Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Hendrik

Mata Kuliah : Politik Hukum


Nama Dosen : Dr. Marzuki SH.,M.Hum

1. Politik hukum itu perlu dikaji dalam program Magister Ilmu Hukum Karena dalam
politik hokum terdapat bagian dari ilmu pengetahuan hokum yang menelaah
perubahan yang harus dilakukan dalam hokum yang berlaku agar dapat memenuhi
tuntutan kehidupan masyarakat dan harus dikaji ulang agar lebih mendalami politik
hokum yang berlaku.
2. Philippe nonet dan Philip Selznick Philippe Nonetdan Philip Selznick
mengembangkan model development. Kelebihan model development Philippe Nonet
dan Philip Selznick terletak pada pemahamannya tentang betapa kompleksnya
kenyataan antara hukum dan masyarakat. oleh teori modernisasi, realitas yang
kompleks telah direduksi menjadi sangat sederhana, sehingga gagal lah teori tersebut
membuat ramalan tentang perkembangan hukum dalam masyarakat. Philippe Nonet
dan Philip Selznick menyadari kenyataan yang rumit antara hukum dan
masyarakatnya.
3. Kedudukan pancasila dalam pengembangan hokum nasional yaitu Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan falsafah serta ideologi bangsa dan
negara Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila berasal dari bangsa
Indonesia sendiri,yaitu nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religius.
Berdasarkan kedudukan Pancasila tersebut maka Pancasila merupakan suatu dasar
nilai serta norma untuk mengatur pemerintah bahwa Pancasila sebagai dasar negara
merupakan falsafah hukum nasional seharusnya mempunyai sifat imperatif, yaitu
Pancasila dijadikan dasar dan arah pengembangan falsafah hokum.
4. Pandangan saya pengesahan perpu no 2 tahun 2017 tentang perubahan atas undang-
undang no 17 tahun 2013 tentang organisasi kemasyarakatan dalam perspektif politik
hokum yaitu :
 bahwa dalam rangka melindungi kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, negara wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
 dalam rangka melindungi kedaulatan negara sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan pada tanggal 10 Juli 2017
 berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
perlu membentuk Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
menjadi Undang-Undang.
5. Politik hukum pemerintahan daerah di indonesia yaitu Pemerintahan daerah
merupakan bagian dari sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Hal
ini secara eksplisit diatur dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Namun apabila dicermati praktik penyelenggaraan pemerintahan di
daerah sejak Negara Indonesia berdiri yaitu pada tanggal 17 Agustus1 945 sampai
saat ini Tahun 2015 ternyata sangat dinamis, berubah-ubah atau berbeda dalam setiap
rezim pemeritahan Bahkan politik hukum pemerintahan daerah yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 menjadi salah satu problematika yang
digulirkan sebagai tuntutan reformasi yang terjadi Tahun 1998. Setidaknya ada dua
hal yang menjadi perhatian dalam memahami politik hukum pemerintahan daerah yai
tu terkai t dengan hubungan kewenangan Pusat-Daerah dan juga terkait dengan
kelembagaan pemerintahan daerah. Apabila ditinjau dari dua hal tersebut
dihubungkan dengan asas-asas penyelenggaraan pemerintahan di daerah, maka salah
satu agenda reformasi yang harus diwujudkan dalam politik hukum pemerintahan
daerah adalah kebijakan mengenai desentralisasi kewenangan kepada daerah
sekaligus kelembagaan daerah yang mampu menjawab kebutuhan sebagai daerah
yang otonom. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
yang keberadaannya menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
seharusnya semakin menegaskan penerapan asas desentralisasi agar daerah memiliki
kemampuan dan kemandirian untuk melaksanakan pembangunan guna mewujudkan
Tujuan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Tulisan ini akan membahas secara komprehensif
mengenai hubungan kewenangan Pusat-Daerah, apakah lebih menguatkan atau
sebaliknya justru melemahkan aktualisasi asas desentralisasi, serta akan mengkaji
mengenai kelembagaan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 yang apabila dicermati ada beberapa ketentuan yang
justru berpotensi menimbulkan masalah inkonsistensi dan multi intepretasi.
6. Upaya – upaya yang dilakukan untuk membangun kesadaran hukum yaitu
1) Melalui Pendidikan yakni pendidikan formal dan non formal. Pendidikan tidaklah
merupakan suatu tindakan yang ”einmalig” atau insidentil sifatnya, tetapi
merupakan suatu kegiatan yang kontinyu dan intensif dan terutama dalam hal
pendidikan kesadaran hukum ini akan memakan waktu yang lama. Kiranya tidak
berlebihan kalau dikatakan bahwa dengan pendidikan yang intensif hasil
peningkatan dan pembinaan kesadaran hukum baru dapat kita lihat hasilnya yang
memuaskan sekurang-kurangnya 18 atau 19 tahun lagi (Sudikno
Mertokusumo:2008).
Berbagai hal yang penting ditanamkan dalam pendidikan sebagai berikut:
(1) Ditanamkan tentang bagaimana menjadi masyarakat Indonesia yang baik,
tentang apa hak serta kewajiban seorang warga negara Indonesia. Setiap warga
negara harus tahu tentang undang-undang yang berlaku di negara kita.
(2) Menanamkan mengenai pentaatannya, melaksanakannya, menegak kannya,
dan mempertahankannya,
(3) Lebih lanjut menanamkan pengertian bahwa di dalam pergaulan hidup kita
tidak boleh melanggar hukum serta harus mematuhi kewajiban hukum, pula
untuk menyadarkan dan mengamalkannya.
(4) Ditanamkan bahwa tidak boleh berbuat merugikan orang lain dan harus
bertindak berhati- hati di dalam masyarakat terhadap orang lain,
(5) Perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban warga negara
Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-
pasal yang penting dari KUHPidana.
(6) Bagaimana cara memperoleh perlindungan hokum.
(7) Perlu diadakan berbagai peraturan-peraturan sekolah yang harus ditaati,
(8) Setiap pelanggar harus ditindak. dengan pengawasan guru yang akan
mengadili pelanggar-pelanggar terhadap peraturan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai