Anda di halaman 1dari 36

LEGAL SYSTEM IN INDONESIA

(SISTEM HUKUM , POLITIK HUKUM & SEJARAH HUKUM )


Business Law 2015
DASAR PEMIKIRAN
• Ubi societas, ibi ius – di mana ada masyarakat, di sana ada hukum
• Hukum dalam rangka menciptakan ketertiban dalam lalu-lintas
interaksi bermasyarakat.
• Sejarah hukum adalah sejarah panjang peradaban umat manusia.
Pada konteksnya, hukum bukan merupakan skema yang final (not a
final scheme).
• Hukum seharusnya mewujud berubah bentuk seiring dengan
perkembangan pikir dan tata laku sosial masyarakat. (Dinamis)
O I
M V
M I
O
L
N

L L
SA
A Y
W
W
H A
S I ST E M
U H U KU M R
K I
U ’
M A
H
S
(
O H
S U
I K
U
A M
SISTEM HUKUM DUNIA
adalah kesatuan/keseluruhan kaedah hukum yang berlaku di
negara-negara/ daerah di dunia.

Sistem hukum dunia pada masa kini terdiri dari:


• Hukum Sipil (Civil Law)
• Anglo Saxon atau dikenal juga dengan Common Law.
• Hukum Agama
• Hukum Adat
• Hukum negara Blok Timur (Sosialis)
PERBEDAAN DASAR CIVIL LAW & COMMON LAW

COMMON LAW CIVIL LAW

Didominasi oleh hukum tidak tertulis atau hukum Hukum tertulis (kodifikasi)
kebiasaan melalui putusan hakim
Menggunakan juri yang memeriksa fakta kasusnya Tidak ada Juri sehingga tanggung jawab hakim
menetapkan kesalahan dan hakim hanya adalah memeriksa kasus, menentukan kesalahan,
menerapkan hukum + menjatuhkan putusan serta menerapkan hukumnya sekaligus menjatuhkan
putusan.
Hakim terikat pada putusan hakim sebelumnya Hakim tidak terikat dan tidak wajib  mengikuti
dalam perkara yang sejenis melalui asas The Binding putusan hakim sebelumnya.
of precedent
Adversary system : Hanya dalam perkara perdata yang melihat adanya
pandangan bahwa didalam pemeriksaan peradilan dua belah pihak yang bertentangan (penggugat dan
selalu ada dua pihak yang saling bertentangan baik tergugat)dan perkara pidana keberadaan terdakwa
perkara perdata atau pidana bukan sebagai pihak penentang

Undang-undang/Peraturan/Regulasi hanya Kitab undang-undang mengupas core of the law dan


melengkapi prinsip-prinsip umum secara sistematik dan
menyeluruh diekspos ke dalam suatu kode (wajib
dipatuhi)
PERCENTAGE OF LEGAL SYSTEM
WORLD LAW SYSTEM
PENGGOLONGAN HUKUM (1)

A.MENURUT ISINYA B.MENURUT BENTUKNYA C. MENURUT SIFATNYA

• HUKUM PRIVATE • HUKUM TERTULIS • HUKUM MEMAKSA


kepentingan • HUKUM TAK TERTULIS • HUKUM PELENGKAP
perorangan
• HUKUM PUBLIK
kepentingan kolektif
(2)

E. MENURUT TEMPAT
D. MENURUT WUJUDNYA
BERLAKUNYA
• HKM. OBYEKTIF, contoh KUHP • HKM. NASIONAL
• HKM. SUBYEKTIF, contoh • HKM. INTERNASIONAL
MILITER • HKM. ASING
• HKM. GEREJA
(3)

F. MENURUT WAKTU
G. MENURUT
TUGASNYA
BERLAKUNYA
• HKM. ALAM/KODRATI/ ABADI • HKM. MATERIIL
contoh HAM
• HKM POSITIF, HKM YANG
• HKM FORMAL
BERLAKU DI SAAT INI
• HKM YANG DICITA CITAKAN
(IUS CONSTITUENDUM)
LAPANGAN HUKUM (1)

• Hukum Tatanegara yg berkaitan dengan bestuur


HTN (pemerintahan), rechtspraak (peradilan), politie
(kepolisian ), regeling (perundang undangan)

HAN • Hukum Administrasi Negara, yi mencakup penetapan


(beschiking), rencana, norma jabatan, legislasi semu

HKM • Dalam arti luas termasuk KUHD


PERDAT • Dalam arti sempit KUH Perdata
A
TENTANG KUHPERDATA
MENURUT ILMU
MENURUT BUKU
PENGETAHUAN
• Buku 1, perihal Orang • Hkm. tentang diri
• Buku 2, perihal Benda seorang (personal
• Buku 3, perihal recht)
Perikatan • Hkm. Kekeluargaan
• Buku 4, perihal (familie recht)
Pembuktian dan • Hkm. Kekayaan
Daluarsa • Hkm Warisan
BIDANG HUKUM LAINNYA
1. Hukum Internasional
2. Hukum Islam
3. Hukum Adat
4. Hukum Perburuhan
5. Hukum Agraria
6. Hukum Pajak
TENTANG HUKUM PIDANA

BUKU I KETENTUAN UMUM PASAL 1 - 103

BUKU II TENTANG KEJAHATAN PASAL 104-488

BUKU III TENTANG PELANGGARAN PASAL 489-569


ASAS DALAM HUKUM PIDANA
• ASAS LEGALITAS, ASAS YANG MENENTUKAN
BAHWA TIDAK ADA PERBUATAN YANG DILARANG
ATAU DIANCAM DENGAN PIDANA JIKA TIDAK
DITENTUKANTERLEBIH DAHULU DALAM
UNDANNG UNDANG
(NULLUM DELICTUM NULLA POENA, SINE PRAEVIA
LEGE PENALE)
TENTANG HUKUM PIDANA POKOK

• HUKUMAN MATI
• HUKUMAN PENJARA
• HUKUM KURUNGAN
• HUKUMAN DENDA
SANKSI HUKUMAN TAMBAHAN

1. PENCABUTAN HAK TERTENTU


2. PERAMPASAN BARANG TERTENTU
3. PENGUMUMAN KEPUTUSAN HAKIM
TENTANG ASAS HUKUM ACARA PIDANA
1. PERSAMAAN DIHADAPAN HUKUM
2. PERINTAH TERTULIS DARI PEMERINTAH YANG
BERWENANG
3. PRADUGA TIDAK BERSALAH
4. PEMBERIAN GANTI RUGI, REHABILITASI ATAU SALAH
TANGKAP
5. PERADILAN CEPAT, SEDERHANA, MURAH, BEBAS, JUJUR &
TIDAK MEMIHAK
6. HADIRNYA TERDAKWA
TENTANG ASAS HUKUM ACARA PERDATA
1. Hakim bersifat menunggu
2. Hakim bersifat Pasif
3. Persidangan terbuka
4. Mendengarkan kedua belah pihak
5. Keputusan harus disertai alasan-alasannya
6. Beracara dikenakan biaya
7. Tidak ada keharusan mewakilkan
POLITIK HUKUM
Padmo Wahjono
Kebijaksanaan penyelenggara Negara tentang apa yang dijadikan kriteria
untuk menghukumkan sesuatu ( menjadikan sesuatu sebagai Hukum).
Kebijaksanaan tersebut dapat berkaitan dengan pembentukan hukum dan
penerapannya.

L. J. Van Apeldorn
Politik hukum sebagai politik perundang – undangan .
Politik Hukum berarti menetapkan tujuan dan  isi peraturan perundang –
undangan (pengertian politik hukum terbatas hanya pada hukum tertulis).
PRINSIP POLITIK HUKUM
3 (tiga) prinsip yang fundamental sebagai berikut:
• Prinsip negara hukum (welfare state);
• Prinsip negara kesatuan (unitary state) dengan bentuk pemerintah
republik,  dan
• Prinsip demokrasi (democracy).
SEJARAH HUKUM

BABYLONIA, NEGARA HUKUM


2000
SM T E RT UA
Kitab undang-undang Raja Hammurabi
(Code Babylonia/Code Hammurabi)

600
Y U N A N I , H U K U M & F I L S A FAT M U L A I
SM DIKENAL
To k o h - t o k o h : S o c r a t e s , P l a t o , A r i s t o t e l e s

Socrates
(469 SM -
399 SM)
Plato
Back
DIKENAL PEMAHAMAN HUKUM
A L A M / KO D R AT I D I B AWA H
KEKAISARAN YUSTINIANUS,
ROMAWI
B E R I K U T P E N D A PA T F I L S A FA T, M U L A I D I K E N A L
K O D I F I K A S I H U K U M P E R D A TA ( C O R P U S I U R I S
CIVILIS).

N a p o l e o n B o n a p a r te ,
PERANCIS kodifikasi undang undang yi Code Penal
(hukum pidana), Code Civil (hukum
perdata) Dan Code du Commerce (hukum
dagang).
Ko d i f i ka s i t s b m e n j a d i i n s p i ra s i
B e l a n d a ( d a n d i b e r l a ku ka n d i
Belanda n e ga ra n e ga ra j a j a h a n nya
d e n ga n :
We t b o e k v a n S t r a f r e c h t ,
B u r g e r l i j k v a n We t b o e k , d a n
We t b o e k v a n K o o p h a n d e l
SEJARAH HUKUM INDONESIA
1. Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum
Eropa, hukum Agama, dan hukum Adat.
2. berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek
sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan
dengan sebutan Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie).
3. Hukum Agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia
menganut Islam, maka dominasi hukum atau syariat Islam lebih
banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan warisan.
4. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang
diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang
merupakan kelanjutan dari aturan-aturan setempat dari
masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara.
PERIODE PERKEMBANGAN HUKUM INDONESIA

1. Periode Kolonialisme (VOC, Liberal Belanda Pendudukan Jepang).


2. Era Demokrasi Liberal
3. Orde Baru 1965 – 1998
4. Pasca Orde Baru - Sekarang
ERA VOC

Pada era penjajahan VOC, sistem hukum yang digunakan bertujuan untuk:
1. Keperluan eksploitasi ekonomi untuk membantu krisis ekonomi di
negara Belanda;
2. Pendisiplinan rakyat asli Indonesia dengan sistem yang otoriter
3. Perlindungan untuk orang-orang VOC, serta keluarga, dan para imigran
Eropa.
ERA LIBERAL BELANDA

• Tahun 1854 di Hindia-Belanda dikeluarkan Regerings Reglement


(kemudian dinamakan RR 1854) atau Peraturan mengenai Tata
Pemerintahan (di Hindia-Belanda)
• Tujuan dikeluarkan RR, adalah melindungi kepentingan usaha-usaha
swasta di tanah jajahan, untuk yang pertama kalinya
mencantumkan perlindungan hukum untuk rakyat pribumi dari
pemerintahan jajahan yang sewenang-wenang.
ERA POLITIK ETIS – PENDUDUKAN JEPANG
1. Pendidikan bagi rakyat pribumi, termasuk juga pendidikan lanjutan hukum; 

2. Pendirian Volksraad, yaitu lembaga perwakilan untuk kaum pribumi; 


3. Manajemen organisasi pemerintahan, yang utama dari sisi efisiensi; 
4. Manajemen lembaga peradilan, yang utama dalam hal profesionalitas; 
5. Pembentukan peraturan perundang-undangan yg berorientasi pada
kepastian hukum. 
ERA DEMOKRASI LIBERAL – 1950AN

• UUDS 1950 sudah mengakui HAM.


• Tidak banyak terjadi Pembaharuan hukum & tata peradilan,
• Unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-badan &
mekanisme pengadilan atau penyelesaian sengketa di luar
pengadilan negara.
ERA ORDE BARU 1965-1998
1. Penyingkiran hukum dalam proses pemerintahan dan politik,
2. membentuk UU yang mempermudah modal dari luar masuk dengan
UU Penanaman Modal Asing, UU Pertambangan, dan UU
Kehutanan.
3. Pelemahan lembaga hukum di bawah kekuasaan eksekutif;
4. Pengendalian sistem pendidikan & pembatasan pemikiran kritis,
termasuk dalam pemikiran hukum; 
5. Pada era Orba tidak terjadi perkembangan positif  hukum Nasional.
PERIODE PASCA ORDE BARU (1998 – SEKARANG)

• Semenjak kekuasaan eksekutif beralih ke Presiden Habibie sampai


dengan sekarang, sudah dilakukan 4 kali amandemen UUD RI 1945.
• Beberapa pembaruan formal yang terjadi antara lain:
a. Pembaruan sistem politik & ketetanegaraan,
b. Pembaruan sistem hukum & HAM, dan
c. Pembaruan sistem ekonomi.
PERORANGAN

KONSEP BADAN
YURIDIS HUKUM
SUBJEK
HUKUM

KECAKAPAN
DALAM
MELAKUKAN KONSEP DASAR
TINDAKAN HUKUM
HUKUM OBJEK
HUKUM

HAK,
KEWAJIBAN, PERISTIWA
KEWENANGAN HUKUM
DALAM POLITIK HUKUM, CORAK POLITIK
PADA SUATU REZIM PEMERINTAHAN TERTENTU
AKAN SANGAT MEMPENGARUHI
KARAKTER/PRODUK HUKUM YANG DIHASILKAN
OLEH PEMERINTAH REZIM TERSEBUT.

WBS & FB
PENDAPAT GUSTAV RADBRUCH
KAEDAH HUKUM AKAN DIPATUHI, APABILA MENCAKUP

1. KEADILAN

2. KEMANFAATAN

3. KEPASTIAN
HIERARCHY PERUNDANG-UNDANGAN
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 memuat tentang ketentuan
baru, yakni masuknya kembali Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
dalam hierarki dalam peraturan perundang-undangan. Dalam pasal 7 ayat
(1) disebutkan bahwa hirarki peraturan perundang-undangan terdiri dari:
• UUD 1945
• Ketetapan MPR
• Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu)
• Peraturan Pemerintah
• Peraturan Presiden
• Peraturan Daerah Propinsi dan
• Peraturan Daerah Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai