Anda di halaman 1dari 12

Tugas Praktikum 2

RANCANGAN PERCOBAAN
“Rancangan Acak Lengkap”

Oleh:
Tasya Nurul Fadhilah Basri
P3E119039

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
Soal:

1. Karantina tumbuhan ingin mengetahui pengaruh fumigant Methyl Bromide


(CH3Br) sebagai pembasmi serangga gudang terhadap daya tumbuh benih kacang
hijau, dilakukan percobaan sebagai berikut. Benih kacang hijau diberi fumigant
dengan dosis 0 (Kontrol), 16 gr/m3, 32 gr/m3, 48 gr/m3, 64 gr/m3. Fumigasi
dilakukan selama 2 jam. Benih kacang hijau yang sudah difumigasi
dikecambahkan dengan metode kertas hisab (blotter test). Benih yang
dikecambahkan diasumsikan homogen. Setelah 7 hari diperoleh hasil
perkecambahan sebagai berikut:
Tabel 1.1 Daya kecamabah (%) benih kacang hijau pada berbagai dosis fumigant
Methyl Bromide (CH3Br)

Ulangan
Dosis
Rata-
(g/m3. rata
2 jam
1 2 3 4 5 6 7 8
0 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 100 100 100 100 100 100 100 100 100
32 90 88 92 94 90 88 86 94 90.25
48 80 80 82 78 84 76 82 78 80
64 90 80 92 78 82 88 94 76 86
Rataan Umum 91.05

Jawab:
Syntax:
Hasil Analisis :

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa pada percobaan


pengaruh fumigant Methyl Bromide terhadap daya tumbuh benih kacang hijau
memiliki banyaknya kelompok (Levels) sebesar 5, dengan ukuran dosis yaitu 16
gr/m3, 32 gr/m3, 48 gr/m3, 64 gr/m3 dan 0 (kontrol). Nilai banyaknya unit
percobaan (Number of Observations) sebesar 40.

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai derajat bebas (DF)
pada model (Model) sebesar 4 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
2556.400000 dan kuadrat nilai tengah (Mean Square) sebesar 639.100000. Pada
galat (Error), diperoleh nilai derajat bebas (DF) sebesar 35 dengan nilai jumlah
kuadrat (Sum of Squares) sebesar 435.500000 dan nilai kuadrat tengah (Mean
Square) sebesar 12,442857. Pada total koreksi (Corrected Total) diperoleh nilai
derajat bebas (DF) sebesar 39 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
2991.900000. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (F Value) sebesar 51,36 dan nilai
signifikansi (Pr > F) sebesar 0,0001.
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0, 0,854440 yang artinya
sebesar 85,4440% pemberian fumigant berpengaruh terhadap daya tumbuh benih
kacang hijau dan sebesar 14,556% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Nilai
koefisien keragaman (Coeff Var) sebesar 3,874183 dengan galat nilai tengah
perlakuan yang diakarkan (Root MSE) sebesar 3,527443 dan nilai tengah pada
daya_kecambah (Mean) sebesar 91,05000.

Hipotesis Kasus:
H0 : 𝑌𝑖𝑗 = 0 (Model linier yang terbentuk dari pengaruh fumigant Methyl
Bromide tidak signifikan).
H1 : Model linier yang terbentuk dari pengaruh fumigant Methyl Bromide
signifikan.
Kriteria Uji:
P-Value < α, maka H0 ditolak.
P-Value ≥ α, maka H0 diterima.
Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh nilai P-Value (0,0001) < α
(0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya bahwa model linier yang terbentuk dari
pengaruh fumigant Methyl Bromide signifikan.
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa nilai derajat
bebas (DF) pada dosis sebesar 4. Dengan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1 (Type
I SS) dan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1 (Type III SS) pada dosis sebesar
2556.400000 serta nilai kuadrat tengah (Mean Square) pada dosis sebesar
639.100000. Nilai Fhitung (F Value) pada dosis sebesar 51,36 dan nilai signifikansi
(Pr > F) pada dosis sebesar 0,0001.

Hipotesis Kasus:
Pengaruh pelakuan
H0 : 𝜏1 = 𝜏2 = 𝜏3 = 𝜏4 = 𝜏5 = 0 (Fumigant Methyl Bromide tidak berpengaruh
terhadap daya tumbuh benih kacang hijau).
H1 : Paling sedikit ada satu i dimana 𝜏𝑖 ≠ 0 (Fumigant Methyl Bromide
berpengaruh terhadap daya tumbuh benih kacang hijau).
Kriteria Uji:
P-Value < α, maka H0 ditolak.
P-Value ≥ α, maka H0 diterima.
Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, pada perlakuan diperoleh P-Value (0,0001) <
α (0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya Fumigant Methyl Bromide berpengaruh
terhadap daya tumbuh benih kacang hijau.

2. Berikut ini adalah hasil pengujian estrogen beberapa larutan yang telah
mengalami penanganan tertentu. Berat uterin tikus dipakai sebagai ukuran
keaktifan estrogen. Berat uterin dalam miligram dari empat tikus untuk setiap
kontrol dan enam larutan yang berbeda dicantumkan dalam tabel berikut :
Kontrol P1 P2 P3 P4 P5 P6

89.8 84.4 64.4 75.2 88.4 56.4 65.6


93.8 116.0 79.8 62.4 90.2 83.2 79.4
88.4 84.0 88.0 62.4 73.2 90.4 65.6
112.6 68.6 69.4 73.8 87.8 85.6 70.2
Total 384.6 353 301.6 273.8 339.6 315.6 280.8 2249
perlakuan Y1. Y2. Y3. Y4. Y5. Y6. Y7. Y..

Jawab:

Syntax:

Hasil analisis:

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa pada percobaan


perlakuan terhadap berat uterin memiliki banyaknya kelompok (Levels) sebesar 7,
dengan perlakuan yaitu 1, 2 , 3, 4 , 5, 6 , dan 0 (kontrol). Nilai banyaknya unit
percobaan (Number of Observations) sebesar 28.

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai derajat bebas (DF)
pada model (Model) sebesar 6 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
2415.937143 dan kuadrat nilai tengah (Mean Square) sebesar 402.656190. Pada
galat (Error), diperoleh nilai derajat bebas (DF) sebesar 21 dengan nilai jumlah
kuadrat (Sum of Squares) sebesar 3062.570000 dan nilai kuadrat tengah (Mean
Square) sebesar 145,836667. Pada total koreksi (Corrected Total) diperoleh nilai
derajat bebas (DF) sebesar 27 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
5478,507143. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (F Value) sebesar 2,76 dan nilai
signifikansi (Pr > F) sebesar 0,0387.
Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,440985 yang artinya
sebesar 44,0985% perlakuan terhadap berat uterin dan sebesar 55,0985%
dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Nilai koefisien keragaman (Coeff Var)
sebesar 15.03495 dengan galat nilai tengah perlakuan yang diakarkan (Root
MSE) sebesar 12.07629 dan nilai tengah pada berat uterin (Mean) sebesar
80,32143.

Hipotesis Kasus:
H0 : 𝑌𝑖𝑗 = 0 (Model linier yang terbentuk dari pengaruh beberapa larutan
terhadap berat uterin tikus tidak signifikan).
H1 : Model linier yang terbentuk dari pengaruh beberapa larutan terhadap berat
uterin tikus signifikan.
Kriteria Uji:
P-Value < α, maka H0 ditolak.
P-Value ≥ α, maka H0 diterima.
Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh nilai P-Value (0,0387) < α
(0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya bahwa model linier yang terbentuk dari
pengaruh beberapa larutan terhadap berat uterin tikus signifikan.

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa nilai derajat


bebas (DF) pada perlakuan sebesar 6. Dengan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1
(Type I SS) dan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1 (Type III SS) pada dosis sebesar
2415.937143 serta nilai kuadrat tengah (Mean Square) pada perlakuan sebesar
402.656190. Nilai Fhitung (F Value) pada perlakuan sebesar 2,76 dan nilai
signifikansi (Pr > F) pada dosis sebesar 0,0387.

Hipotesis Kasus:
Pengaruh pelakuan
H0 : 𝜏1 = 𝜏2 = 𝜏3 = 𝜏4 = 𝜏5= 𝜏6= 𝜏7 = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan terhadap
berat uterin tikus).
H1 : Paling sedikit ada satu i dimana 𝜏𝑖 ≠ 0 (pengaruh perlakuan terhadap berat
uterin tikus).
Kriteria Uji:
P-Value < α, maka H0 ditolak.
P-Value ≥ α, maka H0 diterima.
Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, pada perlakuan diperoleh P-Value
(0,0387) < α (0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya ada pengaruh perlakuan
terhadap berat uterin tikus.

3. Bagian mahasiwa THP melakukan penelitian tentang pengaruh suhu pengeringan

(40oC, 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC dan 90oC) pada pembuatan Effervescent


Rosella terhadap kadar antosianin (mg/100 g). Perlakuan diulang sebanyak 5 kali
dan dilakukan secara acak. Jika data yang diperoleh dibuat dalam tabel berikut,
apakah suhu pengeringan berpengaruh terhadap kadar Antosianin Effervescent
Rosella?
Suhu
Pengeringan
40 50 oC 60 70 oC 80 oC 90
oC oC oC
19,4 17,7 17,0 20,7 14,3 17,3
32,6 24,8 19,4 21,0 14,4 19,4
27,0 27,9 9,1 20,5 11,8 19,1
32,1 25,2 11,9 18,8 11,6 16,9
33,0 24,3 15,8 18,6 14,2 20,8

Jawab:

Syntax:
Hasil analisis:

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh suhu


pengeringan Pada pembuatan Effervescent Rosella terhadap kadar antosianin
memiliki banyaknya kelompok (Levels) sebesar 6, dengan perlakuan yaitu 40oC,

50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC dan 90oC. Nilai banyaknya unit percobaan (Number
of Observations) sebesar 30 .

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa nilai derajat bebas (DF)
pada model (Model) sebesar 5 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
847,046667 dan kuadrat nilai tengah (Mean Square) sebesar 169,409333. Pada
galat (Error), diperoleh nilai derajat bebas (DF) sebesar 24 dengan nilai jumlah
kuadrat (Sum of Squares) sebesar 28,928000 dan nilai kuadrat tengah (Mean
Square) sebesar 11.788667. Pada total koreksi (Corrected Total) diperoleh nilai
derajat bebas (DF) sebesar 29 dengan jumlah kuadrat (Sum of Squares) sebesar
1129,974667. Sehingga diperoleh nilai Fhitung (F Value) sebesar 14,37 dan nilai
signifikansi (Pr > F) sebesar 0,0001.

Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,749616 yang artinya


sebesar 74,9616% pengaruh suhu pengeringan Pada pembuatan Effervescent
Rosella terhadap kadar antosianin dan sebesar 25,0384% dipengaruhi oleh sebab-
sebab lain. Nilai koefisien keragaman (Coeff Var) sebesar 17,26515 dengan galat
nilai tengah perlakuan yang diakarkan (Root MSE) sebesar 3,433463 dan nilai
tengah pada kadar antosianin (Mean) sebesar 19,88667.

Hipotesis Kasus:

H0 : 𝑌𝑖𝑗 = 0 (Model linier yang terbentuk dari pengaruh suhu pengeringan


terhadap kadar antosianin tidak signifikan).

H1 : Model linier yang terbentuk dari pengaruh suhu pengeringan terhadap kadar
antosianin signifikan.

Kriteria Uji:

P-Value < α, maka H0 ditolak.

P-Value ≥ α, maka H0 diterima.


Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh nilai P-Value (0,0001) < α
(0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya bahwa model linier yang terbentuk dari
pengaruh suhu pengeringan pada pembuatan Effervescent Rosella terhadap kadar
antosianin signifikan.

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa nilai derajat


bebas (DF) pada perlakuan sebesar 5. Dengan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1
(Type I SS) dan nilai jumlah kuadrat untuk tipe 1 (Type III SS) pada suhu
pengering sebesar 847,0466667 serta nilai kuadrat tengah (Mean Square) pada
suhu pengering sebesar 169,4093333. Nilai Fhitung (F Value) pada suhu pengering
sebesar 14,76 dan nilai signifikansi (Pr > F) pada sebesar 0,0001.
Hipotesis Kasus:
Pengaruh pelakuan
H0 : 𝜏1 = 𝜏2 = 𝜏3 = 𝜏4 = 𝜏5= 𝜏6= 0 (tidak ada pengaruh suhu pengeringan Pada
pembuatan Effervescent Rosella terhadap kadar antosianin).
H1 : Paling sedikit ada satu i dimana 𝜏𝑖 ≠ 0 (pengaruh suhu pengeringan Pada
pembuatan Effervescent Rosella terhadap kadar antosianin).
Kriteria Uji:
P-Value < α, maka H0 ditolak.
P-Value ≥ α, maka H0 diterima.
Taraf Nyata:
Taraf nyata yang digunakan adalah 95% dengan nilai α sebesar 0,05.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas, pada perlakuan diperoleh P-Value (0,0001)
< α (0,05). Maka H0 ditolak, yang artinya ada pengaruh suhu pengeringan Pada
pembuatan Effervescent Rosella terhadap kadar antosianin.

Anda mungkin juga menyukai