Anda di halaman 1dari 94

Pengantar Hukum

• Hukum adalah peraturan berupa norma dan sanksi yang


dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia,
menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan.
• Hukum mempunyai tugas menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat, dan disisi lain hukum untuk
memberikan keadilan serta kemanfaatan.
• Hukum bersifat mengatur, memaksa dan melindungi.
• Hukum itu mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, karena memuat perintah dan/atau larangan
yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup
bermasyarakat.
• Hukum itu bersifat memaksa manusia supaya mematuhi tata
tertib atau peraturan dalam kemasyarakatan. Untuk
memaksa ini terdapat alat perlengkapan.
• Hukum bersifat melindungi dan menjamin hak-hak warga
masyarakat
Kerangka Legislatif
• Kerangka berarti garis besar atau rancangan
• Legislatif adalah lembaga pembuat UU (hukum UU)
• Kerangka Legislatif berarti garis besar atau rancangan hukum yang
dibuat oleh pembuat UU (hukum UU)
Norma Hukum

Norma Sopan-Santun Norma Agama

MASYARAKAT
Norma Adat Norma Susila

PROFESI
KESIMPULAN

UBI JUS IBI SOCIETAS

TIDAK ADA MASYARAKAT TIDAK PERLU HUKUM


Hukum Administrasi Negara

Hukum Pidana Hukum Perdata

Profesi
Kebidanan

Hukum Adat Masyarakat Hukum Islam


Profesi
Profesi

Hukum Lingkungan Dll.


HUKUM BERDASARKAN BEBERAPA KRITERIA

1. Wujud, aturan hukum terbagi atas:


a. Hukum Tertulis, terdiri atas:
1) Dikodifikasi contoh KUHP, BW/KUH Perdata,
KUHD, KUHAP.
2) Tidak Dikodifikasi, contoh berbagai UU No. 36
tahun 2009, UU No. 17 tahun 2016
b. Hukum Tidak Tertulis, contoh Hukum Adat
Hukum Kebiasaan.
2. Luas Berlakunya, aturan hukum terbagi atas:
a. Hukum Umum, aturan hukum yg berlaku pada
umumnya atau secara umum berlaku, misalnya
KUHP, KUH Per, UU No. 36 tahun 2009, dll
b. Hukum Khusus, aturan hukum yg hanya berlaku
dalam hal-hal khusus, baik orangnya khusus mau-
pun perbuatannya khusus, contoh KUHD, UU di
luar KUHP seperti UU No. 17 tahun 2016, UU No.
36 tahun 2009, UU No. 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan.
Antara aturan hukum umum dengan aturan hukum
khusus terdapat asas Lex Speciale Derogat Legi
Generale.
3. Sifat atau Daya Kerjanya, aturan hukum terdiri atas:
a. Hukum Pemaksa (Dwinged Recht) yaitu aturan
hukum yg dalam keadaan kongkrit tidak dapat
dikesampingkan oleh perjanjian yang dilakukan
para pihak, contoh Pasal 147 BW yg mengatakan
bahwa syarat perkawinan harus dibuat dgn akta
notaris sebelum perkawinan berlangsung. Keten-
tuan ini harus diikuti para pihak, bila tidak
perjanjian batal;
b. Hukum Penambah atau Pelengkap (Aanvulend
recht atau regelend recht) yaitu aturan hukum
yg dalam keadaan kongkrit dapat dikesampingkan
oleh perjanjian yg dilakukan para pihak, contoh
Pasal 1477 BW yg mengatakan, “Penyerahan
barang harus terjadi di tempat di mana barang
yg terjual itu berada pada waktu penjualan, jika
tentang itu tidak telah diadakan perjanjian lain.
Adanya kalimat terakhir ini menunjukkan boleh
dikesampingkan, artinya penyerahan barang
itu boleh dilakukan di tempat lain.
4. fungsi, aturan hukum terdiri atas:
a. Hukum Materil, yaitu aturan hukum yg mengatur
hubungan orang yang satu dengan yang lain,
perbuatan yang dapat dihukum, seperti: KUHP,
BW (KUH Perdata), UU No. 36 tahun 2009, UU No.
17 tahun 2016, dll.
b. Hukum Formil, yaitu aturan hukum yg mengatur
cara menengakkan hukum materil, seperti KUHAP,
HIR/Rbg, dll.
5. Isi, aturan hukum terdiri atas:
a. Hukum Publik, yaitu aturan hukum yg mengatur
kepentingan umum atau aturan hukum yg
mengatur hub. antara alat perlengkapan negara
satu dgn yg lainnya, atau antara negara dgn warga
negara, contoh Hukum Pidana, HTN, HAN.
Pidana, HTN, HAN;
b. Hukum Privat yaitu aturan hukum yg mengatur
kepentingan pribadi/perseorangan, misalnya
Hukum Perdata.
Hukum Administrasi Negara

PROFESI
Hukum Pidana Hukum Perdata
KEBIDANAN
HUKUM KESEHATAN
1. Hukum Medis / Kedokteran (medical law);
2. Hukum Keperawatan (nurse law);
3. Hukum Rumah Sakit (hospital law);
4. Hukum Kebidanan;
5. Hukum Apoteker;
6. Hukum Perlindungan Konsumen (customer law);
7. Hukum Pencemaran Lingkungan;
8. Hukum Keselamatan Kerja, dll.
KETERPADUAN SISTEM
Substansi Hk (UU)  Struktur Hk (lembaga/
mobil (kendaraan) aparat)  sopir

Legal
Science/
culture
SISTEM HUKUM NASIONAL
(SISKUMNAS)
SISKUMNAS

Substansi Hk Struktur Hk

1. HTN & HAN 1. Kelembagaan, Admi-


2. Hk. Tata Ruang
3. Hk. Bahari Budaya Hk nistrasi, Manajemen
4. Hk. Dirgntara 2. Mekanisme, Proses,
5. Hk.Kependudukan 1. Filsafat Hk & I. Hk. Prosedur
6. Hk. Lingkungan Nas. 3. Koordinasi & Kerja
7. Hk. Kesehatan
2. Kesadaran Hk. & Sama Nas.
8. Hk. Kesejhtrn Sos.
9. Hk. Teknologi & Perilaku Taat Hkm. 4. Kerja Sama Regional
Informatika 3. Perpustakaan, & Internasional
10. Hk. Kelg. & Waris Penerbitan &
11. Hk. Ekonomi
5. Sarana & Prasarana
Informatika Hk. Pendukung
12. Hk. Pidana
13. Hk. Militer & Bela Negara
4. Profesi Hkm.
14. Hk. Transnas. 5. Pendidikan Hkm.
RUANG LINGKUP
HUKUM KEBIDANAN

Substansi Hk Struktur Hk

HP Materiel Bdn. Penyidik

Budaya Hk
HP Formal Bdn. Penuntut

Moralitas
Hk. perilaku Bdn. Pengadilan
Pelaksanaan
Majels Pertimbangan
Etik Profesi

Sistem Sistem Sistem


SUBSTANSIAL KULTURAL STRUKTURAL
BADAN HUKUM YANG RELEVAN MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN TERHADAP PRAKTIK KEBIDANAN
• Badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yg
dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti
menerima serta memiliki kekayaan sendiri dan dapat digugat
serta menggugat di depan hukum. Badan hukum yang
dimaksud adalah:
1. Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Organisasi profesi bidan ini
berfungsi untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika profesi
bidan
2. Majelis Pertimbangan Etik Profesi
3. Konsil Kebidanan - STR
4. Rumah Sakit / Puskesmas / Klinik
5. Pemerintah Kota / Kabupaten - SPIB
6. Pengadilan
.
Persamaan Etika dan Hukum

Alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat,


Obyeknya adalah tingkah laku manusia,
Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar
tidak saling merugikan,
Menggugah kesadaran untuk bersikap ma- nusiawi,
Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan
pengalamannya yang tinggi.
Perbedaan Etika dan Hukum
1.Etika seluruhnya tertulis. Hukum terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dan ada yang tidak tertulis,
2.Etika berlaku untuk lingkungan profesi, Hukum berlaku untuk umum,
3.Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, Hukum
disusun oleh negara,
4. Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan, sedangkan
pada hukum berupa tuntutan dan pidana,
5. Pelanggaran etika diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik yang
dibentuk organisasi profesi dan atau Kemenkes dan hukum
diselesaikan melalui lembaga peradilan yang dibentuk oleh negara.
6. Pelesaian pelanggaran etika tidak selalu di- sertai bukti-bukti
fisik. Penyelesaian hukum memerlukan bukti fisik.
Kode etik kebidanan sebagai panduan tingkah
laku dalam melaksanakan profesi
.

Dalam Etika terdapat apa yang baik dan apa


yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral, sehingga dapat dinilai apakah
tindakan yg telah dikerjakan itu salah atau
benar, buruk atau baik secara moral
PRINSIP ETIKA
1. Tidak Diskriminasi (Non Diskriminatif),
2. Partisipatif,
3. Perlindungan,
4. Berkelanjutan (Continue),
5. Tidak merugikan (Non maleficence),
6. Membawa Kebaikan (Beneficence),
7. Menjaga Kerahasiaan (Confidentiality),
8. Otonomi Pasien (Autonomy Pasien),
9. Berkata Benar (Truth Telling),
10. Berlaku adil (Justice),
11. Menghormati Privasi (Privacy).
.
ETIKA PROFESI berfungsi

1. Mengendalikan anggota profesi,


2. Menekankan tanggung jawab moral
anggota,
3. Menjadikan anggota profesional.
Ciri Profesi
1. Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional (profesional),
2. Pekerjaannya berlandaskan etik profesi,
3. Mengutamakan panggilan kemanusiaan daripada
keuntungan,
4. Pekerjaannya legal melalui perizinan,
5. Anggota-anggotanya belajar seumur hidup,
6. Anggotanya bergabung dalam suatu organisasi profesi
Hal Diatur Dalam Kode Etik Profesi
Antara lain:
1. Kewajiban moral terhadap masyarakat,
2. Kewajiban moral terhadap sesama tenaga kesehatan bidan,
3. Kewajiban moral terhadap instalasi perawatan (Rumah Sakit, dll.),
4. Dan lain-lain.
Penegakan Kode Etik
Pelanggaran

Majelis Pertimbangan Etik Profesi

Putusan

Pencabutan Izin Selamanya/Sementara


ETIKA
• Istilah atau kata etika sering didengar, baik di ruang kuliah
maupun dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam segi
keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan.
Dalam profesi bidan “etika” lebih dimengerti sebagai filsafat
moral.
• Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani
etos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-
kebiasaan tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak;
perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ‘etha’
mempunyai arti adat kebiasaan. Menurut filsuf Yunani
Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan
filsafat moral, sehingga berdasarkan asal usul kata, maka
etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan.
• Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk dan tanggungjawab.
• Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan
etika karena lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat
dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat bidan juga harus memiliki etika yang baik
sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan
suatu pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan. Agar
mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan
dididik etika dalam mata kuliah Etika profesi namun
semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktikannya dalam kehidupannya di masyarakat.
• Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan
yang beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan baik
bidan yang mempunyai etika yang baik karena akan mudah
mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat
juga akan percaya pada bidan.
• Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama
diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang
pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap
etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang menyeluruh
sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi
dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra
konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum,
perawatan intensif pada neonatal, dan postpartum serta
mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di
rumah, kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya.
• Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin
pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta aspek
legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi
pelayanan harus menjaga perkembangan praktik
berdasarkan evidence based ( Fakta yang ada) sehingga
berbagai dimensi etik dan bagaimana kedekatan tentang
etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.
• Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati
nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan
sesuatu sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati
nurani berarti kita menghancurkan integritas kepribadian
kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani
berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia
mempunyai kesadaran. Berikut ini ada beberapa contoh-
contoh pengalaman hati nurani sesuai lingkup pengalaman
tugas sebagai bidan.
Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan

• Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam segala


bidang berpengaruh terhadap meningkatnya kritis
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama
pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan
untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalisme
dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan berkualitas.
• Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap
langkahnya, termasuk dalam mengambil keputusan dalam
merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman
tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental
dan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan.
dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.
• Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau kejahatan
yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada
prinsip dan konsep yang membimbang manusia berfikir dan
bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai yang
dianutnya.
ABORSI
• Menurut etika tidak diperkenankan dilakukan aborsi illegal,
karena bertentangan dengan agama dan pandangan atau
nilai yang terdapat kehidupan bermasyarakat.
• Aborsi ada beberapa yaitu abortus provokatus criminalis,
abortus provokatus medis, abortus kebiasaan dan abortus
kecelakaan.
• Hukum tidak membenarkan adanya aborsi illegal dan
merupakan tindak pidana (perbuatan yang dilarang dalam
UU dan pelanggaran terhadap larangan tersebut diancam
dengan pidana).
.
Abortus provokatus ciriminalis diatur dalam Pasal
346 s/d 349 KUHP. Jika yang melakukan
pengguguran kandungan wanita ybs diatur dalam
Pasal 346 KUHP diancam dengan pidana paling lama
4 tahun. Bila orang lain yang melakukan tanpa
persetujuan wanita tsb diatur dalam Pasal 347 KUHP
diancam pidana penjara paling lama 12 tahun. Bila
dilakukan dengan persetujuan wanita tsb diatur
dalam Pasal 348 KUHP diancam pidana 5 tahun 6
bulan. Jika bidan, dokter atau juru obat yang
melakukan dan melakukan ditambah sepertiga.
FEMALE GENITAL MUTILATION (FGM)
• Sunat perempuan, dikenal juga dengan istilah sirkumsisi atau
khitan perempuan. Sedangkan istilah secara internasional sunat
perempuan adalah Female Genital Mutilation (FGM) atau
Female Genital Cutting (FGC).
• Bagi masyarakat Islam, sunat perempuan merupakan anjuran
dilakukan menurut agama.
• Bagi sebagian masyarakat, sunat perempuan merupakan tradisi.
• Etika tidak melarang dilakukan sunat perempuan dan hukum
juga tidak melarang dilakukan sunat perempuan.
EPISIOTOMI
Salah satu hal yang paling banyak ditakuti oleh para ibu
hamil pada saat proses melahirkan adalah episiotomi. Saat
ini banyak pandangan di masyarakat bahwa proses
persalinan harus dilakukan melalui episiotomi. Bayangan
akan rasa sakit yang tak terkira pada saat proses episiotomi
selalu menghantui para ibu hamil. Kadang ketakutan yang
berlebih ini, justeru membuat proses persalinan itu sendiri
menjadi tidak berjalan lancar. Untuk menghindarkan hal
tersebut, ada baiknya para ibu hamil mengenal lebih jauh
apa itu episiotomi.
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot
antara vagina dan anus. Tujuannya untuk melebarkan
jalan lahir. Biasanya dokter akan memberikan
anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun,
dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa
anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk
melebarkan jalan lahir, jika diperkirakan memang
diperlukan, misanya jika bahu bayi tersangkut dan
dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap
tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi.
Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan
persalinan berlangsung lebih cepat
.

Etika tidak melarang dilakukan episiotomi sepanjang


tidak untuk memudahkan jalan lahir bagi bayi.
Hukum tidak melarang episiotomi sepanjang tidak
menimbulkan akibat yang dilarang dalam hukum
yaitu menimbulkan kematian atau menimbulkan
luka, baik luka berat atau bukan luka berat seperti
luka ringan.
.
SURROGASI

Surrogasi (bahasa Inggris: surrogacy)


adalah suatu pengaturan atau
perjanjian yang mencakup persetujuan
seorang wanita untuk menjalani
kehamilan bagi orang lain, yang akan
menjadi orang tua sang anak setelah
kelahirannya
.

Surrogate mother (ibu titipan) masih


kontroversial. Di sejumlah negara, seperti
Indonesia, praktik ini dilarang oleh agama. Dulu,
hanya ada satu alasan mengapa pasangan
menyewa rahim, yaitu calon ibu mengalami
masalah kesehatan tertentu sehingga sulit
hamil. Tapi sekarang, tak sedikit pasangan yang
melakukannya berdasarkan alasan yang jauh
lebih sederhana
.

Teknologi yang dipakai untuk praktik surrogate


mother diciptakan oleh Robert G. Edwards. Ia
adalah pria berkebangsaan Inggris, yang
bersama rekannya, Patrick Steptoe,
mengembangkan teknologi bayi tabung pada
tahun 1969. Dengan secepat kilat, metode ini
diterapkan
Oleh masyarakat Eropa, dan makin populer pada
awal tahun ’70-an. Persisnya setelah program acara
BBC menayangkan liputan tentang bayi tabung yang
dilakukan dua ilmuwan tersebut.
Surrogacy ini belum diatur oleh hukum, tetapi suatu
perjanjian merupakan hukum bagi para pihak dalam
perjanjian.
Menurut etika bahwa ibu yang mengandung dan
melahirkan anak haruslah ibu yang menikah dan
mempunyai anak dari pernikahannya tersebut,
sehingga surrogacy dalam etika menimbulkan
kontroversi
.
Malpractice

Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disusun oleh


tim penyusun kamus pada Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa di Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (sekarang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan) menggunakan istilah
yang baku yaitu istilah “malapraktik”
.
Malpractice

Malapraktik adalah kegagalan atau


kesalahan bidan memenuhi standar profesi
dan/atau standar operasional prosedur,
sehingga menimbulkan kerugian pada
pasien atau menimbulkan akibat yang
dilarang dalam UU serta mempunyai sanksi
bagi yang melanggar larangan tersebut.
MALAPRAKTIK BIDAN

H Pidana HUKUM H Administrasi Negara

Laporan GUGATAN

H Perdata
Tuntutan Pengadilan

Gugatan
Pengadilan

Pengadilan
PP

Keputusan Pencabutan
Keputusan Pidana Keputusan Izin Praktik
Penjara Ganti
Rugi
MISCONDUCT
• Misconduct adalah kelakukan atau perbuatan tidak senonoh,
perbuatan jahat.
• Malapraktik dapat berupa:
1. Profesional Misconduct adalah pelanggaran yang dilakukan
dengan kesengajaan misalnya membuat rekam medis tanpa
izin, aborsi illegal, euthanasia, dll.
2. Negligence adalah pelanggaran yang dilakukan karena
kelalaian.
3. Lack of skill yaitu melakukan tindakan tidak sesuai dengan
kewenangan (kompetensi).
Misconduct dalam hukum bila dilakukan dengan
sengaja menimbulkan akibat yang dilarang oleh
hukum yaitu mati orang, luka-luka orang.
Dalam Bab XIX KUHP Pasal 338 s/d Pasal 358 diatur
perbuatan orang yang dilakukan dengan sengaja yang
mengakibat mati orang, gugur kandungan orang,
euthanasia, menganjurkan orang bunuh diri
Negligence merupakan perbuatan yang dilakukan
dengan kelalaian yang menimbulkan akibat yang
dilarang dalam UU, seperti karena kelalaiannya
mengakibat mati orang dalam Pasal 359 KUHP.
Karena kelalaiannya mengakibat lukanya orang dalam
Pasal 360 KUHP. Jika perbuatan dalam Pasal 359 dan
360 dilakukan dalam melaksanakan jabatan atau
perkerjaan, maka pidananya ditambah sepertiga
.

Whistleblowing adalah tindakan yang dilakukan


seseorang atau beberapa orang (karyawan) untuk
membocorkan kecurangan entah yang dilakukan
perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
Orang yang menjadi whistleblowing akan menjadi
saksi atas tindak pidana yang dilaporkannya
.
COMPLAINT

Komplain atau keluhan adalah : Pengertian


komplain adalah bentuk ekspresi negatif
yang dihasilkan dari ketidaksesuaian antara
kenyataan dengan keinginan
.

Istilah complaint mungkin sudah tidak asing di


dalam hospitality industry, complaint merupakan
suatu wujud rasa ketidakpuasan customer dalam hal
ini sangat berpengaruh besar dalam kemajuan
sebuah perusahaan. Complaint yang terselesaikan
dengan baik dan profesional akan berdampak positif
nantinya bagi perusahaan tersebut ,karena dengan
.

begitu tamu tersebut merasa sangat dihargai


pendapatnya. Hal itu merupakan hak bagi para
customer untuk menyampaikan rasa
ketidakpuasannya. Tapi alangkah baiknya kalau kita
bisa mencegah complaint itu terjadi dengan
memperhatikan hal-hal yang sedetail mungkin, dan
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh customer kita
sebelum mereka sendiri yang meminta
Hal-hal berikut adalah sedikit tips dan trik untuk menghadapi
dan menyelesaikan sebuah complaint:
• Listen
1.Menjaga “eye contact” atau berusaha menatap matanya
dengan tetap memperhatikan hal apa yang di ucapkan,
2.Jangan sekali-kali memotong pembicaraan ataupun
complaint yang sengaja di sampaikan,
3.Perlihatkan sikap focus dengan apa yang diucapkan oleh
tamu,
4.Perlihatkan sikap focus dengan apa yang diucapkan oleh
tamu,
5.Jika tamu tersebut dalam keadaan marah,tunggulah hingga
waktu marahnya sedikit mereda. Yang mungkin akan
memakan waktu sekitar 2 menit tanpa adanya gangguan,
6.Tempatkan diri anda sebagai tamu sehingga dapat
merasakan apa yang tamu tersebut rasakan atau yang
disebut “mirror the guest”.
Don’t Jump The Empathy Stage & Show Understanding
1.Catatlah complaint dalam arti jangan di biarkan begitu saja
untuk menunjukkan ketertarikan kita untuk menyelesaikan
complaint meskipun hal tersebut hal yang sepele sekalipun,
2.Tunjukkan rasa pengertian dengan menunjukkan body
language kita,
3.Berikan sikap mengerti bahwa anda telah memahami
complaint tersebut,
4.Jangan katakan apapun sebelum tamu tersebut selesai
menyampaikan complaint.
Ask Questions To
1.Bertanyalah untuk menemukan akar dari permasalahan atau
problem,
2.Setelah menemukan akar dari permasalahan tersebut
kemudian konfirmasi hal yang anda dapatkan untuk
memastikan apa yang anda dapatkan benar,
3.Kualitas informasi tersebut tergantung dari pertanyaan yang
anda sampaikan,
4.Kesuksesan dalam menghandle complaint adalah bagaimana
cara anda menanyakan sebuah pertanyaan dengan
baik,benar dan professional.
Corective Action – There are Only 3 Solutions
1.Solve (penyelesaian): penyelesaian sebuah complaint
tergantung dari problem yang di hadapi,sekecil apapun
problem jangan anda anggap remeh,
2.Compensation (kompensasi): tergantung dari perusahaan
bisa berupa refund ataupun package,
3.Report: ikuti sistem report yang telah disediakan
perusahaan untuk mencegah hal tersebut terulang kembali.
Follow up & Make the Difference – Turn a Complaint Into an
Excelent Comment or Sale
1.Follow up informasi yang anda dapatkan,
2.Follow up call untuk memastikan complaint telah
terseleaikan,
3.Follow letter, termasuk didalamnya refund dan kompensasi,
4.Berterimaksihlah terhadap feedback yang disampaikan oleh
customer.
Complaint tidak menjadi masalah hukum sepanjang
tidak menimbulkan akibat yang dilarang dalam uu
dan tidak menimbulkan kerugian bagi pasien
TATA URUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011
1. UUD 45
2. Tap MPR
3. UU
4. Perpu
5. PP
6. Perda: a. Provinsi
b. Kota / Kabupaten
c. Desa / Nagari
PERATURAN PERUNDANG-UNDANG YANG
MELANDASI PELAYANAN KESEHATAN
• UUD 1945
• UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
• UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU RI No. 52/ 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan keluarga
• UU No. 35 tahun 2015 tentang Perubahan Atas UU No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• UU No. 17 tahun 2016 tentang Penetapan Perpu No. 1 tahun
2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang
PERATURAN PEMERINTAH dan PERMENKES
• PP RI Nomor 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
• PP RI Nomor 54 tahun 2007 tentang Pengangkatan anak
• Permenkes Nomor 1796MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
• Permenkes No 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
• Permenkes No 938/2007 ttg Standar Asuhan Kebidanan
• Kep Menkes No 369/Menkes/SK/2007 tentang Standar Profesi Bidan
• Permenkes No 269/Menkes/III/2008 tentang rekam medis
• Permenkes No 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan
tindakan medis
• Perda (Provinsi,Kabupaten/Kota)
• Peraturan institusi
• Dsb……..
UU No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
diundangkan 15 Maret 2019 dalam LN 56/2019
Latar Belakang Lahirnya UU Kebidanan yaitu:
1. Bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar
dapat hidup sejahatera lahir batin, sehingga mampu membangun
masyarakat, bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam
UUD 45,
2. Bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya
perempuan, bayi dan anak yg dilaksanakan oleh bidan secara
bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman dan
berkesinambungan masih dihadapkan pada kendala profesionalitas,
kompetensi dan kewenangan,
3. Bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan
maupun oleh pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan
belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi kesehatan
lainnya, sehingga belum memberikan perlindungan dan kepastian
hukum bagi bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Hal-Hal yang diatur dalam UU Kebidanan yaitu:
1. Pengertian beberapa istilah yang dipergunakan dalam UU,
2. Asas Penyelenggaraan Kebidanan,
3. Pendidikan Kebidanan,
4. Standar Kompetensi,
5. Registrasi - STR
6.Izin Praktik
7.Bidan Warga Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri
8.Bidan Warga Negara Asing
9.Praktik Kebidanan
10.Hak dan Kewajiban
11.Organisasi Profesi Bidan
12.Pendayagunaan Bidan
13.Pembinaan dan Pengawasan
14.Ketentuan Peralihan
15.Ketentuan Penutup
• Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan
program pendidikan kebidanan baik di dalam negeri maupun
di luar negeri yang diakui secara sah oleh pemerintah pusat
dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik
kebidanan (Pasal 1 butir 3 UU Kebidanan),
• Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (Pasal 1 Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan)
• Kebidanan adalah segala sesuatu yg berhubungan dgn bidan
dlm memberikan pelayanan kepada perempuan selama
masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pasca
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita dan anak
prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sesuai dgn tugas dan wewenangnya
(Pasal 1 butir 1 UU Kebidanan),
• Praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian pelayanan yg
dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan (Pasal
1 butir 4 UU Kebidanan)
Dalam Permenkes No. HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan antara lain diatur
tentang:
1. Pengertian dalam Pasal 1 yaitu:
a. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari
pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Surat Izin Praktek Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB
adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Bidan yang
sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik
kebidanan.
d. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar
pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur.
e. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab II tentang Perizinan dalam Pasal 2 diatur tentang:
1. Bidan dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek
mandiri dan/atau praktik mandiri.
3. Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (D III) kebidanan.
Pasal 3 mengatur tentang:
1. Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB.
2. Kewajiban memiliki SIPB dikecualikan bagi bidan yang menjalankan
praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri
atau Bidan yang menjalankan tugas pemerintah sebagai Bidan Desa.
Pasal 4 mengatur tentang:
1. SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah
2. SIPB berlaku selama STR masih berlaku.
Pasal 5 mengatur tentang:
Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, bidan
harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan melampirkan:
a. Fotocopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir
b. Surat keterangan sehat fisik dari Dokter yang memiliki Surat Izin
Praktik
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga ) lembar; dan
e. Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
2. Surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sebagaimana tercantum dalam Formulir I (terlampir)
3. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1
(satu) tempat praktik.
4. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum
dalam Formulir II terlampir.
PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
• Dalam Pasal 1 butir 1 dikatakan, tenaga kesehatan adalah setiap
orang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan
• Peran, fungsi dan tugas bidan mengacu pada PP No 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan. Menurut PP tersebut hubungan bidan
dengan klien dari aspek hukum adalah hubungan antar subyek hukum
Bidan harus menyadari bahwa dalam menjalankan tugasnya, mereka
tidak saja bertanggung jawab secara kesehatan kpd pasien, namun
juga bertanggung jawab dibidang hukum.
Pasal 2
(1). Tenaga Kesehatan terdiri dari :
a. Tenaga medis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kepfarmasian
d. Tenaga kesehatan masyarakat
e. Tenaga gizi
f. Tenaga keterapian fisik
g. Tenaga keteknisan medis
(2) tenaga medis (meliputi dokter dan dokter gigi),
(3) tenaga keperawatan (meliputi perawat dan bidan),
(4) Tenaga kefarmasian (meliputi apoteker, analis dan asisten apoteker),
(5) Tenaga kesehatan masyarakat (meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian),
(6) Tenaga gizi (meliputi nuterisionis dan dietisien),
(7) Tenaga keterapian fisik (meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan
terapis wicara),
(8) Tenaga keteknisian medis (meliputi radiografer, radioterapis, teknisi
gizi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien,
motorik prostetik, teknisi tansfusi dan perekam medis).
Pasal 21
(1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban
untuk memenuhi standar profesi tenaga kesehatan.
(2) Standar profesi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri
Pasal 22
(1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam menjalankan tugas
profesinya berkewajiban untuk:
• Menghormati hak pasien;
• Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;
• Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan
tindakan yang dilakukan.
• Diminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
• Membuat dan memelihara rekam medis.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur lebih lanjut oleh Menteri
Pasal 23
(1) Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam peklayanan kesehatan
yang diberikan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud Pasal 22
mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat dan kematian yang
terjadi karena kesalahan atau kelalaian
(2) Ganti rugi sebagaimana ayat (1) dilaksanakan sesuai peraturan
perundang undangan yang berlaku
UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah bekerja.
• Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu malakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Sehingga bidan juga termasuk
yang memenuhi unsur sebagai tenaga kerja.
• Sebagai unsur tenaga kerja bidan juga berhak memperoleh
perlindungan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan
Bidan sebagai tenaga kerja juga berhak mendapat perlindungan untuk
jaminan hak-hak dasar pekerja atau buruh dan jaminan kesamaan
kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi.
Pasal 81
(1) Pekerja atau buruh perempuan yg dlm masa haid merasakan sakit
dan memberitahukan kpd pengusaha, tdk wajib bekerja pd hari
pertama dan kedua haid
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dlm ayat (1) diatur
dlm perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
bersama
Pasal 82
(1) Pekerja atau buruh perempuan memperoleh istirahat selama 1,5 bl
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bl sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
(2) Pekerja atau buruh perempuan yg mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bl atau sesuai surat
keterangan dokter atau bidan.
Pasal 83
Pekerja atau buruh perempuan yg anaknya masih menyusu hrs diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu hrs
dilakukan selama waktu kerja.
Pasal 84
Setiap pekerja atau buruh yg menggunakan hak waktu istirahatnya
mendapat upah atau gaji penuh.

Anda mungkin juga menyukai