Makalah
Makalah
Tugas kelompok 2
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Hakikat Filsafat ini sesuai dengan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Makalah ini
dibuat semaksimal mungkin dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang
yang membacanya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dan yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan
makalah ini.
makalah ini masih kurang sempurna karena pembuatan makalah ini masih dalam proses
pembelajaran. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih terkhusus kepada ibu Rahmilawati
Ritonga S.Pd. M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu sedangkan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan
apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui
dalam kemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.
Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekola dasar pendidikan lanjutan dan perguruan
tinggi, berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu membatasi lingkup
penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam
menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat
adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif.
Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi
alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu
melihat yang di atas permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar
gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain.
Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan
juga lepas secara perlahan-lahan dari dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan
filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat
diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia,
dan peningkatan hidup manusia.
1. Agar mahasiswa tahu tentang apa yang dimaksud dengan filsafat dan pendidikan.
2. Agar para mahasiswa dapat memahami tentang hubungan filsafat dan pendidikan.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami urgensi filsafat dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN
Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a) pendidikan,
c) ilmu pendidikan.
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan
perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran,
perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud
membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya
dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah membudayakan manusia.
Kedua, pendidikan dalam teori umum, menurut John Dewey pendidikan itu adalah The
general theory of education dan Philoshophy is the general theory of education, dan dia tidak
membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau filsafat pendidikan sama
dengan teri pendidikan. Sebab itu ia mengatakan pendidikan adalah teori umum
pendidikan.
Konsep di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan progresif, inti
filsafat pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah yang benar, sedangkan inti
filsafat pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup
dan kehidupan manusia.
Ketiga, ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang
lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh
sejumlah teori.
B. FILSAFAT
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai
keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas.
Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak
terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan
filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan,
filsafat seni dan lain-lainnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan
kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang
bisa diamati oleh manusia saja, sesungguhnya isi alam yang dapat dinikmati hanya
sebagian kecil saja. Misalnya mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas
permukaan di laut saja. Sementara itu filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung
es itu untuk meraba sesuatu yang ada dipikiran dan renungan yang kritis.
Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu: metafisiska, epistemologi, logika, dan
etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :
1) Metafisika adalah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat
dialam ini. Dalam kaitannya dengan manusia, ada dua pandangan menurut Callahan (1983)
yaitu :
a. Manusia pada hakekatnya adalah spritual. Yang ada adalah jiwa tau roh, yang lain
adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jwa dari ikatan semu. Pendidikan
adalah untuk mengaktualisasikan diri, pandangan ini dianut oleh kaum Idealis, Scholastik,
dan beberapa Realis.
2) Epistemologi adalah filfat yang membahas tentang pergaulan dan kebenaran, dengan
rincian masing-masing sebagai beikut :
C. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika
formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip
menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan
pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa
yang disebut dengan filsafat pendidikan.
Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horisontal. Istilah ini
juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara
cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan
synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat pada
penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat pendidikan dengan
demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan filosofis terhadap
permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke
bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan,
sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat
pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan tingkat
penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan
adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan
pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik
atau guru pada khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi
mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan
pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya hubungan
tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi problema-problema
filsafat secara bersama-sama.
7
D. FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan yang dianut oleh
bangsa-bangsa di dunia, namun demikian semua filsafat itu akan menjawab tiga
pertanyaan pokok sebagai berikut:
Masing-masing pertanyaan ini dapat dirinci lebih lanjut. Berbagai pertanyaan yang
bertalian dengan apakah pendidikan itu, antara lain :
8) Apakah ilmu dan teknologi satu-satunya kebenaran utama dalam era globalisasi?
9) Apakah tidak ada kebenaran lain yang dapat dianut pada perkembangan manusia?
1) Apakah pendidikan harus berpusat pada mata pelajaran atau peserta didik?
5) Apakah proses pendidikan berbaur pada masyarakat yang sedang berubah cepat?
11) Belajar menekan prestasi atau terpusat pada pengembangan cara belajar dan kepuasan
akan hasil belajar?
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang
sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja.
Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari
suatu bangsa.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang
dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan
kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan
pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya
mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah
bertentangan dengan filsafat.