Anda di halaman 1dari 41

Pemetaan Mikrozonasi Seismik

Pada Aspek Amplifikasi dan Likuifaksi di


Wilayah Kota Padang

Dr. Ir. Adrin Tohari, M.Eng (Peneliti Ahli Madya)


Pusat Penelitian Geoteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Jl. Sangkuriang, Bandung 40135

1
Isi Presentasi
• Pendahuluan
• Pemetaan Mikrozonasi Amplifikasi
• Pemetaan Mikrozonasi Likuifaksi
• Kesimpulan
• Ucapan Terimakasih

2
Pendahuluan

3
Latar belakang
Peta tektonik aktif wilayah Indonesia
o

(Natawidjaja, 2005) 4
Jenis-Jenis Bahaya Gempabumi
o Bahaya utama:
▪ Amplifikasi goncangan tanah
▪ Dislokasi di permukaan (surface rupture) Ground shaking, Palu 2018

o Bahaya ikutan/susulan :
▪ Tsunami
▪ Likuifaksi
▪ Tanah longsor
Patahan Palu Koro

Tsunami Palu, 2018 Likuifaksi Sigi, 2018 Longsor Pariaman 2009


5
Tatanan Seismo-Tektonik

Historical large earthquakes from the


Sumatera subduction zone:
o 1797 (Mw 8.7)
o 1833 (Mw 8.9)
o 1861 ( M ~8.5)
o 1935 (Mw 7.7)
o 2009 (Mw 7.6).

Historical large earthquakes from the


Sumatera Fault Zone :
o the Sianok segment in 1926 (Ms ~ 7),
o the Sumani segment in 1926 (Ms ~ 7), 1943
(Ms 7.6) and 2007 (Mw 6.4 and 6.3).
(Natawidjaja, 2004)
6
Tatanan Geologi Kota Padang

North

Legend :
Alluvial

Alluvial fan

Tuff and andesite

Lithified crystalline tuff

Undifferentiated flow
Jurassic sedimentary rock
Jurassic limestone

Fault

(Kaswoto et al, 2004)


7
Gempabumi Padang 30 September 2009
o Magnitudo Mw = 7.6
o Kedalaman = 71 km, sekitar 57 km
baratlaut Kota Pariaman
o PGA di perbukitan =294 gal. Di daerah
pesisir > 294 gal.
o Goncangan gempabumi diikuti fenomena
amplifikasi dan likuifaksi di wilayah
Kota Padang
o Kerugian dan korban jiwa di Kota Padang:
▪ Ratusan jiwa meninggal dunia
▪ Ratusan ribu rumah dan ratusan
bangunan serta infrastruktur rusak dan
bahkan hancur
▪ Total kerugian ekonomi Rp. 6,35
Triliyun. (Sieh, 2009)
8
Peta kerusakan akibat amplifikasi Peta kerusakan akibat likuifaksi

Tohari et al., 2011

9
Fenomena kerusakan bangunan di Kota Padang akibat goncangan
gempabumi 30 September 2009 (Mw 7,9)

Soft-column failure pada bangunan bertingkat lebih dari 2 lantai

(Koleksi pribadi)
10
Jenis-jenis manifestasi likuifaksi di Kota Padang akibat gempa bumi
2009 (Tohari et al, 2011).
1. Penurunan tanah dasar,
2. Pergerakan tanah lateral
3. Semburan pasir

11
Untuk mengurangi resiko bencana gempabumi di masa mendatang di
Kota Padang, upaya untuk memitigasi bahaya gempabumi sangat
diperlukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyusunan peta
mikrozonasi seismik :

o Mikrozonasi kerentanan amplifikasi, menggunakan metode


pengukuran mikrotremor
o Mikrozonasi kerentanan likuifaksi, menggunakan metode CPT

12
Mikrozonasi Amplifikasi Tanah
Wilayah Kota Padang

13
Faktor Amplifikasi Tanah
• Amplifikasi : pembesaran gelombang seismik yang terjadi akibat adanya
perbedaaan yang karakteristik lapisan tanah.
• Kerentanan Seismik : Indeks yang menggambarkan tingkat kerentanan
lapisan tanah permukaan terhadap deformasi saat terjadi gempabumi
(Nakamura, 2008).
• Pengaruh yang disebabkan oleh struktur
geologi lokal atau site effect (TSITE). TSITE
menunjukkan puncak amplifikasi pada
frekuensi dasar dari suatu lokasi.
T S S
TSITE = TH 𝑇𝐻 = S 𝐻𝑆 𝑇𝑉 = S 𝑉𝑆 Model cekungan yang berisi material sedimen
V 𝐻𝐵 𝑉𝐵
(Nakamura, 2000)

𝑇𝐻𝑆 𝑆𝑈𝑡𝑎𝑟𝑎−𝑆𝑒𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 2 + 𝑆𝑇𝑖𝑚𝑢𝑟−𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 2


𝐻𝑉𝑆𝑅 = 𝑇𝑆𝐼𝑇𝐸 = =
𝑇𝑉𝑆 𝑆𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙
14
Metode Pengukuran Mikrotremor

o Metode mikrotremor untuk mendapat spektrum


rasio H/V dari getaran-getaran mikro di dalam
lapisan tanah (getaran ombak, kendaraan, angin
dll)
o Frekuensi pengambilan data = 100 Hz
o Tiga komponen kecepatan yang diukur = dua
horizontal (X,Y), 1 vertikal (Z)
o Pengambilan data pada 150 titik dengan spasi
pengukuran 0.5 – 1 km disesuaikan dengan
kondisi di lapangan (jauh dari jalan raya, lapisan
tanah asli, dan muka air tanah < 2 m).
15
Metode Pemetaan Amplifikasi

Contoh kurva rasio spektral H/V untuk


mendapatkan faktor amplifikasi tanah

16
Pengukuran Mikrotremor di Kota Padang
Frekuensi sampling : 100 Hz.
Durasi pengukuran : 660 seconds
Jumlah titik pengukuran : 250

20 segment data dengan durasi 20 detik


dipilih dan diolah untuk mendapatkan
spectra Fourier menggunakan Fast
Fourier Transform. Rasio spectra
horizontal terhadap vertical (HVSR):

𝑇𝐻𝑆
𝐻𝑉𝑆𝑅 = 𝑇𝑆𝐼𝑇𝐸 =
𝑇𝑉𝑆
HVSR =
𝑆𝑈𝑡𝑎𝑟𝑎−𝑆𝑒𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 2 + 𝑆𝑇𝑖𝑚𝑢𝑟−𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡 2
(Tohari, 2020) 𝑆𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙
17
Jenis-jenis spektra rasio H/V tanah
1 puncak 2 puncak Tanpa puncak

Dataran aluvial Kipas aluvial Perbukitan vulkanik

(modifikasi dari Tohari dan Wardana, 2018) 18


Kontur Faktor Amplifikasi

o Wilayah perbukitan mempunyai nilai


faktor amplifikasi kurang dari 4,0
o Endapan aluvial bagian utara
umumnya memiliki nilai amplifikasi
berkisar antara 3,0 dan 6,0.
o Sementara itu, endapan aluvial di
bagian tengah dan selatan
mempunyai nilai amplifikasi > 6,0.
o Lokasi bangunan tinggi yang rusak
berat dan rubuh berada di zona faktor
amplifikasi > 8, pada garis lurus arah
utara – selatan (di jalan Khatib
Sulaiman dan jalan Gereja).
Pengaruh struktur bawah
(Tohari dan Wardana, 2018) permukaan??
19
Hubungan Kerusakan dan Nilai Faktor Amplifikasi
Koordinat (UTM) Nama bangunan Kondisi Faktor
amplifikasi
651253 9894472 Hotel Ambacang Rubuh 10
650967 9894201 Hotel Inna Muara Rubuh 14
651064 9894252 Gereja Katholik Rusak berat 14
651422 9897467 Kantor Bappeda Propinsi Rubuh 16
651327 9897688 Kantor Badan Ketahanan Pangan Rusak berat 8
650699 9894225 GOR Prayoga Rubuh 13
650596 9894157 Hotel Nuansa Rubuh 14
650853 9899339 Kantor BBWS Sumatera V Rubuh 14
653046 9895576 STIE Dharma Andalas Rusak berat 9

20
Zonasi Kerentanan Amplifikasi di Kota Padang

No. Nilai faktor amplifikasi Zonasi kerentanan amplifikasi


1. < 3.0 Sangat rendah
2. 3.0 – 6.0 Rendah
3. 6.0 – 9.0 Sedang
4. 9.0 – 12.0 Tinggi
5. > 12.0 Sangat tinggi

21
Mikrozonasi Kerentanan Amplifikasi Kota Padang

o 5 zonasi kerentanan amplifikasi : sangat


(Tohari dan Wardana, 2018; Tohari, 2020)
rendah hingga sangat tinggi.
o Daerah pesisir pantai umumnya
termasuk zona kerentanan sedang
hingga tinggi di Kecamatan Koto
Tangah, Nanggalo, dan Padang Utara.
o Daerah bagian selatan di kecamatan
Padang Utara, Padang Timur dan
Padang Barat, serta bagian Utara di
Kecamatan Padang Selatan berada pada
zona kerentanan tinggi hingga sangat
tinggi.
o Lokasi bangunan tinggi yang hancur
akibat gempabumi 2009 berada di zona
kerentanan amplifikasi tinggi hingga
sangat tinggi. 22
Zonasi kerentanan amplifikasi di setiap kecamatan
No Kecamatan Kerentanan amplifikasi Peruntukan Kawasan sesuai RTRW 2010-2030
1 Koto Tangah Sangat rendah – tinggi RTH, perumahan kepadatan sedang, perdagangan dan
jasa, perkantoran, pariwisata
2 Pauh Sangat rendah – sedang RTH, perumahan kepadatan rendah
3 Kuranji Sangat rendah – tinggi RTH, perumahan kepadatan sedang
4 Nanggalo Sedang – tinggi Perumahan kepadatan tinggi
5 Padang Utara Sedang – tinggi Perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan jasa,
perkantoran
6 Padang Barat Cagar budaya, perumahan kepadatan tinggi, perdagangan
Sedang – sangat tinggi dan jasa
7 Padang Timur Rendah – tinggi perumahan kepadatan tinggi, perdagangan dan jasa,
perkantoran
8 Padang Selatan Sangat rendah – tinggi Cagar budaya, perumahan kepadatan tinggi, perdagangan
dan jasa, pariwisata
9 Lubuk Kilangan Sangat rendah – sedang RTH, perumahan kepadatan rendah
10 Lubuk Begalung Sangat rendah – tinggi RTH, perumahan kepadatan rendah, industri
11 Bungus Teluk Kabung Belum dipetakan RTH, perumahan kepadatan rendah, industri, pariwisata
23
Mikrozonasi Kerentanan Likuifaksi
Kota Padang
Metode Analisis Potensi Likuifaksi
o Perhitungan CSR (rasio tegangan siklik) berdasarkan Seed & Idriss (1971):
0 rd
CSR = 0.65 ' amax rd = factor reduksi percepatan gempa
0 sebagai fungsi dari kedalaman
o Perhitungan CRR berdasarkan data CPT : Robertson & Wride (1998)
𝑞𝑐1𝑁 𝑐𝑠
𝐶𝑅𝑅7,5 = 0,833 × ( ) + 0,05 untuk (qc1N)cs < 50
1000
𝑞𝑐1𝑁 𝑐𝑠 3
𝐶𝑅𝑅7,5 = 93 × + 0,08 untuk 50 < qc1N)cs <160
1000
o Faktor kelipatan besaran gempa (MSF) menurut NCEER (1997)
102.24
MSF = 2.56
M
o Perhitungan faktor keamanan terhadap likuifaksi (FK) :
CRRM
FK = CRRM = CRRV  MSF CRRv = CRR7.5  K  K
CSR fs
25
Metode Analisis Potensi Likuifaksi
o Perhitungan indeks potensi likuifaksi berdasarkan Iwasaki et al. (1978)
20
IL =  Fw(z )dz
0
, dimana F = 1- Fs untuk Fs < 1.0 dan F = 0 untuk Fs >1.0, dan
w(z) = 1-0,5z
, dimana, w(z) adalah fungsi yang memperhatikan potensi likuifaksi
terhadap kedalaman dan z adalah kedalaman dalam satuan meter.
o Perhitungan penurunan tanah akibat likuifaksi berdasarkan Ishihara &
Yoshimine (1990) :
d
Stotal = S
dasar
sat Ssat = (ev /100).dz

ev adalah regangan volumetrik dan z adalah ketebalan setiap lapisan tanah


26
Zonasi Ancaman Likuifaksi
(Iwasaki et al., 1978)
Nilai indeks Zonasi potensi risiko
likuifaksi (IL)
0 < IL < 5 Potensi risiko rendah
5 < IL < 15 Potensi risiko tinggi
IL > 15 Potensi Risiko sangat tinggi

Penurunan tanah
Zonasi kerentanan
total (cm)
<5 Sangat rendah
5 – 10 Rendah
10 – 20 Menengah
20 – 40 Tinggi
(Tohari, 2020) > 40 Sangat tinggi
Lokasi Uji CPT
27
Jenis lapisan tanah berdasarkan data pemboran teknik

28
Jenis lapisan tanah berdasarkan data CPT

(Tohari dkk, 2008)


(Tohari dkk, 2008)

29
Hasil Analisis Potensi Likuifaksi

Hasil uji penetrasi konus (CPT) dan analisis potensi likuifaksi di lokasi Pasir Jambak (Tohari, 2020)

30
Hasil Analisis Potensi Likuifaksi

Hasil uji penetrasi konus (CPT) dan analisis potensi likuifaksi di lokasi UNP (Tohari, 2020)
31
Hasil Analisis Potensi Likuifaksi

(Tohari et al, 2011)

32
Hasil Analisis Potensi Likuifaksi

33
Zonasi Indeks Potensi Likuifaksi
o Berdasarkan indeks likuifaksi,
hampir seluruh wilayah Kota
Padang berada di zonasi potensi
risiko likuifaksi sangat tinggi.
o Lokasi fenomena likuifaksi akibat
gempabumi 2009 berada di zonasi
potensi likuifaksi sangat tinggi
o Daerah di kecamatan Koto
Tangah, Padang Utara, Padang
Timur dan Padang Selatan,
dimana semburan pasir,
penurunan tanah dan pergerakan
lateral, berada di zonas potensi
risiko likuifaksi tinggi hingga
sangat tinggi.
34
Mikrozonasi Penurunan Tanah Akibat Likuifaksi
o Berdasarkan penurunan tanah, Kota
Padang dibagi menjadi 5 zonasi
kerentanan likuifaksi : kerentanan
sangat rendah – sangat tinggi.
o Daerah kerentanan tinggi hingga
sangat tinggi terkonsentrasi di
sepanjang garis pantai dan alira
sungai utama.
o Daerah di kecamatan Koto Tangah,
(Tohari, 2020) Padang Utara, Padang Timur, and
Padang Selatan dimana terjadi
penurunan tanah, berada di zona
kerentanan tinggi hingga sangat
tinggi..
o Hasil mikrozonasi ini menunjukkan
kesesuaian dengan lokasi-lokasi
fenomena penurunan tanah yang
teramati terjadi saat gempabumi 2009.
35
Kesimpulan

36
o Daerah pesisir pantai Kota Padang, yang tersusun oleh endapan
alluvial, cenderung mempunyai nilai faktor amplifikasi lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah perbukitan yang disusun
oleh kipas alluvial dan perbukitan vulkanik.
o Kota Padang dapat diklasifikasikan menjadi lima zonasi
kerentanan amplifikasi getaran gempabumi. Lokasi dimana
bangunan tinggi hancur saat gempabumi 2009 berada pada
zonasi kerentanan amplifikasi tinggi hingga sangat tinggi.
o Fenomena likuifaksi di Kota Padang menghasilkan penurunan
tanah dengan besaran yang bervariasi, sehingga Kota Padang
dapat dibagi menjadi 5 zonasi kerentanan penurunan tanah
akibat likuifaksi (kerentanan sangat rendah hingga sangat
tinggi).
37
o Mikrozonasi kerentanan likuifaksi sesuai dengan fenomena
likuifaksi yang teramati saat gempabumi tahun 2009.
o Perlu disusun mikrozonasi amplifikasi dan likuifaksi untuk
wilayah perkotaan di daerah pesisir lainnya yang rentan
goncangan gempabumi besar berdasarkan standard pemetaan
yang berlaku.

38
Ucapan Terima Kasih
o Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI :2006 – 2008 & 2013
o Japan Science and Technology (JST) : 2010 – 2011
o Japan International Cooperation Agency (JICA) : 2010 – 2011
o Bappeda Kota Padang : 2012-2013

39
Daftar Publikasi
Adrin Tohari, 2020. Seismic microzonation of soil amplification and liquefaction for
Padang City, E3S Web of Conferences 156, 02008 (2020). DOI:
10.1051/e3sconf/202015602008
Adrin Tohari dan Dadan Dani Wardhana, 2018. Mikrozonasi Seismik Wilayah Kota
Padang Berdasarkan Pengukuran Mikrotremor, Jurnal Riset Geologi dan
Pertambangan, Vol. 28, No. 2, Desember 2018, 205-220. DOI:
10.14203/risetgeotam2018.v28.984.
Tohari, A., Sugianti, K., and Soebowo, E (2011): “Liquefaction potential at Padang City: a
comparison of predicted and observed liquefactions during the 2009 Padang
Earthquake, J. RISET Geologi dan Pertambangan, Vol. 21 (1), 7- 19.

40
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

41

Anda mungkin juga menyukai