Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada wanita.
Walaupun proses tersebut alami, dalam kehamilan dapat terjadi kemungkinan
untuk berkembang menjadi patologis. Ada kalanya kehamilan disertai dengan
resiko. Sebagian komplikasi tidak dapat dihindari dan besarnya komplikasi
tidak selalu sama. Sejumlah keadaan ibu dan janin dapat menyebabkan
kematian pada janin (Centers for Disease Control and Prevention, 2016).

Kematian janin dalam rahim adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda


kehidupan janin dalam kandungan. Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
atau Intra Uterine Fethal Death (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan
dibawah dua puluh minggu maupun sesudah kehamilan dua puluh minggu
dengan berat badan 500 gram atau lebih. (Rosfanty. 2009)

Pada kasus kematian janin dalam rahim, hasil konsepsi biasanya akan
dikeluarkan secara spontan. Tetapi sebagian dapat tertinggal dan
menimbulkan masalah seperti infeksi bila ketuban pecah atau gangguan
pembekuan darah serta trauma psikis ibu maupun keluarga. Kematian janin
yang tertinggal lebih dari 6-8 minggu, dapat menimbulkan gangguan
pembekuan darah, sehingga bahaya perdarahan akan lebih mengancam jiwa
pada waktu tindakan medis dilakukan (Manuaba, 2012:325. Prawirohardjo,
2014:733).
Mengingat presentase kematian perinatal di Indonesia masih menjadi salah
satu kasus tertinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memaparkan kajian
teori dan proses pendokumentasian dalam pendokumentasian kasus
Intrauterine Fetus Death (IUFD). Sehingga didapatkan solusi terbaik dalam
menangani pemasalahan tersebut dengan menerapkan manajemen asuhan
kebidanan dengan harapan masalah dapat teratasi dan untuk mengidentifikasi
kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dengan kematian
janin dalam rahim.

1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah
1. Bagaimana konsep dasar Intra Uterine Fetal Death (IUFD)?
2. Bagaimana tahapan asuhan kebidanan dalam kasus Intra Uterine Fetal
Death (IUFD)?
3. Bagaimana data fokus (SOAP) dalam pengkajian kasus Intra Uterine
Fetal Death (IUFD)?

1.3 Tujuan
Tujuan yang terdapat pada makalah ini adalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah dokumentasi kebidanan
2. Untuk mengetahui konsep dasar Intra Uterine Fetal Death IUFD
3. Untuk mengetahui tahapan asuhan kebidanan dalam kasus Intra Uterine
Fetal Death (IUFD)
4. Untuk mengetahui data fokus (SOAP) dalam pengkajian kasus Intra
Uterine Fetal Death (IUFD)

1.4 Manfaat
Manfaat yang kami harapkan dengan adanya makalah ini adalah dapat
memahami tentang Konsep Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Kehamilan
dalam Kaus Intra Uterine Fetal Death serta menambah wawasan pengetahuan
bagi penyusun dan pembaca.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Intra Uterine Fetal Death (IUFD)
2.1.1 Pengertian
Menurut Whord Helth Organitation (WHO) dan The American
College Of Obstetricians and Gynecologists yang disebut kematian janin
adalah yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kematian janin dalam kandungan merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi. (Sarwono, 2009). Sedangkan
menurut (Manuaba, 2014:442) kematian janin dalam rahim atau Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya
kehamilan.
Kematian janin dalam rahim adalah keadaan tidak adanya tanda-
tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian Janin Dalam Rahim
(KJDR) atau Intra Uterine Fethal Death (IUFD), sering dijumpai baik
pada kehamilan dibawah dua puluh minggu maupun sesudah kehamilan
dua puluh minggu. (Rosfanty.2009).

2.1.2 Etiologi
Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian
janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik
plasenta (Prawirohardjo, 2014:733).
1. Faktor Maternal
a. Post-term (>42 minggu), terjadi adanya insufisiensi plasenta
menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA dibawah normal
sedangkan RNA meningkat.
b. Diabetes Melitus tidak terkontrol, penyebabnya terjadi perubahan
metabolisme karbohidrat dan lemak sehingga terganggunya
pertumbuhan dan erkembangan janin ang menyebabkan IUFD.

3
c. Sistemik Lupus Eritematosus, dalam beberapa bentuk LES dapat
menyebabkan kerusakan organ utama yang dapat terjadi komplikasi
kehamilan dan kerusakan organ lebih lanjut.
d. Infeksi, menyebabkan infeksi janin langsung, kerusakan organ vital,
infeksi plasenta, infeksi sistemik maternal berat.
e. Hipertensi, Preeklampsia-Eklampsia, akibatnya aliran darah
intervilosa yang buruk sehingga pertumbuhan janin terhambat
karena hipoksia atau asidosis
f. Hemoglobinopati, ketika hamil kemungkinan penderita
hemoglobinopati akan mengalami anemia, seperti wanita hamil
penderita thalasemia intermedia mungkin mengalami anemia berat.
g. Penyakit Rhesus, Apabila ibu memilki rhesus negatif dan bayi
memiliki rhesus positif dikaitkan dengan penyakit hemolitik berat
pada janin yang dapat mengalami kematian janin.
h. Ruptura Uteri, Dalam kejadian ini boleh dikatakan sejumlah besar
janin atau bahkan hampir tidak ada janin yang dapat diselamatkan,
dan sebagian besar ibu meninnggal akibat perdarahan atau infeksi
atau menderita cacat seumur hidup dan tidak mungkin bisa menjadi
hamil kembali karena terpaksa harus mengalami histerektomi
(Prawirohardjo, 2014).
i. Antifosfolipid sindrom, dikaitkan dengan resiko tinggi terjadinya
trombosis kehamilan dan lebih tingginya angka kematian janin.

2. Faktor Fetal
a. Kehamilan kembar, dapat memberikan resiko yang lebih tinggi
terhadap ibu dan janin.
b. Kehamilan IUGR, Pertumbuhan janin terhambat ditemukan bila berat
janin kurang dari 10% dari berat yang harus dicapai pada usia
kehamilan tertentu (Prawirohardjo, 2014).
c. Kelainan kongenital, seringkali dijumpai pada pemeriksaan USG
adalah volume cairan amnion yang abnormal (oligohidramnion dan
polihidramnion), pertumbuhan janin terhambat, kelainan morfologi,

4
bentuk tubuh dan struktur organ janin, ukuran biometri yang
abnormal, ukuran plasenta yang abnormal dan aktivitas biofisik janin
yang berkurang.

3. Faktor Plasenta
Seperti: kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban
pecah dini, vasa previa.

2.1.3 Patofisiologi
Menutut (Agustina. 2011) Kematian janin dalam kandungan Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) juga bisa terjadi karena beberapa faktor
antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut
menjadi berbahaya karena suplai makanan yang dikonsumsi ibu tidak
mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan
dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena
anemia adalah kejadian kekurangan Fe maka jika ibu kekurangan Fe
dampak pada janin adalaah irefersibel. Kerja organ-organ maupun aliran
darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan IUGR.

2.1.4 Diagnosis
Kematian janin dalam rahim, sering dirasakan mula-mula oleh
penderita sendiri berupa hilangnya gerak janin, kehilangan berat badan,
perubahan payudara dan hilangnya nafsu makan (Nugroho, 2012:43-45).
1. Anamnesis

Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin

sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan

bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya.

2. Inspeksi

Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama

pada ibu yang kurus.

5
3. Palpasi

a. Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU)

TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan, patut dicurigai adanya

kematian janin dalam rahim.

b. Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin dapat dirasakan pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan

palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala

janin

4. Auskultasi

Denyut jantung janin (DJJ), Ada tidaknya DJJ merupakan cara mudah

menentukan janin hidup/mati. DJJ dapat didengar dengan stetoskop

laenek (18-20 minggu), Doppler (12 minggu).

5. Rontgen Foto Abdomen

Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin

- Tainda Nojosk : Adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin

- Tanda Gerhard : Adanya hiperekstensi kepala dan tulang leher janin

- Tanda Spalding : overlapping tulang-tulang kepala (sutura) janin

- Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat

6. Ultrasonografi

Tidak terlihat denyut jantung janin dan gerakan-gerakan janin

6
2.1.5 Komplikasi
1. Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara janin dan
persalinan cukup lama.
2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2
minggu (Prawirohardjo, 2014:734)

2.1.6 Penanganan Pertolongan Persalinan dengan IUFD


1. Penanganan umum yaitu berikan dukungan emosional pada Ibu

2. Nilai denyut jantung janin

3. Penanganan pada masa kehamilan

a. Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun

ekspektatif, perlu dibicarakan dengan klien dan keluarganya,

sebelum keputusan diambil

b. Bila pilihan pada ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2

minggu, yakinkan bahwa 90% perslainan spontan akan terjadi

komplikasi

c. Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan

menggunakan oksitosin atau misoprostol

4. Kematian janin

Jika pemeriksaan radiologic tersedia, konfirmasi kematian janin setelah

lima hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak,

hiperfleksi kolumna, vetebralis, gelembung udara didalam jantung dan

edema scalp. USG adalah sarana penunjang diagnostic yang baik untuk

memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin

7
tanpa tanda hidup, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin

dan cairan ketuban berkurang.

Dukungan mental emosional perlu diberikankepada pasien selalu

didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan

dapat lahir pervaginam.

Pilihlah cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun

ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum

keputusan diambil.

5. Bila pilihan persalinan adalah aktif :

a. Tunggu persalinan spontan hingga dua minggu

b. Yakinkan bahwa (90%) persalinan spontan akan terjadi tanpa

komplikasi

c. Jika trombosit dalam dua minggu menurun tanpa persalinan

spontan, lakukan penanganan aktif

d. Jika penanganan aktif akan dilakukan, niali serviks

e. Jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin

atau prostaglandin

f. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan

prostaglandin atau kateter foley

g. Bila pilihan persalinan adalah ekspektatif :

- Jangan lakukan amniotomi karena beresiko infeksi

- Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir

8
- Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit

menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan

misoprostol

- Tempatkan misoprostol 25 µg di puncak vagina, dapat diulangi

sesudah 6 jam

- Jika tidak ada respon sesudah 2 x 25 µg misoprostol, naikan

dosis menjadi 50 mg menjadi setiap 6 jam

- Catatan : jangan biarkan lebih dari 50 µg setiap kali dan jangan

melebihi 4 dosis

- Jika ada tanda infeksi, berikan antibotik untuk metritis

- Jika tes pembukaan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan

mudah pecah, waspadai koagulopati

- Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat

dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang

meninggal tersebut

- Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan

adanya patologi plasenta dan infeksi

2.2 Tahapan Asuhan Kebidanan Dalam Kasus Intra Uterine Fetal Death
(IUFD)
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah (step) yang dimulai dari
pengumpulan / pengkajian data dasar dan diakhiri dengan evaluasi (Depkes
RI).
2.2.1 Identifikasi dan Analisa Data Dasar
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan tahap awal dari
asuhan kebidanan.Tahap ini merupakan kemampuan intelektual dari bidan
dalam mengidentifikasi dan menganalisa masalah yang diungkapkan oleh

9
klien. Dalam kasus ini data awal yang harus dikumpulkan melalui 3 cara,
yaitu sebagai berikut :
1. Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, tanya jawab yang dilakukan oleh
bidan dan dengan klien, keluarga atau tim kesehatan lainnya. Data
yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang masalah
kesehatan kebidanan yang dialami oleh klien. Menurut Agustina 2011
gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan IUFD
adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam
kandungan.
2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode
pengumpulan data yang tidak dapat dipisahkan, observasi adalah
melihat memperhatikan sesuatu pada pemeriksaan fisik.Pada saat
observasi juga dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

3. Pengelolahan data dan pengelompokan data


a. Data subjektif
Termasuk dalam data subjektif adalah data yang berhubungan
dengan klien melalui pengamatan tidak langsung yang berkaitan
dengan identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat
menstruasi, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas yang
lalu, riwayat ginekology, pengetahuan, pendidikan, dukungan
keluarga, serta keadaan psikososial dan cultural. Menurut Agustina
2011, diagnosis ditegahkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik, klien mengatakan nyeri pada pinggang dan perut
bagian bawah, serta janinnya tidak bergerak sejak tiga hari yang
lalu.
b. Data Objektif
Termasuk dalam data ini adalah data yang berhubungan
dengan intervensi langsung oleh tenaga medik, berupa keadaan

10
umum, tinggi badan, tanda-tanda vital, keadaan fisik obstetrik
melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
2.2.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada tahap ini merupakan pengembangan dari interpretasi data
dalam identifikasi yang spesifik (khusus) mengenai diagnosa masalah yang
lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh klien dan diagnosa
yang ditetapkan dan sering di identifikasi oleh bidan dengan berfokus pada
hasil penuturan klien secara individu. Diagnosa kebidanan sebagai dasar
tindakan untuk mengatsai ancaman kehidupan klien (Depkes RI). Menurut
Agustina 2011, gambaran yang diperoleh pada masalah aktual antara lain :
1) Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu
2) Gawat janin atau denyut jantung janin tidak terdengar
3) Solusio plasenta
4) Perdarahan
5) Nyeri perut hebat

2.2.3 Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial


Masalah potensial dalam kaitannya dengan diagnosa kebidanan
adalah masalah yang mungkin akan timbul dan bila tidak segera diatasi
akan mengancam keselamatan klien. Identifikasi adanya diagnosa atau
masalah potensial dari diagnosa atau masalah aktual. Masalah aktual
merupakan persiapan untuk segala sesuatu yang dapat terjadi (Depkes RI)
Menurut Agustina 2011, Masalah potensial dapat terjadi antara lain :
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
persalinan cukup lama.
2) Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah
3) Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari
dua minggu
2.2.4 Tindakan Segera (Emergency) dan Kolaborasi
Step ini dibutuhkan ketelitian, agar bidan atau dokter kebidanan
dapat menentukan intervensi yang harus dilakukan sesuai dengan

11
kewenangannya yaitu pada klien dengan situasi emergency atau kegawat
daruratan dalam rangka menyelamatkan nyawa klien, namun tetap
memerlukan tindakanu konsultasi atau kolaborasi dengan Dokter
kebidanan maupun tim kesehatan yang lain. Yang ikut merawat klien atau
yang terlibat langsung dengan kesehatan klien, pada situasi lain yang tidak
dalam keadaan emergency pun tetap membutuhkan tindakan konsultasi
atau kolaborasi dengan Dokter dalam upaya penyelamatkan nyawa klien
(Varney, Helen. 2007). Menurut Agustina 2011, penanganan yang
deberikan pada persalinan IUFD antara lain :
1) Lakukan pemeriksaan USG
2) Penanganan pada masa persalinan
- Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun
ekspektatif, perlu dibicarakan dengan klien dan keluarganya,
sebelum keputusan diambil
- Bila pilihan pada ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwha 90 % persalinan spoontan akan terjadi
tanpa komplikasi
- Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan
menggunakan oksitosin atau misoprostol
2.2.5 Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan dan melaksanakan suatu rencan tindakan
komprehensif dan profesional yang ditetapkan berdasarkan pada step
sebelumnya. Seluruh keputusan yang dibuat untuk pengembangan dan
pelaksanaan suatu rencana tindakan seharusnya mengambarkan rasional
yang tepat berdasarkan pengetahuan yang relefan dan teoritikal, demi
efektifitasnya suatu rencana tindakan haruslah diawali dengan persetujuan
antara klien dengan bidan atau kesepakatan antara keduanya. Oleh karena
itu, rencana tindakan harus di diskusikan dengan klien (Varney, Helen,
2007). Rencana tindakan dapat dibuat bersama klien dengan keluarganya
(Depkes RI).
1) Pengobatan/Intervensi yang bersifat mengurangi masalah
2) Biopsiko untuk memberikan rasa aman dan nyaman

12
3) Upaya pencegahan untuk menurunkan peningkatan resiko
4) Upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari
5) Kebutuhan konseling
6) Kebutuhan rujukan

Menurut Agustina 2011, penanganan persalinan dengan IUFD :

1) Penanganan umum yaitu berikan dukungan emosional pada ibu


2) Nilai denyut jantung janin
3) Penanganan pada masa persalinan
4) Observasi kematian janin
2.2.6 Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Implementasi atau tindakan didalam manajemen kebidanan
adalah tindakan yang dilaksanakan oleh bidan melalui kerja sama dengan
tenaga kesehatan lain. Berdasarkan rencana yang ditetapkan sebelumnya,
bidan juga harus memonitor kemajuan kesehatan klien.Pelaksanaan
tindakan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu relative singkat
efektif, hemat dan berkualitas serta dillaksanakan sesuai dengan rencana
tindaka (Depkes RI).Implementasi disini melaksanakan intervensi secara
langsung sesuai dengan kebutuhan klien.
1) Melakukan penanganan umum yaitu memberikan dukungan
emosional pada ibu
2) Menilai denyut jantung janin
3) Melakukan pada masa persalinan
4) Mengobservasi pada kematian janin
2.2.7 Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Langkah akhir dari asuhan kebidanan adalah evaluasi, namun
sebenarnya langkah evaluaasi ini dilakukan pada setiap langkah asuhan
kebidanan.Pada tahap ini bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan bidan yang telah diberikan pada klien, dengan
membandingkan hasil asuhan kebidanan dengan kriteria keberhasilan yang
dicantumkan pada perencanaan asuhan kebidanan (Depkes RI).
Menurut Agustina 2011, evaluasi yang diperoleh :

13
1) Ada tidaknya syok berat
2) Ada tidaknya infeksi
3) Ada tidaknya koagulapati

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Data Fokus (SOAP) Dalam Pengkajian Kasus Intra Uterine Fetal Death
(IUFD)

a. PENGKAJIAN DATA
Anamnesa tanggal:       Jam WIB
Tempat :
a. Data Subyektif
1) Identitas
Nama : Nama suami :
Umur : Umur :
Bangsa/suku : Bangsa/suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat :
Telp :
No. Reg :
                       
2) Keluhan utama:

3) Riwayat Obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche :
Siklus/lama :
Banyaknya :
Sifat darah :
Dimenorhoe :
HPHT :

15
b) Riwayat kehamilan yang lalu:

Hamil Persalinan Anak Nifas KB


Perka-
winan Je- Peno- Tm Pen- Hi- Pen- Je-
Ke Usia BBL Seks Mati ASI
nis long pt yulit dup yulit nis

c) Riwayat Kehamilan Sekarang


(1) HPL :
(2) Usia Kehamilan :
(3) Keluhan pada :
- Trimester I :
- Trimester II :
- Trimester III :
(4) ANC :
(5) Imunisasi TT    :       
(6) Kebiasaan minum jamu:

d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat yang sedang atau sedang diderita:

(2) Riwayat penyakit keluarga:

e) Riwayat sosial
(1) Status penikahan :
(2) Usia saat menikah : Istri: Suami:
f) Riwayat Psikososial
g) Pola Kebiasaan Sehari-hari

16
(1) Pola nutrisi:

(2) Pola Eliminasi:

(3) Pola istrahat / tidur:

(4) Pola Aktifitas:

(5) Pola hubungan seksual:

(6) Pola kebersihan diri:

(7) Spiritual:

(8) Prilaku kesehatan:

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
(1) KU                     :
(2) Kesadaran          :
 0
(3) Tanda-tanda vital: TD: mmHg Suhu: C
Nadi : x/menit RR : x/menit

2) Pemeriksaan Fisik
(a) Inspeksi
- Mata            :
- Pandangan kabur : ya/tidak
- Sclera icterus : ya/tidak
- Conjungtiva pucat : ya/tidak
- Leher            :
- Mammae       :
- Areola hyperpigmentasi:

17
- Putting susu menonjol /tumor/ kolostrum (+/-)
- Perut :
- Vulva :
- Ekstremitas atas :
- Ekstremitas bawah :

(b) Palpasi
- Leopold I :
- Leopold II :
- Leopold III :
- Leopold IV :

(c) Auskultasi:
- DJJ :
- Frekuensi :
- Teratur :

3) Pemeriksaan penunjang
- USG
c. Analisa
1. Diagnosa Kebidanan :

2. Masalah :

3. Kebutuhan :

4. Diagnosa Potensial :

5. Kebutuhan Segera :

d. Penatalaksanaan
BAB IV

18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada wanita.
Walaupun proses tersebut alami, dalam kehamilan dapat terjadi kemungkinan
untuk berkembang menjadi patologis. Kehamilan yang beresiko tinggi dapat
memungkin terjadinya Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Intra Uterine Fetal
Death (IUFD) adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
dalam kandungan. Janin yang mati dalam rahim biasanya berat badan 500
gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu
atau lebih. Penyebab dari IUFD ditinjau dari tiga faktor, yaitu faktor
maternal, fetal, dan plasenta.
Biasanya ibu hamil dengan IUFD pada kunjungannya ibu akan mengeluh
tidak merasakan gerakan janin seperti biasanya, berat badan ibu tidak kunjung
naik dalam batas normal, dan tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia
kehamulan ibu. Bedasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien dapat dikaji untuk mengetahui diagnosa yang benar. Oleh
karena itu dari data yang telah didapat dapat didokumentasikan dengan asuhan
kebidanan kehamilan yang terfokus dalam kasus Intra Uterine Fetal Death.

3.2 Saran
Sebaiknya untuk upaya mencegah terjadinya IUFD khususnya yang
memiliki usia kandungan lebih dari 20 minggu atau mendekati aterm adalah
bila ibu hamil merasakan gerakan janin menurun, tidak bergerak atau gerakan
janin terlalu keras tiba-tiba melemah perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi. Dan komplikasi kehamilan dapat dicegah dengan rutin
memeriksakan kehamilan pada dokter ataupun pelayanan kesehatan lainnya
agar ditangani sejak dini dan diharapkan dapat mencegah IUFD

Daftar Pustaka

19
Saifuddin, Abdul Bari.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka
Srwono Prawirohardjo
Masruroh, S.ST. Jurnal Intra Uterine Fetal Death
Medula, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2013 UNILA
Dr. Rosfanty. Jurnal Intra Uterine Fetal Death
L., K. Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC
B Ramlah – 2017 – repositori.uin-alauddin.ac.id

20

Anda mungkin juga menyukai