Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 911 - 921


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

KAJIAN DESKRIPTIF KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011 – APRIL
2012

Catur Pangesti Nawangsasi


*)Alumnus FKM UNDIP, **)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP,
***) Dosen Bagian Biostatistik FKM UNDIP

ABSTRAK

Malaria adalah penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Kejadian Malaria
di wilayah kerja Puskesmas Rowokele pada tahun 2011 merupakan kejadian dengan API tertinggi di
Kabupaten Kebumen. Epidemiologi deskriptif malaria merupakan aspek-aspek yang berkaitan erat
dengan orang, waktu dan tempat. Salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam pengendalian
malaria adalah Sistem Informasi Geografis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
distribusi kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Rowokele Kabupaten Kebumen tahun 2011
hingga April 2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dan sampel penelitian ini adalah seluruh penderita malaria yang tercatat pada tahun 2011- April 2012 di
wilayah kerja Puskesmas Rowokele Kabupaten Kebumen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
data bahwa kejadian malaria tertinggi adalah pada kelompok umur 15-54 tahun (61,3%). Kejadian
malaria pada jenis kelamin laki-laki (52,8%) lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin perempuan.
Berdasarkan jenis pekerjaan, kejadian malaria tertinggi terjadi pada petani (42,5%). Terjadi peningkatan
kejadian malaria pada bulan Agustus 2011. Kejadian malaria meningkat seiring dengan rendahnya
curah hujan. Berdasarkan tempat, desa Wonoharjo merupakan yang merupakan daerah perbukitan
memiliki kejadian malaria lebih tinggi dibandingkan daerah dataran rendah. Berdasarkan analisis peta,
kebanyakan penderita malaria cenderung berada pada daerah perkebunan dan sungai.

Kata kunci : Epidemiologi Deskriptif, Malaria, Wilayah Kerja Puskesmas Rowokele


Studi Penelitian
- Case :
Kejadian Malaria
- Tahun :
2011 - 2012
- Waktu penelitian :
2012
- Lokasi penelitian :
Puskesmas Rowokele, Kebumen
- Populasi/Sampel
seluruh penderita malaria di wilayah kerja Puskesmas Rowokele pada tahun 2011-
April 2012Penderita Malaria
- Jenis penelitian :
Study penelitian ini secara deskriptif karena mengungkapkan data kejadian
malaria yang terjadi di wilayah Puskesmas Rowokele Pada tahun 2011-2012.
- Variabel :
Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, Tempat , Berdasarkan Waktu, Wilayah kerja
puskesma Rowokele, Pemanfaatan Lahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rowokele
Tahun 2011- April 2012

menghadapi risiko penyakit malaria


PENDAHULUAN
Catur Pangesti Nawangsasi karena sampai saat ini sekitar 80%
Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP © 2012 Kabupaten/Kota termasuk kategori
Malaria merupakan penyakit endemis malaria. Malaria terutama
menular yang sangat dominan di menyerang penduduk yang berdomisili
daerah tropis dan subtropis dan dapat di desa-desa yang terpencil dengan
mematikan. Setidaknya 270 juta kondisi lingkungan yang kurang baik,
pendudukk dunia menderita malaria transportasi dan komunikasi yang sulit
dan lebih dari 2 miliar atau 42% dicapai, dan akses pelayanan
penduduk bumi memiliki risiko terkena kesehatan yang terbatas.(2)
malaria.(1) Data WHO menyebutkan
Indonesia merupakan salah tahun 2010 terdapat 544. 470 kasus
satu negara di dunia yang masih
malaria di Indonesia, di mana tahun Rowokele, hasil pencatatan data
2009 terdapat 1.100.000 kasus klinis penderita malaria di wilayah kerja
dan tahun 2010 meningkat lagi Puskesmas Rowokele Kecamatan
menjadi 1.800.000. (3) Di Jawa Rowokele didapatkan data
Tengah masih terjadi KLB malaria. karakteristik umur, jenis kelamin,
KLB malaria pada tahun 2010 terjadi jenis plasmodium namun belum
di Purworejo, Wonosobo, Kebumen, terdapat data pemetaan untuk
Banyumas, Purbalingga, Cilacap, menentukan penyebaran malaria di
Banjaregara, dan Magelang. Angka wilayah terhadap berjangkitnya
kesakitan malaria di Jawa Tengah penyakit malaria.
yang diukur dengan Annual Parasite Upaya pemberantasan
Incidence (API) menunjukkan malaria dilakukan dengan
peningkatan pada tahun 2009 menggunakan cara-cara dan
sebesar 0,05‰ meningkat menjadi pendekatan yang fleksibel sesuai
0,065‰ pada tahun 2010. (4) dengan kemampuan masing-masing
Penyebaran malaria tergantung pada daerah dengan memperhitungkan
interaksi antara agent, host dan perubahan situasi epidemiologi dan
lingkungan. Penyebaran malaria sosial ekonomi yang ada(7) Salah satu
terjadi apabila ketiga komponen yang dapat dilakukan adalah
tersebut saling mendukung Faktor mengamati epidemiologi deskriptif
lingkungan umumnya sangat malaria. Dengan memahami
dominan sebagai penentu kejadian epidemiologi deskriptif malaria yang
malaria. Lingkungan yang berperan diuraikan dalam bentuk karakteristik
penting dalam bionomik nyamuk dasar yang meliputi orang, waktu dan
adalah lingkungan fisik maupun tempat timbulnya penyakit tersebut
biologis(5). Kabupaten Kebumen serta faktor lain yang berhubungan
merupakan salah satu wilayah di dengan penyakit tersebut maka
Provinsi Jawa Tengah yang masih tindakan preventif dan
menjadi endemis malaria dimana penanggulangan dapat dilakukan
nyamuk vektornya adalah An sedini mungkin.(8) Salah satu
maculatus An balabacensis, An instrumen yang dapat digunakan
sundaicus dan An aconitus(6) Kasus dalam membantu pengendalian
malaria di Kecamatan Rowokele malaria adalah Sistem Informasi
berdasarkan laporan Dinas Geografis (SIG) yang dapat
Kesehatan Kabupaten Kebumen memberikan informasi secara spasial
pada tahun 2010 menempati urutan sehingga dapat dipergunakan
kedua dengan kasus terbanyak sebagai sarana pendukung upaya
sebanyak 48 kasus (0,98‰), dibawah pengendalian ataupun pencegahan
kecamatan Ayah sebanyak 51 kasus. penyakit malaria yang terarah, efektif
Pada tahun 2011 Kecamatan dan efisien.
Rowokele menempati urutan pertama Tujuan penelitian ini yaitu
dengan kasus malaria terbanyak Menggambarkan distribusi kejadian
sebesar 96 kasus (API = 2,40‰). malaria berdasarkan orang, tempat
Pada tahun 2011 sampai April 2012 dan waktu tahun 2011-April 2012 di
kasus malaria yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Rowokele
wilayah kerja Puskesmas Rowokele Kecamatan Rowokele Kabupaten
sebesr 106 kasus. Kebumen.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan petugas Puskesmas
pada tahun 2011 sampai
Umur April 2012 %
Frekuensi
sebanyak 106 kasus dimana 12 kasus merupakan kasus import dan 5 kasus
merupakan kasus kambuh1 kembali. 0,9
0-11 bulan
1-4 tahun 4 3,8
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
5-9 tahun 12 11,3 Penderita malaria Berdasarkan
Umur
10-14 tahun 6 5,7
15-54 tahun 65 61,3
> 54 tahun 18 17,0 Berdasarkan tabel 1 diketahui
MATERI DAN METODE bahwa penderita terbanyak terjadi
Total 106 100 pada kelompok umur 15-54 tahun
Jenis penelitian yang yaitu sebanyak 65 kasus (61,3%).
digunakan adalah penelitian deskriptif Hal ini disebabkan karena kelompok
karena menggambarkan kejadian umur ini merupakan usia produktif
malaria, dan metode yang digunakan dimana memungkinkan untuk bekerja
adalah metode cross sectional. dan bepergian ke luar rumah
Populasi dalam penelitian ini adalah sehingga lebih berpeluang untuk
seluruh penderita malaria di wilayah kontak dengan vektor malaria
kerja Puskesmas Rowokele pada
tahun 2011-April 2012. Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Besar sampel yang diperlukan Penderita malaria Berdasarkan
dalam penelitian ini adalah seluruh Jenis Kelamin
penderita malaria di wilayah kerja
Puskesmas Rowokele pada tahun Jenis
Frekuensi %
2011-April 2012. Sedangkan pemilihan Kelamin
sampel menggunakan metode total
Laki-laki 56 52,8
sampling.
Penelitian ini menggunakan Perempuan 50 47,2
GPS, lembar observasi, Peta wilayah Total 106 100
Kecamatan Rowokele dan Peta
Pemanfaatan Lahan yang digunakan
Tabel 2 diketahui bahwa penderita
sebagai instrument penelitian untuk
malaria yang berjenis kelamin laki-
mempermudah dalam melakukan
laki sebanyak 56 penderita (52,8%),
penelitian dan memperoleh data
lebih besar daripada yang berjenis
mengenai persebaran penderita
kelamin perempuan sebanyak 50
malaria sehingga dapat dianalisis
penderita (47,2%). Hasil penelitian ini
secara deskriptif
sesuai dalam buku Harijanto yang
mengatakan bahwa laki-laki
HASIL DAN PEMBAHASAN
mempunyai risiko menderita malaria
lebih besar dibanding perempuan.(9)
Berdasarkan data yang diperoleh dari
data register pemeriksaan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
laboratorium penderita malaria UPTD
Penderita maaria Berdasarkan
Puskesmas Rowokele, kasus malaria
Jenis Pekerjaan
di wilayah kerja Puskesmas
Rowokele Kecamatan Rowokele
Pekerjaan Frekuensi %
Tabel 3 diketahui bahwa penderita Petani 45 42,5
malaria terbanyak
bekerja sebagai petani PNS 1 0,9
adaah
yaitu sebanyak 45 kasus (42,5%). Hal ABRI 0 0,00
tersebut diakibatkan oleh Wiraswasta/pedagang 20 18,9
aktivitas petani yang bekerja Buruh 9 8,5
biasanya sore hari/senja sehingga Tidak bekerja 31 29,2
memungkinkan berisiko terinfeksi nyamuk
Total 106 100
malaria. Pekerjaan
penderita malaria terbanyak di Puskesmas Rowokele adalah
wilayah kerja Puskesmas Rowokele Anopheles balabacensis dan
Kecamatan Rowokele pada tahun 2011- Anopheles maculatus. Perilaku
April 2012 adalah Petani menghisap Anopheles balabacensis
Kelapa dimana pekerjaan sehari- dan Anopheles maculatus sejak sore
harinya adalah ke kebun untuk hari. (11)
menderes nira kelapa. Pekerjaan
menderes dilakukan di pagi hari dan Distribusi Kejadian Malaria Menurut
sore/senja hari hingga pukul 18.00. Waktu
Nyamuk Anopheles merupakan
serangga yang aktif mencari makan pada
malam hari biasanya mulai memangsa
pada jam 18.00 hingga pagi jam 6.00(10).
Jenis nyamuk yang telah ditemukan di
wilayah kerja

Gambar 1. Distribusi Penderita Malaria Berdasarkan Waktu

penderita malaria UPTD Puskesmas


Berdasarkan penelusuran data Rowokele, kasus awal tercatat pada
register pemeriksaan laboratorium tanggal 20 April 2011 (minggu ke-
15). Kemudian tidak ditemukan Biasa (KLB) yaitu dengan adanya
kasus kembali dari bulan Mei-Juli. Di peningkatan lebih dari dua kali lipat
bulan Agustus kasus yang tercatat dibandingkan bulan sebelumnya
sebanyak 59 kasus. Pada bulan (bulan sebelumnya kasus nol).
September kasus turun menjadi 24 Kejadian tertinggi malaria terjadi
orang. Kemudian pada bulan antara bulan Agustus 2011. Seperti
Oktober kasus turun kembali yang kita ketahui bahwa pada
menjadi 9 orang, dan November periode tersebut merupakan periode
menjadi 3 orang. Jumlah kasus perubahan musim hujan ke musim
menurun kemungkinan masyarakat kemarau. Kondisi ini menyebabkan
mempunyai kekebalan alami oleh kondisi suhu dan kelembaban
karena situasi lingkungan. Pada mendukung kehidupan nyamuk
bulan Januari 2012 menurut hasil Anopheles. Curah hujan yang
pencatatan data register rendah menyebabkan genangan air
pemeriksaan laboratorium penderita menetap pada suatu lokasi yang
malaria UPTD Puskesmas dapat menjadi habitat potensial bagi
Rowokele, 5 kasus merupakan perkembangbiakan larva Anopheles
kasus kambuh kembali dengan jenis spp.
Plasmodium vivax. Pada malaria
yang disebabkan Plasmodium vivax Distribusi Kejadian malaria
dan Plasmodium ovale, beberapa Menurut Tempat
parasit dalam fase eksoeritrositik Berdasarkan hasil pemetaan,
berada dalam kondisi tidur (kondisi didapatkan hasil kejadian malaria
ini disebut hipnozoit), yang dapat tertinggi di Desa Wonoharjo yaitu
menimbulkan kekambuhan setelah sebanyak 94 kasus. Dari 106 kasus
berminggu-minggu bahkan sampai didapatkan titik rumah penderita
bertahun-tahun sejak infeksi awal.(12) sebanyak 68 titik karena ada
Kejadian peningkatan kasus malaria penderita yang satu keluarga dan 5
di Kecamatan Rowokele pada bulan kasus merupakan kasus kambuh
Agustus merupakan Kejadian Luar kembali

Peta Distribusi Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Rowokele


Tahun 2011- April 2012
Gambar 2. Peta Distribusi Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas
Rowokele Tahun 2011-April 2012
Peta Distribusi Kejadian Malaria Menurut Pemanfaatan Lahan di Wilayah
Kerja Puskesmas Rowokele Tahun 2011- April 2012
Gambar 3. Peta Distribusi Kejadian Malaria Menurut Pemanfaatan Lahan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rowokele Tahun 2011- April 2012
Dari hasil wawancara dengan Anopheles sebagai tempat istirahat.
petugas Puskesmas yang Perbukitan merupakan salah satu
menangani masalah malaria, tempat istirahat nyamuk Anopheles.
tingginya kasus malaria di desa Banyaknya semak-semak dan
Wonoharjo pada tahun 2011 tanaman perkebunan, tanaman
bermula dari kasus import dimana salak, kapulaga, ilalang, pohon
ada warga desa Wonoharjo yang perdu, dan tanaman perkebunan
telah merantau ke Luar Pulau Jawa (kopi, kakao, kelapa) merupakan
yaitu Sumatra dan Kalimantan tempat yang baik untuk istirahat
melakukan pulang kampung ke nyamuk Anopheles sebelum
Desa Wonoharjo saat akan lebaran. menggigit.(13)
Para perantau tersebut sudah Dari hasil analisis peta pemanfaatan
membawa penyakit malaria dari lahan dengan penyebaran penderita
tempat perantauannya. Sehingga malaria, didapatkan hasil bahwa
setelah sampai kampung halaman, kebanyakan penderita malaria pada
terjadi peningkatan kejadian malaria kasus peningkatan malaria di Desa
karena dijumpai adaya vektor Wonoharjo cenderung berada pada
malaria di desa Wonoharjo dan daerah perkebunan, sungai, dan
kurangnya kesadaran hidup sawah. Dari hasil observasi, rumah
masyarakat. Jenis plasmodium yang penderita kebanyakan berada di
ditemukan pada kasus import dekat perkebunan dan sungai
tersebut adalah Plasmodium vivax karena letak sawah berada di
dan Plasmodium falciparum dalam daerah dataran rendah di desa
bentuk gametosit. Plasmodium Wonoharjo, sedangkan penderita
falciparum yang telah dalam bentuk terbanyak berada pada daerah
gametosit merupakan sumber perbukitan yang banyak perkebunan
penularan. Fase gamet adalah fase dan sungai. Diduga daerah
plasmodium dalam tubuh manusia perkebunan dan sungai tersebut
yang siap untuk menularkan. menjadi tempat perkembangbiakan
Desa Wonoharjo sebagian besar nyamuk Anopheles.
merupakan daerah perbukitan Perkebunan di desa Wonoharjo
dengan ketinggian antara 300-600 selain dipenuhi oleh tanaman kebun,
meter di atas permukaan air laut juga dipenuhi oleh semak-semak.
dimana banyak semak-semak dan Perkebunan tersebut juga dipenuhi
tanaman perkebunan seperti kopi oleh semak-semak. Keberadaan
dan kelapa, sungai, dan pohon sawah, perkebunan dan sungai di
perdu. Sehingga daerah Wonoharjo sekitar pemukiman merupakan
menjadi daerah yang teduh dan tempat yang sangat potensi sebagai
sembab. Daerah yang teduh dan tempat istirahat vektor malaria.
sembab disenangi oleh nyamuk Wilayah desa Wonoharjo terdapat
Anopheles untuk tempat beristirahat. sungai dan banyak aliran sungai
Banyaknya kejadian malaria di yang secara alami selalu terisi air
perbukitan karena daerah dan dekat dengan pemukiman
perbukitan lebih banyak pohon- penduduk. Saat musim kemarau
pohon atau semak-semak yang sungai tersebut banyak terbentuk
dapat menghalangi sinar matahari, kobakan air karena terdapat
sehingga tempat tersebut akan bebatuan besar. Hal ini berpotensi
menjadi teduh dan lembab. Tempat sebagai tempat perindukan nyamuk
teduh dan lembab merupakan Anopheles dan memudahkan
tempat yang disenangi oleh nyamuk nyamuk sebagai vektor malaria
untuk berkembangbiak dan a. Kiranya memperhatikan kasus-
menularkan malaria. Keberadaan kasus import karena ada lonjakan
sungai dimana terdapat air yang signifikan dari kasus import.
sepanjang tahun, merupakan b. Diharapkan mampu melakukan
potensi sebagai tempat istirahat langkah-langkah antisipasi
nyamuk yang pada akhirnya menjadi sebagai bentuk kewaspadaan.
kontribusi positif terhadap transmisi Menggiatkan kegiatan
malaria. Dengan karakteristik penyuluhan penyakit yang
geografis di Desa Wonoharjo yang ditularkan oleh nyamuk dengan
demikian, mendukung terjadinya memasang poster di tempat-
penyebaran malaria. tempat umum yang strategis
misalnya di kantor kelurahan,
SIMPULAN Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, rumah kader terutama
Setelah melakukan penelitian dapat memasuki perubahan musim.
disimpulkan bahwa sebagai berikut : Bagi warga Desa, kiranya mampu
1. Penderita malaria paling banyak berperan serta dalam meningkakan
adalah golongan umur 15-54 kebersihan lingkungan pemukiman
tahun (61,3%) masing-masing dengan
2. Penderita laki-laki lebih banyak ( menggalakkan pembersihan sarang
52,8%) dari pada perempuan nyamuk sehingga tidak memberi
3. Pekerjaan penderita paling kesempatan nyamuk
banyak (42,5%) adalah petani berkembangbiak. Warga desa juga
4. Berdasarkan karakteristik waktu, harus tanggap dan melapor kepada
telah terjadi peningkatan perangkat desa maupun petugas
kejadian maaria pada bulan JMD jika ada penduduk yang baru
Agustus 2011, pada periode pulang dari luar Jawa.
perubahan musim hujan ke
musim kemarau
5. Berdasarkan tempat, penderita DAFTAR PUSTAKA
malaria paling banyaj berada di 1. Achmadi, UF. Manajemen
Desa Wonoharjo yang
Penyakit Berbasis Wilayah.
merupakan daerah perbukitan
dibandingkan daerah dataran Buku Kompas. Jakarta, 2005
rendah, dan adanya 2. Kementrian Kesehatan Republik
kecenderungan kasus malaria Indonesia. Menkes
terbanyak pada daerah Resmikan Malaria Center. 2010.
perkebunan dan sungai (Online).
(http://www.depkes.go.id/index.p
SARAN
hp/berita/press-release/1059-
Bagi peneliti lain yaitu:
Perlu dilakukan penelitian lebih menkes-resmikan-malaria-
lanjut mengenai faktor risiko center.html) Diakses pada
kejadian malaria di wilayah Kerja tanggal 7 Maret 2012
Puskesmas Rowokele Kecamatan 3. Anonim. 2010, Ada 544.470
Rowokele Kabupaten Kebumen. Kasus Malaria di Indonesia.
Bagi Dinas Kesehatan,Puskesmas 2011. (Online).
dan instansi yang terkait yaitu
(http://bangka.tribunnews.com/2
sebagai berikut :
011/04/25/2010-ada-544.470-
kasus-malaria-di-indonesia).
Diakses pada tanggal 7 Maret dan PLP Depkes, 1999.
2012 9. Harijanto, P.N. Malaria : Epidemiologi,
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Patogenesis,
Tengah. Buku Saku 2010.
Visualisasi Data Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah.
2010.(Online).
(www.dinkesjatengprov.go.id/do
kumen/.../bukusaku_2010.pdf) .
Diakses pada tanggal 13 Maret
2012
5. Yudhastuti, Ririh. Gambaran
Faktor Lingkungan Daerah
Endemis Malaria di Daerah
Perbatasan

(Kabupaten
Tulungagung

dengan Kabupaten Trenggalek).


Jurnal Kesehatan Lingkungan.
4(2): 9-
20, 2008.
6. Balai Besar Litbang Vektor dan
Reservoir
Penyakit.
Pengembangan
Teknik Serangga
Mandul
Dengan Radiasi
Gamma Dalam Upaya
Pengendalian Vektor Malaria Di
Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah.
2010. (Online).
(km.ristek.go.id/index.php/klasifi
kasi/detail/21006 - 15k).
Diakses pada tanggal 7 Maret
2012.
7. Depkes RI. Situasi dan Hasil
Kegiatan Malaria. Jakarta: Ditjen
PPM & PLP, 1995.
8. Departemen Kesehatan RI.
Modul Epidemiologi Malaria.
Jakarta Direktorat Jendral PPM
Manifestasi Wisatawan. Jurnal SIGMA. 5(1):
Klinis, dan 69-76, 2002.
Penanganan. 13. Mardiana, Dwi Febrianto.
Cetakan 1: EGC. Hubungan stik
Karakteri
Jakarta. H 37-62, Lingkungan Rumah denga
2000. Kejadian Penyakit Malaria. J.
10. Munif, Amrul. Kes. Mas 5 (1) :11-16, 2009).
Hubungan
Perilaku
Menggigit An.
Aconicus, Curah
Hujan Kaitannya
dengan Insidens
Malaria di
Daerah Endemis
Kabupaten
Sukabumi. Jurnal
Ilmu dan Budaya.
27(2), 2006.
11. Lestari, EW,
Sukowati S,
Soekidjo, Wigati
RA. Vektor
Malaria di
Daerah Bukit
Manoreh,
Purworejo, Jawa
Tengah. Med.
Penel &
Pengemb. Kes.
7(1) : 30-35,
2007
12. Kuswibawati, Luciana.
Kemoprofilaksi
Malaria Bagi

Anda mungkin juga menyukai