Anda di halaman 1dari 8

Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a. Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara

c. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

d. Wanita menyusui

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Post abortus dan tidak infeksi

g. Risiko rendah dari IMS

h. Tidak menghendaki metode hormonal

i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama (kontrasepsi darurat)

k. Perokok

l. Gemuk ataupun kurus

m. Penderita tumor jinak/kanker payudara, TD tinggi, sakit kepala/pusing, Varises di tungkai/vulva,


penyakit jantung, stroke, DM, hepatitis, epilepsi,Malaria, TBC non pelvik, penyakit tiroid, post
kehamilan ektopik, post pembedahan pelvik

8. Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a. Hamil/diduga hamil

b. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami / sering menderita PRP atau abortus septik

e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi cavum
uteri

f. Penyakit trofoblas yang ganas

g. Menderita TBC pelvik

h. Kanker alat genital

i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm


9. Cara Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

A.Alat dan bahan:

1) Bivalve speculum (kecil, sedang atau besar).

2) Tenakulum.

3) Sonde uterus.

4) Forsep/korentang.

5) Gunting.

6) Mangkuk untuk larutan antiseptik.

7) Sarung tangan DTT.

8) Cairan antiseptik (misalnya povidon iodine) untuk membersihkan serviks.

9) Kain kasa/kapas.

10) Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks

11) Copper T-380A IUD yang masih belum rusak dan terbuka.

B. Langkah-langkah memasukkan lengan AKDR Copper T-380A di dalam kemasan sterilnya:

1) Pastikan batang AKDR seluruhnya berada di dalam tabung inserter.

2) Letakkan kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas penutup
transparan berada di atas. Buka kertas penutup di bagian ujung yang berlawanan dari tempat AKDR
sampai kira-kira sepanjang setengah jarak dengan leher biru.

3) Angkat kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka. Kedua bagian kertas penutup
yang sudah terbuka dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat, sehingga pendorong
tetap steril. Dengan tangan yang lain, masukkan pendorong ke dalam tabung inserter dan dorong
hati-hati sampai menyentuh ujung batang AKDR.

4) Letakkan kembali kemasan pada tempat datar dengan bagian transparan menghadap ke atas.

5) Pegang dan tahan kedua ujung lengan AKDR dari atas penutup transparan dengan jari telunjuk
dan ibu jari tangan kiri. Tangan kanan mendorong kertas pengukur dari ujung kemasan yang sudah
dibuka sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup, sehingga lengan AKDR berada di atas kertas
pengukur. Sambil tetap memegang ujung kedua lengan, dorong inserter dengan tangan kanan
sampai ke pangkal lengan sehingga kedua lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.
6) Tahan kedua lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri. Tarik tabung inserter melewati kedua ujung lengan, kemudian dorong kembali dan putar
sampai kedua ujung lengan masuk ke dalam tabung inserter dan terasa ada tahanan.

7) Leher biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman kavum uteri dan penunjuk
ke arah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari tabung inserter.

8) Pegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong tabung inserter sampai jarak antara
ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian depan (dekat batang AKDR) sama
panjangnya dengan kedalaman kavum uteri yang telah diukur dengan sonde. Putar tabung inserter
sampai sumbu panjang leher biru berada pada posisi horizontal sebidang dengan lengan AKDR.

9) AKDR sekarang siap untuk dipasang pada uterus. Buka seluruh penutup transparan secara hati-
hati. Pegang tabung inserter yang sudah berisi AKDR dalam posisi horizontal agar AKDR dan
pendorong tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum tabung inserter mencapai fundus. Sebelum
dipasang, tabung inserter jangan sampai tersentuh permukaan yang tidak steril agar tidak
terkontaminasi.

C. Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T-380A:

1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dan lakukan informed concent

2) Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya

3) Persiapan alat

4) Persiapan alat perlindungan diri (celemek,cuci tangan,masker)

5) Atur posisi pasien & lampu penerang

6) Pakai sarung tangan steril/DTT

7) Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna (ulkus, pembengkakan kelenjar bartholini dan kelenjar
skene)

8) Lakukan pemeriksaan Inspekulo (pasang spekulum dalam vagina dan perhatikan cairan vagina,
servicitis dan bila ada indikasi, lakukan Pap Smear dan pemeriksaan bakteorologis terhadap
Gonorrhoe)

9) Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi, konsistensi dan
mobilitas uterus serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan infeksi atau keganasan dari
organ-organ sekitarnya (nyeri goyang serviks, tumor adneksa)

10) Lepaskan sarung tangan, masukan dalam clorin 5 %

11) Masukan lengan AKDR dalam kemasan steril

12) Pakai sarung tangan steril/DTT


13) Pasang spekulum & disinfeksi endoserviks dan dinding vagina

14) Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan untuk meluruskan dan
mestabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko perforasi

15) Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi dan kedalaman cavum uteri

16) Atur letak leher biru pd tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum uteri

17) Masukan tabung inserter dengan hati-hati sampai leher biru menyentuh fundus atau sampai
terasa ada tahanan

18) Lepas lengan AKDR dg teknik withdrawal. Tarik keluar pendorong.

19) Dorong tabung inserter secara perlahan-lahan ke dalam kavum uteri sampai leher biru
menyentuh serviks

20) Tarik keluar tabung inserter (sebagian)

21) Potong benang kira-kira 3-4cm

22) Lepaskan tenakulum

23) Beri antiseptik (povidon iodine) pada servik, apabila terdapat perdarahan maka pertahankan
selama beberapa menit

24) Lepaskan spekulum

25) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi, lakukan dekontaminasi alat-alat & sarung
tangan

26) Cuci tangan di bawah air mengalir

27) Ajarkan pada pasien bagaimana cara memeriksa benang

10. Cara Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

A.Alat dan bahan:

1) Bivalve speculum

2) Forsep/korentang

3) Mangkuk untuk larutan antiseptic

4) Sarung tangan DTT

5) Cairan antiseptic

6) Kain kasa atau kapas


7) Sumber cahaya yang cukup.

B. Langkah-langkahnya Pencabutan AKDR:

1) Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan informed consent

2) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kemih

3) Persiapan alat dan APD

4) Memposisikan pasien dan lampu penerangan

5) Pakai sarungtangan steril/DTT

6) Memasukkan speculum untuk melihat serviks dan benang AKDR.

7) Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali.

8) Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus / lengkung
dan tarik benang pelan-pelan. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan
cabut AKDR dengan pelan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat
maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.

9) Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan, masukkan klem / alat pencabut AKDR
ke dalam kavum uteri untuk menjepit benang / ujung AKDR.

10) Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik
seluruhnya dari kanalis servikalis, putar klem pelan-pelan sambil menarik. Bila dari pemeriksaan
bimanual didapatkan sudut antara uterus dengan kanalis servikalis sangat tajam, gunakan tenakulum
untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan ke bawah dan ke atas dengan pelan dan hati-hati, sambil
memutar klem.

11) Setelah berhasil dicabut, tunjukan AKDR kepada pasien

12) Beri antiseptik (povidon iodine) pada ujung servik, apabila terdapat perdarahan maka
pertahankan selama 3 menit

13) Lepaskan spekulum, bereskan alat, lepas sarung tangan, rendam dalam larutan clorin 5%

11. Waktu Pemasangan AKDR

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.

b. Hari ke 1-7 siklus haid.


c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan;
setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi
tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan.

d. Post abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi (Kontrasepsi Darurat).

12. Petunjuk Bagi Klien Pasca Pemasangan AKDR

a. Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pasca pemasangan

b. Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, Periksa benang AKDR secara rutin terutama
setelah haid

c. Setelah bulan pertama pemasangan,hanya perlu memeriksa benang bila:

Ø Kram/kejang di perut bagian bawah

Ø Perdarahan (spotting) diantara haid/setelah senggama

Ø Nyeri/tdk nyaman selama/setelah senggama

d. Copper T-380A perlu dilepas saat jangka waktu pemasangan habis, tetapi dapat dilakukan lebih
awal apabila diinginkan.

e. Kembali ke klinik apabila:

-Terlambat haid (Siklus terganggu)

-Perdarahan yang banyak

- AKDR terlepas /Tidak dapat meraba benang AKDR.

-Merasakan bagian yang keras dari AKDR.

-Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan (infeksi)

13. Efek Samping Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan Penangannya

Efek Samping

Penanganan

Amenorhea
Ø Periksa sedang hamil atau tidak, apabila tidak jangan lepas IUD, lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenorhea apabila dikehendaki,

Ø Apabila hamil jelaskan dan sarankan untuk melepas IUD, (jika talinya terlihat & kehamilan kurang
dari 13minggu).

Ø Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, IUD jangan dilepaskan.

Ø Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepaskan IUD
jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilan harus diamati dan diperhatikan.

Kejang

Ø Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kejang.

Ø Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Bila tidak ditemukan penyebabnya beri analgetik
sedikit meringankan.

Ø Apabila klien mengalami kejang yang berat lepaskan IUD dan bantu klien memilih alat kontrasepsi
lain.

Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

Ø Pastikan&tegaskan adanya infeksi pelvik&khmln ektopik.

Ø Bila tidak ada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat lakukan
konseling dan pemantauan.

Ø Beri ibuprofen (800mg, 3x1) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi 1x1 selama 3
bulan.

Ø IUD memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.

Ø Apabila klien telah memakai IUD selam lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemia,
anjurkan untuk melepas IUD dan bantu memilih metode lain.

Benang yang hilang

Ø Pastikan hamil/tidak. Tanyakan apakah IUD terlepas.

Ø Bila tidak hamil dan IUD tidak terlepas berikan kondom.

Ø Periksa talinya di dalam saluran endoservik dan cavum uterii (apabila memungkinkan adanya
peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya,
Ø Apabila tidak ditemukan rujuk ke dokter.

Adanya pengeluran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP

Ø Pastikan pemeriksaan untuk Infeksi Menular Seksual.

Ø Lepaskan IUD apabila ditemukan bahwa pasien menderita gonorhoe atau infeksi klamidial,
kemudian lakukan pengobatan yang memadai.

Ø Bila terjadi Penyakit Radang Panggul, maka obati dan lepas IUD setelah 48 jam.

Ø Apabila IUD dikeluarkan, beri metode lain sampai masalahnya teratasi.

CATATAN TAMBAHAN :

1.AKDR DENGAN PROGESTIN

Ø AKDR yang mengandung progesteron (Levonorgestrel)

Ø Mengurangi nyeri haid & jumlah darah haid

Ø Tidak mempengaruhi obat epilepsi/TBC

Ø Kontra indikasi : kanker gnetalia/pyudra, DM, miom uterus, riwayat kehamilan ektopik

2. AKDR POST PLASENTA

Ø AKDR yang dipasang segera setelah plasenta lahir

Ø Biasanya dimasukkan 10 menit post plasenta lahir

Ø Potong benang 6 cm (dilakukan sebelum insersi)

Ø Tangan kanan menjepit AKDR dengan ujung telunjuk & jari tengah, telusuri sampai ke fundus,
tangan kiri memegang fundus, menekan fundus ke bawah

Ø Kejadian ekspulsi lebih tinggi (6-10%), bila ekspulsi, dapat dipasang kembali dengan AKDR baru

Ø Kontra indikasi : ketuban pecah lama, infeksi intrapartum, perdarahan post partum.

Anda mungkin juga menyukai