Anda di halaman 1dari 2

PRO

Kriminalitas : Presiden Joko Widodo mengatakan setiap hari 50 orang


meninggal karena penyalahgunaan narkoba dan menjadi pertimbangan atas
tidak ada pengampunan bagi pengedar narkoba (Republika.co.id, Selasa, 05
Maret 2015). Jika masalahnya seperti ini maka mereka pantas untuk dibunuh,
toh hal seperti ini tidak masuk dalam pelanggaran HAM karena menurutAnang,
pelanggaran hak asasi terjadi bila eksekusi mati hanya atas perintah
perseorangan. Bila eksekusi dilaksanakan atas perintah kejaksaan setelah
melewati persidangan yang obyektif, tak ada prosedur hukum yang dilanggar.
(SELASA 23 DESEMBER 2014)
Kesehatan: Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan Indonesia
terancam kehilangan generasi muda produktif akibat tingginya pengguna
narkoba di Tanah Air.
Ekonomi: Dengan menghukum mati para bandar narkoba (tak peduli WNI dan
WNA) maka akan mengurangi para pecandu dan pengedar narkoba, dan dengan
itu pula maka akan mengurangi anggaran untuk rehabilitasi, bahkan bisa juga
mengurangi anggaran untuk BNN (badan narkotika nasional).
Sumber :
https://www.kompasiana.com/yatikhairaniyahya/552e05ef6ea8348c208b45a2/p
ro-kontra-hukuman-mati-bagi-bandar-narkoba-wni-maupun-wna

1. Memberi Efek Jera?


Pro: Hukuman mati selama ini digadang-gadang sebagai hukuman yang akan
memberi efek jera paling efektif. Seseorang tentu akan berpikir ulang untuk
melakukan kejahatan jika nyawanya jadi taruhan. Jika hanya diberi hukuman
penjara atau sanksi denda, seseorang akan dengan mudah mengulangi lagi
perbuatannya. Apalagi bagi orang yang memiliki jabatan dan uang. Hukuman
kurungan atau denda tidak akan berarti besar.

Hukuman mati mungkin tidak akan mengakhiri segalanya. Tapi ada


kemungkinan bagi si pelaku untuk mengulangi perbuatannya adalah nol
persen. Sementara orang lain yang berencana untuk melakukan kejahatan
yang sama akan berpikir ulang untuk melanjutkan aksinya karena contoh
terhukum mati sudah ada.

2. Memberikan Keadilan Bagi Korban?


Pro: Hukuman mati biasanya dijatuhkan kepada pelaku tindakan kriminal
berat seperti perdagangan narkoba, pembunuhan berencana dan lain-lain.
Tindakan mereka menimbulkan kerugian besar bagi korban dan tidak
mungkin diganti dengan hal-hal materil seperti uang. Oleh karena itu,
mengakhiri nyawa si pelaku dirasa sebagai satu-satunya jalan paling adil bagi
korban dan keluarganya.

3. Sadis?
Pro: Tindakan dari terdakwa hukuman mati adalah tindakan sadis yang tidak
dapat ditolerir. Perbuatan mereka telah merugikan dan menyakiti korban
dengan sangat buruk, maka dia tidak pantas diampuni lagi. Orang seperti itu
tidak akan pernah berubah dalam hidupnya, malah berpotensi untuk
melakukan kejahatan yang sama.

4. Lebih Efektif Dibanding Hukuman


Penjara?
Pro: Hukuman penjara tidak akan membuat seseorang jera. Banyak survei
yang membuktikan bahwa seseorang yang keluar dari penjara cenderung
akan masuk lagi ke penjara karena mengulang perbuatannya. Lagipula,
tinggal di penjara tidaklah mudah. Banyak kekerasan dan kekejaman yang
terjadi di sana. Hukuman mati sama saja dengan “membebaskan” si pelaku
dari beban berat yang dia terima di penjara

5. Metode Eksekusi yang Tidak Kalah


Sadis?
Pro: Metode eksekusi mati sudah diusahakan se-“lembut” mungkin. Dalam
eksekusi dengan regu tembak, misalnya, korban akan dieksekusi oleh
penembak jitu yang menembak tepat di jantung. Korban akan tidak sadar
dalam hitungan detik dan langsung mati seketika. Sementara di negara lain
diberlakukan sistem eksekusi dengan gas beracun. Dengan menghirup gas ini
dalam-dalam, terdakwa akan tidak sadar dalam hitungan menit saja. Dengan
begitu, sang terdakwa tidak akan merasakan proses “sekarat” dan mati dalam
keadaan tersiksa.

Sumber : https://www.boombastis.com/pro-kontra-hukuman-mati/20411

Anda mungkin juga menyukai