Anda di halaman 1dari 7

KONSEP-KONSEP DASAR TENTANG KURIKULUM

I. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah istilah yang telah diketahui oleh banyak orang, setiap
orang dewasa pernah mendengar kata tersebut, tapi mungkin hanya sedikit
saja orang tahu bahwa kurikulum itu sangat penting posisinya dalam
pendidikan. Kurikulum ialah program untuk mencapai tujuan. Sebagus
apapun rumusan tujuan jika tidak dilengkapi dengan program yang tepat
maka tujuan itu tidak akan tercapai. Kurikulum itu laksana jalan yang dilalui
dalam menuju tujuan. Tulisan ini kan membahas ; Pengertian Kurikulum
(secara klasik dan modern), Kurikulum sebagai Bidang Studi/Mata Pelajaran,
Kurikulum Ideal/Potensial, Kurikulum Tertulis, Aktual/Ril, Nyata,
Kurikulum Inti dan Inti Kurikulum, Kurikulum Mikro dan Makro, serta
Hidden Curriculum

II. PEMBAHASAN
a. Beberapa Pengertian Kurikulum (secara klasik dan modern)
Untuk pertama kali istilah kurikulum muncul pada kamus webster pada
tahun 1856 yang digunakan dalam bidang olahraga yaitu Gurere yang berarti
jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta mulai dari awal sampai
akhir atau mulai start sampai finish. Tahun 1955 kata kurikulum muncul pada
kamus tersebut, khusus digunakan dalam bidang pendidikan yang artinya
sejumlah mata pelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.1
Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang
direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.2
Menurut Ramayulis, kurikulum dalam pandangan modern merupakan
program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas
bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa
sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan sehingga dapat
meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya bukan saja di
sekolah tetapi juga di luar sekolah.3
Dalam kamus webster tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu:4
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di
sekolah atau di perguruan tinggimuntuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga
pendidikan atau jurusan.
Kurikulum yang baik yang relevan dalam rangka mencapai tujuan
pendidkan Islam adalah yang bersifat intergrated dan komperensif serta
1
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi (Surabaya: elKAF, 2006), h.1
2
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 121
3
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), cet. Ke-9, h. 232
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, Mei 2000), cet. Ketiga, h. 53

1
menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama dalam
penyusunannya. Di dalam Al-Quran dan Hadits kerangka dasar yang
dijadikan pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum Pendidikan Islam adalah:
1. Tauhid
Ketauhidan mesti dimantapkan semenjak lahir, seperti halnya
memperdengarkan kalimah azan dan atau iqamah bagi anak yang baru
dilahirkan. Dari Hasan bin Ali telah berkata Rasulullah saw:
“barangsiapa yang lahir anaknya maka azankan ia pada telinga kanan
anak itu, dan iqamatkan ia di telinga kiri anak itu, dan anak itu tidak
dimudharatkan oleh Jin” (HR. Ibn Al-Syuni)
             
    

Artinya: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.


2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

2. Perintah Membaca
Perintah membaca ayat-ayat Allah meliputi tiga macam ayat, yaitu:
1. ayat Allah swt yang berdasarkan wahyu
2. ayaty Allah swt yang ada pada diri manusia
3. ayat Allah swt yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia

Firman Allah swt:


          
         
   

Artinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

Kurikulum pendidikan klasik lebih menekankan isi pendidikan yang


diambil dari disiplin-disiplin ilmu, disusun oleh para ahli 5 secara logis,
sistematis dan berstruktur, berpusat pada segi intelektual, sedikit sekali
memperhatikan segi-segi sosial atau psikologis peserta didik.6

5
Arifin Ali Bustoni , Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Multi Kreasi
Satudelapan2010), cet. Ke-1, h. 11

2
Jadi istilah kurikulum secara klasik adalah sejumlah mata pelajaran
yang mesti dituntaskan oleh murid untuk mendapatkan ijazah.
Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan
pengalaman potensial (isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah baik yang
terjadi di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah atas
tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.7

Perbedaan Kurikulum Klasik (tradisional) dengan Kurikulum Modern


Kurikulum Klasik
Aspek-aspek Kurikulum Modern
(tradisional)
Orientasi Masa Lampau Masa Lampau, Masa sekarang
dan masa yang akan datang
Dasar Falsafah Tidak berdasarkan Berdasarkan filsafat pendidikan
filsafat pendidikan yang yang jelasdan dapat diwujudkan
jelas dalam kegiatan yang konkret
Tujuan Mengutamakan Mengembangkan keseluruhan
Pendidikan Pengetahuan pribadi peserta didik secara utuh
Organisasi Berpusat pada mata Berpusat pada masalah atau topik
kurikulum pelajaran dimana peserta didik belajar
mengalami sendiri secara
langsung
Sumber Guru sebagai satu- Di samping guru ada sumber
belajar satunya sumber belajar belajar yang lain seperti pakar,
kegiatan, bahan, alat dan
perlengkapan, gedung dan
lainnya
Strategi dan Cenderung hanya Menggunakan multi strategi dan
pendekatan menggunakan strategi berbagai pendekatan (induvidual,
pembelajaran ekspositori dengan kelompok, dan klasikal)
pendekatan klasikal
Teknik Tes sebagai satu-satunya Tes dan non tes
evaluasi teknik penilaian
Peran guru Peran guru sangat Peran guru sangat luas dan
terbatas dan bersifat bersifat kolektif-kolegial dengan
perorangan. tidak mengurangi kebebasan
guru. Guru harus aktif, kreatif,
inovatif, konstruktif, adabtif,
kondusif

b. Kurikulum sebagai Bidang Studi/Mata Pelajaran


Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai
6
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum
2004, 2006 ke Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), cet. Ke-1, h. 13
7
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), cet. Ke-2, h. 4

3
bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum.8
Ditinjau dari fungsi mata pelajaran dalam struktur kurikulum dapat
dikategorikan sebagai berikut:9
1. Pendidikan Umum (general education), yaitu mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa dengan tujuan membina para siswa menjadi
warga negara yang baik dan bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah bangsanya. Bidang studi yang termasuk dalam kategori ini
adalah agama, pancasila, olahraga kesehatan, kesenian (tingkat SD,
SLTP, SLTA), MKDU (Perguruan Tinggi).
2. Pendidikan Akademik, yatiu mata pelajran yang bertujuan membina
kemampuan intelektual para siswa sebagai dasar bagi pengembangan
pendidikan selanjutnya. Seperti mata pelajaran matematika, IPA, IPS,
bahasa, dan lain-lain sesua dengan jenis dan tingkat pendidikan yang
ditempuhnya.
3. Pendidikan Keahlian/Profesi, yaitu mata pelajaran yang bertujuan
membina para siswa menjadi tenaga-tenaga semi profesional di
bidangnya sebagai dasar memasuki dunia pekerjaan. Seperti mata
pelajaran kependidikan bagi siswa SPG, mata pelajaran ekonomi bagi
siswa SMEA.
4. Pendidikan Keterampilan, yaitu mata pelajaran yang diberikan kepada
siswa dengan tujuan memberikan beberapa keterampilan khusus yang
dipandang berguna bagi kehidupan siswa di kemudian hari.
c. Kurikulum Ideal/Potensial
Yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang baik yang diharapkan atau
dicita-citakan sebagaimana dimuat dalam buku kurikulum.10
d. Kurikulum Tertulis, Aktual/Ril, Nyata (real curriculum or actual
curriculum), yaitu kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses
pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang
direncanakan, sebagaimana yang dimuat dalam buku kurkulum.
Kurikulum aktual ini seyogyanya sama dengan kurikulum ideal atau
sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal meskipun tak mungkin
sama dalam kenyataannya.11
e. Kurikulum Inti dan Inti Kurikulum
Munculnya kurikulum Inti atas dasar pemikiran bahwa pendidikan
memberikan tekanan kepada dua aspek yang berbeda, yakni:12
1. Adanya reaksi terhadap mata pelajaran teori yang bercerai-berai yang
mengakumulasi bahan pengetahuan. mengorganisasi mata pelajaran
dalam suatu inti yang mempersekutukan banyak bahan pelajaran
diharapkan merupakan cara yang dapat memperkaya isi mata
8
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Interes Media, 2014), cet. Ke-
2, h.3
9
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2008), cet. Ke-6, h. 33
10
Zainal Arifin, Ibid, h. 7
11
Ibid, h. 7
12
Nana Sudjana, Ibid, h. 67

4
pelajaran dengan makna yang lebih luas. Perkembangan ini
menimbulkan lahirnya kurikulum inti yang didasarkan kepada
unifikasi mata pelajaran sebagai inti dari program pendidikan di
sekolah.
2. Perubahan konsep mengenai peranan sosial pendidikan di sekolah,
bersifat society centered artinya kurikulum inti memberikan tekanan
masalah kepada keperluan sosial, terutama dalam persoalan dan
fungsi sosial.
Perumusan Romine dalam Oemar Malik, Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum, menyatakan bahwa:13
a. Kurikulum inti merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum yang
diperuntukan bagi semua siswa
b. Kurikulum inti bermaksud mencapai tujuan pendidikan umum
c. Kurikulum inti disusun dari garis-garis pelajaran namun tidak secara
ketat )bersifat luwes)
d. Kurikulum inti disusun untuk jangka waktu yang lebih lama
Ciri-ciri karakteristik kurikulum inti adalah a.l:14
1. Kurikulum ini direncakan secara berkelanjutan (continue) selalu
berkaitan dan direncanakan secara terus menerus
2. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari
pengalaman yang saling berkaitan
3. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah maupun
problema yang dihadapi scara actual
4. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengankat substansi
yang bersifat pribadi maupun sosial
5. Isi kurikulum lebih difokuskan berlaku untuk semua siswa,
sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum tetapi
substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalaman
yang terpadu.
f. Kurikulum Mikro dan Makro
Kurikulum makro yaitu kurikulum yang menyeluruh meliputi
semua komponen atau meliputi semua komponen atau meliputi seluruh
wilayah atau seluruh siswa pada jenjang pendidikan tertentu.
Kurikulum mikro yaitu merupakan jabaran atau rincian dari
kurikulum makro atau rancangan bagi pengajaran di kelas.15
g. Hidden Curriculum
Yaitu segala sesuatu yang memengaruhi peserta didik secara positif
ketika sedang mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi
guru, peserta didik itu sendiri, karyawan sekolah, suasana pembelajaran
dan sebagainya. 16
13
Oemar Malik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), cet. Ke-5, h. 160
14
Muh Nur El Ibrahim Solihin, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Trans Mandiri Abadi,
2010), cet. Ke-1, h. 28
15
http://zaijonispdi.blogspot.com/2012/03/menerapkan-model-pengembangan
kurikulum.html
16
Zainal Arifin, Ibid, h. 7

5
III. PENUTUP
Kurikulum adalah soal pilihan (curriculum is matter of choice) pilihan itu
biasanya dilakukan oleh orang berkuasa (pemerintah). Kurikulum sering juga
dijadikan alat politik oleh pemerintah. Kurikulum bersifat dinamis artinya
kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai
serta kebutuhan masyarakat. Kurikulum akan dapat diketahui berhasil tidaknya
setelah dilksanakan di lapangan.
Disebabkan kurikulum itu dinamis maka kepada para pengembang
kurikulum khususnya guru agar memiliki wawasan yang luas dan mendalam
tentang hal tersebut, dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan
penyempurnaan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arifin, Zainal. (2012). Konsep dan model pengembangan kurikulum. Bandung:


Remaja Rosdakarya
Bustoni, Arifin Ali. (2010). Pengembangan kurikulum. Jakarta: Multi Kreasi
Satudelapan

Daradjat, Zakiah, dkk. (1992). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Majid, Abdul. (2014). Implementasi kurikulum 2013. Bandung: Interes Media,


cet. Ke-2

Malik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2013), cet. Ke-5

Ramayulis. (2012). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. cet. Ke-9

Solihin, Muh Nur El Ibrahim (2010). Kurikulum pembelajaran. Jakarta: Trans


Mandiri Abadi

Sudjana, Nana. (2008). Pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah,


Bandung: Sinar Baru Algensindo
Tafsir, Ahmad. (2000). Ilmu pendidikan dalam perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya

Widyastono, Herry. (2014). Pengembangan kurikulum di era otonomi daerah


dari kurikulum 2004, 2006 ke kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara,
cet. Ke-1

Zaini, Muhammad. (2006). Pengembangan kurikulum konsep implementasi


evaluasi dan inovasi. Surabaya: elKAF

6
http://zaijonispdi.blogspot.com/2012/03/menerapkan-model-pengembangan
kurikulum.html

Anda mungkin juga menyukai