Anda di halaman 1dari 4

Selasa, 16 Mei 2017, Pukul 19.13 21.

00 WIB

Pemaparan Essay PK 106 Indonesia yang Aku Rasakan dan Indonesia yang akan Aku
Lakukan

Profil Narasumber :

Daniel Alexander Suseno (Perwakilan Kelompok Merapi)

Fakhrudin Alfan (Perwakilan Kelompok Kerinci)

Ripto Mukti Wibowo (Perwakilan Kelompok Rinjani)

Irvan Irawan Pulungan (Perwakilan Kelompok Gamalama)

Kun Hisnan Hajron (Perwakilan Kelompok Tambora)

Muhammad Ramli Arrahman (Perwakilan Kelompok Krakatau)

Sesi Pemaparan Essay PK 106 Indonesia yang Aku Rasakan dan Indonesia yang
akan Aku Lakukan diisi oleh masing-masing perwakilan tiap kelompok pada Persiapan
keberangkatan 106, yang pertama disampaikan oleh dr. Daniel Alexander Suseno
perwakilan dari kelompok Merapi. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara
kepulauan yang memiliki keanekaragaman suku, kekayaan alam, dan sumber daya
manusia serta kebudayaan. Namun masih ditemui kesenjangan pelayanan kesehatan
yang terjadi di beberapa wilayah di indonesia. Beliau memberikan pengalaman ketika
menjalani penugasan di daerah Lembata, sebuah daerah terpencil di Nusa Tenggara
Timur. Beliau bertugas disana sebagai tenaga dokter medis. Di daerah tersebut,
kesenjangan pelayanan kesehatan sangat terlihat dari kurangnya fasilitas kesehatan yang
ada di lokasi tersebut. Beberapa faktor yang cukup terlihat ialah kurangnya peralatan
medis yang menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang kedua ialah
kurangnya ketrampilan tenaga pendukung seperti bidan dan suster yang ada, hal tersebut
dikarenakan kurang optimalnya dukungan kualitas pendidikan yang ada di wilayah
tersebut khususnya untuk para bidan dan suster yang ada. Hal ini yang mengakibatkan
pernah terjadinya suatu kasus ibu hamil meninggal di hadapan beliau dikarenakan
kurangnya dukungan fasilitas kesehatan yang memadai dan kurangnya kesadaran
masyarakat setempat dalam memberikan perhatian dalam perlunya tindakan medis yang
cepat. Hal ini yang membuat dr.Daniel memimpikan adanya perbaikan yang menyeluruh di
bidang kesehatan di wilayah tersebut, baik dari sisi fasilitas kesehatan, dukungan
infrastruktur, dukungan sumber daya manusia yang terampil dan cakap yang membantu
dan mendukung tugas dan kinerja dokter yang bertugas, serta peningkatan kualitas
pendidikan yang memadai bagi para tenaga medis yang akan bertugas di tempat-tempat
terpencil, supaya menghindarkan terjadinya kembali kasus kematian ibu hamil
Sesi berikutnya disampaikan pemaparan oleh Muhammad Ramli Arrahman
perwakilan Kelompok Krakatau, beliau menyampaikan tentang kesenjangan yang terjadi di
masyarakat perkotaan, dengan mengambil contoh di kota besar jakarta. Disampaikan
bahwa di tingkat pendidikan yang didapatkan anak-anak yang berada di area urban di
jakarta sangat mengkhawatirkan. Banyak anak-anak yang ternyata tidak lulus sekolah,
yang salah satunya menjadi penyebab terjadinya permasalahan sosial khususnya di kota
besar. Dengan tidak terselenggaranya pendidikan yang memadai, menjadi salah satu
faktir penyebab tingginya tingkat masalah sosial di jakarta, seperti contoh wanita tuna
susila, yang karena keterbatasannya akhirnya anaknya pun ikut menjadi wanita tuna
susila, dicontohkan juga kasus masyarakat petani di wilayah bumiayu, yang rela menjual
lahannya demi dapat lepas dari jeratan para tengkulak. Hal ini sangat disayangkan karena
sebenarnya apabila sisi masyarakat itu bisa dikelola dengan baik, dengan perencanaan
yang baik, dengan fasilitas dan pendidikan yang baik, akan dapat mengurangi
permasalahan sosial yang biasa ditemui di kota kota besar.
Berikutnya dilanjutkan pemaparan oleh perwakilan dari kelompok Gamalama.
Beliau menyampaikan bahwa, salah satu yang terjadi dan menyebabkan belum meratanya
kesejahteraan di Indonesia adalah adanya ketidakseimbangan antara perkembangan
daerah urban dan rural (daerah pinggiran), karena keterbatasan akses informasi,
pembangunan yang terlalu sentral mengarah ke daerah urban, menyebabkan daerah rural
cenderung menjadi daerah yang tertinggal dan terbelakang dengan segala
keterbatasannya. Beliau memberikan suatu ide, adanya suatu sistem yang terintegrasi
yang menjembatani antara daerah urban dan daerah rural, melalui mekanisme penarapan
Smart City yang secara real time menghubungkan informasi yang bermanfaat untuk
perkembangan kedua wilayah tersebut. Diharapkan dengan pemberlakuan sistem itu,
lebih dapat memeratakan pembangunan dan mengurangi permasalahan klasik yang
terjadi di daerah rural (pinggiran).
Kemudian ada perwakilan dari kelompok Kerinci, dr. Fakhrudin Alfan. Beliau
memberikan pengalamannya ketika bertugas di wilayah Papua sebagai dokter di wilayah
terpencil. Disana keterbatasan dan perbedaan sangat mencolok apabila dibandingkan
dengan yang ada di kota-kota besar lainnya khususnya dalam pelayanan kesehatan.
Dengan kontur daerah yang terjal karena berada di wilayah pegunungan yang curam,
medan dan cuaca yang ekstrim, semakin menambah tingkat kesulitan dalam rangka
pemberian pelayanan kesehatan masyarakat setempat. Pernah dalam suatu kasus, beliau
menangani pasien melahirkan di sebuah kandang hewan ternak, karena diperlukannya
tindakan cepat demi menyelamatkan nyawa pasien. Beliau memimpikan adanya
pemerataan transportasi, akses dan fasilitas kesehatan untuk dapat menjangkau
keseluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah-wilayah yang memang sangat sulit
dijangkau, demi memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Berikutnya ada Ripto Mukti Wibowo dari Rinjani. Beliau adalah sosok berlatar
belakang IT yang memberikan pemaparan mengenai keterbatasan informasi yang terjadi
di Indonesia. Kekurangan akses informasi tersebut menjadikan situasi dimana
pembangunan manjadi tidak merata, yang berimbas munculnya berbagai permasalahan
sosial yang banyak terjadi di masyarakat. Hal yang akan dilaksanakan beliau masih
seputar dari pengembangan akses informasi yang berbasis IT, beliau memimpikan bahwa
sistem informasi dapat dirancang secara tepat guna untuk mendukung proses transfer
knowledge dari berbagai daerah yang ada. Sehingga tercipta keseimbangan, keselarasan
dan meminimalkan kesenjangan baik dari sisi ekonomi, pembangunan dan permasalahan
sosial. Sistem yang ingin dirancang ini merupakan suatu jembatan yang menghubungkan
segala aspek yang sosial yang banyak bersentuhn langsung dengan lapisan masyarakat
di tiap daerah yang ada di wilayah Indonesia. Dengan adanya sebuah sistem yang benar-
benar support itu, diharapkan dapat terwujud sebuah masyarakat yang lebih sejahtera
secara merata.
Terakhir ada perwakilan dari kelompok Tambora yaitu Kun Hisnan Hajron, beliau
yang biasa dipanggil yon memaparkan tentang pentingnya aspek pendidikan, transportasi,
infrastruktur yang menghubungkan tiap wilayah di Indonesia mesti ditingkatkan. Adanya
ketidakseimbangan dari salah satu aspek tersebut akan mengakibatkan munculnya
berbagai permasalahan masyarakat yang pada akhirnya juga akan menjadikan sebuah
wilayah sulit berkembang. Disini disoroti pentingnya pendidikan yang merata di semua
lapisan masyarakat. Karena awal dari kualitas masyarakat salah satunya ditentukan dari
bagaimana masyarakat tersebut mendapat kualitas pendidikannya. Selain itu aspek
infrastruktur juga disoroti oleh beliau. Adanya pembangunan di daerah-daerah yang belum
merata, menjadi salah satu penyebab munculnya permasalahan yang ada. Beliau akan
berkontribusi dari sisi pendidikan yang menjadi salah satu titik utama akar permasalahan.
Kualitas pendidikan mesti ditingkatkan, dengan meningkatkan pula kualitas pendidiknya,
apabila hal itu bisa terpenuhi, permasalahan sosial pun akan dapat diselesaikan. Karena
pendidikan merupakan kunci yang akan membuka gerbang solusi permasalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai