Pada gambar diatas, menjelaskan bahwa dengan menggunakan arsitektur monolitik, menjalankan
satu proses dapat melibatkan banyak modul. sementara pada arsitektur microservices, satu proses
hanya melibatkan satu modul. sehingga pada saat terjadinya gangguan, gangguan tersebut dapat
diidentifikasi dengan lebih cepat dan lebih mudah menanggulangi masalah. Juga masalah pada
satu modul tidak mempengaruhi proses lainnya. Selain itu, penggunaan arsitektur microservice
dapat mempermudah proses penambahan fitur pada aplikasi karena hanya memerlukan
penambahan modul dan adapter.
Arsitektur monolitik lebih cocok untuk aplikasi sederhana dan ringan. Pola arsitektur
Microservices adalah pilihan yang lebih baik untuk aplikasi yang kompleks dan berkembang. [1]
• Service discovery
• Load balancing
• Message encoding
• Request/Response
• Async messaging
• Plugable interface
Karena layanan microservice dibagi menjadi baris kode yang terpisah salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi antar service. Dalam pola monolith, komunikasi bukan
masalah karena code dipanggil langsung dari tempat kode berasal. Microservice tidak
memiliki kemampuan tersebut karena masing-masing service di tempat terpisah.
Kita dapat saja menggunakan REST seperti JSON atau XML melalui http. Namun masalah
dengan pendekatan ini adalah service A harus menyediakan datanya ke JSON/XML.
Mengirim string ke service B yang kemudian harus men-decode pesan ini dari JSON. Ini
dapat berpotensi sebagai masalah di kemudian hari.
Protokol buffer, biasanya disebut Protobuf, adalah protokol yang dikembangkan oleh Google
untuk memungkinkan serialisasi dan deserialisasi data terstruktur. Google
mengembangkannya dengan tujuan untuk menyediakan cara yang lebih baik, dibandingkan
dengan XML, untuk membuat sistem berkomunikasi. Jadi mereka fokus untuk membuatnya
lebih sederhana, lebih kecil, lebih cepat, dan lebih mudah dikelola daripada XML.
Bagian 2
Level 2
Functionality
Suitability Aplikasi dapat menyediakan layanan sesuai dengan yang
dibutuhkan
Accuracy Aplikasi dapat memberikan informasi yang tepat
Interoperability
Security Aplikasi dapat menjamin keamanan data pengguna
3. Hitunglah nilai Customization Index dan Reliability untuk proyeksi proyek dengan
menggunakan studi kasus pada Bagian 1 ! Jelaskan makna dari kedua nilai tersebut !
(Data dan nilai yang dibutuhkan bisa diasumsikan saja).
Customization Index
Jumlah halaman statis (Nsp) :5
Jumlah halaman dinamis (Ndp) : 5
Menggunakan rumus berikut
Maka
Dapat dihasilkan Customization Index sebagai berikut
5/(5+5) = 5/10
Maka Customization Indexnya : 0.5
Reliability
Referensi
[1] Anton Kharenko, “Monolithic vs. Microservices Architecture” Microservices.com, 10 Oktober 2015
[Online], Tersedia : https://articles.microservices.com/monolithic-vs-microservices-architecture-
5c4848858f59 [Diakses: 15 Januari 2021].
[3] Makers Institute, “Mengenal Lebih Jauh tentang Software Quality Assurance” Medium.com, 30
Januari 2018 [Online], Tersedia : https://medium.com/@makersinstitute/mengenal-lebih-jauh-tentang-
software-quality-assurance-844361cd50db [Diakses: 15 Januari 2021].
[4] Alexandra Altvater, “What Are Software Metrics and How Can You Track Them?” Stackify.com, 16
September 2017 [Online], Tersedia : https://stackify.com/track-software-metrics/ [Diakses: 15 Januari
2021].