Anda di halaman 1dari 2

Andini Rachmita Sari (200541100145)

Ellystinsari Putri Santoso (200541100156)


Efek Restorative Justice (RJ) bagi warga binaan dan korban, pedoman
penerapan RJ :
A. Efek Penerapan Restorative Justice bagi warga binaan dan korban

Sejumlah penelitian sebelumnya menemukan bahwa RJ dapat secara efektif dalam


menurunakan intensitas kejahatan hingga 27% lebih efektif dibandingkan dengan warga binaan
tanpa intervensi ini. Melalui intervensi ini, pelaku merasa lebih ringan dalam menjalani masa
tahanan dan korban serta keluarga maupun kerabat merasa mendapatkan keadilan. Melalui RJ
diketahui warga binaan dapat secara tenang dalam menjalani masa tahanannya serta korban dapat
menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Hal ini berimplikasi pada penurunan emosi negatif,
seperti depresi dan kecemasan yang ditimbulkan dari suatu aksi kriminal. Sehingga melalui
intervensi ini pun akan menekan angka bunuh diri dan perilaku menyakiti diri sendiri di dalam
penjara (Cringhton & Towl, 2015).

B. Pedoman Penerapan RJ

1. RJ pada perkara tindak pidana ringan


Contoh Kasus : Demi Beli Susu Buat 3 Anak, Janda Muda Ajak Pacarnya Mencuri HP
Tetangga (Jakarta Barat, Rabu 29/3/2023)
Penarapan RJ:
1. Kerugian tidak sampai Rp. 2.500.000, yang diatur dalam pasal 364, 373, 379, 384,
407 dan pasal 482 KUHP
2. Dalam menerima pelimpahan perkara pencurian, penipuan, penggelapan, penadahan
dari penyidik yang sudah lengkap termasuk menghadirkan pelaku, korban, keluarga
pelaku, keluarga korban dan pihak-pihak terkait pada saat hari sidang, selanjutnya
ketua menetapkan hakim tunggal dengan memperhatikan nilai barang atau uang yang
menjadi obyek perkara sebagaimana ketentuan di atas.
3. Penyelesaian perkara tindak pidana ringan melalui keadilan restoratif (restorative
justice) dapat dilakukan dengan ketentuan telah dimulai dilaksanakan perdamaian
antara pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan tokoh masyarakat terkait yang
berperkara dengan atau tanpa ganti kerugian.
2. RJ pada perkara anak
Contoh kasus: Kejagung Hentikan Kasus Anak Curi Sapi Ibunya Secara “Restorative
Justice” (13/06/2022)
Penerapan RJ:
1. Sistem peradilan pidana anak wajib mengutamakan pendekatan keadilan restoratif
(restorative justice).
2. Setelah pembacaan dakwaan, hakim proaktif mendorong kepada
anak/orangtua/penasehat hukum dan korban serta pihak-pihak terkait (Pembimbing
Kemasyarakatan Balai Pemasyarakatan selanjutnya disebut PK Bapas, Pekerja Sosial
(Peksos), Perwakilan Masyarakat) untuk mengupayakan perdamaian.
3. Dalam hal proses perdamaian tercapai, para pihak membuat kesepakatan perdamaian,
selanjutnya ditandatangani anak dan/atau keluarganya, korban dan pihak-pihak terkait
(PK Bapas, Peksos, Perwakilan Masyarakat) dan kesepakatan perdamaian
dimasukkan kedalam pertimbangan putusan hakim demi kepentingan terbaik bagi
anak.

Anda mungkin juga menyukai