Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LEGAL AND LEGISLATIVE ISSUE

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Leadership dengan dosen
pengampu Suci Noor Hayati, M.Kep

Disusun oleh

Anita Hidayat Putri 218090

Aprilia Sucianti 218091

Bhika Djamiri 218092

Hendi Wardani 217111

Krisna Rizaldi R 218105

Nadia Khofifah 218108

R. Sofwan Muzzaki Sendjaya 218114

Tasya Tasharofa 218122

Verawati Sanjaya 218124

Winia Noviyanti 218126

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
umat yang setia kepadannya sampai akhir zaman, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunnya. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Leadership, kami membuat makalah
dengan judul “LEGAL AND LEGISLATIVE ISSUE”. Dalam menyelesaikan
makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
senantiasa membantu dan membimbing pada proses pembuatan makalah. Kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Pada akhirnnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dan berharap
semoga makalah ini dapat memberimanfaat, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca.

Bandung, 25 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Source of Law (Sumber Hukum)...................................................................3
2.2 Types of Laws and Courts (Jenis Hukum dan Pengadilan)...........................3
2.3 Legal Doctrines and the Practice of Nursing (Doktrin Hukum dan Praktik
Keperawatan)........................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................5
3.1 Source of law..................................................................................................5
3.2 Types of laws and courts................................................................................7
3.3 Legal doctrine and the practice of nursing.....................................................8
BAB IV PENUTUP...............................................................................................11
4.1 Kesimpulan...................................................................................................11
4.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara
profesional. Pemimpin dalam keperawatan merupakan seseorang yang dapat
mempersatukan orang-orang dapat mengarahkannya sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan oleh
seorang pemimpin, maka ia harus mempunyai kemampuan untuk mengatur
lingkungan kepemimpinan. Jadi dalam kepemimpinan ada keterkaitan antara
pemimpin dan berbagai kegiatan yang dihasilkan oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan diperlukan dalam setiap kegiatan keperawatan. Setiap perawat,
stap, ketua tim, kepala ruangan, pengawas atau kepala bidang keperawatan perlu
memiliki keterampilan kepemimpinan sehingga efektif dalam pengelola pelayanan
asuhan keperawatan. Agar perawat mempunyai keterampilan kepimimpinan
diperlukan pemahaman tentang teori, gaya, dan ciri-ciri bagaimana seseorang
dapat berperan sebagai pemimpin yang efektif.

Types of Laws and Courts (Jenis Hukum dan Pengadilan) Meskipun


kebanyakan perawat khawatir terutama tentang dituntut karena malpraktek,
mereka sebenarnya mungkin terlibat dalam tiga jenis kasus pengadilan: pidana,
perdata, dan administras. Types of Laws and Courts (Jenis Hukum dan
Pengadilan) Meskipun kebanyakan perawat khawatir terutama tentang dituntut
karena malpraktek, mereka sebenarnya mungkin terlibat dalam tiga jenis kasus
pengadilan: pidana, perdata, dan administras. Legal Doctrines and the Practice of
Nursing (Doktrin Hukum dan Praktik Keperawatan) Dua doktrin hukum penting
sering kali memandu ketiga pengadilan dalam pengambilan keputusan mereka.
Yang pertama, stare decisis, berarti membiarkan keputusan itu berdiri.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah makalah ini sebagai
berikut:

1. Apa itu kepemimpinan dalam keperawatan?

2. Bagaimana kepimpinan yang efektif dalam keperawatan?

3. Bagaimana peran kepemimpinan dalam keperawatan ?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu menguraikan kepemimpinan dalam keperawatan

b. Mahasiswa mampu menguraikan bagaimana kepemimpinan yang efektif

c. Mahasiswa mampu menguraikan peran kepemimpinan

1.4 Manfaat
Menyusun makalah ini diharapkan dapat menuntun kepemimpinan,
khususnya kepimpinan keperawatan yang efektif. Dan juga diharapkan dapat
memberikan bahan ilmu tambahan terkait dasar kepemimpinan dan dapat
dikembangkan dalam keperawatan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Source of Law (Sumber Hukum)


Sistem hukum AS bisa agak membingungkan karena tidak hanya ada
empat sumber hukum tetapi juga sistem paralel di tingkat negara bagian dan
federal. Sumber hukum meliputi konstitusi, anggaran dasar, badan
administratif, dan keputusan pengadilan.
Sebuah konstitusi adalah sistem hukum atau prinsip dasar yang mengatur
suatu bangsa, masyarakat, korporasi, atau kumpulan individu lainnya. Tujuan
konstitusi adalah untuk menetapkan dasar dari sistem pemerintahan untuk
masa depan dan masa kini.

2.2 Types of Laws and Courts (Jenis Hukum dan Pengadilan)


Meskipun kebanyakan perawat khawatir terutama tentang dituntut karena
malpraktek, mereka sebenarnya mungkin terlibat dalam tiga jenis kasus
pengadilan: pidana, perdata, dan administrasi. Pengadilan di mana masing-
masing diadili, beban pembuktian yang diperlukan untuk menjatuhkan
hukuman, dan hukuman yang dihasilkan yang terkait dengan masing-masing
berbeda.

2.3 Legal Doctrines and the Practice of Nursing (Doktrin Hukum dan
Praktik Keperawatan)
Dua doktrin hukum penting sering kali memandu ketiga pengadilan dalam
pengambilan keputusan mereka. Yang pertama, stare decisis, berarti
membiarkan keputusan itu berdiri.Dekisis tatapan menggunakan preseden
sebagai panduan untuk mengambil keputusan pembuatan.
Doktrin kedua yang memandu pengadilan dalam pengambilan keputusan
adalah res judicata, yang berarti "sesuatu atau masalah diselesaikan dengan

3
penilaian." Ini hanya berlaku jika pengadilan yang kompeten telah
memutuskan sengketa hukum dan jika tidak ada banding lebih lanjut yang
memungkinkan.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Source of law


Sumber hukum meliputi konstitusi, anggaran dasar, badan administratif,
dan keputusan pengadilan. Perbandingan ditunjukkan dalam Tabel

Konstitusi AS menetapkan organisasi umum dari pemerintah federal dan


memberikan dan membatasi kekuasaan spesifiknya. Setiap negara bagian juga
memiliki konstitusi yang menetapkan organisasi umum pemerintah negara bagian
dan memberikan serta membatasi kekuasaannya. Sumber hukum kedua adalah
undang-undang hukum yang mengatur. Badan legislatif, seperti kongres AS,
legislatif negara bagian, dan dewan kota, membuat undang-undang ini. Anggaran
Dasar secara resmi disahkan (dipilih dan disahkan) oleh badan legislatif dan
disusun menjadi kode, kumpulan undang-undang, dan peraturan. 51 Tindakan
Praktik Perawat mewakili 50 negara bagian dan District of Columbia adalah

5
contoh undang-undang. Tindakan Praktik Perawat ini mendefinisikan dan
membatasi praktik keperawatan, dengan demikian menyatakan apa yang
merupakan praktik yang diwenangkan serta apa yang melebihi cakupan
kewenangan. Meskipun Tindakan Praktik Perawat dapat bervariasi di antara
negara bagian, semua harus konsisten dengan ketentuan atau undang-undang yang
ditetapkan di tingkat federal. Badan administrasi, sumber hukum ketiga, diberi
kewenangan untuk bertindak oleh badan legislatif dan membuat peraturan
perundang-undangan yang menegakkan hukum perundang-undangan. Misalnya,
Dewan Perawat Negara adalah lembaga administratif yang dibentuk untuk
menerapkan dan menegakkan Undang-Undang Praktik Perawat negara dengan
menulis aturan dan regulasi dan dengan melakukan investigasi dan dengar
pendapat untuk memastikan penegakan hukum. Hukum administratif hanya
berlaku sepanjang masih dalam lingkup kewenangan yang diberikan kepada badan
legislatif. Sumber hukum keempat adalah keputusan pengadilan. Hukum yudisial
atau putusan dibuat oleh pengadilan untuk menafsirkan masalah hukum yang
sedang dipersengketakan. Tergantung pada jenis pengadilan yang terlibat, hukum
yudisial atau putusan dapat dibuat oleh hakim tunggal, dengan atau tanpa juri,
atau oleh panel hakim. Umumnya, pengadilan tingkat awal memiliki satu hakim
atau hakim, pengadilan banding perantara memiliki tiga hakim, dan pengadilan
banding tertinggi memiliki sembilan hakim.

Sumber hukum dalam bahasa Inggris adalah source of law. Perkataan


“sumber hukum” itu sebenarnya berbeda dari perkataan “dasar hukum”, “landasan
hukum” ataupun “payung hukum”. Dasar hukum ataupun landasan hukum adalah
legal basis atau legal ground, yaitu norma hukum yang mendasari suatu tindakan
atau perbuatan hukum tertentu sehingga dapat dianggap sah atau dapat dibenarkan
secara hukum. Sedangkan, perkataan “sumber hukum” lebih menunjuk kepada
pengertian tempat dari mana asal-muasal suatu nilai atau norma tertentu berasal.
Hans Kelsen dalam bukunya “General Theory of Law and State” menyatakan
bahwa istilah sumber hukum itu (sources of law) dapat mengandung banyak
pengertian, karena sifatnya yang figurative and highly ambiguous. Pertama, yang
lazimnya dipahami sebagai sources of law ada 2 (dua) macam, yaitu custom dan
statute. Kedua, sources of law juga dapat dikaitkan dengan cara untuk menilai

6
alasan atau the reason for the validity of law. Ketiga, sources of law juga dipakai
untuk hal-hal yang bersifat non-juridis, seperti norma moral, etika, prinsip-prinsip
politik, ataupun pendapat para ahli, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi
pembentukan suatu norma hukum, sehingga dapat pula disebut sebagai sumber
hukum atau the sources of the law. Sumber hukum dapat dibedakan antara yang
bersifat formal (source of law in formal sense) dan material (source of law in
material sense). Setiap negara memilki system hukum yang berbeda-beda
sehingga sumber hukum yang digunakan berbeda pula.

3.2 Types of laws and courts

Di pidana kasus, individu menghadapi tuntutan yang umumnya diajukan


oleh negara bagian atau federal jaksa agung untuk kejahatan yang dilakukan
terhadap individu atau masyarakat. Dalam kasus pidana, individu selalu dianggap
tidak bersalah kecuali negara dapat membuktikan kesalahannya tanpa keraguan.
Penahanan dan bahkan kematian adalah konsekuensi yang mungkin terjadi karena
terbukti bersalah dalam masalah pidana. Perawat yang dinyatakan bersalah karena
sengaja memberikan dosis obat yang fatal kepada pasien akan dituntut di
pengadilan pidana. Di sipil kasus, satu individu menuntut orang lain untuk uang
sebagai kompensasi atas kerugian yang dirasakan. Beban pembuktian yang
diperlukan untuk diputuskan bersalah dalam kasus perdata dijelaskan sebagai a
bukti yang lebih besar. Dengan kata lain, hakim atau juri harus yakin bahwa
kemungkinan besar terdakwa bertanggung jawab atas luka-luka yang diderita
pelapor. Konsekuensi dari dinyatakan bersalah dalam gugatan perdata adalah
moneter. Kebanyakan kasus malpraktek disidangkan di pengadilan sipil. Di
administratif kasus, seseorang digugat oleh badan pemerintah negara bagian atau
federal yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan program pemerintah.
Dewan Keperawatan Negara Bagian adalah salah satu lembaga pemerintah

7
tersebut. Ketika seseorang melanggar Undang-undang Praktik Perawat negara
bagian, Dewan Keperawatan dapat berusaha untuk mencabut lisensi atau
menerapkan beberapa bentuk disiplin. Beban pembuktian dalam kasus ini
bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain. Ketika standar yang jelas
dan meyakinkan tidak digunakan, keunggulan standar bukti dapat digunakan.
Jelas dan meyakinkan melibatkan beban pembuktian yang lebih tinggi daripada
bukti yang lebih banyak tetapi beban pembuktian yang jauh lebih rendah daripada
di luar keraguan yang masuk akal.

konstitusi harus bekerja sebagai perwujudan hukum tertinggi yang


kepadanya segala hukum dan tindakan pemerintahan harus menundukkan diri.
Terdapat sebuah asas lex superiori derogat lex inferiori dalam ilmu hukum.
Peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi dapat mengesampingkan
peraturan yang lebih rendah.

3.3 Legal doctrine and the practice of nursing


Dua doktrin hukum penting sering kali memandu ketiga pengadilan dalam
pengambilan keputusan mereka. Yang pertama, stare decisis, berarti membiarkan
keputusan itu berdiri. Dekisis tatapan menggunakan preseden sebagai panduan
untuk mengambil keputusan pembuatan. Doktrin ini memberi perawat wawasan
tentang cara pengadilan sebelumnya menetapkan tanggung jawab dalam situasi
tertentu. Namun, perawat harus menghindari dua kendala dalam menentukan
apakah menatap decisis harus diterapkan pada situasi tertentu. Yang pertama
adalah bahwa kasus sebelumnya harus berada dalam yurisdiksi pengadilan yang
mendengarkan kasus saat ini. Misalnya, kasus Florida sebelumnya yang
diputuskan oleh pengadilan negara bagian tidak menjadi preseden untuk
pengadilan banding Texas. Meskipun pengadilan Texas dapat mencontoh
keputusannya setelah kasus Florida, pengadilan tersebut tidak dipaksa untuk
melakukannya. Pengadilan yang lebih rendah di Texas, bagaimanapun, akan
bergantung pada keputusan banding Texas. Jebakan lainnya adalah bahwa
pengadilan yang mendengarkan kasus saat ini dapat menyimpang dari preseden
dan menetapkan keputusan penting. Keputusan landmark umumnya terjadi karena

8
kebutuhan masyarakat telah berubah, teknologi menjadi lebih maju, atau
mengikuti preseden akan semakin harman orang yang sudah terluka. Roe v.
Wade, keputusan penting tahun 1973 untuk mengizinkan seorang wanita mencari
dan menerima aborsi resmi selama dua trimester pertama kehamilan, adalah
contohnya ( Lembaga Informasi Hukum, nd ). Mengingat pengaruh politik dan
berbagai pandangan masyarakat tentang aborsi, preseden ini dapat berubah lagi di
masa depan.

Doktrin kedua yang memandu pengadilan dalam pengambilan keputusan


adalah res judicata, yang berarti "sesuatu atau masalah diselesaikan dengan
penilaian." Ini hanya berlaku jika pengadilan yang kompeten telah memutuskan
sengketa hukum dan jika tidak ada banding lebih lanjut yang memungkinkan.
Doktrin ini mencegah pihak yang sama dalam gugatan asli untuk mencoba
kembali masalah yang sama yang terlibat dalam gugatan pertama.

Saat menggunakan doktrin sebagai pedoman untuk praktik keperawatan,


perawat harus ingat bahwa semua hukum bersifat cair dan dapat berubah. Contoh
perubahan undang-undang tentang keperawatan profesional terjadi di Mahkamah
Agung Illinois lebih dari satu dekade yang lalu ketika undang-undang tersebut
akhirnya mengakui keperawatan sebagai profesi independen dengan pengetahuan
uniknya sendiri. Pada kasus ini ( Rumah Sakit Sullivan v. Edward, 2004),
Mahkamah Agung Illinois memutuskan bahwa dokter tidak dapat menjadi saksi
ahli mengenai standar keperawatan ( Temukan Hukum untuk Profesional Hukum,
2016 ). Ini menunjukkan bagaimana hukum terus berkembang. Hukum tidak bisa
statis; mereka harus berubah untuk mencerminkan otonomi dan tanggung jawab
yang tumbuh yang diinginkan oleh perawat. Sangat penting bahwa semua perawat
menyadari dan peka terhadap undang-undang dan undang-undang yang berubah
dengan cepat yang memengaruhi praktik mereka. Perawat juga harus menyadari
bahwa undang-undang negara bagian mungkin berbeda dari undang-undang
federal dan bahwa pedoman hukum untuk praktik keperawatan di rumah sakit
mungkin berbeda dari pedoman negara bagian atau federal. Batasan praktik
ditentukan di Undang-Undang Praktik Perawat dari setiap negara bagian.
Tindakan ini umum di sebagian besar negara bagian untuk memungkinkan
beberapa fleksibilitas dalam peran yang luas dan berbagai situasi di mana perawat

9
berpraktik. Karena ini memungkinkan untuk beberapa interpretasi, banyak
pemberi kerja telah menetapkan pedoman untuk praktik keperawatan di organisasi
mereka sendiri. Pedoman mengenai ruang lingkup praktik ini tidak dapat,
bagaimanapun, melebihi persyaratan negara Tindakan Praktek Keperawatan.
Manajer perlu menyadari interpretasi praktik spesifik organisasi mereka dan
memastikan bahwa bawahan mengetahui hal yang sama dan mengikuti praktik
yang ditetapkan. Semua perawat harus memahami kontrol hukum untuk praktik
keperawatan di negara bagian mereka.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sumber hukum meliputi konstitusi, anggaran dasar, badan administratif,
dan keputusan pengadilan.Konstitusi AS menetapkan organisasi umum dari
pemerintah federal dan memberikan dan membatasi kekuasaan spesifiknya.
Setiap negara bagian juga memiliki konstitusi yang menetapkan organisasi
umum pemerintah negara bagian dan memberikan serta membatasi
kekuasaannya. Sumber hukum kedua adalah undang-undang hukum yang
mengatur. Badan legislatif, seperti kongres AS, legislatif negara bagian, dan
dewan kota, membuat undang-undang ini. Anggaran Dasar secara resmi
disahkan (dipilih dan disahkan) oleh badan legislatif dan disusun menjadi
kode, kumpulan undang-undang, dan peraturan.
Dalam kasus pidana, individu selalu dianggap tidak bersalah kecuali
negara dapat membuktikan kesalahannya tanpa keraguan. Penahanan dan
bahkan kematian adalah konsekuensi yang mungkin terjadi karena terbukti
bersalah dalam masalah pidana.
Dua doktrin hukum penting sering kali memandu ketiga pengadilan dalam
pengambilan keputusan mereka. Yang pertama, stare decisis, berarti
membiarkan keputusan itu berdiri. Dekisis tatapan menggunakan preseden
sebagai panduan untuk mengambil keputusan pembuatan. Doktrin ini
memberi perawat wawasan tentang cara pengadilan sebelumnya menetapkan
tanggung jawab dalam situasi tertentu. Namun, perawat harus menghindari
dua kendala dalam menentukan apakah menatap decisis harus diterapkan
pada situasi tertentu. Yang pertama adalah bahwa kasus sebelumnya harus
berada dalam yurisdiksi pengadilan yang mendengarkan kasus saat ini.

11
4.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita tahu tentang isuSource of law ,
Types of laws and courts, Legal doctrine and the practice of nursing. yang
kita ketahui ketiga isu ini memiliki tugas yang berbeda. Dua doktrin hukum
penting sering kali memandu ketiga pengadilan dalam pengambilan
keputusan mereka. Yang pertama, stare decisis, berarti membiarkan
keputusan itu berdiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

About.com-Economis. (2009). Definition of human capital. Retrieved November


21, 2009, form
http://economics.about.com/cseconomicsglossary/g/human_capital.htm
Aiken, L, Clarke, S. P., sloane, D. M., Lake, E.T., & Cheney, T. (2008, May).
Effevts of hospital care encirontment on patient mortality and nurse outcomes.
Journal of Nursing Administration, 38 (5), 223-229. American Association of
Colleges of Nursing. (2009). Fact sheet. Creating a more highly qualified nursing
workforce. Retrieved November 21, 2009, form
http://www.aacn.nche.edu/Media/FactSheets/NursingWrkhf.htm.
Avolio, B, Walumbwa, F., & Weber, T. (2009). Leadership: Current theories,
research, and future directions. Annual Review of Psychology, 60,421-449.
Cultural diversity in nursing. The basic concepts of transcultural nursing.
Retrieved November 21, 2009, from http://www.minorityjobs.net/article/813/The-
Basic-Concepts-of-Transcultural-Nursing-Cultural-Diversity-In-Nursing.html
Dyer, J. H., Gregersen, H. B., & Christensen, C. M. (2009). Attitudes towards
collaboration and servant leadership among nuses, physicians and residents.
Journal of Interprofessional Care, 23 (4), 331-340.
Goleman, d. (1998). Working with emotional intelligence. New York : Battam
Books.
Greenleaf, R. K. (1997). Servant leadership : A journey in the nature of legitimate
power and greatness. New York : Paulist.
Huston, C. (2008, November). Preparing nurse leaders for 2020. Journal of
Nursing Management (UK), 16 (8), 905-911.
Huston, C. (2010. Professional issues in nursing ; Challenges and opportunities.
2nd Edition. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins.
Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997). What is emotional intelligence? In P. Salovey
& D. Sluyter (Eds.), Emotional development and emotional intelligence :
Implications for educators (pp. 3-31). New York : Basic Books.
Momeni, N. (2009, June). The relation between managers’ enotional intelligence
and the organizational climate they create. Public Personnel Management, 38 (2),
35-48.

iii
O’Neil, E., Morjikian, R. L., & Cherner, D. (2008, April). Developing nurse
leaders An overview of trends and programs. Journal of Nursing Administration,
28 (4a0, 178-183.
Obsorn, R. N., & Marion, R. (2009). Contextual leadership, transformational
leadership and the perfomance of international innovation seeking alliances. The
Leadership Quarterly, 20 (2), 191-206.
Porter-O’Grady, T., & Malloch, K. (2007). Quantum leadership: A resource for
healthcare innovation, 2nd Edition. Boston:Jones & Bartlett.
Scott, K. T. (2006, September 29). The gifts of leadership, Keynote presented at
the Sigma Theta Tau Interantional Chapter Leader Academy, Indianapolis, IN.
Shirey , M. R. (2006). Promoting sustainability through collaboration. Reflections
on Nursing Management , 16 (5), 519-524.
Stanley, D. (2008, July). Congruent leadership:Values in action. Journal of
Nursing Management, 16 (5), 519-524.
Sturm, B. A. (2009, February). Principles of servant-leadership in community
health nursing: Management issues and economy Harvard Bussines Review, pp.
42-50.
Tabaka, J. (2009, April 18). #9 Servant and leader-Top 10 characteristics of an
agile organization. Agileblog. Retrieved August 30, 2009, from
http://www.rallydev.com/agileblog/2009/04/9-servant-and-leader-top-10-
characteristics-of-an-agile-organization/-
Van Wagner, K. (2009). What is emotional intelligence? About.compsychology.
Retrieved November 21, 2009, from
http://psychology.about.com/od/personalitydevelopment/a/emotionalintell.htm.
Zinni, T., & Koltz, T. (2009). Leading the charge: Leadership lessons from the
battlefield to the boardroom.: New York: Palgrave Macmillan.

iv

Anda mungkin juga menyukai