65/April 2016
ISSN : 0215-9617
ANALISIS DEBIT BANJIR ANAK SUNGAI TIKALA PADA TITIK TINJAUAN KELURAHAN
BANJER LINK. V KECAMATAN TIKALA DENGAN MENGGUNAKAN HEC-HMS DAN HEC-RAS
ABSTRAK
Sungai Tikala merupakan salah satu sungai terbesar di Kota Manado yang memiliki banyak anak sungai sebagai
penyumbang debit di sungai utamanya. Salah satu anak sungai dari sungai Tikala ini melintasi Kelurahan Banjer
lingkungan V tepatnya di Kampung Pece dan posisinya berada di belakang Gereja Pantekosta Manado, memiliki
panjang 1.152 Km dan luas DAS 0.9432 Km2. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah sangat sering meluap dan
mengakibatkan banjir.
Analisis curah hujan rencana dengan metode Log Pearson III akan digunakan untuk menghitung debit banjir dan tinggi
muka air. Untuk menghitung debit banjir di anak sungai Tikala ini digunakan data curah hujan di stasiun Winangun dan
Sawangan dengan periode pencatatan tahun 2003 s/d 2014. Untuk perhitungan debit banjir menggunakan program
HEC-HMS dan untuk perhitungan tinggi muka air menggunakan program HEC-RAS.
Dari hasil analisis, debit banjir rencana dengan berbagai kala ulang menggunakan program HEC-HMS memberikan
hasil yang beragam. Dan untuk hasil tinggi muka air yang menggunakan program HEC-RAS pada kala ulang 5 tahun
tidak ada air yang meluap di setiap titik, kala ulang 25 tahun dan 50 tahun air yang meluap pada titik sta 20, sta 30 dan
sta 45, kala ulang 100 tahun air yang meluap pada titik sta 10, sta 20, sta 30, sta 45, dan pada kala ulang 200 tahun air
yang meluap pada semua titik.
Kata kunci : debit banjir rencana, tinggi muka air, HEC-HMS, HEC-RAS
Metode Penelitian
Simpangan Baku (Standar Deviasi)
1. Mengidentifikasi masalah
Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu nilai
2. Studi literatur
pengukuran dispersi terhadap data yang dikumpulkan.
3. Pengumpulan data
4. Analisis dan pembahasan terhadap data yang √ ∑ ( ̅ ) ……...(3)
diperoleh
5. Membuat kesimpulan dan saran
√ ∑ ( ̅̅̅̅̅̅̅) …..(4)
LANDASAN TEORI
Siklus Hidrologi
Koefisien Variasi (Cv)
Siklus hidrologi terjadi karena adanya terik matahari
Koefisien variasi (Coefficient Of Variation) adalah nilai
yang mengakibatkan permukaan bumi menguap
perbandingan antara deviasi standar dengan nilai rata-
(evaporasi) kemudian jatuh lagi ke permukaan laut dan
rata hitung dari suatu distribusi. Semakin besar nilai
daratan sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
variasi berarti datanya kurang merata dan kurang
hujan es, kabut. Setelah mencapai daratan hujan yang
heterogen. Semakin kecil berarti data pengamatan
jatuh akan tertahan beberapa saat oleh tumbuh-
semakin merata (homogen).
tumbuhan dan yang kemudian jatuh ke permukaan
tanah. Kemudian sebagian air akan bergerak ke dalam ̅
……………(5)
tanah melalui celah-celah dan bebatuan (infiltrasi) dan
sebagiannya lagi akan mengalir di atas permukaan Koefisien Skewness (Cs)
tanah (aliran permukaan surface run off). Air permukaan Kemencengan (skewness) adalah suatu nilai yang
yang mengalir maupun tergenang (danau, waduk dan menunjukkan derajat ketidak simetrisan (asymmetry)
rawa) dan sebagian air bawah permukaan akan dari suatu bentuk distribusi.
terkumpul dan mengalir dan membentuk sungai dan ̅ ) ...(6)
∑ (
mengalir ke laut. ( )( )
∑ (
Daerah Aliran Sungai ( )( )
Soemarwoto (1985) mengemukakan batasan DAS ̅̅̅̅̅̅̅) ……(7)
adalah suatu daerah yang dibatasi oleh punggung bukit
yang semua aliran permukaannya mengalir ke suatu
Koefisien Kurtosis (Ck)
sungai utama.
Pengukuran kurtosis dimaksudkan untuk mengukur
keruncingan dari bentuk kurva distribusi yang umumnya
Analisis Frekuensi
dibandingkan dengan distribusi normal. Koefisien
Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan
kurtosis digunakan untuk menentukan keruncingan
antara besarnya suatu kejadian ekstrim (maksimum atau
kurva distribusi.
minimum) dan frekuensinya berdasarkan distribusi
∑ ( ̅)
probabilitas. Data yang digunakan adalah data debit …….(8)
atau hujan maksimum tahunan, yaitu data terbesar yang
terjadi selama satu tahun, yang terukur selama
beberapa tahun (Triatmodjo, 2008).
Parameter Statistik
Analisis Parameter statistik yang digunakan dalam
analisis data hidrologi yaitu: central tendency (mean),
simpangan baku (standar deviasi), koefisien variasi,
kemencengan (skewness) dan koefisien puncak
(kurtosis).
20
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
21
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
dan daya tamping saluran. Tiga parameter UH Sintetis kurun waktu yang cukup panjang akan mengakibatkan
Snyder : lebar dasar hidrograf, debit puncak, dan banjir.
keterlambatan DAS (basin lag). Unsur-unsur yang
dipakai dalam Hidrograf Satuan adalah: Prosedur Penelitian
Debit puncak (Qp, m3/s) Skripsi ini disusun berdasarkan studi kasus melalui
Waktu dasar (Tb, jam) survey atau pengamatan langsung di lapangan yang
Durasi hujan (tr, jam) disertai dengan analisis berdasarkan metode-metode
Luas DAS (A, km2) yang tersedia.
Panjang aliran utama (L, km)
Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diukur di sepanjang aliran utama (Lc, km) Analisis Kualitas Data
Dengan unsur-unsur tersebut diatas, Snyder membuat Stasiun pengamatan yang digunakan adalah stasiun
model hidrograf satuan sintetis sebagai berikut (Gray, Sawangan dan stasiun Winangun dengan periode
1970; Chow, et al, 1988; Bedient and Huber, 1992): pencatatan tahun 2003 s/d 2014. Data curah hujan
( ) ………(14) disajikan dalam tabel berikut :
23
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
24
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
Tetapan Snyder :
Ct = 0.75
Cp = 0.9
n = 0.3
Gambar 3. Hasil simulasi Hec-Hms untuk hujan kala
Rumus Snyder : ulang 5 tahun
( )
( )
Simulasi HEC-HMS
Nilai-nilai di atas yang sudah di kalibrasi akan di Gambar 7. Hasil simulasi Hec-Hms untuk hujan kala
gunakan selanjutnya untuk mendapatkan data debit ulang 200 tahun
banjir dengan kala ulang 5 thn, 25 thn, 50 thn, 100 thn,
200 thn dan data debit banjir ini akan di masukkan pada Simulasi HEC-RAS
program software HEC-RAS untuk mendapatkan Perhitungan dan pembacaan untuk data-data dasar
potongan melintang dan tinggi muka air di daerah yang yang diperlukan program sudah selesai. Diketahui
di tinjau. bahwa debit masuk yang mengalir pada kala ulang 5
thn, 25 thn, 50 thn, 100 thn, 200 thn adalah sebagai
berikut.
25
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
Dari hasil perhitungan melalui program, pada kala ulang Dari hasil perhitungan melalui program, pada kala ulang
5 tahun tidak ada air yang meluap di setiap titik. 100 tahun air yang meluap pada titik sta 10, sta 20, sta
30 dan sta 45.
Tabel 9. Rekapitulasi Tinggi Muka Air pada Sungai
(Q25) Tabel 12. Rekapitulasi Tinggi Muka Air Pada Sungai
Elevasi (Q200)
Elevasi Tinggi Muka
No. Sta Muka Air B Ba Elevasi Tinggi
Dasar (m) Air (m) Elevasi
(m) No. Sta Muka Air Muka Air B Ba
Dasar (m)
(m) (m)
0+0.000 0 1.09 1.09 4 5
0+0.010 0.13 1.21 1.08 4 5 0+0.000 0 1.37 1.37 4 5
0+0.020 0.165 1.38 1.215 4 5 0+0.010 0.13 1.48 1.35 4 5
0+0.030 0.18 1.41 1.23 4 5 0+0.020 0.165 1.66 1.495 4 5
0+0.045 0.18 1.51 1.33 4 5 0+0.030 0.18 1.7 1.52 4 5
0+0.045 0.18 1.82 1.64 4 5
Dari hasil perhitungan melalui program, pada kala ulang
25 air yang meluap pada titik sta 20, sta 30 dan sta 45. Dari hasil perhitungan melalui program, pada kala ulang
200 tahun air yang meluap pada semua titik.
Tabel 10. Rekapitulasi Tinggi Muka Air pada Sungai
(Q50) PENUTUP
Elevasi Tinggi Kesimpulan
Elevasi 1. Hujan rencana dengan kala ulang 5 tahun sebesar
No. Sta Muka Air Muka Air B Ba
Dasar (m) 169.329 mm/jam, 25 tahun sebesar 219.772
(m) (m)
mm/jam, 50 tahun sebesar 241.645 mm/jam, 100
0+0.000 0 1.19 1.19 4 5 tahun sebesar 264.066 mm/jam, 200 tahun adalah
0+0.010 0.13 1.3 1.17 4 5 sebesar 287.205 mm/jam.
0+0.020 0.165 1.47 1.305 4 5 2. Model yang digunakan adalah HEC-HMS 4.0 dan
HEC-RAS 4.1.0, debit banjir rencanapada kala
0+0.030 0.18 1.51 1.33 4 5
ulang 5 tahun sebesar 10.2 m3/s tidak terjadi luapan
0+0.045 0.18 1.61 1.43 4 5 air, pada 25 tahun sebesar 14.8 m3/s air yang
meluap pada titik sta 20, sta 30 dan sta 45, pada 50
Dari hasil perhitungan melalui program, pada kala ulang tahun sebesar 16.8 m3/s air
50 air yang meluap pada titik sta 20, sta 30 dan sta 45 yang meluap pada titik sta 20, sta 30 dan sta 45,
pada 100 tahun sebesar 18.9 m3/s air yang meluap
Tabel 11. Rekapitulasi Tinggi Muka Air Pada Sungai pada titik sta 10, sta 20, sta 30 dan sta 45, pada
(Q100) 200 tahun sebesar 21.1 m3/s air yang meluap pada
Elevasi Tinggi semua titik.
Elevasi
No. Sta Muka Air Muka Air B Ba
Dasar (m) Saran
(m) (m)
1. Perlu adanya stasiun dan data pola hujan yang
0+0.000 0 1.28 1.28 4 5 lebih banyak , lengkap dan akurat.
0+0.010 0.13 1.39 1.26 4 5 2. Perlu dilakukan perawatan rutin pada sungai
0+0.020 0.165 1.57 1.405 4 5 seperti pembersihan rumput dan pengerukan dasar
0+0.030 0.18 1.61 1.43 4 5 saluran dari endapan sedimen karena hal tersebut
dapat mempengaruhi kapasitas tampungan.
0+0.045 0.18 1.71 1.53 4 5
27
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
DAFTAR PUSTAKA
__________, 2010. HEC-RAS 4.1.0 River Analysis System. Hydrologic Engineering Center U.S. Army Corps of
Engineers, USA.
__________, 2013. HEC-HMS 4.0 Hydroligic Modeling System. Hyrologic Engineer Center U.S. Army Corps of
Engineer, USA.
__________. Data Hujan Harian Stasiun Winangun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Kayuwatu.
__________. Data Hujan Harian Stasiun Sawangan, Balai Wilayah Sungai Sulawesi Utara I, Manado.
Bambang Triatmodjo, 2008. Hidrologi Terapan, Betta Offset, Yogyakarta
Bedient, P. B. and W.C. Huber. (1992). Hydrology and Floodplan Analysis. Addison-WesleyPublishing Company. USA.
Chow, Ven Te. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta
Chow, V.T., Maidment, D.R., and Mays, L.W. (1988). Applied Hydrology. Mc Graw-Hill. Singapore.
Gray, D. M. (1970). Hand Book On The Principles Of Hydrology. Water Information Center, Inc. Canada.
Limantara, Montarcih., 2010. Hidrologi Praktis, CV. Lubuk Agung, Bandung.
Rapar, Sharon. (2014). Analisis Debit Banjir Sungai Tondano Menggunakan Metode HSS Gama I dan HSS Limantara.
Robot, Jeffier. (2014). Analisis Debit Banjir Sungai Ranoyapo Menggunakan Metode HSS Gama-I dan HSS Limantara.
Sosrodarsono, S. dan K. Takeda, 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta.
Triatmodjo, Bambang., 2008. Hidrologi Terapan, Betta Offset, Yogyakarta
Tommy. (2015).Analisis Debit Banjir Di Sungai Tondano Berdasarkan Simulasi Curah Hujan Rencana.
28