Anda di halaman 1dari 32
TRANSFORMATOR 41.Umum. Transformator (trafo) pada umumnya banyak dipergunakan untuk sistem tenaga listrik maupun untuk rangkaian elektronik. Dalam sistem tenaga listrik, trafo dipergunakan untuk memindah- kan energi dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik berikutnya tanpa merubah frekuensi. Biasanya dapat menaikkan atau menurunkan tegangan maupun arus, sehingga memungkinkan transmisi ekstra tinggi, pemakaian pada sistem tenaga dapat dibagi: a. Trafo penaik tegangan (step up) atau disebut trafo daya, untuk menaikkan tegangan pembangkitan menjadi tegangan transmisi. b. Trafo penurun tegangan (stepdown), dapat disebut trafo distribusi, untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi. ¢. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafoarus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter pengukuran. Trafo pada sistem tenaga untuk kapasitas besar dapat dihubungkan tiga fase dan untuk kapasitas kecil dapat dihubungkan satu fase. Dalam rangkaian elektronik, trafo dipergunakan sebagai gandengan impedans antara sumber dan beban, memisahkan satu rangkaian dari 88 Pengantar Teknik Tenaga Listrik rangkaian yang lain, dapat menghambat arus searah sambil melalukan arus bolak-balik, dayanya cukup kecil. 4-2, Konstruksi Transformator. Umumnya konstruksi trafo daya secara singkat terdiri dari : a. Inti yang terbuat dari lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem jadi satu. b. Belitan dibuat dari tembaga yang cara membelitkan pada inti dapat konsentris atau spiral. . Sistem pendinginan pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar. d. Bushing untuk menghubungkan rangkaian dalam trafo dengan rangkaian luar. 2 Antara inti dan belitan akan memberikan dua jenis trafo berikut, a. Jenis inti (core type) yakni belitan mengelilingi inti, lihat gambar 4-1, untuk trafo dengan daya dan tegangan yang tinggi. Gambar 4-1. Transformator jenis inti (core type) b. Jenis cangkang (shell type) yakni inti mengelilingi belitan, lihat gam- bar4-2, untuk trafo yang mempunyai daya dan tegangan rendah. a di Transformator 89 Gambar 4-2. Transformator jenis cangkang (shell Type) 4.3. Prinsip Kerja Transformator. Prinsip kerja trafo berdasarkan induksi elektro magnit, untuk me- mahami prinsip kerja tersebut lihat gambar 4-3 berikut, oe Se Gambar 4-3. Transformator ideal. Sisi belitan X, X, adalah sisi tegangan rendah dan sisi belitan HH, adalah sisi tegangan tinggi. Bila salah satu sisi, baik sisi tegangan tinggi (TT), maupun sisi tegangan rendah (TR) dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik, maka sisi tersebut, disebut dengan sisi primer, sedangkan sisi lain yang dihubungkan dengan beban disebut sisi sekunder. 20 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Sisi belitan X, X, dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik sebesar V, = V_, maka fluks bolak balik akan dibangkitkan pada inti sebesar@ atau sebesar® Fluks sebesar @ = @ akan melingkar dan menghubungkan cen ag belitan kawat primer dengan belitan kawat sekunder serta menghasilkan tegangan induksi (EMF=GGL) baik pada belitan primer sebesar E, = E_, maupun pada belitan sekunder sebesar E, = E,, yang akan mengikuti persamaan berikut, EE «4A4xfxN x@ x10 volt 17#, Ip mum atau-- E =E =4,44xfxN x@__ volt 17% ‘p mw Ey 2B, = 4A4xfxN,x®, x 10° volt 5 1* Pn atau E,=E =4,A4xfxN x® volt 2 s s mw E.=E = EMF (GGL) atau tegangan induksi yang dibangkitkan pada belitan pada belitan primer E,=E. = EMF (GGL) atau tegangan induksi yang dibangkitkan pada belitan sekunder Banyaknya lilitan pada sisi primer Banyaknya lilitan pada sisi sekunder Fluks maksimum dalam besaran maxwell Fluks maksimum dalam besaran weber Frekuensi arus dan tegangan sistem ‘Tegangan sumber yang masuk di primer Tegangan sekunder ke beban Transformator 91 Fluks maksimum dalam besaran maxwell dan fluks maksimum dalam besaran weber, hubungannya akan mengikuti persamaan berikut, > -@ A=B xA. mm mw ~m +A 4-3) dengan, B,, = Kerapatan fluks maksimum A =Luas penampang dari inti dalam m” Untuk trafo ideal diatas berlaku persamaan berikut, vy, -£E, =v, -E, danv, -E, =¥,. -E, “ Contoh soal 4-1 : Suatu trafo ideal 60 Hz, belitan primer mempunyai jumlah lilitan sebanyak 4800, diberi tegangan dari sumber sebesar 2300 volt, hitung: a. Fluks (9, ) b. Lilitan sekunderbila tegangannya 230 volt. Penyelesaian : a.V, =E, = 2300 volt N, =N, = 4800 ; f= 60 Hz E, =4,44xfxNpx@ x 10° volt 1 mm 2800 = 4,44 x60 x 4800 x 10° volt 8 > 2300 x10" ee 5 on™ Ed x. des” IO aeons 2 Pengantar Teknik Tenaga Listrik bE, =444xfxN, x® x10 volt aX Pam 230 = 4,44 x 60xN, x1,8x 10° x 10° volt 3 N 230 x 10' 1, "Ghd 6d x8 ~ 480 litan Contoh Soal 4-2: Fluks maksimum pada inti dari transformator 60 Hz sebesar 3,76 x 10° maxwell. Trafo tersebut mempunyai lilitan primer sebesar 1320 dan lilitan sekunder sebanyak 46. Hitung tegangan induksi pada primer dan sekunder trafo! Penyelesaian : © = 3,76x 10° maxwell mm = — 1820lilitan ; N, = 46 lilitan N f = 60Hs E, = 444xfxo,,,xN, x10° volt m™Ny = 4,44 x 60 x 3,76 x 10° x 1820 x 1° volt | = 13200 wolt | | E, = 444xfxo, xN, x 10° volt = 4,44 x 60x 3,76 x 10° x 46 x 10° volt | = 460 volt | ‘Tegangan induksi pada primer 13200 volt dan tegangan_induksi pada sekunder 460 volt | 4-4. Perbandingan Transformasi. Dari persamaan (4-1) dan persamaan (4-2) didapatkan perbanding- an EMF pada primer dan sekunder sama dengan perbandingan banyaknya lilitan primer dan sekunder, merupakan perbandingan (ratio) transformasi dari transformator dan dinyatakan oleh persamaan berikut : Berdasarkan persamaan (4-4) maka untuk trafo ideal berlaku perbanding- an transformasi berikut, ++(4-6) Jika rugi-rugi trafo tidak diperhitungkan dan efisiensi dianggap 100 % maka: E, x1, xPF, x=E, xI, xPF, an Secara praktis faktor daya primer(PF, sama dengan faktor daya sekunder (PF, ) sehingga : E, xt, =E, xl, ‘ 4 Pengantar Teknik Tenaga Listrik atau Contoh Soal 4-3 : Suatu trafo ideal satu fase mempunyai 200 lilitan pada belitan primer dan 100 lilitan pada sekunder. Jika belitan primer dihubungkan dengan tegangan sumber sebesar 200 volt dan arus beban sekunder 20 Amper, hitung: a. Arus primer! b. Tegangan sekunder! Penyelesaian : a.N, = 200lilitan ; Ny = 100lilitan V, =200v0lt ; 1, = Amper = Mi 200 5 *-'N, ~ 100 oa CT 1 2 1 1 b.E, = EB, /a = 200/2 = 100 volt Contoh Soal 4-4 : Suatu trafo ideal satu fase mempunyai 400 lilitan primer dan 1000 lilitan sekunder Iuas penampang inti 60 cm”. Jika belitan primer di- hubungkan pada sumber tegangan 520 volt dan frekuensi 50 Hz, hitung : a. Harga maksimum kerapatan fluks pada inti! b. Tegangan induksi pada belitan sekunder! Transformator 95 Penyelesaian : aE, = 444xfxN, xo, volt = 444xfN, xB, xA volt 520 = 4,44 x 50x 400xB,, x (60x 10%) B,, = 0,976 weber / m? im Kerapatan fluks maksimum pada inti 0,976 weber /m” i b. ang = AO og E, Gi ra 2 04 ~F, ~ 13000011 Ey Ey ‘Tegangan induksi pada belitan sekunder 1300 volt 45. Kondisi Transformator Secara Praktis. Transformator yang telah dibahas sebelumnya adalah trafo ideal, akan tetapi secara praktis belitan trafo mempunyai resistans dan reaktans bocor, baik untuk sisi primer maupun sisi sekunder, lihat gambar 4-4 berikut : Fluks bocor Fake booor sekunder = @, =?) Mutual fluks ny = / 2, (Gaia nies (% posing — Gambar 4-4. Transformator secara praktis dengan beban 96 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Dari gambar 4-4 tersebut, maka parameter serta persamaan yang menyatakan hubungan parameter adalah sebagai berikut, a. o, Fluks bocor primer b. @, = Fluksbocor sekunder © R, = Resistans belitan primer d. R, = _Resistans belitan sekunder e X Reaktans bocor induktif dari lilitan primer karena fluks bocor primer ©, Reaktans bocor induktif dari lilitan sekunder karena fluks booor sekunder ©, g. Impedans belitan primer dinyatakan oleh persamaan : x " oe 2 2 -1 Z, =R, +jX,-VR,7+X,? 2 i h. Impedans belitan sekunder dinyatakan oleh persamaan i. Karena trafo berbeban maka arus yang mengalir mengakibatkan rugi tegangan pada primer maupun pada sekunder, secara vektor dituliskan sebagai berikut: E«V -1Lz<-V VR +x? EV, -1, Z, “Vi -1, R, +X, Transformator 97 E, E, danE, >v, Contoh Soal 4-5 : Suatu trafo penurun tegangan dari 2300 volt menjadi 230 volt, mem- punyai daya 750 kva dan 60 Hz. Resistans dan reaktans dari belitan: R, = 0,093 ohm ix, = 0,280 ohm R, = 0,0093 ohm ; X, = 0,0028 otim ‘Trafo bekerja dengan beban penuh, hitung : . Arus primer dan sekunder! .. Impedans belitan primer dan sekunder! . Jatuh tegangan pada belitan primer dan sekunder! ‘Tegangan induksi pada belitan primer dan sekunder! Perbandingan transformasi! Perbandingan transformasi tegangan! mpeange Penyelesaian : KVA (1000) Beso 000 a. ae Sang” = 326,1 Amper Ie Toe LEIS _ 326 Amaner b. Z,-VR,? +x? =V0,093)? 4 (0,280) = 0,295 ohm 98 Pengantar Teknik Tenaga Listrik 2, = VEG + XP No,003)? + (0,260 = 0,00295 ohm ©. I, Z, = 326,1 x0,295 = 96,2 volt I, Z, = 8261 x 0,00296 = 9,62 volt d. Ey = V, ~ 1, Z, = 2300-926 = 2203,8 volt E, = V, + 1, Z, = 230 + 9,62 = 239,62 volt Fi | 2203.8 | * "BR, 7 239,62 9,198 Vv, ¥, _ 2300 aA 4-6, Rangkaian Ekivalen Transformator. ‘Transformator yang diperlihatkan pada gambar 4-4 dapat digam- barkan rangkaian listriknya seperti gambar 4-5 berikut : Gambar 4-5. Rangkaian listrik dari trafo berbeban. j ' Transformator 99 Arus beban nol disimulasikan oleh induktans mumi (X,) dengan arus magnetisasi (1) dan reaktans non induktif (R,) dengan komponen arus(J,,) yang diparalel menyilang pada rangkaian primer (lihat gambar 45) dimana: Untuk membuat perhitungan maka rangkaian trafo. pada gambar 45 harus dirubah menjadi rangkaian ekivalen atau rangkaian pengganti trafo, yakni tegangan dan arus serta impedans dari kedua sisi disatukan kesalah satu sisi, bisa kesisi primer atau kesisi sekunder. Bila rangkaian sekunder ditransfer atau dipindahkan kesisi primer maka besaran tegangan, arus dan impedansnya harus berubah harganya (ihat gambar4-6) berikut : Gambar 4-6. Rangkaian sekunder trafo ditransfer ke primer Perubahan harga besaran tersebut diatas, akan mengikuti per- samaan berikut : 100 __Pengantar Teknik Tenaga Listrik Harga tegangan, arus dan impedans dari sisi sekunder yang telah disesuaikan dengan mempergunakan persamaan (4-16), berarti besaran- besaran komponen di sisi sekundertelah ditransfer kesisi primer, sehingga gambar 4-6 dapat digabung dengan gambar 4-5 menjadi_gambar rang- kaian ekivalen yang sebenarnya dari trafo, lihat gambar 4-7 berikut : Gambar 4-7. Rangkaian ekivalen yang sebenarnya dari transformator. Dari rangkaian ekivalen tersebut dapat dihitung impedans total rangkaian yang diberikan ke sumber tegangan V,, sebagai berikut : Z,(Z, + Z,) 7 .+-(4-17)| ‘total 1 , Zz, + Z, + Zz, ‘ Transformator 101 dengan, x Ze Rei X= VR +X? cet } : : 1 _ ~ R, x Zy= Ry + 5X, = VR + (KP 2 gt 2. a1) R, i 1 a Z, = dan Y-g-i¢ ° ° 0 Contoh Soal 4-6 : Suatu trafo 2300/230 volt, 50 Hz mempunyai parameter sebagai berikut: R, = 0,2860hm ;X, = 0,73 ohm R,=03190hm ;X, =0,730hm R_ = 250 ohm +X, = 1250 ohm ‘ Impedans beban sekunderZ, = 0,387 +} 029 Dengan mempergunakan rangkaian ekivalen sebenarnya, hitung : a. Arus primer b. Arus sekunder ¢. Arus beban nol d. Faktor daya input (masukan) e. Daya input (daya masukan) f. Daya output (daya keluaran) g- Rugi tembaga primer, sekunder, rugi inti dan efisiensi. Penyelesaian: 2300 : ' a = Sao 7 10; Z, = 0,887 + j 0,29 102 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Z,= a? Z, = 100 (0,387 + j 0,29) = 38,7 + j29 = 48,42 36,8° Z,= 0,819 + j 0,37 Z, + Zi, = 0,819 +5 0,73 + 38,7 +29 = 39,02 + j 29,73 = 49,0 2 37,3° Y,= (0,004-j 0,0008) Z, = d= 240+j48= 245 211,9° Z,+Z + Z, = 39,02+j 29,73 + 240+ j 48 = 290 2 15,6° 1 ——— te 7 Z, (Z,+Z, 0,286 + j 0,73 + 41,4 2 33° Ath, = BOLO _ 548 2 - 33,7 42 2 33,7° z 245 2 11,8° 1, = 1x ot 548 2 - 93,7 x Bad Z,+ 2%, +2, 290 Z 15,6° = 54,8 2 -33,7° x 0,845 2-4, = 46,2 2 - 38° yt EE 8 48 2-097 x 2, ++ % = 54,8 2 - 33,7 x 0,169 Z 21,7 = 9,26 2 - 12° 49 2 37,8 290 Z 15,6° |. Faktor daya input = cos 33,7° = 0,832 mengikut Transformator 103 e. Daya input = V, I, cos $, = 2300 x 54,8 x 0,832 = 105 kw f. Daya output = 46,2” x 38,7 = 82,7 kw g. Rugi tembaga primer = 54,8” x 0,286 = 860 watt Rugi tembaga sekunder = 46,2” x 0,319 = 680 watt Rugi inti = 9,26” x 250 = 20,6 kw Efisionsi = $22 5 100 % 78,8 % Penyelesaian soal trafo dengan mempergunakan rangkaian ekiva- Jen yang sebenarnya memerlukan ketelitian, sehingga lebih mudah bila dipergunakan rangkaian ekivalen pendekatan, dimana rangkaian pe- nguat pada gambar 47 dipindahkan ke terminal primer seperti gambar 4-8 berikut: Gambar 4-8. Rangkaian ekivalen pendekatan dari transformator. Rangkaian ekivalen pendekatan tersebut masih dapat disedetha- akan bila arus beban nol (1, ) cukup kecil, sehingga dapat diabaikan, dan gambar 4-8 menjadi lebih sederhana seperti gambar 4-9 berikut : 104 Pengantar Teknik Tenage Listrik Gambar 4-9. Rangkaian ekivalen pendekatan dari trafo dengan mengabaikan arus beban nol. Parameter rangkaian trafo seperti gambar 4-9 tersebut akan mengikuti persamaan berikut : a. Resistans ekivalen trafo berdasarkan sisi primer, 4 2 | R= R,+R,-R, +a R, b. Reaktans ekivalen trafo berdasarkan sisi primer, i 2 X, 7X, +X) +X, +¢ xX, c. Impedans ekivalen trafo berdasarkan sisi primer i | Transformator 105 d. Impedans beban berdasarkan sisi primer, f , yy 2 . 2 Zi -RL +iX =e Rp ja’ X, ... e. Arus primer, ween (4-238) Vin s@R pk ak (R, +0" Ry + (X, +X,) f. Regulasi trafo berdasarkan sisi primer Sebaliknya bila parameter rangkaian trafo dipindahkan atau ber- dasarkan atau dilihat dari sisi sekunder, akan mengikuti persamaan berikut: a. Resistans ekivalen trafo berdasarkan sisi sekunder, 106 Pengantar Teknik Tenaga Listrik b. Reaktans ekivalen trafo berdasarkan sisi sekunder, ¢. Impedans trafo berdasarkan sisi sekunder, [ 2,7 Ry + IX se «an | d. Tegangan masukan (input) berdasarkan sisi sekunder, e. Arus masukan (input) berdasarkan sisi sekunder, , hh h-hh me f. Regulasi trafo berdasarkan sisi sekunder, 100% ... Vi/a- V2 Regulasi = ae x ‘Transformator 107 47. Pengujian Transformator. Maksud dan tujuan pengujian trafoadalah untuk mengetahui watak kerja trafo, dengan memperhitungkan empat parameter utama yal 1. Resistans ekivalen berdasarkan primer (R,,) atau berdasarkan sekun- der ®,,). 2. Reaktans bocor ekivalen berdasarkan primer(X,,) atau berdasarkan sekunder (X_,). 3. Konduktans rugi inti G, (kebalikan resistans R.). 4, Suseptans magnetisasi B, (kebalikan reaktans X_).. Keempat parameter tersebut dapat dengan mudah ditentukan melalui dua macam pengujian yakni : 1. Pengujian beban nol. 2. Pengujian hubung singkat. Masing-masing pengujian akan dibahas berikut, A. Pengujian beban nol. a. Maksud dan tujuan pengujian : 1. Menentukan rugi beban nol atau rugi inti. 2, Menentukan harga X, dan R, - b. Rangkaian pengujian. Gambar 4-10. Rangkaian pengujian beban nol dari trafo. ¢. Cara pengujian 1. Pasang meter yakni voltmeter, amperemeter dan wattmeter pada sisi tegangan rendah dalam hal ini adalah sisi primer 108 Pengantar Teknik Tenaga Listrik 2. Sisi tegangan tinggi atau sisi sekunder dibiarkan terbuka (beban nol). 3. Masukkan tegangan V, (tegangan nominal) pada terminal sisi primer. 4. Catat daya input beban nol (W, ) pada wattmeter, arus beban nol (1,) pada amperemeter dan tegangan V, pada voltmeter. d. Analisis. Daya input beban nol (W,) yang dibaca pada wattmeter adalah sebagai berikut, W, o W, = V, I, cos, —> cos ©, = Lv, 1, = 1, sin, 51, = I, cos®, X «Vi7F ;R = Visi ‘0 de ‘0 14% Arus beban nol ([,) amat keciljika dibandingkan dengan anus beban penuh primer, hanya sekitar 2. sampai 3 % , oleh karena itu rugi tembaga primer dapat diabaikan, sehingga secara praktis daya input beban nol (W ) dipergunakan untuk mengatasi rugi-rugi int. B, Pengujian hubung singkat. a. Maksud dan tujuan pengujian. 1. Menentukan impedans ekivalen Z,, dan Z,,, reaktans bocor ekivalen X_, dan X_, dan resistans total dari trafo berdasarkan belitan dimana alat-alat ukur dipasang. Dengan diketahuinya Z,, dan Z,, maka jatuh tegangan total dalam trafo berdasarkan sisi primer atau sisi sekunder dapat dihitung sehingga regulasi trafo dapat ditentukan. 2. Menentukan rugi tembaga pada waktu beban penuh (pada sembarang beban). Rugi ini dapat di pergunakan untuk menghitung efisiensi trafo. b. Rangkaian pengujian. Transformator 109 Gambar 4-11. Rangkaian pengujian hubung singkat trafo © Cara pengujian. . Pasang meter yakni wattmeter, voltmeter dan amperemeter pada sisi tegangan tinggi. 2. Sisi tegangan rendah dihubung singkat. 3. Beri tegangan pada sisi TT (sisi primer) dinaikkan sedikit demi sedikit sampai arus hubung singkat TR sama dengan arus beban penuh trafo. 4. Catat daya input primer (W,) pada wattmeter, arus primer (I__) pada amperemeter dan tegangan input (V._) pada voltmeter. d. Analisis. Pemberian tegangan pada sisi TT hanya berkisar antara 5 sampai 10 % dari tegangan nominal, maka fluks yang terjadi pada inti juga hanya sekitar 5 sampai 10 % dari fluks nominalnya, sehingga rugi inti sangat kecil dan daya input yang terbaca pada wattmeter merupakan rugi tembaga. Untai ekivalen trafo pada kondisi hubung singkat adalah sebagai berikut : Gambar 4-12. Untai ekivalen trafo dalam keadaan hubung singkat. n0 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Jika V__ adalah tegangan yang dibutuhkan untuk mendapatkan arus beban penuh pada waktu hubung singkat maka : A, = ¥ih =f 2 W,, = Ryo R= W/E Xa =VZi, ~R el Contoh Soal 4-7 : Suatu trafo fasa tunggal 200/400 volt, 50Hz, untai ekivalennya dida- patkan dari data pengujian berikut : Pengujian beban nol : 200 volt ; 0,7 amp ; 70 watt, pada sisi TR. Pengujian hubung singkat : 15 volt ; 10 amp ; 85 watt, pada sisi TT. Hitung: Tegangan sekunder bila melayani beban 5 kw pada faktor daya 0,8 mengikut dan tegangan primer 200 volt. Penyelesaian: Dari pengujian beban nol : V, I, 08 ©, = W, cee eo 200 x 0,7 x cos ©, = 70 —> cos &, = 0,5 sin ®, = 0,866 T, = 1c0s@,=0,7x05 = 0,85 amper 1, = I, sin@,=0,7x0,866 = 0,606 amper R, = V,/I,=200/035 = 571,4ohm X, = V,/1,=200/0,606 = 330 ohm Dari pengujian hubung singkat : Dalam pengujian ini alat-alat ukur ditempatkan pada sisi sekunder yakni sisi tegangan tinggi (TT) dan belitan sisi tegangan rendah (TR) atau primer dihubung. singkat schingga : | Transformator 111 Zg = V,,/Ip=15/10= 1,5 ohm a = 200/400 = 0,5 2 Zp = 4g 24g = 0,5)" x 1,5 = 0,875 ohm 1,7 = 8, oa 7 W,, —> R,2 = 85/100 = 0,85 ohm R= a? R,,= (0,5) x 0,85 = 0,21 ohm vz? 2 2 2 Xx, sVZ,°- Ry’ = 0,375° - 0,21* = 0,31 ohm el Output dalam kva = 5/0,8 = 6,25 Dari pengujian beban nol dan hubung singkat tersebut didapatkan parameter trafo, sehingga untai ekivalen pendekatan dapat digambarkan sebagai berikut : 200volt = 571,4 ohm. 5.000 08x 400 7 15,6 Amper Z.. = 1,5 ohm 3 Ry = 0,85 ohm ‘Arus output = Xg= (1,5) + (0,85)? = 1,24 ohm dJatuh tegangan total berdasarkan sisi sekunder : = I, (Ry 08%, +X,. in ,) 15,6 (0,85 x 0,8 + 1,24 x 0,6) = 22,4 volt < " 400 - 22,4 = 377,8 volt. 2 Pengantar Teknik Tenaga Listrik 4-8. Efisiensi Transformator. Efisiensi dari setiap peralatan dalam bidang teknik adalah daya keluaran dibagi dengan daya masukan (input), dapat dinyatakan dalam persen (%) atau dengan persamaan : Dari pengujian beban nol dan pengujian hubung singkat didapat- kan rugi total pada trafo sehingga : Dengan demikian efisiensi trafo berdasarkan rugi-rugi yang ada : Daya masukan - >: Rugi Efisiensi (1) = Daye mesa atau, | > Rugi 100% ... (4-33) Efisiensi(n) = | 1- Deva masukan |* 100% ~ atau, Efisiensi (4) = ——-"euaran! _____ 100 % .... (4-34) Transformator 113 Daya keluaran trafo dalam besaran watt, Pi = Vy i, as 0, Rugi trafo: a. Rugi inti P. = W, dari pengujian beban nol >. Rugi tembaga = R,, dari pengujian hubung singkat. Berdasarkan daya keluaran dan rugi-rugi maka efisiensi trafo: V, B cos , (100) Co] viene piriRe 2 4, 00 + Ph + ly Ry Contoh Soal 4-8 : Suatu trafo satu fase 25 kva ; 2200/20 volt mempunyai resistans primer 1,0 ohm dan resistans sekunder 0,01 ohm. Hitung efisiensi pada waktu beban penuh dengan faktor daya 0,8, jika rugi inti dari trafo sama dengan 80 % dari rugi tembaga pada waktu beban penuh! Penyelesaian: R, a . 1 a= 2200220 = 10; Rp = Ry +75 Ry = 0,01 +755 = 0,02 ohm : a 25000 Arus beban penuh sekunder J, = 257° = 113.6 Amp Rugi tembaga pada waktu beban penuh P., = 1G Ry = (13,6) x 0,02 = 258 watt Rugi inti P, = 80 % x 258 = 206,4 watt Rugi total = 258 + 206,4 = 464,4 watt Daya output = P, =V, I, sO, =25x0,8 kw 20.000 watt Hl m4 Pengantar Teknik Tenaga Listrik 20.000 x_100 Efisiensi (q %) = 20.000 + 464,4 =97,7% Pada trafo yang komersial dikenal efisiensi sepanjang hari atau efisiensi operasional selama 24jam dengan persamaan : Energi_keluaran dalam KWH n all- day= TF iergi masukan dalam KWH Contoh Soal 4-9 : Suatu trafo satu fase, 5 kva mempunyai rugi inti 35 watt dan rugi tembaga 40 watt pada waktu beban penuh. Trafo bekerja dengan takaran kva penuh dan faktor daya 0,8 mengikut untuk 6 jam, kemudian bekerja dengan setengah takaran kva untuk 12 jam pada faktor daya 0,5 mengikut, selanjutnya tidak berbeban selama 6 jam. Hitung efisiensi sepanjang hari dari trafo tersebut! Penyelesaian : Rugi tembaga pada beban penuh = 40 watt Rugi tembaga setengah beban penuh=(0,5) x 40 = 10 watt Rugi tembaga beban penuh selama 6 jam = 6x 40 = 240 watt Rugi tembaga 0,5 beban penuh selama 12 jam = 12x10 = 120 watt Rugi tembaga total selama 24 jam = 240 + 120 = 360 watthour = 0,36 kwh Rugi inti selama 24 jam = 24x 35 = 840 wh = 0,84 kwh Rugi total selama 24 jam = 0,36 + 0,84 = 12 kwh Energi keluaran selama 24 jam = 6 x daya keluaran pada waktu beban penuh + 12x setengah daya keluaran beban penuh = 6x5 0,8 + 12x 25x 0,5 = 39 kwh. ar 115 Transformator Efisiensi sepanjang hari : 39 n all-day = so""T5 x 100 = 97% 4-9. Transformator tiga fase. Pembangkitan tenaga listrik dan pengirimannya sampai konsumen, biasanya dilakukan dalam sistem 3 fase, dengan demikian dibutuhkan trafo tiga fase pada pembangkit untuk menaikkan tegangan dari tegangan pembangkitan menjadi tegangan transmisi, juga didistribusi untuk menu- runkan tegangan dari tegangan transmisi menjadi tegangan sub transmisi maupun ke tegangan distribusi. Konstruksi trafo 3 fase sama halnya seperti pada trafo satu fase yang terdiri dari jenis inti dan jenis cangkang, juga dapat merupakan satu kesatuan trafo 3 fase terpadu, tetapi juga dapat disusun dari tiga trafo satu fase menjadi satu trafo 3 fase. Dalam hal konstruksi satu trafo 3 fase yang disusun dari tiga trafo satu fase, maka ketiga trafo satu fase tersebut harus identik, kalau tidak maka akan timbul kesalahan yang fatal, apalagi kalau kapasitas trafo tersebut cukup besar Pemilihan apakah mempergunakan satu trafo tiga fase yang terpadu atau satu trafo tiga fase yang disusun dari tiga trafo satu fase disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam bidang ketenagaan listrik, untuk tegangan sistem dibawah 230 kv, dapat dipergunakan satu kesatuan trafo tiga fase terpadu, tetapi untuk tegangan sistem lebih tinggi dari 230 kv dapat mempergunakan satu trafo tiga fase yang disusun dari 3 buah trafo satu fase, karena masalah pengangkutan dari pabrik pembuatan ke lokasi dimana akan dipasang. Adapun hubungan trafo 3 fase adalah sebagai berikut : 1, Tiga fase hubungan bintang/bintang (Y/Y) 2. Tiga fase hubungan delta /delta (A / A) 3. Tiga fase hubungan bintang/ delta (Y / A) atau sebaliknya delta /bintang (A / Y) 4. Tiga fase hubungan delta terbuka (V / V) 5, Tiga fase hubungan Scott (T / T) 116 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Pertanyaan, . Apa kegunaan dari transformator? . Bagaimana konstruksi transformator? Terangkan! . Terangkan prinsip kerja dari transformator! . Terangkan apa yang dimaksud dengan transformator ideal! . Terangkan perbandingan transformasi (nisbah atau ratio) pada trans- formator! . Terangkan kondisi transformator secara praktis! 7. Gambar dan terangkan rangkaian ekivalen yang sebenamya dan pen- dekatan dari transformator! 8 Mengapa transformator perlu diuji? Terangkan cara pengujiannya. 9. Terangkan apa yang dimaksud dengan efisiensi dari transformator! 10. Terangkan mengapa pada sistem tenaga memerlukan pemakaian trans- formator tiga fase! Terangkan jenis hubungan transformator tiga fase! weeny ry " Transformator 117 Soal Latihan. 1, Suatu trafo fase tunggal 50 Hz dipergunakan untuk menurunkan te- gangan dari 2200 volt menjadi 250 volt Luas penampang inti 36cm? dan kerapatan fluks maksimum 6 Wb/m?.. Hitung banyaknya lilitan primer dan sekunder! 2. Suatu trafo 25 kva mempunyai lilitan primer sebanyak 500 dan lilitan sekunder 50. Primer dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 3000 volt, 50 Hz Hitung arus primer dan sekunder untuk beban penuh jika trafo ideal! Berapa fluks pada inti, dan EMF sekunder? 3. Suatu trafo 4600/230 volt; 60 Hz; 7,5 kva, jika di andaikan trafo ideal, hitung: a. Perbandingan transformasi! b. Arus primer dan sekunder jika beban penuh! 4. Suatu trafo 30 kva; 2400/120 volt; 50 Hz mempunyai parameter: R,=O1ohm ; X,=0,20hm R, 0,035 ohm; x, = 0,012 ohm Hitung: a. Arus primer dan sekunder bila berbeban penuh! b. Impedans belitan primer dan sekunder! ¢. Jatuh tegangan pada belitan primer dan sekunder! d. Transformasi, EMF pada primer dan sekunder! 5. Suatu trafo 2300/230 volt, 50 Hz mempunyai parameter: R, = 0,286 ohm, x, = 0,730hm, R, = 2500hm R. 0,319 ohm, xy = 0,730hm, XS = 12500hm Impedans beban sekunder Z, = 0,387 j029 Pergunakan rangkaian ekivalen pendekatan untuk menghitung : a. Arus primer sekunder dan beban nol! b. Faktor daya input, daya input dan daya output! c. Rugitembaga primer, sekunder, rugi inti dan efisiensi! d. Regulasi berdasarkan sisi primer maupun sisi sekunder! 6. Suatu trafo fase tunggal 200/400 volt, 4 kva, 50 Hz mempunyai data pengujian berikut: Beban nol : 200 volt, 0,7 amp, 70 watt pada sisi tegangan rendah (TR) 118 Pengantar Teknik Tenaga Listrik Hubung singkat : 15 volt, 10 amp, 80 watt pada sisi tegangan tinggi (TT) Hitung harga dari R, ;X,7R,,+X,, serta persentase regulasi waktu beban penuh dengan faktor daya 0,8 mengikut. 7. Suatu trafo fase tunggal 2300/230 volt, 15 kva dengan data pengujian hubung singkat : 45,7 volt ; 6,52. amp ; 170 watt, meter-meter di sisi TT. Hitung a. Resistans, reaktans dan impedans ekivalens berdasarkan sisi tegangan tinggi maupun sisi tegangan rendah. b. Regulasi berdasarkan sisi tegangan rendah untuk faktor daya 0,773 mengikuti. 8 Suatu trafo fase tunggal 10 kva, 500/250 volt, 50 Hz mempunyai pa- rameter: ),2 ohm; X = 0A ohm;R) = 1500 ohm =05 ohm; X, =0,1 ohm; x, =750ohm Hitung angka pembacaan meter untuk arus, tegangan dan daya pada waktu pengujian beban nol dan pengujian hubung singkat! 9. Suatu trafo 4 kva, 240/400 volt, 50 Hz, satu fase dengan data pengujian: Beban nol : 200 volt; 0,8 amper, 70 watt pada sisi tegangan rendah (TR) Hubung singkat : 175 volt 9 amper; 50 watt pada sisi tegangan tinggi (TT) Hitung: a. Efisiensi beban penuh dengan faktor daya 1 dan faktor daya 0,8. b. Tegangan pada sisi sekunder bila melayani beban penuh dengan faktor daya 1 dan faktor daya 0,8. 10. Suatu trafo fase tunggal 100 kva mempunyai rugi tembaga beban penuh 1,5 kw dan rugi inti beban penuh 15 kw. Trafo bekeja dengan beban penuh selama 3 jam, setengah beban penuh selama 4 jam, sesudahnya tidak dibebani. Hitung efisiensi sepanjang hari dari trafo tersebut!

Anda mungkin juga menyukai