Anda di halaman 1dari 8

MODUL 6

SISTEM KEPERAWATAN KOMUNITAS 1


(NSA 525)

Materi 1
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

Disusun Oleh
Ns. Abdurrasyid, M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Universitas Esa Unggul


2019
MATERI
MATA AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

A. Pengantar
Modul 6 akan memberikan ulasan mengenai topik ke 6 (enam) tentang teori dan model
keperawatan komunitas dalam Mata Kuliah Keperawatan Komunitas 1 (satu).
Pelayanan kesehatan primer merupakan ujung tombak dalam upaya pelaksanaan
kegiatan promotive dan preventif kesehatan masyarakat. Terkait hal tersebut, perawat
komunitas perlu memahami perkembangan kesehatan primer, konsep pelayanan
kesehatan primer, dan prinsip pelaskanaan kesehatan primer sebagai upaya
memaksimalkan sumber daya kesehatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.

B. Kemampuan Akhir yang Diharapkan


Mahasiswa mampu menjelaskan pelayanan kesehatan primer dalam asuhan
keperawatan komunitas.

C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan perkuliahan, mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan perkembangan pelayanan kesehatan primer
2. Menjelaskan konsep pelayanan kesehatan primer
3. Menjelaskan prinsip pelaksanan kesehatan primer

D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami topik 6 (enam) dengan pendekatan,
contextual instruction dan blended learning.
2. Mahasiswa mempelajari penjelasan topik 6 (enam) dengan cara melakukan telaah
terhadap materi pemicu terkait topik yang dibahas secara konteksual dan visual
(video).
3. Kegiatan dilanjutkan dengan pendekatan contextual instruction yaitu mahasiswa
melakukan pengisian tugas sesuai dengan instruksi di dalam soal yang dimuat dan
dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
E. Materi Belajar
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
1. Perkembangan pelayanan kesehatan primer
Primary Health Care (PHC) atau pelayanan kesehatan utama (PKU), diperkenalkan
oleh World Health Organization (WHO), sekitar tahun 70-an dengan tujuan
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Hilangkan perkembangan PHC di Indonesia dimulai dengan keikutsertaan
Indonesia dalam menandatangani konferensi Alma Ata pada tahun 1978 dengan
ditetapkannya prinsip prinsip Primary Health Care sebagai strategi untuk mencapai
kesehatan bagi seluruh masyarakat. Menurut deklarasi Alma Ata (1978), PHC
adalah kontak pertama individu, keluarga dan masyarakat dengan sistem pelayanan
kesehatan.

Pengertian tersebut sesuai dengan pengertian Sistem Kesehatan Nasional di


Indonesia (SKN), tahun 2009, yang menyatakan, upaya kesehatan primer adalah
upaya kesehatan dasar, kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009). Pemerintah Indonesia mendukung
pelaksanaan PHC diwujudkan melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD). Pendekatan PHC ini bukan merupakan pendekatan yang baru bagi
Indonesia karena Indonesia telah merencanakan program yang serupa dan telah
diinisiasi setelah perang kemerdekaan Indonesia, di mana pelayanan preventif mulai
melengkapi pelayanan kuratif. Indonesia saat itu juga merencanakan Konsep
Bandung Plan yang merupakan 'embrio' konsep Puskesmas. Pada tahun 1969-1974,
pemerintah memulai program pembangunan Pelita I merupakan bagian dari tahapan
pembangunan lima tahunan disebut pelita.

Bidang kesehatan, Pelita I merumuskan cikal bakal pelaksanaan PHC di antaranya:


1) Perbaikan kesehatan masyarakat dipandang sebagai upaya yang meningkatkan
produktivitas penduduk; 2) Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional; 3) Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas Pelita II
berfokus pada keterlibatan dan partisipasi masyarakat pada bidang kesehatan.
Selain itu, Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PMKD) dikembangkan yang
merupakan wujud operasional dari PHC di Indonesia. Pelita III melahirkan Sistem
Kesehatan nasional yang memuat mengenai: 1) Pendekatan kesisteman; 2)
Pendekatan kemasyarakatan; 3) Kerjasama lintas program dan lintas sektoral; 4)
Peran serta masyarakat; 5) Pendekatan promotif dan preventif. Saat ini, pelayanan
kesehatan primer di Indonesia berbasis pada pelayanan yang diberikan di
Puskesmas Pada Pelita IV, salah satu program terkait kesehatan adalah inisiasi
program Keluarga Berencana (KB) (IPKKI, 2016). Sedangkan, Program Pelita
selanjutnya tidak berfokus pada kesehatan namun lebih pada bidang pembangunan
dan pertanian. Dari pelita 1 sampai pelita 4 memberikan prioritas untuk
pembangunan kesehatan yang berbasis masyarakat dengan pendekatan PHC.

2. Konsep Pelayanan kesehatan primer


Pelayanan kesehatan primer/primary health care (PHC) merupakan suatu pelayanan
kesehatan yang esensial dan diselenggarakan berdasarkan tata cara dan teknologi
praktis, sesuai dengan kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat,
dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat melalui peran aktif
secara penuh dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tahap perkembangan serta didukung oleh semangat kemandirian
dan menentukan diri sendiri (WHO, 1978). Hasil dari deklarasi Alma Ata (1978)
menyebutkan bahwa PHC merupakan bentuk kontak pertama individu, keluarga,
atau masyarakat dengan sistem pelayanan.

Depkes (2009) dalam sistem kesehatan nasional (SKN) juga mendefinisikan bahwa
upaya kesehatan primer merupakan upaya kesehatan dasar di mana terjadi kontak
pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan komunitas pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif
dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik dan pelayanan preventif mencegah agar
masyarakat tidak jatuh sakit atau terhindar dari penyakit. Di Indonesia, level
pelayanan primer sebagian besar berada di desa atau kelurahan dan sebagian besar
fasilitas berbasis masyarakat dan memberikan pelayanan untuk program pelayanan
kesehatan primer dan program preventif.

Di Indonesia, penyelenggaraan PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang


berbasis komunitas dan partisipasi masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang
ada di setiap wilayah kecamatan dan kelurahan atau desa. Ujung tombak dari
pelayanan PHC di Indonesia adalah penyelenggaraan Puskesmas. Pada setiap
kecamatan terdapat minimal satu Puskesmas dan didukung oleh dua atau tiga
Puskesmas pembantu. Puskesmas berfokus pada promosi kesehatan, sanitasi,
kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, gizi masyarakat, pencegahan
penyakit, dan keadaan darurat minor (Depkes, 2004).

Beberapa pusat perawatan kesehatan, terutama di daerah pedesaan, belum berhasil


melaksanakan kedua tugas kuratif dan preventif karena terbatasnya tenaga
kesehatan. Pelayanan kesehatan primer bertujuan mengetahui dan memfasilitasi
kebutuhan masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan yang memuaskan.
Selain itu PHC memiliki tujuan khusus pelayanan kesehatan yaitu dapat
menjangkau seluruh penduduk, diterima seluruh penduduk, berdasarkan kebutuhan
medis dari populasi dan pelayanan yang menggunakan seluruh sumber daya secara
maksimal. Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan Unit Kesehatan
Masyarakat (Kemenkes, 2006).

Rencana strategis pembangunan kesehatan Indonesia 2015-2019 memiliki indikator


pencapalan sasaran untuk pelayanan keperawatan di Puskesmas yaitu jumlah
Puskesmas yang menerapkan Pelayanan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat/Komunitas (Perkesmas) sebanyak 1.015 unit Puskesmas (Kemenkes RI,
2015). Pada tahun 2014 pelayanan kesehatan komunitas/ masyarakat (Perkesmas)
menjadi salah satu pelayanan yang harus dilaksanakan di setiap Puskesmas untuk
dapat menyelenggarakan program esensial yakni promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak, gizi, pencegahan dan pengendalian penyakit
(Permenskes Nomor 75 tahun 2014).

3. Prinsip kesehatan primer


Pelayanan kesehatan primer memiliki keunikan tersendiri denga lima unsur utama
dalam pelaksanaannya yaitu:

1) Pelayanan kesehatan primer sebagai upaya pemerataan kesehatan


Pelayanan kesehatan primer harus mampu memberikan pelayanan yang sama
bagi masyarakat. Kesetaraan dalam pemberian pelayanan kesehatan primer
dilaksanakan tanpa membeda-bedakan klien sasaran terkait usia, jenis kelamin,
agama, satatus sosial dan ekonomi, bidaya dan kepercayaan, atau tempat
tinggal. Upaya pemerataan kesehatan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
primer dapat diartikan sebagai upaya pemerataan keterjangkauan layanan
kesehatan seperti ketersediaan sumber daya kesehatan, pemerataan akses
fasilitas layanan kesehatan, atau pemerataan standar layanan kesehatan primer.
2) Pelayanan kesehatan primer menekankan upaya preventif
Pelayanan kesehatan primer dilaksakanan untuk membantu masyarakat dalam
mendapatkan derajat kesehatan optimal. Fokus pelaksanaan pelayanan
kesehatan primer yaitu upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif
dan rehabilitative, sehingga masyarakat yang berada di wilayah naungan
pelayanan kesehatan primer memiliki pertahanan kesehatan yang baik.
3) Pelayanan kesehatan primer dilaksanakan menggunakan teknologi tepat guna
Pemberdayaan teknologi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan primer
bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan
kesehatan sesuai kebutuhan. Teknologi tepat guna dapat meminimalisis
terjadinya dampak negative bagi lingkungan maupun masyarakat.
Pemberdayaan teknologi lebih ditekankan dalam meningkatkan aksebilitas
pelyanan, komunikasi, pendokumentasian data kesehakan, dan pemetaan
wilayah kesehatan dengan tujuan pemerataan optimalisasi kesehatan
masyarakat.
4) Keterlibatan peran serta masyarakat
Penyelenggaraan layanan kesehatan primer perlu melibatkan peran serta
masyarakat, sehingga adanya pemicu dalam meningkatkan kesadaran dan
kemandirian kesehatan. keterlibatan masyarakat dapat diakomodir mulai dari
kegiatan identifikasi maslaah kesehatan, pelaksanaan upaya kesehatan, hingga
evaluasi kondisi kesehatan. Petugas kesehatan memiliki peran penting dalam
memotivasi masyarakat agar terlibat aktif dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Masyarakat yang memiliki kesehatan optimal, cenderung terlibat
aktif dalam mengidentifikasi, menganslisis, mengambil keputusan, menyusun
perencanaan, melaksanakan perencanaan yang telah disusun, hingga
mengevaluasi keberhasilan pelaksanana upaya kesehatan yang dilakukan.
5) Melibatkan pendekatan kerjasama lintas program dan sectoral
Pelaksanaan layanan kesehatan primer seyogyanya melibatkan berbagai pihak
diluar sumber daya professional kesehatan. keterlibatan pihak diluar bertujuan
untuk memperkuat dan meningkatkan kesadaran, kemauan, hingga kemampuan
masyarakat dalam melaksanakan fungsi kesehatan secara optimal. Keterlibatan
berbagai program dan sektor non kesehatan tentunya akan menguatkan
implementasi upaya kesehatan yang dilaksanakan pelayanan kesehatan primer
sehingga tujuan dapat tercapai secara maksimal. Lintas program dan lintas
sectoral dalam hal ini dapat terdiri dari instansi kepemerintahan non kesehatan
(dinas kependudukan, dinas Pendidikan, kelurahan, kecamatan) dan organisasi
kemasyarakatan (RT, RW, PKK, kelompok pengajian).

Pelaskanana pelayanan kesehatan primer perlu didukung dengan penggunaan strategi


yang pas dalam mengakomodir berbagai intervensi yang ditujukan bagi masyarakat.
Strategi dalam pelaksanan kesehatan primer dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
dapat berupa sumber daya kesehatan maupun faktor dari strategi itu sendiri. Petugas
kesehatan dalam hal ini perawat, harus mampu menggunakan stategi yang dapat
meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
primer, meningkatkan pemahaman terhadap konsep kesehatan dasar bagi masyarakat,
meningkatkan keberhasilan proses bimbingan dan dukungan kesehatan bagi
masyarkaat, meningkatkan koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan, dan
meningkatkan kegiatan pembinaan kerjasama antar masyarkat maupu lintas program
dan sectoral.

F. Latihan
1. Bagainan proses perkembangan pelayanan kesehatan primer di Indonesia?
2. Apakah bentuk utama pelaksanan pelayanan kesehatan primer di Indonesia?
3. Sebutkan prinsip pelaksanan kesehatan primer?
G. Kunci Jawaban
1. Perkembangan pelayanan kesehatan primer di Indonesia dimulai dengan
penandatanganan deklarasi Alma Ata pada tahun 1978. Pelayanan kesehatan primer
atau Primary Health Care merupakan strategi untuk mencapai kesehatan bagi
seluruh masyarakat. Pemerintah Indonesia mendukung pelaksanaan PHC
diwujudkan melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Selain itu
pemerintah Indonesia memiliki program pelita 1 hingga pelita 4 yang memfokuskan
pelayanan kesehatan berdasarkan pelayanan kesehatan primer.
2. Bentuk pelayanan kesehatan primer utama yang ada di Indonesia adalah Pusat
Kesehatan Masyarakat atau dikenal dengan PUSKESMAS.
3. Pelayanan kesehatan primer sebagai upaya pemerataan kesehatan, pelayanan
kesehatan primer menekankan upaya preventif, pelayanan kesehatan primer
dilaksanakan menggunakan teknologi tepat guna, keterlibatan peran serta
masyarakat, dan melibatkan pendekatan kerjasama lintas program dan sectoral.

H. Referensi
1. IPKKI. (2016) Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan
Komunitas Dengan Modifikasi NANDA/ICNP, NOC, NIC Di Puskesmas Dan
Masyarakat. Jakarta: UI Press.
2. Pender, N. (2011). The health promotion model, manual. Retrieved February 4,
2012, from nursing.umich.edu: http://nursing.umich.edu/faculty-staff/nola-j-pender.
3. Sahar, J., Setiawan, A., & Riasmini, N.M. (2019). Keperawatan Kesehatan
Komunitas dan Keluarga. Edisi 1. Singapore. Elsevier inc.
4. WHO. (2008). Primary Health Care, diakses pada
http://whq;ibdoc.who.int/publications/1978/9241541288_eng.pdf,1987.
5. WHO. (2003). Helath system: Principled integreted care. In: World Health Report.
Geneva: Switzerland: Whorld Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai