/RT/RW+saksi 2
 Tanda terima dan BA

HASIL DARI KEJAHATAN (CORPORA DELICTI)

BARANG BUKTI
ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN (INSTRUMEN DELICTI)
YANG DAPAT DISITA
BENDA LAIN YANG TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KEJAHATAN TETAPI DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK KEP.PERADILAN
5. PENGGELEDAHAN
 Yang melaksanakan penyidik,sasaran badan,pakaian,rumah
 Ijin KPN,saksi setuju,2 saksi,Kades/RT/RW bila nolak geledah
 Buat BA setelah geledah

 Ruang siding DPR/MPR saat bersidang

DILARANG  Tempat ibadah sedang berlangsung
 Ruang sidang pengadilan berlangsung (pasal 35KUHP)
 - DAKWAAN TUNGGAL (362 SAJA KAUHP)
BENTUK - DAKWAAN KOMULATIF (365,338,UU DARURAT)
SURAT DAKWAAN - DAKWAAN ALTERNATIF  TKP/waktu berbeda/keraguan (pasal 63-71 KUHP)
- SUBSIDAIR  membuat dakwaan surat, primer dan jika tidak terbukti dakwaan subsider

PERADILAN SISTIM PERADILAN TERHADAP BK PEMBUAT DELIK PENYERTAAN ANTARA ORANG SIPIL DAN
KONEKSITAS MILITER, ATAU PERADILAN ANTARA MEREKA YANG TUNDUK KEPADA YURIDIKSI PERADILAN
UMUM DAN PERADILAN MILITER

1. Sebelum pemeriksaan dipengadilan

2. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan
3. Penghentian penyidikan dan penuntutan  rehab dan ganti rugi
4. Kewenangan pengadilan negeri,Hakim tunggal dibantu panitera/seorang panitera
PRAPERADILAN
PASAL 77
KUHP 78,79,80,81 MEKANISME
 3 Hari diterima pemintaan,hakim ditunjuk tentukan siding
 Hakim mendengar keterangan TKS,pemohon,pejabat yang berwenang
 7 Hari hakim harus sudah menjatuhkan putusan
 Praperadilan bisa dilaksanakan pada penyidikan dan pemeriksaan oleh
penuntut umum dapat diajukan permintaan baru
 PROSES PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN
ADANYA
TINDAK PIDANA
PENYIDIK
Pasal 6 s/d 9 PANGGILAN
PENYIDIK (112 s/d 122)
PEMBANTU
LAPORAN Pasal PENANGKAPAN
pasal 1 butir 24 (16 s/d19)
UPAYA
PAKSA PENAHANAN (20
s/d 31)
BERDASARKAN
PENGADUAN BUKTI PERMULAAN PENGGELEDAHA
YANG CUKUP N (32 s/d 37)
Pasal 1 butir 25 pasal 1 butir 14
PENYITAAN
(38 s/d 46)

TERTANGKAP
TANGAN
Pasal 1 butir 19
PP NOMOR 58 / 2010
TTG PERUBAHAN ATAS PP NO.27/1983
PELAKS KUHAP
 •
•
•
OLAH TKP
PENGAMATAN
WAWANCARA
KIRIM SPDP
PROSES PERADILAN PIDANA
• DLL
KE PU

BIASA :
• BANDING
UPAYA PAKSA (PT)
P • KASASI
E • PEMANGGILAN (MK)
JPU
DASAR N • PENANGKAPAN KIRIM KE U
LAKUKAN BAP
PENYIDIKAN • PENAHANAN HAKIM P
Y • SAKSI
• PENGGELEDAH PN A
E • TERSANGKA
• PENYITAAN BERKAS Y
LI • AHLI
• LAPORAN 2 ALAT BUKTI PERKARA A LUAR BIASA :
D SITA BB
• PENGADUAN CUKUP • PENUNTUTAN H • KASASI
I • ALAT
• TERTANGKAP • LIMPAH U DEMI
K • HASIL
TANGAN PERKARA K KEPENTIN
A • BENDA LAIN VONIS
HENTI LIDIK • PRAPENUNTU U GAN
N
TAN M HUKUM
• BUAT SURAT • PENINJAU
PRAPERADILAN DAKWAAN AN
KEMBALI
HAK , TERSANGKA ,
KELUARGA, PENASEHAT
HUKUM
SASARAN :
• ORANG
• BENDA/BARANG
• TEMPAT
• PERISTIWA/KEJADIAN • DILANJUTKAN
• KEGIATAN • SP3
 PEMANGGILAN TERHADAP
pasal 7 (1) 9 SAKSI (psl 1 btr 26)
pasal 112 s/d 122  YANG MENDENGAR SENDIRI
 YANG MELIHAT SENDIRI
 YANG MENGALAMI P.TP
 SEBAGAI ORANG YANG MENJELASKAN KARENA
PENGETAHUANNYA AHLI (120 ayat 1) DOKTER (psl 133)

TUJUAN
UNTUK KARENA TERSANGKA (psl 1 btr 14)
DILAKUKAN
KEWENANGANNYA PELAKU YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA BERDASARKAN
PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP (PENJELASAN psl 17)
BAIK MELAKSANAKAN
TERHADAP PEMANGGILAN
SAKSI/TSK
BENTUK SURAT PANGGILAN
A. PEMANGGILAN BERBENTUK SURAT MEMUAT :
1. ALASAN PEMANGGILAN HARUS JELAS ANTARA LAIN
o STATUS SBG TSK/SAKSI
o PERKARA APA
o IDENTITAS YANG DIPANGGIL
2. SURAT DITANDA TANGANI OLEH PEJABAT PENYIDIK/STEMPEL.

B. PEMANGGILAN HARUS MEMPERHATIKAN TENGGANG WAKTU YANG

WAJAR/CUKUP/LAYAK (psl 112,113,152 (2) & 227 (1) )
 TATA CARA
PEMANGGILAN KEWAJIBAN PENYIDIK PADA SAAT PSL 69 PH BERHAK
psl 227 MELAKUKAN PEMERIKSAAN MENGHUBUNGI TSK SAAT
MEMBERITAHUKAN HAK-HAK NYA DITANGKAP/DITAHAN
TERUTAMA TERHADAP TERSANGKA BANTUAN
PSL 70 HAK2 PH
(psl 114) (psl 20 s/d 68) PSL 71 DIAWASI PENYIDIK’
(Psl 114 s/d 122,133 KUHAP) HUKUM
PSL 72 TURUNAN BAP
PSL 115 PH MENGIKUTI JLN
NYA PEMERIKSAAN
TIDAK MEMENUHI
PANGGILAN, MAKA
DIKENAKAN Psl 216, 224
KUHP, 522 KUHP
PSL 54 TSK/TDW BERHAK MENDAPAT BANTUAN HUKUM SELAMA & PADA SAAT
PEMERIKSAAN/TK PEMERIKSAAN
MEMENUHI
PSL 55 TSK/TDW DPT MEMILIH SENDIRI
PANGGILAN ADALAH
“KEWAJIBAN HUKUM” PSL 56 DIANCAM PID MATI/15 THN KE ATAS ATAU BAGI YG TDK
(LEGAL OBLIGATION) MAMPUDIANCAM 5 THN LEBIH YG TIDAK PUNYA PH MAKA PEJABAT TK
PEMERIKSAAN WAJIB MENUNJUK

PSL 66 TSK/TDW TIDAK DIBEBANI KEWAJIBAN PEMBUKTIAN

PSL 166 (4) SAKSI YANG MENGUNTUNGKAN (A DECHARGE)

  SIFATNYA PASIF
(SECARAPASIF)

SEBAGAI PENONTON HANYA TERBATAS MELIHAT &

KEDUDUKAN MENDENGAR (WITHIN SIGHT AND WITHIN HEARING)
PENASIHAT HK DIATUR
PSL 115 PD TAHAP
PEMERIKSAAN OLEH
 MANFAAT PH
PENYIDIK DLM TAHAP
PENYIDIKAN  CEGAH PENYIDIK
 SEWENANG-WENANG THD TSK
 TSK LEBIH TERBUKA/BERANI
 (SECARA PSIKOLOG) BAHAN PERSIDANGAN
 • PENANGKAPAN DILAKUKAN PALING LAMA 1 X 24 JAM (PSL 19)
• PP 27/1983 & KEP MENTERI KEHAKIMAN RI NOMOR : MOIPW 07.03
 DAERAH TERPENCIL :
 OLEH PENYIDIK DILAKS SENDIRI/DIPMPIN SHG DPT DILAKS
PEMERIKSAAN DITEMPAT TERDEKAT
PENANGKAPAN  BILA DILAK OLEH PENYELIDIK MAKA PENYIDIK AGAR
Psl 1 bt 20, Psl MENGELUARKAN SURAT PERINTAH KPD PENYELIDIKAN UNTK
16,17,18,19,35, MEMBAWA & MENGHADAPKAN ORANG YG DITANGKAP KPD
41,102 & III PENYIDIK
KUHAP

DILARANG MELAKUKAN, KECUALI TERTANGKAP TANGAN :

 RUANG DIMANA SIDANG BERLANGSUNG MPR, DPR,
DPRD
 TEMPAT DIMANA BERLANGSUNG TEMPAT IBADAH
 RUANG SIDANG , BERLANGSUNG SIDANG

TIND PENYIDIK BERUPA PENGEKANGAN

SEMENTARA WAKTU KEBEBASAN
TSK/TDW APABILA TERDAPAT CUKUP
BUKTI GUNA KEP PENYIDIKAN
 TUJUAN PENAHANAN AL (psl 20)

1. UNTUK KEPENTINGAN PENYIDIKAN

A. SURAT PERINTAH PENAHANAN HARUS MEMUAT :
& PEMERIKSAAN OLEH PENYIDIK
2. UNTUK KEPENTINGAN PENUTUTAN
1. IDENTITAS TSK/TDW, NAMA, UMUR, JENIS
DILAKUKAN OLEH PU KELAMIN, ALAMAT, DLL
3. UNTUK KEPENTINGAN 2. ALASAN PENAHANAN
PEMERIKSAAN DI SIDANG 3. URAIAN SINGKAT KEJAHATAN
PENGADILAN DILAKUKAN OLEH YANG DISANGKAKAN
HAKIM 4. SEBUTKAN JELAS TEMPAT
PENAHANAN PENAHANANNYA
(PSL 20 s/d B. TEMBUSAN HARUS DIBERIKAN KEPADA
31) DASAR PENAHAN psl 21(4)
SYARAT OBJEKTIF
KELUARGA
•DIANCAM 5 THN KE ATAS
SYARAT SUBJEKTIF
•PASAL-PASAL TERTENTU
•PSL 21(1) - DIKHAWATIRKAN
MELARIKAN DIRI
- MERUSAK/
MENGHILANGKAN BB &
ATAU MENGULANGI
PERBUATANNYA
• BERDASARKAN BUKTI YANG CUKUP
(PSL 184 KUHAP)

PEMBATARAN (STUITING)
DIBANTARKAN (GESTUIT)
MA/KUMDUL/1780/III/1989, TGL 15 MARET 1989
 ATAS IJIN INSTANSI YG MENAHAN
 TIDAK DIHITUNGKAN MASA PENAHANAN
 TIDAK PERLU PENETAPAN HAKIM
 • YG MENGAJUKAN
TSK/ TDW
SYARAT YG DITETAPKAN:
DITUJUKAN KPD: - PENYIDIK
- PU - WAJIB LAPOR
PENANGUHAN - HAKIM - TIDAK KELUAR RUMAH / KELUAR
• PENANGGUHAN PENAHANAN DENGAN KOTA
PENAHANAN TANPA JAMINAN UANG / JAMINAN ORANG
PSL 31 PSL35,36 - JAMINAN GUNAN DIATUR DI PP 27/1983 PSL
PP 27/83 35, 36 & PSL 25 PERT. MENTERI KEHAKIMAN • TATA CARA DIATUR DLM PP 27/1983
NO. M.04.UM01.06/1983 PSL 35, 36.
- MASA GUHAN TIDAK DIHITUNG MASA JAMINAN UANG DITENTUKAN OLEH
PENAHANAN INSTANSI YG MENAHAN/ MEMBUAT
PERNYATAAN & PERJANJIAN.

ADALAH TSK/TDW HARUS MEMPERTIMBANGKAN DARI SUDUT KEPENTINGAN DAN

DIKELUARKAN DARI KETERTIBAN UMUM DGN JALAN PENDEKATAN SOSIOLOGIS,
TAHANAN SEBELUM PSIKOLOGIS. PREVENTIF, KOREKTIF & EDUKATIF.
BATAS WAKTU KASUS PEMBUNUHAN, NARKOTIKA, KORUPSI, TERORIS →
PENAHANANNYA BERTENTANGAN DGN KEPENTINGAN & KETERTIBAN UMUM.
BERAKHIR
 1. TIND
 OBYEKNYA PEMERIKSAAN
1) PENGGELEDAHAN RUMAH TUJUANNYA 2. PENYITAAN &
ATAU
3. PENANGKAPAN
2) PENGGELEDAHAN PAKAIAN

3) PENGGELEDAHAN BADAN

 CARA LAKS GELEDAH DIDAERAH HK SENDIIRI

A. KEADAAN NORMAL HRS IJIN KPN SETEMPAT ( 33 (1) )
B. PERLU & MENDESAK DPT DILAKUKAN, TTP SETELAH ITU WAJIB SEGERA LAPOR KPD KPN GUNA
PENGGELEDAHAN PEROLEH PERSETUJUAN ( 34- (1)2 ).
TSK / PENGHUNI MENYETUJUI, MAKA HRS DISAKSIKAN OLEH 2 SAKSI WARGA LINGKUNGANNYA.
Psl 1 bt 17,18 JIKA MENOLAK / TIDAK ADA HRS DIKETAHUI OLEH PEJABAT LINGKUNGAN RT/RW (PSL 33).
Psl 32 s/d
37,125,126,127,129 (2,4)
 CARA GELEDAH DILUAR WILAYAH
A. KEADAAAN NORMAL (TDK MENDESAK) HRS ADA IJIN KPN SETEMPAT
B. KEADAAAN PERLU & MENDESAK HRS DIKETAHUI OLEH KPN SETEMPAT & DIDAMPINGI PENYIDIK /
PENYELIDIK SETEMPAT (36).
  DASAR SITA HRS ADA IJIN KPN SETEMPAT , KECUALI
BENDA BERGERAK, DLM KEADAAN PERLU &
MENDESAK, BENDA YG DISITA WAJIB SGR
MELAPORKAN KPD KPN SETEMPAT UNTUK
MEMPEROLEH PERSETUJUANNYA PSL 38 (1,2)
 MENUNJUKAN TANDA PENGENAL KPD ORANG
DIMANAN BENDA ITU DISITA (128)

PENYITAAN SCR UMUM BENDA YG DPT DISITA

Psl 1 bt 16, 1. BENDA YG DIPERGUNAKAN SBG ALAT MELAK TP (INSTRUMENT DELICTI)
38 s/d 46, 128,129 2. BENDA YG DIPEROLEH MERUPAKAN HASIL DARI TP (CORPORA DELICTI)
3. BENDA LAIN YG TIDAK SCR LANGSUNG MEMPUNYAI HUBUNGAN ATAU
34 (2) & 47 ALASAN YANG KUAT DENGAN DNG TP UNTUK BAHAN PEMBUKTIAN

KEWENANGAN
PENYIDIK UNTUK AMBIL ALIH &
ATAU MENYIMPAN DIBAWAH UNTUK KEPENTINGAN PEMBUKTIAN
PENGUASAANYA BENDA DLM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN &
BERGERAK / TDK BERGERAK PERADILAN
BERWUJUD / TDK BERWUJUD

PRA PERADILAN
PSL 77 s/d 83
PUTUSAN MK PENETAPAN, TSK,
GELEDAH, SITA MASUK DALAM RANAH
HUKUM PRAPERADILAN
PUTUSAN MK NO: 21/PUU-XII/2014
1. PENETAPAN TSK, PENGGELEDAHAN
PENYITAAN DAN BUKTI PERMULAAN YG CUKUP
DAN BUKTI YG CUKUP MINIMAL 2 ALAT BUKTI
PN BERWENANG UNTUK MEMERIKSA & MEMUTUS PERKARA
 SAH TIDAKNYA PENANGKAPAN, PENAHANAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN ATAU
PENUNTUTAN
 GANTI KERUGIAN & REHABILITASI BAGI SEORANG YG PERKARA PIDANANYA
DIHENTIKAN PADA TINGKAT PENYIDIKAN & PENUNTUTAN (PSL 77)
DIPIMPIN OLEH HAKIM TUNGGAL & DIBANTU OLEH SEORANG PANITERA (PSL 78
(2)
PERMINTAAN DIAJUKANB OLEH TERSANGKA, KELUARGA ATAU KUASA KPD
KETUA PN (PSL 79)
TENTANG PENGHENTIAN PENYIDIKAN/PENUNTUTAN OLEH PENYIDIK ATAU PENUNTUT
UMUM ATAU PIHAK KE 3 YANG BERKEPENTINGAN (PSL 80)
- 3 HARI HARUS SUDAH TENTUKAN HARI SIDANG
- 7 HARI HAKIM HARUS SUDAH MENJATUHKAN PUTUSAN
- PERKARA GUGUR APABILA SUATU PERKARA SUDAH DIPERIKSA
OLEH PENGADILAN NEGERI
- GANTI KERUGIAN YANG DIMINTA DIATUR PASAL (77&95)
PUTUSAN PRAPERADILAN TDK DAPAT DIDIMINTAKAN KECUALI PUTUSAN “TIDAK
SAHNYA PENGHENTIAN PENYIDIKAN/PENUNTUTAN, MAKA ATAS PERMINTAAN
PENYIDIK/PU DPT DIMINTAKAN PUTUSAN AKHIR PADA PENGADILAN TINGGI (PSL 83)
BERDASARKAN PPRI NO. 58 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PP
NO. 27 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN KUHAP

AL: TENTANG PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU DAN PPNS

PASAL 2A AL: UNTUK MENJABAT SEBAGAI PENYIDIK POLRI HARUS
MEMENUHI SYARAT ANTARA LAIN:

1. A. BERPANGKAT SERENDAH2NYA INSPEKTUR 2 POLISI DAN

BERPENDIDIKAN PALING RENDAH SARJANA STRATA 1 ATAU SETARA.
B. BERTUGAS DI BIDANG PENYIDIKAN PALING SINGKAT 2 TAHUN.
C. MENGIKUTI KEJURUAN RESERSE KRIMINAL.

2. PENYIDIK DIANGKAT OLEH KAPOLRI, DAN BISA DILIMPAHKAN.

BERDASARKAN PPRI NO. 92 THN 2015 (PERUBAHAN PP NO. 27 THN 1983

TTG GANTI KERUGIAN
 Bila di satuan kerja tersebut tidak ada inspektur 2 polisi yang berpendidikan
Pasal 2B paling rendah sarjana maka bisa ditunjuk inspektur 2 sebagai penyidik.

Bila tidak ada penyidik di polsek maka kapolsek yang berpangkat

Pasal 2C bintara bisa sebagai penyidik.

Pasal 3 Penyidik pembantu pangkat serendah2nya Brigadir tingkat 2 (Bripda).

Untuk diangkat sebagai PPNS harus memenuhi syarat:

a. pendidikan paling rendah sarjana.
Pasal 3A b. pangkat paling rendah Penata muda (Gol 3A)
c. bertugas di bidang teknis penegakan hukum.
d. masa kerja pegawai negeri 2 tahun.
Perkap No. 6 Tahun 2019 ttg Penyidikan Tindak Pidana yang dilakukan oleh Polri

Surat Edaran Kapolri No. 7 Tahun 2018 ttg Penghentian penyelidikan yg

Merupakan sebagai bentuk transparansi penyelidikan yg dilakukan oleh
Polri sebagai dasar dlm memberikan kepastian hokum kpd masyarakat
(SE/7/VII/2018 tgl 27 Juli 2918)

Surat Edaran Kapolri Nomor SE/8/VII/2018 tgl 27 Juli 2018 ttg Penerapan
Restorative Justice dalam penyelesaian perkara pidana & proses penyelidikan
dan penyidikan tindak pidana merupakan entry point dari suatu penegakan
hukum pidana (criminal justice system) di Indonesia
Putusan MK 21/PUU-XII/2014 ttg Penetapan Tersangka, Geledah, Sita, dan Bukti
permulaan yg cukup yaitu 2 alat bukti yang sah.

Putusan MK No. 130/PUU-XII/2015 ttg Keterlambatan pengiriman SPDP

kepada PU, Keluarga TSK, Pelapor maksimal 7 hari dpt dipraperadilankan

Putusan MK No. 42/PUU-XV/2017 ttg Penyidik dpt membuat Sprin Dik baru
bila putusan praperadilan sah ttg penyidikan

Putusan MK No. 76/PUU-X/2012 Pasal 80 KUHAP yg dimaksud pihak ke-3

Perkumpulan yg memiliki kepentingan dan tujuan yg sama untuk
Memperjuangkan kepentingan umum (LSM, Ormas)