Anda di halaman 1dari 20

Stuktur dan Fisiologi Ginjal terhadap Sistem kerja serta Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi
Clara July Deby Sainuka, Alinsi Mariana Naat, Velicia Corona Sancha Mau, Agus Weca,
Muhhamad Firdaus, Ronald Wongkar, Marike Ubra, Vanessa Pattipeilohy, Hanna Sefina
Malemta Sinuraya

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

velicia.2017fk003@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang memiliki beberapa peran. Ginjal terletak di bagian
belakang rongga perut di ruang retroperitoneal, ginjal menerima darah dari arteri renalis.
Mereka membuang molekul organik berlebih dari darah yang berasal dari hasil metabolisme.
Ginjal sangat penting untuk sistem saluran kemih dan juga berperan dalam homeostasis tubuh
manusia seperti regulasi elektrolit, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, dan pengaturan
tekanan darah (melalui mempertahankan garam dan air). Mereka berperan sebagai filter alami
darah, kemudian dilanjutkan dengan proses reabsorbsi zat-zat yang masih diperlukan tubuh.
Dalam memproduksi urin, ginjal mengekskresikan limbah seperti urea dan amonium.

Kata Kunci: Ginjal, filtrasi, reabsorbsi, sekresi.

Abstract

The kidneys are bean-shaped organs that serve several essential regulatory roles in vertebrates.
Located at the rear of the abdominal cavity in the retroperitoneal space, the kidneys receive
blood from the paired renal arteries. The kidneys are bean-shaped organs that serve several
essential regulatory roles in vertebrates. They remove excess organic molecules from the blood,
and it is by this action that their best-known function is performed: the removal of waste
products of metabolism. Kidneys are essential to the urinary system and also serve homeostatic
functions such as the regulation of electrolytes, maintenance of acid–base balance, and
regulation of blood pressure (via maintaining the salt and water balance). Keywords: Kidney,
Homeostasis, filtration, reabsorption, secretion. They act as a natural filter blood, then proceed
with the process of reabsorption of substances that are still needed by the body. In producing
urine, the kidneys excrete wastes such as urea and ammonium.

Keywords: Kidney, filtration, reabsorption, secretion.

Pendahuluan

Semua makhluk hidup senantiasa melakukan kegiatan yang membutuhkan energi. Dengan
demikian setiap makhluk hidup membutuhkan input berupa zat yang masuk dalam tubuh seperti
makanan, minuman, dan oksigen yang kemudian akan dilanjutkan menjadi output, yaitu zat sisa
yang dapat terbuang dan keluar dari tubuh berupa keringat, urin, maupun feses.

Oleh itu, manusia dilengkapi dengan dua pasang ginjal yang berfungsi menyaring darah dengan
membuang material yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh badan kita keluar dan membuang
toksik yang dihasilkan sewaktu sel-sel dalam badan kita melakukan metabolisme untuk
kelangsungan hidup. Hal ini karena produk sisa bias mengganggu perjalanan metabolisme
normal dalam tubuh kita dan menyebabkan berlakunya ketidaksekelesaan kepada diri kita.

Ginjal merupakan organ yang terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh
secara baik. Fungsi-fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis dengan volume cairan,
keseimbangan osmotik, asam-basa, ekskresi sisa metabolisme, sistem pengaturan hormonal dan
metabolisme.

Darah yang disaring akan menghasilkan urin yang berisi sisa metabolisme yang tidak lagi
diperlukan oleh tubuh dan harus diekskrisi dari tubuh. Oleh itu, ginjal dihubungkan oleh ureter
yang membawa urin yang siap ditapis ke vesica urinarian (kandung kernih) untuk penyimpanan
sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh oleh ureter.1

Pembahasan
Makroskopis Ginjal/ Ren
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan
dan asam basa dalam tubuh. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat
sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebrae lumbal 1 dan 4) didalam
rongga abdomen dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang
lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah
kanan.1
Kutub atas atau ekstremitas superior ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan
kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah (ekstremitas
inferior) ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)
sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3.2
Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri. Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah
vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar
tubuh.

Gambar1. Ginjal Potongan Melintang


Sumber: www.google.com

Tiap ginjal mengandung ± 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang berhubungan dengannya ).
Pada manusia, pembentukan nefron selesai pada janin 35 minggu. Nefron baru tidak dibentuk
lagi setelah lahir. Perkembangan selanjutnya adalah hipertrofi dan hiperplasia struktur yang
sudah ada disertai maturasi fungsional.1
 Pembungkus Ginjal :
1. Capsula fibrosa
Bagian ini mudah dikupas dan merupakan pembungkus yg membungkus langsung
ginjal,tetapi tidak ikut membungkus gl. Supra renalis.
2. Capsula adiposa
Merupakan pembungkus ginjal setelah kapsula fibrosa, mengandung banyak lemak
dan ikut membungkus gl. Supra renalis
3. Fascia renalis di luar capsula fibrosa
Letaknya paling luar, lapisan depan disebut fascia prerenalis, dan lapisan belakang
disebutfascia retrorenalis. Kedua lembar fascia renalis ini ke kaudal tetap berpisah,
namun dicranial menjadi satu. Bagiandalam ginjal yang terlihat jika ginjal kita belah
antara lain ialah korteks ginjal,medulla ginjal yangmasing-masing berbentuk seperti
piramid, calyx minor dan mayor, lalu pelvis renalis, yang kemudian berlanjut ke
ureter.2

Gambar 2. Ginjal
Sumber : google.com
Bagian-Bagian Ginjal :
1. Cortex Renis
 Terdiri dari :
- Glomerolus
- Pembuluh darah
Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla,
saluran- saluran tsb dan akan bermuara pada papilla renalis dan terdapat garis- garis dari
medulla : processus medullaris ( FERHEINI )
2. Medulla Renis
Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk ∆ = pyramid renalis (malphigi).
Papilla renalis menonjol ke dalam calyx minor dan di antara pyramis-pyramis terdapat
columna renalis (Bertini). Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major dan
beberapa calyx major menjadi pelvis renis, kemudian menjadi ureter ruangan tempat
calyx = hilus renalis.2
 Pendarahan Ginjal
A. renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II
A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2 :
- satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang
- satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang ginjal
A. renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat
pertemuannya ± di belakang garis tengah ginjal.
- Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal bercabang lagi & berjalan di
antara lobus ginjal = A. Interlobaris
- A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata,
mengelilingi cortex & medulla, sehingga disebut A. arciformis.
- A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal (cortex),
mempercabangkan:
- Vassa afferens : glomerolus
- Dalam glomerolus membentuk anyaman / pembuluh kapiler, sebagai vassa efferens

anyaman rambut = tubuli contorti.2
Gambar 3. Perdarahan ginjal
Sumber : google.com
 Pembuluh Balik Ginjal
Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai dari permukaan ginjal sebagai kapiler
berkumpul dalam V. interlobularis = Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. Interlobulari
akan berlanjut menuju ke V. Arcuata dan akan berlanjut ke V. interlobaris setelah itu
menuju ke bagian hilus dari ginjal yaitu V. renalis dan akan kembali ke V. cava inferior.2

Gambar 4. Pembuluh balik ginjal


Sumber : google.com
Ureter

Ureter merupakan lanjutan dari pelvis renis yng panjangnya 25-30 cm. Ureter berfungsi
menyalurkan urin ke dalam vesika urinaria. Ureter menurut letaknya, terbagi menjadi pars
abdominalis dan pars pelvina uterina. Pada perjalanan pars abdominalis ureteris dalam cavum
abdomen tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Pars abdominalis uteris disebelah
ventral berbatasan dengan peritoneum, a.v. colica dan menyilang a.v. ovarica pada wanita.
Sedangkan, pada perjalanan pars pelvina ureteris terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan karena adanya perbedaan alat-alat panggul antara laki-laki dan perempuan. Selama
perjalanan ureter, terdapat tempat-tempat penyempitan ureter, yaitu ureteropelvic junction, ureter
menyilang arteri iliaca communis (flexura marginalis), dan saat ureter masuk ke vesika urinaria.
Di tempat penyempitan tersebut dapat terjadi batu ureter. 1 Ureter diperdarahi oleh A. Renalis
pada bagian ujung atas, bagian tengah oleh A. Testicularis atau A . Ovarica dan didala, pelvis
oleh A. Vesicalis superior. Persarafan ureter oleh plexus renalis, testicularis, dan plexus
hypograstricus didalam pelvis. Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis
dan masuk medulla spinalis setinggi segmen lumbalis I dan II.1,2

Vesica urinaria
Vesica urinaria atau kandung kemih berfungsi sebagai reservoir urine. Ia dilapisi oleh lapisan
otot yang kuat. Vesica urinaria teletak di belakang os pubis. Bentuknya  seperti telur jika penuh
dan kalau kosong berbentuk limas. Bagian-bagian vesica urinaria adalah apex, corpus dan
fundus. Apex vesica urinaria dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois)
sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Vesica urinaria tertutup
oleh peritoneum dan berbatasan dengan ileum dan colon sigmoideum. Dinding vesica urinaria
berbentuk segitiga. Pada sudut laterosuperior kiri dan kanan terdapat ureter dan pada sudut
inferior terdapat urethra.1
Permukaan latero inferior berhubungan dengan M.obturator inferior di bagaian cranial dan
M.levator ani di bagian distal. Collum vesica urinaria berbatas dengan permukaan atas glandula
prostate. Ia difiksasi oleh ligamentum puboprostaticus pada pria dan ligamentum pubovesicale
pada wanita. Antara vesica urinaria dan rectum terdapat lekukan peritoneum disebut excavation
recto vesicalis. Antara dinding posterior vesica urinaria dan rectum terdapat vesicular seminalis.
Pada sudut laterosuperior kiri dan kanan terdapat ureter manakala sudut inferior terdapat
urethra.1,9
Vesica urinaria diperdarahi oleh Aa.Vesicales superior, Aa.vesicales inferior dan A.
vesiculodeferentialis. Aa. vesica superior adalah cabang dari A.umbilicalis bagian proximal
(bagian distal akan menjadi ligamentum umbilicalis lateralis), arteri ini akan memperdarahi
fundus dan beranastomosis dengan A.epigastrica inferior. Aa.vesicales inferior memperdarahi
bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria dan juga memperdarahi glandula
prostate manakala A. vesiculodeferentialis adalah cabang dari A. iliaca interna yang
memperdarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria juga memperdarahi glandula vesiculosa
dan ductus deferentialis.Pada wanita A. vesiculodeferentialis memperdarahi ovarium dan vagina.
Vesica urinaria mendapat persarafan dari cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu dari
serabut- serabut postganglioner simpatis gll. Para vertebra lumbar 1-2,serabut-serabut
preganglioner parasimpatis N.S2,3,4 melalui N. Splanichus dan plexus hypogastricus inferior
mencapai dinding vesica urinaria,serabut-serabut sensoris visceral afferent dan serabut-serabut
afferent mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla spinalis lumbar
1-2.1,2

Gambar 5. Anatomi Vesika Urinaria.

Struktur Mikroskopik
Ginjal

Ada dua daerah pada mikroskopik ginjal yaitu korteks dan medulla
Korteks ginjal terdiri dari:

Glomerulus

Bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih tua dari sekitarnya karena sel-selnya tersusun
lebih padat.Paling luar diliputi epitel selapis gepeng dan disebut kapsula bowman lapis
parietal.Kadang ditemukan kapsula Bowman lapis parietal terdapat ruangan kosong yang dalam
keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat.Pada arah berlawanan dari kutub tubular terdapat kutub
vaskular, tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus.Arteriol yang masuk disebut
vasa aferan yang kemudian bercabang-cabang menjadi kapiler yang bergelung-gelung di dalam
glomerulus.Kapiler ini sebenarnya diliputi sel podosit yang membentuk kapsula bowman lapis
visceral, namusn sulit membedakan sel endotel kapiler dengan podosit.Kapiler kemudian
bergabung menjadi satu lagi membentuk arteriol keluar dari glomerulus dan disebut vasa
eferen.Pada beberapa glomerulus dapat dibedakan vasa eferen dan vasa aferen, bila terpotong
pada sel-sel yuksta glomerular.Sel-sel ini merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat
glomerulus yang berubah sifatnya menjadi epteloid.Sel-sel tersebut tampak terang dan kadang di
dalam sitoplasmanya terdapat granula.Di tempat ini, arteriol tidak mempunyai lapis elastika
interna. Sel- sel yuksta glomerular disebelah luar berhimpit dengan sel-sel macula densa yang
merupakan epitel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada di bagian lain. Sel-sel macula
densa dan yuksta glomerulus bersam-sama membentuk apparatus yuksta glomerular.Di antara
apparatus yuksta glomerulus dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan
sel kecil-kecil yang terang dan disebut sel mesangial (ekstraglomerulus) atau polkisen
(bantalan).3,4
Gambar 6. Kutub vaskular ginjal2 Gambar 7. Kutub urinari ginjal2

Tubulus kontortus proksimal

saluran ini selalu terpotong dalam berbagai potongan karena jalannya yang berkelok-kelok.
Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboiddengan batas-batas sel yang sukar dilihat.Intinya
bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di sebelahnya.Sitoplasmanya
berwarna asidofil (merah).Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai jumbai (brush
border).3

Tubulus Kontortus Distal

Seperti yang proximal, saluran ini selalu terpotong dalam berbagai arah.Disusun oleh selpais
kuboid yang batas-btas antar selnya agak lebih jelas di bandingkan dengan yang proximal. Inti
sel juga bulat dan berwarna biru, tetapi bila diperhatikan, jarak antara inti sel yang bersebelahan
agak berdekataan satu sama lain. Sitoplasmanya kelihatan basofil (kebiruan) dan permukaan sel
yang menghadap lumen tidak mempunyai jumbai (brush border).3
Gambar 8. Korteks ginjal3

Medulla Ginjal
Jaringan medulla hanya terdiri atas saliran-saluran yang kurang lebih berjalan lurus.Didalam
korteks ginjal terdapat berkas-berkas jaringan medulla yang disebut prosesu Ferreini.Bila
terpotong melintang, berkas ini tampak terdiri atas sekelompok saluran-saluran, penampilannya
berbeda dari jaringan korteks.Biasanya lumennya lebih kecil-kecil dan dinding salurannya lebih
tipis. Didalam jaringan medulla, baik yang terdapat pada prosesus ferrein maupun pada pyramid
ada saluran saluran tertentu yaitu : Ansa Henle segmen tebal turun (pars desenden/tubulus rektus
proximal). Penampilannya mirip tubulus kontortus proximal, tetapi garis tengahnya lebih kecil.
Ansa henle tipis.Penampilannya mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal
sedikit sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat.Selain itu di dalam lumennya tidak terdapat
sel-sel darah.Ansa henle segmen tebal naik (pars desenden/tubulus rekstus distal),
penampilannya mirip tubulus kontortus distal tetapi garis tengahnya lebih kecil.Duktus
koligen.Gambarannya mirip tubulus kortortus distal tetapi batas-batas sel epitelnya jauh lebih
jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Jaringan medulla pada pyramid gambarannya sama
dengan yang terdapat pada Prosesus Ferreini, tetapi di dalam atau di dekat papilla renis, saluran-
saluran tampak bergaris tengah lebih besar yang dindingnya dilapisi epitel selapis kubis tinggi
samapi torak yang disebut duktus papilaris bellini. Saluran yang terakhir ini bermuara ke dalam
kaliks minor.3,4
Gambar 9.Korteks ginjal3 Gambar 10. Medulla ginjal3

Gambar 11. Pelvis renalis3


Ureter

Ureter memiliki mukosa yang dilapisi oleh epitel transisional dengan lamina propria di
bawahnya. Lapisan ototnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapis otot longitudinal (dalam), lapis
otot sirkuler (tengah), lapis otot longitudinal (dalam), dan lapisan adventisia yang merupakan
jaringan ikat jarang.3
Gambar 12. Ureter3

Vesika Urinaria
Vesika urinaria merupakan sebuah kantung dengan otot, berfungsi sebagai penampung air seni
yang berubah-ubah jumlahnya karena kandung kemih dapat mengembang dan mengempis.
Secara histologis, vesika urinaria merupakan ureter yang meluas, sebab lapisan yang terdapat
pada kandung kemih terdapat juga pada ureter. Perbedaan utama terletak pada tebal relatif
lapisan dindingnya, terutama pada tunika muskularis.4

Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa secara histologis lapisan penyusun dinding
vesika urinaria terdapat 3 lapis. Lapisan dari dalam ke luar yaitu tunika mukosa, tunika
muskularis, dan tunika adventisia.4

a) Tunika Mukosa
Lapisan ini merupakan lapisan paling dalam yang berbatasan secara langsung dengan
lumen.  Penyusun lapisan ini berupa sel epitel berlapis banyak yang lebih tebal dari ureter
dan lamina propria yang terdiri atas jaringan ikat areolar dan mengandung banyak serabut
elastin.  Saat vesika urinariakosong, sel epitel penyusun tunika mukosa ini berbentuk
batang atau kubus. Sedangkan saat terisi penuh, bentuknyamenggepeng dan lumennya
meluas. Melihat kondisi seperti ini maka sel epitelnya disebut dengan epitel
transisional.Tebal epitel transisional ini bervariasi, dari 3 sampai dengan 14 lapis sel.4
b) Tunika Muskularis
Merupakan lapisan yang berupa berkas otot polos yang terdiri atas 3 lapis. Lapisan
terdalam tersusun secara longitudinal,kemudian sirkuler, dan yang paling luar yaitu
longitudinal. Tunika muskularis merupakan lapisan yang paling tebal dari lapisan yang
lainnya. Di antara ketiga lapisan otot polos tersebut yang paling tebal adalah lapisan otot
sirkuler.4
c) Tunika Adventisia
Merupakan lapisan paling luar dari lapisan penyusun kandung kemih. Bagian ini berupa
jaringan ikat yang bagian luarnya diselaputi oleh mesotel. Di sebelah luar dari tunika
adventisia merupakan tunika serosa dan peritoneal yang diselubungi oleh jaringat ikat
longgar. Di bagian terluar lagi ada simpul saraf simpatik yang disebut plexus
vesikalis.Simpul saraf ini yang berperan untuk mengontrol proses kencing.4

Gambar 13. Mikroskopik vesica urinaria3

Mekanisme Kerja Ginjal


Urine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh ginjal, yang
melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh organ-organ
pengeluaran urine atau bisa kita sebut tractus urinarius. Pembentukan urine secara garis besar,
proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi,dan juga sekresi. Namun proses
tersebut nantinya masih ditambah dengan proses-proses tambahan lainnya.5
1. Filtrasi
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping
darah,dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam
plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea
dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di
glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino,
glukosa, natrium,kalium, dan garam-garam lainnya
Tekanan yang menimbulkan adanya filtrasi,dan laju filtrasi ini biasa disebut sebagai GFR
(Glomerulus Filtration Rate) atau laju filtrate glomerulus.
Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam
amino,natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan
menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat
glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak
mengandung protein. Hasil penyaringan tersebut kemudian terus berjalan kearah
tubulus kontortus proksimal.5,6
2. Reabsorbsi
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat
sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan
air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan
seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti
penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.Setelah
terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme
yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.5
3. Sekresi
Sekresi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin
akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air,
garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urin.7

Gambar 16. Mekanisme Pembentukan Urine

Komposisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut,
dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi
racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melalui urinalisis.6

Sifat bagi urin:

1. Volume:bagi dewasa yang normal=600-2500ml. Volume ini tergantung pada intake air,
temperature linkungan, makanan atau diet serta keadaan mental dan fisik.
2. Berat jenis:1.003-1.030
3. pH:4,7-8.0. Rata-rata:kurang 6.0
4. Warna urin: kuning muda
5. Bau:khas megikut pengaruh dari makanan
6. Kejernihan:normal jernih karena mengandung fosfat.

Komposisi urin yang normal mengandung urea, kreatinin dan keratin,amoniak dan garan
ammonium, asam urat,asam amino, allantoin, klorida, sulfat, fosfat, oksalat, mineral, vitamin,
hormone dan enzim.

Eksresi urea adalah sebanding dengan intake protein.eksresi urea meningkat pada diabetes
mellitus,demam,hiperaktifitas kelenjar adrenal. Manakala eksresi urea akan menurun pada
penyakit hati (terutama stadium akhir), asidosis. Eksresi kreatinin tidak di pengaruhioleh diet.
Kreatinin dalam urin anak-anak lebih banyak berbanding urin orang dewasa. Kreatinuria dapat
ditemukan pada starvation, gangguan metabolism karbohidrat, hipertiroidi, miopati dan
infeksi.Manakala keratin menurun pada hipotiroidi.5

Amoniak dalam urin adalah dalam kuantiti yang sangat sedikit. Pada renal asidosis produksi
amoniak akan menurun. Manakala pada asidosis(ketosis) produksi amoniak akan meningkat.
Asam urat merupakan hasil akhir metabolism bagi purin. Purin dapat berasal dari makanan atau
pemecahan sel.

Kuantiti asam amino adalah:

Dewasa :150-200 asam amino normal(urin 24 jam)

Bayi :3 mg asam amino/pon BB

Aterm :6 mg asam amino/kg BB, menurun sampai umur 6 bulan (2 mg/kg BB) dan menetap
semasa kanak-kanak.

Bayi premature :eksresi asam amino 10x bayi aterm

Eksresi fosfat dipengaruhi oleh protein dalam makanan,sebagian berasal dari fosfat sel. Eksresi
fosfat meningkat pada osteomalacia(penyakit tulang), renal tubular rickets dan
hiperparatiroidisme. Manakala fosfat menurun pada penyakit ginjal, penyakit infeksi serta
hipoparatiroidi. Oksalat dalam urin adalah dalam kuantiti yang rendah dan akan meningkat pada
primary hyperoxaluria. Dapat membentuk batu oksalat dalam saluran kencing. Eksresinya
sedikit. Meningkat pada intake vitamin c dosis tinggi.

Eksresi Na tergantung intake NaCl makanan dan keperluan tubuh akan Na. eksresi K meningkat
pada intake K yang meningkat, katabolisme jaringan yang meningkat dan gangguan
keseimbangan asam dan basa. Efek Na dan K dipengaruhi oleh hormone cortex adrenal. Ca dan
Mg dibuang terutama lewat usus.dalam urin relative sangat rendah. Vitamin, hormone dan enzim
dapat ditemui dalam urin jumlahnya yang sangat sedikit. Ini penting untuk diagnosis klinik.5

Fungsi Ginjal

Ginjal melakukan fungsi-fungsi spesifik berikut, yang sebagian besar membantu


mempertahankan stabilitas lingkungan cairan interstisial.5

Mempertahankan keseimbangan H2O di tubuh, mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang


sesuai, terutama melalui regulasi keseimbangan H2O. Fungsi ini pentung untuk mencegah fluks-
fluks osmotik masuk atau keluar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan pembengkakan
atau penciutan sel yang merugikan, mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion cairan
ekstraseluler, termasuk natrium (Na+), klorida (Cl-), kalium (K+), kalsium (Ca2+), ion hidrogen
(H+), bikarbonat (HCO3-), fosfat (PO43-), sulfat (SO42-), dan magnesium (Mg2+). Bahkan fluktuasi
kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini dalam cairan ekstraseluler dapat berpengaruh besar,
mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan jangka panjang
tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran regulatorik ginjal dalam
keseimbangan garam dan H2O, membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh
yang tepat dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di urin, mengeluarkan produk-
produk akhir metabolisme tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Jika dibiarkan
menumpuk maka bahan-bahan sisa ini menjadi racun terutama bagi otak, mengeluarkan banyak
senyawa asing, misalnya obat aditif makanan, pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain
yang masuk ke tubuh, menghasilkan eritropoetrinm suatu hormon yang merangsang produksi sel
darah merah, menghasilkan renin, suatu hormon enzim yang memicu suatu reaksi berantai yang
penting dalam penghematan garam oleh ginjal, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.7
Ureterolithiasis
Ureterolithiasis adalah adanya batu (kalikuli) di saluran ureter. Batu ureter pada umumnya
berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung
kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap
tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. 8

Faktor-Faktor Pembentukan Batu :


Faktor endogen
Pada faktor ini terjadi karena adanya faktor genetik yakni hipersistinuria (gangguan metabolisme
yang menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga pengaruh vitamin D dan
hiperparatiroid), hiperkalsiuria primer (kebocoran pada ginjal), hiperokalsuria primer (inflamasi
saluran cerna, reseksi usus halus, sindrom malabsorbsi). 9
Faktor eksogen
Pada faktor ini terjadi karena ada beberapa hal diantaranya adalah adanya infeksi pada saluran
kemih yang menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan menjadi inti pembentukan batu saluran
kemih. Adapun faktor karena jenis kelamin dimana lebih banyak ditemukan pada pria. Faktor
lain karena air minum dimana apabila kurang minum dapat menyebabkan kadar semua substansi
dalam urin meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. Adapun karena jenis
pekerjaan dimana apabila sering duduk maka dapat menyebabkan terjadinya batu pada saluran
kemih. Faktor lain ialah kandungan pada makanan yang dimakan dimana apabila kurang makan
putih telur dapat menyebabkan batu saluran kemih. Dan faktor terakhir adalah suhu.9

Kesimpulan
Batu pada ureter ini berasal dari batu ginjal yang berjalan ke vesika urinaria tetapi tersangkut
pada ureter karena ureter adalah saluran yang sempit. Hal ini dapat disembuhkan dengan cara
menghancurkan terlebih dahulu batu yang ada di ureter, setelah hancur maka batu ini akan keluar
sendirinya bersama dengan urine yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2014.h.290-4.
2. Gunardi S. Anatomi sistem urogenitale. Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2008.
3. Johnson KE. Histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara; 2013.h.311-5.
4. 4.Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.
536-50.
5. Silverthorn DU, Johnso BR, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC. Human
physiology. Fifth Edition. San Fransisco: Pearson; 2010.p.631-4.
6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:EGC;2007.h.307.
7. Ganong, F William. Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC, 2003.
8. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 6. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.
9. Purnomo B. Buku dasar-dasar urologi. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2005.

Anda mungkin juga menyukai

  • BLOK 27 Sken 4
    BLOK 27 Sken 4
    Dokumen20 halaman
    BLOK 27 Sken 4
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 27 Sken 2
    Blok 27 Sken 2
    Dokumen18 halaman
    Blok 27 Sken 2
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • BLOK 27 Sken 7
    BLOK 27 Sken 7
    Dokumen20 halaman
    BLOK 27 Sken 7
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • PBL B24
    PBL B24
    Dokumen6 halaman
    PBL B24
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken10 Blok25
    Sken10 Blok25
    Dokumen22 halaman
    Sken10 Blok25
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 27 Sken 8
    Blok 27 Sken 8
    Dokumen17 halaman
    Blok 27 Sken 8
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken 10
    Sken 10
    Dokumen20 halaman
    Sken 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 10 Urogenital
    Blok 10 Urogenital
    Dokumen11 halaman
    Blok 10 Urogenital
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • B3 Skenario 7
    B3 Skenario 7
    Dokumen15 halaman
    B3 Skenario 7
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • PBL B25 Sken 10
    PBL B25 Sken 10
    Dokumen13 halaman
    PBL B25 Sken 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Catatan PBL Blok26
    Catatan PBL Blok26
    Dokumen2 halaman
    Catatan PBL Blok26
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken10 Blok26
    Sken10 Blok26
    Dokumen25 halaman
    Sken10 Blok26
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 26 Skenario 10
    PBL Blok 26 Skenario 10
    Dokumen16 halaman
    PBL Blok 26 Skenario 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • PBL 1 Kel b6
    PBL 1 Kel b6
    Dokumen4 halaman
    PBL 1 Kel b6
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Sken 5
    MAKALAH Sken 5
    Dokumen13 halaman
    MAKALAH Sken 5
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken 4
    Sken 4
    Dokumen20 halaman
    Sken 4
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken 5
    Sken 5
    Dokumen22 halaman
    Sken 5
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • B3 Skenario 7
    B3 Skenario 7
    Dokumen15 halaman
    B3 Skenario 7
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 10 Sken 2
    Blok 10 Sken 2
    Dokumen25 halaman
    Blok 10 Sken 2
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Peran Ginjal Dalam Menjaga Keseimbangan Cairan Tubuh
    Peran Ginjal Dalam Menjaga Keseimbangan Cairan Tubuh
    Dokumen11 halaman
    Peran Ginjal Dalam Menjaga Keseimbangan Cairan Tubuh
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Skenario 4 Blok 10
    Skenario 4 Blok 10
    Dokumen19 halaman
    Skenario 4 Blok 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 10 Sken 2
    Blok 10 Sken 2
    Dokumen25 halaman
    Blok 10 Sken 2
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken 4 Blok 10
    Sken 4 Blok 10
    Dokumen13 halaman
    Sken 4 Blok 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 23 Sken8
    Blok 23 Sken8
    Dokumen22 halaman
    Blok 23 Sken8
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok23 Sken 8
    Blok23 Sken 8
    Dokumen20 halaman
    Blok23 Sken 8
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • SKENARIO 4 Blok 10
    SKENARIO 4 Blok 10
    Dokumen21 halaman
    SKENARIO 4 Blok 10
    Anjas Prabowo
    Belum ada peringkat
  • Skenario 7 Blok 10
    Skenario 7 Blok 10
    Dokumen17 halaman
    Skenario 7 Blok 10
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Blok 23 Sken8
    Blok 23 Sken8
    Dokumen21 halaman
    Blok 23 Sken8
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat
  • Sken 8 Blok 23
    Sken 8 Blok 23
    Dokumen21 halaman
    Sken 8 Blok 23
    Chearin Dhea S
    Belum ada peringkat