Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS

Karya tulis terdiri dari dua kriteria, yaitu karya tulis non-Ilmiah atau non-Akademik dan
karya tulis ilimiah atau akademik. Karya tulis tulis non-Ilmiah atau non-Akademik adalah karya
tulis yang umum, seperti novel, cerpen, puisi, karya sastra, jurnalistik atau laporan perjalanan.
Teks karya tulis non-Ilimah, umumnya, bahasanya sederhana dan tidak rumit. Karya tulis ilimiah
adalah karya tulis yang obyektif, tepat dan impersonal, seperti makalah, proposal, artikel(jurnal,
skripsi, tesis, disertasi). Bahasa yang obyektif tidak menyertakan suatu penilaian moral apakah
sesuatu benar atau salah. Teks ilmiah harus menyajikan pembahasan yang seimbang tidak
memihak. Penulisan teks karya ilimiah tidak menggunakan kata, diantaranya ‘saya; saya kira;
menurut saya; menurut pendapat saya; dan dalampandangan penulis’ guna menghindari asumsi
yang bias atau tanpa bukti yang kuat. Pronomina ‘penulis’ lebih tepat digunakan untuk
menunjukkan posisi penulis dalam sebuah karya tulis skripsi, tesis, disertasi, makalah, proposal,
dan artikel jurnal .
Teks akademik atau karya ilmiah lebih rumit (complicated) dengan bahasa yang relatif
formal. Kadang-kadang kalimat-kalimatnya panjang dan teknis dan menyertakan pelbagai istilah
(jargon) yang kurang lazim bagi orang awam. Dalam bidang tertentu, teks akademik adalah
eksklusif, otoratif dan elitis. Hanya kalangan dari bidang ilmu atau kajian tertentu yang dapat
dengan cepat memahami teks dari bidang bersangkutan (Hartley 2008).
Karya ilmiah dibaca oleh terutama kalangan akademik atau kalangan ilmiah pada
umumnya. Karya ilmiah harus mempergunakan bahasa baku dalam menuangkan karyanya. Gaya
bahasa, pilihan kata, struktur gramatika, dan panjang sebuah tulisan ilmiah sangat
mempengaruhi apakah gagasan penulis terekspresikan dengan baik.
Jenis-jenis penulisan karya ilmiah
1) Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun untuk memenuhi tugas-tugas matakuliah tertentu;
memberikan saran pemecahan tentang masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat juga
berupa hasil penelitian yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar
atau lokakarya.Makalah biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir.
a) bagian awal, terdiri dari: halaman sampul, daftar isi, dan daftar tabel atau gambar (jika ada).
b) i. bagian inti, terdiri dari: Bagian Pendahuluan: latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan makalah;Pembahasan; dan Simpulan dan Saran (untuk tugas-tugas
matakuliah tertentu).
ii. bagian inti, terdiri dari: Bagian Pendahuluan: latar belakang masalah, perumusan masalah,

110
tujuan penulisan makalah; Metode; Hasil; Pembahasan; dan Simpulan dan Saran (lazimnya
untuk penelitian empiris).
c) bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

2) Proposal penelitian
Proposalpenelitian adalah suatu usulan penelitian yang wajib disusun mahasiswa
sebelum mahasiswa menempuh tahap penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi.
Penulisan proposal penelitian terdiri dari: 1) judul; 2) daftar isi;3) pendahuluan; 4)
landasan teori; 5) metodologi penelitian; dan 6) daftar pustaka.

3) Artikel jurnal
Artikel Jurnal adalah adalah karangan ilmiah dalam bidang ilmu tertentu yang
diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel
jurnal terdiri dari: 1) judul; 2) nama penulis; 3) abstrak; 4) pendahuluan; 5) bagian inti; 6) simpulan;
dan 7) daftar pustaka.

4) Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi S-1 dan
mencapai gelar sarjana. Skripsi berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu yang ditempuh mahasiswa
selama berkuliah S-1. Isinya berupaka penelitian lapangan atau penelitian pustaka. Tujuan
penulisan skripsi adalah melatih mahasiswa menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan
masalah yang berkenaan dengan bidang studi.

5)Tesis
Tesis adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian
S-2 dan mencapai gelar magister.

6) Disertasi
Disertasi adalah tulisan ilmiah yangdisusun untuk mencapai derajat akademis doktor S-3.
Kemandirian penulisan disertasi sangat menonjol karena ujian doktor bermaksud menguji
pendirian ilmiah mahasiswa terhadap sanggahan penguji atas dalil-dalil yang disampaikan pada
saat ujian doktor.
Skripsi, tesis, dan disertasi biasanya memiliki beberapa kesamaan dalam sistematika
penulisan, baik pada penelitian kuantitaif atau penelitian kualitatif. Perbedaan terletak pada objek
dan metode penelitiannya.

111
PENELITIAN KUALITATIFDAN KUANTITATIF
Dari memilih topik hingga menyusun pertanyaan
1) Memilih Studi
a. Apa yang harus saya kaji?
b. Data macam apa yang harus saya jelajahi?
c. Pendekatan spesifik apa yang harus saya ambil?
2) Memilih Topik dan Cara menulis Topik
a. Berupaya sepraktis mungkin, setiapawal katapada judul harus ditulis dengan huruf kapital
kecuali kata tugas, seperti kata dan, lagi, yang, untuk, dalam, sebagai, atau, dengan,
terhadap, antara.
b. Mengkaji sesuatu sebaiknya yang baru
c. Beberapa topik dan latar yang mungkin sulit untuk dikaji karena perlu ‘izin’. Kajilah
kelayakan untuk mendapat akses, misalnya file atau dokumen rahasia (dari petugas yang
bersangkutan)

STUDI KASUS
Sebuah studi kasus adalah kajian yang detail mengenai suatu latar atau sebuah subyek,
sebuah koleksi atau dokumen, atau sebuah peristiwa
Sebagian studi kasus (case study) berciri kualitatif, sebagian kuantitatif. Khusus membahas
studi kasus yang dominan penelitiannya kualitatifnya dengan naturalistik, holistik, kultural, dan
fenomenanya yang kuat. Studi kasus bukanlah sebuah pilihan metodologis. Namun, lebih sebagai
pilihan objek yang diteliti. Contoh : (1) Dokter memerksa pasien karena si pasien sakit. Simtom-
simtom yang tampak pada seorang pasien berciri kualitatif sekaligus kuantitatif. Rekam-medis
seorang dokter lebih bercorak kuantitatif. (2) Pekerja sosial meneliti anak karena si anak
ditelantarkan. Gejala-gejala ketelantaran tersebut berciri kuantitatif sekaligus kualitatif. Catatan
resmi seorang pekerja sosial lebih berciri kualitatif. Jadi, dalam berbagai ranah pratik dan
profesional apa pun, kasus diteliti dan dicatat.
Sebagai sebuah bentuk penelitian, studi kasus ditentukan oleh minat pada kasus-kasus
individual, bukan ditentukan oleh metode-metode penelitian

Fokus pada Kajian


Desain kajian kualitatif terdapat aspek-aspek filosofis, asumsi, perspektif, dan teori.
Pernyataan Masalah
Peneliti memperkenalkan ‘masalah’ yang menuntun kepada kajiannya. Mengapa kajian ini
diperlukan?. Keperluan kajian (needs) bisa didasarkan pada pengalaman pribadi tentang sebuah
112
isu, masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya, agenda penelitian dari
supervisor/pembimbing atau literatur ilmiah.

FENOMENOLOGI
Pendekatan penelitian praktik interpretif memiliki sederet asumsi subjektivitas sebagai topik
penelitian tentang hakikat pengalaman nyata dan tatanan sosial.
Ilmu pengetahuan selalu berpijak pada ‘yang eksperiensial’ (yang bersifat pengalaman) (Edmund
Husserl, 1970). Husserl berpendapat bahwa kesadaran manusia secara aktif mengandung objek-
objek pengalaman.
Fenomenologi sosial merumuskan ilmu sosial yang mampu ‘menafsirkan dan menjelaskan
tindakan dan pemikiran manusia’ dengan cara menggambarkan struktur-struktur dasar’ ... realita
yang tampak ‘nyata’ di mata setiap orang yang berpegang teguh pada ‘sikap alamiah (Schutz dan
Luckmann, 1974).

ETNOGRAFI
Etnografi menjadi bagian dari metode modern antropologi sosial dengan metodenya yang
terkenal, yaitu penelitian lapangan dan observasi partisipan.
Ciri khas penelitian lapangan etnografi adalah bersifat holistik, integratif, thick description,
dan analisis kualitatif untuk mendapatkan native’s point of view. Sehingga teknik pengumpulan
data yang utama adalah observasi-partisipasi dan wawancara terbuka serta mendalam, dalam
jangka waktu yang relatif lama dan akan sangat berbeda dengan penelitian survei.
Creswell memasukkan etnografi sebagai salah satu tradisi penelitian kualitatif. Secara
lengkap, Creswell mengelompokkan penelitian kualitatif ke dalam lima tradisi, yaitu penelitian
biografi, fenomelogi, teori grounded, etnografi dan studi kasus.
Creswell berpendapat, dalam penelitian etnografi ada elemen-elemen inti, sebagai berikut.
1) Menggunakan penjelasan yang detil;
2) Gaya laporannya seperti bercerita (story telling);
3) Menggali tema-tema kultural, terutama tema-tema yang berhubungan dengan peran (roles)
dan perilaku dalam masyarakat tertentu;
4) Menjelaskan ‘everyday life of person’, bukan peristiwa-peristiwa khusus yang sudah sering
menjadi pusat perhatian.
5) Format laporan keseluruhannya merupakan gabungan antara deskriptif, analitis, dan
interpretatif;
6) Hasil penjelasannya bukan pada apa yang menjadi agen perubahan, tetapi bagaimana
sesuatu itu menjadi pelopor untuk berubah karena sifatnya yang memaksa.

113
GROUNDED THEORY
Grounded theory adalah metodologi umum untuk mengembangkan teori. Grounded theory
sendiri sebenarnya merupakan ‘aktivitas pengembangan teori dan praktik penelitian sosial
sebagai suatu proses yang padu’.
Grounded theory hampir sama dengan teori-teori lain yang digunakan dalam penlitian kualitatif.
Sumber data yang diperlukan sama, yakni meliputi wawancara dan observasi lapangan, begitu
pun dengan pelbagai jenis dokumen (yang meliputi buku harian, surat, autobiografi, biografi,
peristiwa sejarah, koran, media-media lain, dsb. Disamping itu peneliti juga bisa menggunakan
rekaman video.
Serupa dengan peneliti kualitatif pada umumnya, para teoretisi grounded theoryjuga dapat
menggunakan data kuantitatif atau mengkombinasikan analisis kuantitatif dan kualitatif sekaligus.
Kemudian penulis mengajukan pertanyaan, seperti:
a. Bagaimana proses itu dimulai?
b. Peristiwa apa yang terdapat dalam proses itu?
c. Rintangan-rintangan apa yang ada dalam perubahan?
d. Siapakah yang merupakan peserta-peserta yang penting? Bagaimana mereka
berpartisipasi dalam proses?
e. Apa saja hasil-hasilnya?

BIOGRAFI
Dalam menulis biografi, Denzim (1989) menyatakan agar pertanyaan penelitian
( researchquestions) mengikuti format interpretif dan diformulasikan dalam sebuah pernyataan
tunggal, dimulai dengan ‘mengapa’, bukan ‘bagaimana’, dan mulai dengan sejarah personal
seseorang dan membangun informasi lain. Seorang peneliti dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan topikal yang berhubungan dengan cara dan prosedur yang pertanyaan-pertanyaan
‘substantif’ akan dianalis. Pertanyaan-pertanyaan dapat saja mencakup, antara lain:
a. Apa obyek pengalaman dari kehidupan individual ini?
b. Cerita apa yang dapat disampaikan dari pengalaman ini?
c. Segmen-segmen naratif apa yang mengilustrasikan makna-makna kehidupan
individual ini?
JUDUL
Penelitian Kualitatif
Judul penelitian kualitatif lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi
sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori. Contoh judul penelitian
kualitatif.

114
a. Manajemen Bisnis Keluarga pada Perusahaan A
b. Makna Lagu-Lagu Patriotik Indonesia
c. Model Pengawasan Koperasi di Indonesia
d. Model Perencanaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah
e. Analisis Kebijakan Pendidikan di Indonesia Sejak Tahun 1945—2014
f. Perbandingan Perkembangan Kemampuan Kerja Lulusan SMK dan SMU pada Industri
Permesinan Modern

Penelitian Kuantitatif
Judul dalam penelitian kuantitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan
permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai
pegangan peneliti untuk menetapkan variable yang akan diteliti, teori yang digunakan, instrumen
penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta simpulan.
.Contoh Judul Penelitian Kuantitatif:

GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPIN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA


TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH

Judul penelitian tersebut terdiri atas dua variabel independen dan satu dependen. Masing-
masing instrumennya adalah:
a. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
b. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
c. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi

1. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan Kepala


Sekolah tertentu. Sumber datanya adalah guru dan karyawan. Bentuk angketnya adalah
multiple choice (pilihan ganda).

2. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel situasi kepemimpinan dari suatu
lembaga. Sumber datanya adalah para pegawai. Bentuk instrumennya adalah checklist.
Untuk itu dapat digunakan sebagai pedoman observasi, wawancara, maupun sebagai angket.

3. Instrumen untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi sekolah instrumennya adalah


checklist. Bentuk instrumennya ratingscale. Pedoman observasi, wawancara dapat
digunakan, dan sebagai angket. Sumber data para pegawai.
115
ABSTRAKSI
Karya tulis ilmiah, umumnya menyertakan sebuah abstrak. Bergantung pada kebutuhan,
panjang sebuah abstrak berkisar antara 4 kalimat dan 10 kalimat atau 150 hingga 350 kata.
Abstrak memudahkan pembaca melakukan skimming dan scanning. Abstrak perlu disusun
sedemikian rupa sehingga manarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Umumnya, terdapat dua
macam abstrak:
1. Result-driven, yakni mendemontrasikan temuan peneliti dan apa saja yang disimpulkan
dari penelitian
2. Summary, yakni yang menyajikan satu-dua kalimat sinopsis
Kebanyakan abstrak bertujuan menjadi informatif, yakni harus menyertakan temuan utama
(main findings), alih-alih indikatif, yakni hanya menyatakan penelitian macam apa yang sudah
dilakukan. Umumnya, abstrak terstruktur seperti sub-judul sebuah karya ilmiah.
Abstrak yang terstruktur memiliki lima bagian, yakni
a) Latar belakang
b) Tujuan
c) Metode
d) Hasil
e) Simpulan

METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI atau METODE
Metodologi mengacu pada kerangka kerja melalui yang mana peneliti melakukan
penelitiannya. Ada dua pilihan, yaitu metodologi kuantitatif atau kualitatif. Metodologi
mengembangkan suatu penjelasan mengapa metode dalam pembahasan telah dipilih. Metode
mengacu pada instrumen atau materi penelitian yang digunakan. Metodologi yang telah dipilih
memberikan informasi tentang pilihan metode-metode dan apa saja yang akan menjadi data.
1. Metode penelitian kuantitatif
a) penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu
yang representatif;
b) proses penelitian bersifat deduktif, untuk menjawab rumusan masalah digunakan
konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis, hipotesis tersebut
selanjutnya diuji melalui pengumpulan datalapangan;
c) metode yang lazim digunakan untuk instrumen penelitian, seperti tes, angket,
wawancara terstruktur, laboratorium atau latar eksperimental. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik;
116
d) hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

2. Metode penelitian kualitatif


a) dilakukan pada kondisi alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke
sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci;
b) metode yang lazim digunakan adalah wawancara,pengamatan (participant
observation) dan analisis wacana.
c) penelitian kualitatif penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif;
d) penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif;
e) penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome;
f) penelitian kualitatif dapat menciptakan teori;
g) penelitian kualitatif lebih menekankan makna.

DATA PENELITIAN
Data primer: berdasarkan data lapangan
Data sekunder: data pustaka
Sumber data: wawancara, angket, tes, interview, observasi (peninjauan ke lapangan),
laboratorium atau latar eksperimantal.

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF

LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

117
BAB II
KAJIAN TEORI

A. ...................................
B. ...................................
C. ....................................
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode dan alasan menggunakan metode


B. Tempat Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Sampel Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
118
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

A. SISTEM PENOMORAN PADA KARYA ILMIAH


1. Tingkat pertama menggunakan angka Romawi besar, misalnya I, II, III, IV, V, VI.
2. Tingkat kedua menggunakan huruf Latin besar, seperti A, B, C, D.
3. Tingkat ketiga menggunakan angka Arab, seperti 1, 2, 3, 4.
4. Tingkat keempat menggunakan huruf Latin kecil, misalnya a, b, c, d.
119
5. Tingkat kelima menggunakan angka Arab dengan satu kurung tutup, seperti 1), 2), 3), 4).
6. Tingkat keenam menggunakan huruf Latin kecil, musalnya a). b), c).
7. Tingkat ketujuh menggunakan angka Arab dengan dua kurung, seperti (1), (2), (3).
8. Tingkat keempat menggunakan huruf Latin kecil dengan dua kurung, misalnya
(a), (b), (c), (d).

B. Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab (Subsubbab)

1. Judul Bab
Judul bab diketik dengan huruf kapital seluruhnya dan diletakkan pada tengah halaman
kertas dengan huruf Times New Roman atau Arial yang telah ditebalkan.
Misalnya:
BAB I
PENDAHULUAN

2. Judul Subbab
Judul subbab, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata tugas
atau kata sambung, seperti kata dan, yang, di, pada) dan diletakkan di tengah halaman.
Misalnya:
A. Latar Belakang Masalah

3. Judul Subsubbab
Huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan ditulis di sebelah kiri halaman.
Misalnya:

1. Pengertian Ejaan

120

Anda mungkin juga menyukai