Terdapat 5 hal yang menurut saya penting untuk kita renungkan bersama dari Kitab Amsal 18
yang merupakan kumpulan nasihat bijak dari Nabi Salomo kepada kita.
Pembahasan pertama adalah nasihat Amsal untuk selalu mencari hikmat dari Tuhan dalam
memutuskan suatu perkara dalam hidup (Amsal 18:1 – 18:8). Kita harus selalu berdoa,
memohon pengertian dan kebijaksanaan Tuhan dalam mengatasi perkara di dunia (Amsal
18:2), jangan menjadi orang sok tau / bebal yang jika mendapat masalah selalu mengatasi
dengan amarah meledak ledak (Amsal 18:1), berbicara semaunya sendiri yang menyakiti orang
lain (Amsal 18:6) apalagi memfitnah orang lain (Amsal 18:8). Benarlah pepatah yang
mengatakan “Mulut adalah jendela hati”, Amsal memberikan nasihat pada kita untuk selalu
menjaga mulut kita untuk mewartakan kabar baik, mewartakan Sabda Allah, sebab apabila kita
salah menggunakan mulut kita untuk suatu hal yang buruk, tubuh dan jiwa kita juga akan binasa
karena mulut kita tersebut (Amsal 18:7). Dalam praktek sehari-hari, menjaga mulut dalam arti
tidak mudah menyalahkan orang lain, mengurangi ngerumpi untuk ngerasani orang lain, dan
bila mendapat berita jelek tentang kawan kita, jangan mudah menceritakan ke orang lain.
Pembahasan kedua adalah Amsal menasihati kita untuk giat bekerja, giat belajar dan giat
berdoa. Dalam dunia di era pandemi, kita tau bahwa mencari pekerjaan sulit, toko-toko sepi
pengunjung, perputaran ekonomi melambat. Tuhan mengajarkan kita untuk tidak malas bekerja
dan berusaha (Amsal 18:9), sebab kemalasan adalah saudara dari Si Perusak (iblis). Tetap
bersandar pada nama Tuhan, yakinlah Tuhan adalah Tuhan yang Kuat, menara yang dasyat
dan Tuhan akan memberikan rezeki yang cukup, tepat pada waktunya dan rencananya sangat
indah (Amsal 18:10).
Pembahasan berikutnya adalah jadilah pendengar yang baik dalam hidup ini. Dalam kehidupan
bermasyarakat, kita paham bahwa ada saatnya mendengar, ada saatnya mengutarakan
pendapat. Jangan semena mena mengganggap orang lain kelasnya dibawah kita, hidup selalu
saling menghargai (Amsal 18:3) Hiduplah seperti prinsip padi, selalu rendah hati, bersandar
pada Tuhan sebab kita tidak bisa berbuat apapun tanpa kebaikan Tuhan (Amsal 18:2).