UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
A. SINOPSIS KASUS :
Saudara merencanakan akan membangun suatu perusahaan peternakan dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Saudara harus mempersiapkan perencanaan terhadap kegiatan usaha tersebut. Perencanaan ini,
dimulai dari menyusun Perizinan.Berdasarkan hal tersebut, perudangan/peraturan apa yang
saudara perlu ketahui dan persiapkan untuk dapat merealisasikan rencana tersebut.
Jawab pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas terhadap kasus yang telah diuraikan di
atas, sebagai berikut :
A. SINOPSIS KASUS
3. Proposal
Kartu Tanda Penduduk (KTP)
akta pendirian perusahaan untuk perusahaan yang telah berbadan hukum
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
akte pendirian perusahaan untuk perusahaan yang telah berbadan hukum
surat status kepemilikan tanah
surat Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)
berkas Kelestarian Lingkungan (UPK) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Izin Undang-Undang Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
Izin tenaga kerja asing (bagi perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing pada
usaha budidaya ternak)
Membayar uang materai.
3. Peranan Hukum Dalam Masyarakat adalah Hukum Sebagai Sosial Kontrol, dimana
setiap kelompok masyarakat selalu ada problem sebagai akibat adanya perbedaan
antara yang ideal dan yang aktual, antara yang standard dan yang parktis.
Penyimpangan nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat dapat di contoh kan :
pencurian, perzinahan, hutang, pembunuhan dan lain-lain. Semua contoh ini adalah
bentuk prilaku yang menyimpang yang menimbulkan persoalan didalam
masyarakat, baik pada masyarakat yang sederhana maupun pada masyarakat yang
modern, dalam situasi yang demikian, setiap kelompok berhadapan dengan problem
untuk menjamin ketertiban bila kelompok itu menginginkan dan mempertahankan
eksistensinya.
Peran Hukum dalam kelompok masyarakat adalah menerapkan mekanisme
kontrol sosial yang akan membersihkan masyarakat dari sampah-sampah
masyarakat yang tidak dikehendaki, sehingga hukum mempunyai suatu peran yakni
untuk mempertahankan eksistensi kelompok masyarakat tersebut. Hukum yang
berperan demikian adalah merupakan instrument pengendalian social.
Hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat, adalah hukum sebagai sosial
control, dan sebagai alat untuk mengubah masyarakat atau biasa disebut social
enginnering, sebagai alat pengubah masyarakat adalah dianalogikan sebagai suatu
proses mekanik. Terlihat akibat perkembangan Industri dan transaksi-transaksi
bisnis yang memperkenalkan nilai-nilai baru, dengan melakukan "interprestasi",
ditegaskan dengan temuan-temuan tentang keadaan social masyarakat melalui
bantuan ilmu sosilogi, maka akan terlihat adanya nilai-nilai atau norma-norma
tentang hak individu yang harus dilindungi, dan unsur tersebut kemudian dipegang
oleh masyarakat dalam mempertahankan kepada apa yang disebut dengan hukum
alam (natural law),oleh karena itu sekalipun hukum itu mempunyai otonomi
tertentu, tetapi hukum juga harus fungsional dan menempatkan peranan dari
keadilan dalam konteks kehidupan hukum secara lebih seksama.
4. Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan
kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk bertindak. Subjek hukum terdiri
atas manusia dan badan hukum.
Manusia
Berlakunya manusia sebagai pembawa hak (subjek hukum) mulai dari saat ia
dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia. Seorang bayi yang masih
dalam kandungan ibunya dapat dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan si
anak menghendakinya, misalnya untuk menjadi ahli waris. Apabila si anak
meninggal sewaktu dilahirkan maka ia dianggap tidak pernah ada (pasal 2
KUHPdt).
Badan Hukum
Badan hukum adalah badan atau perkumpulan yang diciptakan oleh hukum oleh
karenanya dapat bertindak seperti manusia. Sebagai pembawa hak yang tidak
berjiwa badan hukum dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan
yang terlepas dari kekayaan anggotanya dan bertindak melalui perantaraan
pengurusnya.
Bedanya dengan manusia ialah badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan,
tidak dapat dihukum penjara (kecuali hukuman denda).
Adapun bentuk badan hukum adalah :
Badan hukum publik,
Badan hukum perdata (sipil)
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat
menjadi pokok dari suatu hubungan hukum yang biasanya berbentuk benda atau hak
yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subjek hukum. Menurut pasal 503 KUHPdt
benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
benda berwujud, adalah benda yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan dengan
indra manusia, misalnya rumah, tanah, sepeda motor.
benda tidak berwujud, adalah benda yang hanya dapat dirasakan saja (semua hak),
misalnya hak cipta, paten, merek.
Sedangkan menurut pasal 504 KUHPdt benda dibagi menjadi :
Benda tetap, Contohnya tanah beserta segala sesuatu yang melekat diatasnya seperti
bangunan atau tumbuhan (karena sifatnya),
Benda bergerak, meja, sepeda.
5. Kebijakan publik adalah sikap pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu.
a. Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan
pemerintah.
b. Kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu itu
mempunyai tujuan tertentu.
c. Kebijakan publik ditunjukan untuk kepentingan masyarakat.Kebijakan publik
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (Tangkilisan, 2003:2):
Kebijakan Publik Makro (UUD Negara Republik Indonesia 1945)
Kebijakan Publik Meso (Peraturan Menteri)
Kebijakan Publik Mikro (peraturan yang dikeluarkan oleh aparat-aparat publik
tertentu yang berada di bawah Menteri)
Tahapan Kebijakan Publik
penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi/ legitimasi kebijakan, implementasi
kebijakan, evaluasi kebijakan. Tahap-tahap ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat
dapat mencapai tujuan yang diharapkan (Budi Winarno, 2007: 32–34):
8. Kebijakan Pertanian
Price Policy
(1)Farm Policy (Farmer household)
(usahatani) yaitu bidang kebijakan yang didasarkan pada kenyataan bahwa
pertanian adalah usaha keluarga dan karena itu pembangunan pertanian tidak bisa
terlepas dari pembangunan keluarga petani secara utuh.
(2) Price Policy
Price Parity (pasangan harga)
kebijakan yang diarahkan untuk memperoleh tingkat harga yang wajar bagi produk
pertanian relatif terhadap produk-produk sektor lainnya dalam perekonomian.
Input Price Policy
Kebijakan diarahkan agar petani memperoleh input dengan harga yang
terjangkau, sehingga mereka bersedia berinvestasi berproduksi
(3) Bargaining Position
(posisi tawar) yaitu bidang kebijakan yang dimaksudkan untuk membantu
memperkuat
posisi petani sehingga mereka dapat memperoleh insentif yang layak untuk usaha
yang mereka jalankan
Non-pertanian
Kebijakan pembangunan KA cepat
Kebijakan taksi online
BPJS
Garasi mobil di Jakarta – nomor mobil ganjil / genap