Anda di halaman 1dari 40

SEMINAR

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :

CINDHY DWI SASTIKA K, S.KEP NUR AZURA ASRI, S.KEP


CINDY MONICA HAREFA, S.KEP RAJA AINI NURANI, S.KEP
FRANSISKA MARIONA N, S.KEP RANI NUR ALIF T, S.KEP
KHARIS ADHA , S.KEP SAFITRI GUNAWAN, S.KEP
MA ULFI AZMI, S.KEP TARI MARTIANA, S.KEP
MARDALISA HUTAGALUNG, HARIYATI ELIAS L, S.KEP
S.KEP NOVI HELMA K, S.KEP
MEILYANA EKAPUTRI, S.KEP NUR AZIMA, S.KEP
NURBAITI, S.KEP

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena

telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Seminar Kebutuhan

Istirahat dan Tidur ini tepat waktu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses pembuatan Laporan Seminar Kebutuhan Istirahat dan

Tidur ini. Tanpa dukungan dari berbagai pihak mungkin makalah ini tidak bisa

selesai tepat waktu.

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata

kami mengharapkan Laporan Seminar Kebutuhan Istirahat dan Tidur ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5 Pathway...................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1.3 Riwayat Psikososial Dan Spiritual......................................20

3.1.4 Pola Kebiasaan Sehari-hari.................................................20

3.1.5 Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan...............21

3.1.6 Pemeriksaan Fisik Head To Toe.........................................22

3.1.7 WOC...................................................................................26

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua

orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan

istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh

melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga

berada dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang

berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek

yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur

seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk

membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.

Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit

sering kali memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan

biasanya. Sering kali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan

sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang

meningkat dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan.

Istirahat memulihkan energi seseorang, yang memungkinkan orang tersebut

untuk menjalankan fungsi dengan optimal. Apabila waktu istirahat

seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah marah, depresi, dan

1
2

lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan lingkungan

yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting perawat.

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan dasar

kebutuhan istirahat dan tidur.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Untuk mengetahui gambaran konsep keperawatan dasar

kebutuhan istirahat dan tidur.

1.2.2.2 Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan teoritis

kebutuhan istirahat dan tidur.

1.2.2.3 Untuk mengetahui gambaran laporan kasus asuhan

keperawatan kebutuhan istirahat dan tidur pada pasien.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep Dasar Keperawatan

2.1.1 Definisi

2.1.1.1 Istirahat

Istirahat merupakan keadaan yang rileks tanpa adanya

tekanan emosional dan bukan hanya dalam keadaan tidak

aktivitas. Melainkan juga berhenti sejenak. Kondisi tersebut

membutuhkan ketenangan (Alimul, 2010).

Istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa

tekanan emosional dan beban dari kecemasan (ansietas)

(Burtiarti, 2014).

Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh atau mungkin

hanya melibatkan istirahat tubuh di bagian tertentu. Istirahat

adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun

yang berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwatu, 2006).

2.1.1.2 Tidur

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang

penuh keterangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan

siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan

fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwatu, 2006).

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana

persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau

3
4

hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau

rangsangan yang cukup (Asmadi, 2010).

Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus

bergantian dengan periode yang lebih lama dan keterjagaan.

Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun

di karakteristikan dengan minimnya aktivitas (Potter & Perry,

2005).

2.1.2 Etiologi

Beberapa faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur pada

seseorang yaitu (Asmadi, 2010) :

2.1.2.1 Status Kesehatan

Pada kondisi orang yang sakit dan rasa nyeri, masa

kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan

baik sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak.

2.1.2.2 Lingkungan

Pada lingkungan yang kurang memungkinkan

seseorang dapat tidur dengan nyenyak, sebaiknya lingkungan

yang rebut, bising dan gaduh akan menghambat seseorang

untuk tidur.
5

2.1.2.3 Stres Psikologis

Cemas dan depresi akan melibatkan gangguan pada

frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena meningkatnya

norepnefrin darah melalu saraf simpatis.

2.1.2.4 Diet

Makanan dengan kandungan L.triplofan dapat

menyebabkan seseorang mudah tertidur. Namun makanan atau

minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan

menganggu tidur.

2.1.2.5 Gaya hidup

Kelelahan pada seseorang dapat mempengaruhi tidur

seseorang.

2.1.2.6 Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang

berefek menyebabkan tidur ada pula yang sebaiknya

menganggu tidur.

2.1.3 Manifestasi Klinis

a. Dewasa

1) Data mayor: kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur

2) Data minor:

a) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari

b) Perubahan mood
6

c) Agitasi

d) Mengantuk sepanjang hari

b. Anak

1) Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,

enuresis atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap

permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti

permintaan untuk tidur larut malam.

2) Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama

orang tua.

3) Sering bangun saat malam hari.

2.1.4 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tiduroleh adanya

hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk

mengaktifkan dan menekan pusat otak agar agar dapat tidur dan

bangun. Pusat pengaturan tidur terdapat pada medula oblongata

(Hidayat, 2008).

Menurut Hanun (2011), berdasarkan gambaran EGG tidur dapat

dibagi menjadi dua fase yaitu non rapid eye movement (NREM) dan

rapid eye movement (REM). Pada awal tidur didahului oleh fase

NREM yang terdiri dari tiga stadium NREM dan satu REM yaitu :
7

2.1.4.1 Tidur stadium 1 (N1)

Stadium ini merupakan antara tahap terjaga dan tahap

awal tidur. Saat seseorang mulai mengantuk, perlahan-lahan

kesadaran mulai meninggalktan dirinya. Stadium ini juga

disebut dengan downiness, yaitu tahap ketika pikiran kita

melayang-layang tak menentu tetapi masih menyadari kondisi

disekeliling sehingga merasa belum tidur. Stadium ini hanya

berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan.

Gambaran EKG biasanya terdiri dari gelombang campuran

alfa, beta, dan kadang gelombang tetadengan amplitude yang

rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan

kompleks K.

2.1.4.2 Tidur stadium 2 (N2)

Setelah stadium N1, maka akan semakin dalam tertidur

dan masuk ke tidur fase stadium N2. Gelombang otak lambat

masih menjadi latar, tetapi sesekali muncul gelombang khas

berupa gelombang sleep spindle. Pada stadium ini, tidur

semakin sulit bangun panggilan berulang-ulang karena

merupakan tahap tidur terbanyak, kira-kira 50 % dari total

tidur satu malam.

2.1.4.3 Tidur stadium 3 (N3)

Setelah kira-kira 10 menit dalam tahap N2, maka akan

masuk ke stadium tidur yang lebih dalam, yaitu tahap stadium


8

3 (N3) atau sering disebut tidur slow wave karena gelombang

otak semakin melambat dengan frekuensi yang lebih rendah.

Pada gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta

simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep

spindle. Dalam stadium ini hormone pertumbuhan (growth

hormon) dan prolaktin dikeluarkan oleh tubuh untuk

pertumbuhan pada bayi dan perbaikan untuk mempertahankan

keutuhan maupun kemudaan jaringan tubuh. Sementara

prolaktin adalah hormon yang banyak terdapat pada ibu

menyusui maka semakin tinggi pula produksi prolaktin.

Namun fungsi pada saat tidur belum dapat dijelaskan.

2.1.4.4 Tahap tidur REM

Dari tahap N3 biasanya akan terus meningkat dan

kembali pada tahap N2. EEG akan menunjukkan aktivitas otak

yang meningkat secara drastis, yang pertanda seseorang

memasuki tahap tidur R (REM) atau hanyut dalam mimpi.

Tahap ini tubuh tidak bisa menerima rangsangan apa pun,

karena tubuh tidak merespon aktivitas otak yang menimbulkan

lumpuh sesaat.
9

2.1.5 Pathway

Obat dan Gaya hidup Stress / Lingkungan Latihan Motivasi Nutrisi dan
substansi emosional tidak nyaman kelelahan tidur kalori

Mengubah Runitas dan Kecemasan Mengurangi Sulit tidur Keinginan Gangguan


pola tidur bekerja kenyamanan menanti pencernaan
tidur
Kesulitan Tegang / Gangguan Gangguan
menyesuaikan frustasi proses tidur proses tidur
perubahan
jadwal tidur Sering Penyakit
terbangun
Lemah &
letih

Gangguan
Butuh lebih
banyak tidur

Tidak dapat tidur dengan kualitas baik Perbaikan pola tidur Perbaikan
pola tidur

Akibat faktor Akibat faktor Kesiapan


Deprivasi
eksternal internal meningkatkan tidur
tidur

Gangguan pola tidur Insomnia


10

2.1.6 Penatalaksanaan

2.1.6.1 Penatalaksanaan Non Farmakologi

a. Terapi Relaksasi

Terapi ini menunjukan untuk mengurangi

ketegangan atau stres yang dapat mengganggu tidur. Bisa

dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan kantor ke

rumah. Teknik penganturan pernafasan, aroma terapi,

peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

b. Terapi Tidur yang Bersih

Terapi ini ditunjukan untuk menciptakan suasana

tidur bersih dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita

diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana kamar yang

dibuat nyaman.

c. Terapi Pengaturan Tidur

Terapi ini untuk mengatur waktu tidur penderita

mengikuti irama sirkadian tidur normal penderita. Jadi

penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya.

d. Terapi Psikologi

Terapi ini untuk mengatasi gangguan jiwa atau stres

berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini

dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri.


11

e. Mengubah Gaya Hidup

Bisa dilakukan dengan berolahraga secra teratur,

menghindari rokok dan alcohol, mengontrol berat badan

dan meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat

terbuka seperti pantai dan gunung.

2.1.6.2 Penatalaksanaan Farmakologi

a. Golongan obat hipnotik

b. Golongan onat antidepresan

c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

d. Golongan obat antihistamin

Menurut ramelda (2008) untuk tindakan medis pada

pasien gangguan tidur yaitu dengan cara pemberian obat

golongan hipnotiksedatif misalnya ; benzodazepin (diazepam,

lorazepam, triozolam, kloradiazepoksid) tetapi efek samping

dari obat tersebut mengakibatkan inkoordinasi motorik,

gangguan fungsi mental dan psikomotor, ganggguan

koordinasi berfikir, mulut kering dan sebaginya.


12

2. 2 Asuhan Keperawatan Teoritis

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien

Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab

pasien dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama,

pekerjaan, suku bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber

biaya, hubungan pasien dengan penanggung jawab.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : perawat memfokuskan pada hal-hal yang

menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :

1) Apa yang dirasakan pasien

2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi semasa

tiba-tiba atau perlahan dan sejak kapan dirasakan

3) Bagaimana gejala itu mempengauhi aktivitas hidup sehari-

hari

4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu

pasien

b. Riwayat Penyakit Pasien

Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar

gangguan yang dirasakan secara khususnya gangguan yang

mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia


13

dan kemungkinan menyebabkannya, namun karena tidak

mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai

ada tidaknya hubungan dengan penyakit yang dialami oleh

pasien, meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau

tidak atau penyakit keturunan

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Meliputi pengkajia apakah gangguan yang dirasakan

pertama kali atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.

3. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual

a. Bernafas

b. Nutrisi

c. Eliminasi

d. Aktivitas

e. Istirahat tidur

f. Berpakaian

g. Pengatur suhu tubuh

h. Personal hygiene

i. Rasa aman nyaman

j. Komunikasi

k. Spiritual
14

l. Rekreasi

m. Bekerja

n. Pengetahuan atau belajar

4. Data Pengkajian Fisik

a. Keadaan umum pasien

Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor

kulit, warna kulit.

b. Gejala kardial

Meliputi tensi, nadi, dan nafas

c. Keadaan fisik

Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata,

hidung, mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstremitas.

Secara umum teknik pemeriksaan fisik yang dapat

dilakukan dalam memperoleh berbagai penyimpanan fungsi

adalah inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

5. Data Pemeriksaan Penunjang

Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah

dilakukan pasien selama perawatan ataupun baru masuk RS.

6. Pengkajian Psikososial

Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman,

serta bagaimana keyakinan klien yang sehat dan sakit.


15

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

a. Insomnia b.d faktor lingkungan, tidak dapat tidur dengan kualitas

yang baik

b. Deprivasi tidur b.d periode tidur yang buruk

c. Kesiapan meningkatkan tidur b.d perbiakan pola tidur

d. Gangguan pola tidur b.d faktor eksternal, lingkungan , kualitas tidur

yang buruk

2.2.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan
Insomnia b/d faktor Setelah dilakukan asuhan 1. Peningkatan koping pasien
lingkungan, tidak keperawatan selama .... kali 24 : dengan stresor perubahan
dapat tidur dengan jam di harapkan pasien tidak atau ancaman yang
kualitas baik mengalami insomnia dengan menganggu pemenuhaan
kriteria hasil : tuntutan dan peran hidup
1. Jumlah jam tidur 2. Managemen lingkungan
(setidaknya 5 jam/24 jam) kenyamanan : manipulasi
untuk dewasa lingkungan sekitar pasien
2. Pola dan rutinitas tidur untuk meningkatkan
3. Perasaan segar setelah tidur kenyaamanan
4. Terbangun diwaktu sesuai 3. Peningkatan tidur :
manifestasi siklus tidur
terjaga yang teratur

Depresi tidur b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen energi :


priode tidur yang keperawatan selama .... kali 24 mengatur penggunaan
buruk jam di harapkan pasien tidak energi untuk mencegah
mengalami insomnia dengan kelelahan
kriteria hasil : 2. Manajemen medikal :
16

1. Menunjukkan tidur yang manifestasi


di buktikan dengan penggunaan obat resep
indikaator (gangguaan dan obat bebas yng
ekstrem berat, sedang, aman dan efektif
ringan dan tidak 3. Manajemen alam
mengalami gangguaan) perasaan : menciptakan
2. Melaporkan gejala keamanan, kestabilan,
depresi tidur pemulihan dan
3. Mengidentifikasi dan pemeliharaan pasien
melakukan tindakan yang mengalami
yang dapat disfungsi alam
meningkatkan tidur perasaan, baik depresi
4. Mengidentifikasi faktor maupun peningkatan
yang dapat alam perasaan
menimbulkan depresi 4. Peningkatan tidur :
tidur manifestasi siklus tidur-
bangun yang teratur

Kesiapan Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen energi :


meningkatkan tidur keperawatan selama .... kali 24 mengatur penggunaan
b/d perbaikan pola jam di harapkan pasien tidak energi untuk mencegah
tidur mengalami insomnia dengan kelelahan
kriteria hasil : 2. Manajemen lingkungan
1. Mengidentifikasi : kenyamanan
tindakan yag akan manipulasi lingkungan
meningkatkn istirahat sekitar pasien untuk
dan tidur meningkatkan
2. Mendemostrasikan kenyamanan optimal
kesejahteraan fisik dan 3. Peningkatan tidur :
psikologis fasilitasi siklus tidur-
3. Mencapai tidur yang bagun yang teratur
adekuat tanpa
menggunkan obat

Ganggua pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Determinasi efek


17

b/d faaktor keperawatan selama .... kali 24 medikaasi terhadap


eksternal, jam di harapkan pasien tidak pola tidur
lingkungan, mengalami insomnia dengan 2. Jelaskan pentingnyaa
kualitas tidur yang kriteria hasil : tidur yang adekut
buruk 1. Jumlah jam tidur dalam 3. Ketahui pengaruh obat
batas normal dengan pola tidur
2. Pola tidur, kualitas pasien
dalam batas normal 4. Fasilitaskan untuk
3. Perasaan segar setelah mempertahankan
tidur dan istirahat lingkungan yang
4. Mampu mengidentifiksi nyaman
hal yang meningkatkan 5. Diskusikan dengan
tidur pasien dan keluarga
tentang teknik tidur
pasien
6. Memonitor waktu
makan dan minum
dengan waktu tidur
7. Monitor/catat
kebutuhan tidur pasien
sertiap hari dan jam
8. Instruksikan pada
keluarga untuk
memonitor tidur pasien
9. Kolaborasi pemberian
obat tidur sesuai resep
dokter
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. Y Biodata penanggung jawab

Umur : 42 th Nama : Tn.H

Jenis kelamin : Perempuan Umur : 48 th

Agama : Islam Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sma Agama : Islam

Pekerjaan : Irt Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Pulau Melawa Alamat : Pulau Melawa

Tanggal pengkajian : 07-12-2020 Hubungan : Suami

3.1.2 Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengeluh sulit tidur pada malam hari, klien mengatakan

hanya bias tidur setiap harinya 3-5 jam sehari, klien mengatakan

tidak bias tidur karena memikirkan banyak hal suaminya tidak

memiliki pekerjaan yang tetap, ananya masih sekolah dan besok

akan makan apa banyak keinginan yang belum tercapai, klien juga

mengatakan sering pusing dan pernah pingsan, wajah klien tanpak

pucat dan lemas.

TTV : Td : 100/600 mmhg N : 90 x/menit

RR : 22 x/menit S : 36,5 c

18
19

b. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Riwayat alergi : Klien tidak memiliki alargi pada

makanan

2) Riwayat kecelakaan : Klien mengatakan tidak pernah

mengalami kecelakaan

3) Riwayat dirawat : Klien pernah dirawat ketika tidak

sadarkan diri

4) Riwayat pemakaian obat-obatan : Klien mengkonsumsi obat

dari apotek bila sakit

c. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan

penyakit menular.

Genogram Keluarga

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Sedarah
20

3.1.3 Riwayat Psikososial Dan Spiritual

a. Mekanisme koping terhadap stress

Dengan pemecahan masalah : bercerita dengan orang terdekat

b. Persepsi klien dengan penyakitnya

1) Hal yang sangat di pikirkan saat ini : dapat tidur dengan normal

2) Harapan setelah menjalani perawatan : dapat menyembuhkan

pola tidur secara teratur

3) Perubahan yang dirasakan dengan keluhan : sering pusing dan

pernah pingsan

c. Sistem nilai kepercayaan

1) Aktivitas keagamaan / kepercayaan yang dilakukan : Berdoa

kepada allah

2) Pasien tidak melakukan hal yang bertentangan dengan

kesehatannya

3.1.4 Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola makan

Sebelum sakit : 3x sehari / porsi dengan nasi dan lauk

Saat pengkajian : 3x sehari / porsi dengan nasi dan lauk

b. Pemenuhan cairan

Sebelum sakit : klien minum kurang lebih 8 gelas / hari

Saat pengkajian : klien minum kurang lebih 8 gelas / hari

c. Pola eliminasi

- BAK
21

Sebelum sakit : BAK normal kurang lebih 2 x/hari dengan

kosistensi kuning bening

Saat pengkajian : BAK normal kurang lebih 2 x/hari dengan

kosistensi kuning bening

- BAB

Sebelum sakit : BAB normal kurang lebih 2 x/hari dengan

kosistensi padat, kecoklatan

Saat pengkajian : BAB normal kurang lebih 2 x/hari dengan

kosistensi padat kecoklatan

d. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : 7 – 8 jam / hari

Saat pengkajian : 3 – 5 jam / hari

e. Personal hygiene

Sebelum sakit : mandi 2 x/hari

Saat pengkajian : mandi 2 x/hari

f. Aktivitas fisik

Sebelum sakit : dapat berkativitas normal seperti biasa

Saat pengkajian : sering merasa lelah dan pusing

3.1.5 Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan

a. Merokok : Tidak

b. Minuman Alkohol : Tidak

c. Ketergantungan Obat : Tidak Ada


22

3.1.6 Pengkajian Fisik Head To Toe

a. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Berat Badan / Tinggi Badan : 74 kg / 152 Cm

Tanda - tanda vital : TD : 100/60 mmHg N : 90 x/menit

RR : 22 x/menit S : 36,5oc

b. Pengkajian Fisik Per system

1) Sistem Penglihatan

Posisi mata : Simetris

Kelopak mata : Normal

Pergerakan bola mata : Normal

Konjungtiva : Anemis

Kornea : Normal

Sklera : Anikterik

Pupil : Isokor

Fungsi penglihatan : Rabun Jauh

Tanda – tanda radang : Tidak terdapat peradangan

Pemakaian alat bantu : Tidak

2) Sistem Pendengaran

Daun Telinga : Normal, tidak ada nyeri tekan

Bentuk : Normal

Karakteristik serumen : Kekuningan, tidak berbau

Fungsi pendengaran : Normal


23

Pemakaian alat bantu : Tidak

3) Sistem Wicara

Kesulitan/gangguan wicara : Tidak

Kesulitan Menelan : Tidak ada

4) Sistem Pernafasan

Jalan nafas : Bersih

Pernafasan : Normal, tidak sesak nafas

Frekuensi : 22 x / I

Irama : Teratur

Batuk : Tidak ada

Suara nafas : Vesikuler

Nyeri saat nafas : Tidak ada

5) Sistem Kardiovaskuler

Nadi : 90 x / menit

Irama : Teratur

Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

Temperatur kulit : Hangat

Pengisian Kapiler : ≤ 2 Detik

Edema : Tidak

Nyeri dada : Tidak ada

Clubing finger : Tidak ada

6) Sistem Saraf

Tingkat kesadaran : Composmentis


24

Pupil : Isokor

Reaksi pupil terhadap cahaya : kanan (+), kiri (+)

Pergerakan ekstermitas : Dapat menggerakkan ekstermitas

dengan normal

7) Sistem Pencernaan

Keadaan mulut : Bersih

Kesulitan menelan : Tidak

Keadaan saliva : Normal

Nafsu makan : Baik

Nyeri daerah perut : Tidak

Kebiasaan BAB : ± 2 x / hari

Bising usus : 15 x / menit

Warna feses : Kecoklatan

Abdomen : Baik

8) Sistem Imonologi

Alergi : Tidak terdapat alergi pada makanan

dan obat-obatan

9) Sistem Endokrin

Nafas berbau keton : Tidak

Gangren : Tidak ada

Tremor : Tidak ada

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada


25

10) Sistem Urogenital

Perubahan pola kemih : Tidak ada (normal)

BAK : ± 8x / hari, terkontrol

Jumlah / 24 jam : Sedang (Normal) ± 1000 cc

/ 24 jam

Warna : Kuning jernih

Rasa sakit waktu BAK : Tidak ada

Keluhan sakit pinggang : Tidak ada

11) Sistem Integumen

Keadaan rambut : Bersih, hitam, lurus panjang

Tekstur : Baik

Ketombe : Tidak ada

Kuku : Bersih, tidak ada cyanosis,

tidak panjang

Turgor kulit : Baik, elastis

Warna kulit : Sawo matang

12) Sistem Muskuloskletal

Kesulitan dalam pergerakan : Tidak

Sakit pada tulang, sendi : Tidak ada

Fraktur : Tidak ada

Postur tubuh : Normal

Kekuatan otot : Baik

Luka tekan : Tidak ada


26

3.1.7 WOC

Stress / emosional

Kecemasan

Tegang / frustasi

Sering terbangun

Gangguan

Tidak dapat tidur dengan kualitas baik

Akibat faktor eksternal

Gangguan pola tidur

3.2 Analisa Data

Data Fokus Penyebab/ Etiologi Masalah


DS : Stress / emosional Gangguan Pola
Tidur
- Klien mengatakan sulit tidur
Kecemasan
pada malam hari dan sering
Tegang / Frustasi
terbangun
- Klien mengatakan hanya bisa Sering Terbangun
tidur setiap harinya hanya 3-5
Gangguan
jam / hari
Tidak Dapat Tidur dengan kualitas
- Klien mengatakan tidak bisa
baik
tidur klien hanya beban
Akibat faktor eksternal
pikiran karena suami tidak
bekerja, anak masih disekolah, Gangguan pola tidur
besok bisa makan atau tidak
- Pasien mengatakan sering
27

pusing dan pernah pingsan

DO:
- Wajah pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemah dan tak
bersemangat
- Konjungtiva anemis dan
berkantung mata
TTV :
TD: 150/60 mmhg S= 36˚C
RR: 22 x/menit N: 90 x/i

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.3.1 Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan psikologis

(stress/emosional).

3.4 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan pola NOC : NIC :
tidur b.d gangguan  Anxiety reduction Sleep Enhancement
psikologis  Comfort level 1. Polaminasi efek-efek
(stress/emosional)  Pain level medikasi terhadap pola tidur
 Rest : Extent and Pattern 2. Jelaskan pentingnya tidur
 Sleep : Extent and Pattern yang adekuat
Kriteria hasil : 3. Fasilitaskan untuk
1. Jumlah jam tidur dalam mempertahankan aktivitas
batas normal 6-8 sebelum tidur (membaca
jam/hari atau mendengar music
2. Pola tidur dalam batas rohani)
normal 4. Ciptakan lingkungan yang
3. Perasaan segera sudah nyaman
28

tidur atau istirahat 5. Diskusikan pada pasien dan


4. Mampu keluarga tentang teknik tidur
mengidentifikasi hasil pasien
yang meningkatkan 6. Instruksikan untuk
tidur memonitor tidur pasien
7. Memonitor waktu makan
dan minum dengan waktu
tidur
8. Monitor/catat kebutuhan
tidur pasien setiap hari dan
jam
9. Anjurkan pasien untuk
istirahat

3.5 Catatan Perkembangan

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan
07 Gangguan pola 1. Menjelaskan S:
Desember tidur b.d pentingnya tidur yang - Pasien mengatakan sulit
2020 gangguan adekuat tidur dimalam hari dan
psikologis 2. Menfasilitaskan untuk sering terbangun
(stress/emosiona mempertahankan - Pasien mengatakan bisa
l) aktivitas sebelum tidur 3-5 jam/hari
tidur (membaca - Pasien mengatakan tidak
alqur’an atau bsa tidur karena banyak
mendengarkan beban pikiran
music/sholawatan) - Pasien mengatakan sering
3. Menciptakan pusing dan pernah pingsan
lingkungan yang O:
nyaman - Wajah pasien tampak
4. Menganjurkan pasien pucat
untuk istirahat - Pasien tampak lemah dan
tak bersemangat
29

- Konjungtiva anemis dan


memiliki kantung mata
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
08 Gangguan pola 1. Menjelaskan kembali S:
Desember tidur b.d pentingnya tidur yang - Pasien mengatakan masih
2020 gangguan adekuat sering tebangun dimalam
psikologis 2. Menfasilitaskan untuk hari dan setelah itu tidak
(stress/emosiona mempertahankan bisa tidur lagi
l) aktivitas sebelum - Pasien mengatakan mala
tidur (membaca mini hanya bisa tidur ± 4
alqur’an atau jam
mendengarkan - Pasien mengatakan masih
music/sholawatan) memikirkan kenapa
3. Menciptakan hidupnya begini dan begitu
lingkungan yang O:
nyaman - Wajah pasien tampak tak
4. Menginstruksikan bersemangat
untuk memonitor - Pasien memiliki kantong
tidur pasien mata dan bawah mata
5. Menganjurkan pasien sedikit bewarna kehitaman
untuk istirahat - Ttv:
 TD: 100/90 mmHg
 N: 87x/menit
 RR: 20x/menit
 S: 36,3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
09 Gangguan pola 1. Menfasilitasi untuk S:
Desember tidur b.d mempertahankan - Pasien mengatakan
2020 gangguan aktivitas sebelum semalam tidur cepat tetapi
psikologis tidur (membaca tengah malam tebangun
(stress/emosiona alqur’an atau lagi dan baru bisa tidur
l) mendengarkan setelah subuh
30

music/sholawatan) - Pasien mengatakan mala


2. Menciptakan hanya bisa tidur ± 5 jam
lingkungan yang - Pasien mengatakan kadang
nyaman memikirkan hal-hal yang
3. Menginstruksikan terus mengganggu
pada pasien dan pikirannya yang
keluarga tentang membuatnya mimpi buruk
waktu tidur pasien O:
4. Menginstruksikan - Pasien memiliki kantong
untuk memonitor mata dan sedikit
tidur pasien kemerahan
5. Memonitor waktu - Ttv:
makan dan minum  TD: 110/90 mmHg
dengan waktu tidur  N: 80x/menit
6. Menganjurkan pasien  RR: 20x/menit
untuk istirahat yang  S: 36,6
cukup A : Masalah sedang teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
10 Gangguan pola 1. Menjelaskan kembali S:
Desember tidur b.d pentingnya tidur yang - Pasien mengatakan mala
2020 gangguan adekuat mini pasien sulit tidur
psikologis 2. Menfasilitasi untuk - Pasien mengatakan tadi
(stress/emosiona mempertahankan malam hanya bisa tidur ± 2
l) aktivitas sebelum jam
tidur (membaca O:
alqur’an atau - Pasien tampak menguap
mendengarkan terus
music/sholawatan) - Mata pasien tampak
3. Menganjurkan pasien memerah
untuk istirahat yang - Pasien tampak terus
cukup mengerut keningnya
4. Menciptakan - Ttv:
lingkungan yang  TD: 100/60 mmHg
nyaman  N: 91x/menit
31

5. Memonitor waktu  RR: 21x/menit


makan dan minum  S: 36,3
dengan waktu tidur A : Masalah sedang teratasi
6. Menginstruksikan P : Intervensi dilanjutkan
untuk memonitor
tidur pasien
11 Gangguan pola 1. Menfasilitasi untuk S:
Desember tidur b.d mempertahankan - Pasien mengatakan
2020 gangguan aktivitas sebelum semalam tertidur tebangun
psikologis tidur (membaca bangun
(stress/emosiona alqur’an atau - Pasien mengatakan mala
l) mendengarkan hanya bisa tidur ± 4 jam
music/sholawatan) - Pasien mengatakan
2. Menganjurkan pasien kepalanya pusing seperti
untuk istirahat yang kunang-kunang
cukup O:
3. Menciptakan -
lingkungan yang - Pasien tampak menguap
nyaman (mematikan dan berbicara lemas
lampu saat hendak - Pasien memiliki kantong
tidur) mata yang terlihat jelas
4. Menganjurkan pasien dan tampak menghitam
untuk membagi beban - Ttv:
pikirannya pada orang  TD: 100/70 mmHg
lain  N: 86x/menit
5. Mendiskusikan pada  RR: 20x/menit
pasien dan keluarga  S: 36,5
tentang teknik tidur A : Masalah sedang teratasi
yang nyaman P : Intervensi dilanjutkan
6. Mencatat kebutuhan
tidur pasien setiap
hari dan jam

12 Gangguan pola 1. Menjelaskan kembali S:


32

Desember tidur b.d pentingnya tidur yang - Pasien mengatakan tadi


2020 gangguan adekuat malam tidurnya sudah
psikologis 2. Menganjurkan pasien lumayan tenang dan
(stress/emosiona untuk istirahat yang terbangun saat subuh
l) cukup - Pasien mengatakan tadi
3. Menciptakan malam tertidur ± 7 jam
lingkungan yang O:
nyaman (mematikan -
lampu saat hendak - Pasien tampak sudah
tidur) semangat dan berbicara
4. Memonitor waktu dengan ceria
makan dan minum - Kantong mata pasien
dengan waktu tidur sudah tampak berkurang
5. Mencatat kebutuhan - Ttv:
tidur pasien setiap  TD: 120/70 mmHg
hari dan jam  N: 86x/menit
 RR: 22x/menit
 S: 36,0
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Kasus

Makalah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Ny.Y berusia

42 tahun, mengeluh sulit tidur pada malam hari, klien mengatakan hanya tidur

setiap harinya 3-5 jam. Klien mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan

banyak hal (banyak beban pikiran) karena suami tidak memiliki pekerjaan yang

tetap, anak masih sekolah, memikirkan besok makan apa, banyak keinginan

yang belum tercapai, klien mengatakan juga sering pusing dan pernah pingsan,

wajah pasien terlihat pucat, lemas dan berkantong mata. Didapatkan hasil

TTV : Tekanan darah : 100/60 mmHg, Respiratory Rate 22x/menit, Heart Rate

90x/menit, Temp 36,5°C.

Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada pengkajian

yang dilakukan sehingga masalah keperawatan yang ada pada asuhan

keperawatan kasus yaitu:

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan psikologi

(stress/emosional) ditandai dengan wajah klien tampak pucat, klien tampak

lemah dan tidak bersemangat, konjungtiva anemis dan berkantung mata,

dengan hasil Tanda-tanda vital : Tekanan darah 100/60 mmHg,

Respiratory Rate 22x/I, Heart Rate 90x/i, Temp 36,5°C.

Melalui pengkajian observasi penulis mengambil prioritas masalah

keperawatannya adalah gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan

psikologis (stress/emosional). Pada tahap perencanaan penulis mampu

33
34

merencanakan seluruh rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

tersebut sesuai dengan tinjauan teoritis keperawatan, walaupun terdapat

hambatan yaitu keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Tahap pelaksanaan

semua intervensi keperawatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya dengan adanya kerjasama yang baik antara penulis

dengan pasien dan keluarganya.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 6 hari, penulis

mengevaluasi catatan perkembangan pasien dimana pasien mengalami

peningkatan istirahat dan tidur terkait masalah yang dialami pasien dengan

gangguan pola tidur.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan

semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang

berbeda. Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar dan teratur akan

memberikan efek yang baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis

terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan

normal dan keseimbangan di antara susunan saraf, serta berefek terhadap

struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.

5.2 Saran

Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan

tidurnya sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat

maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu

berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai

dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai potensi

yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan

terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar. Dan juga kepada

perawat untuk lebih memperhatikan gangguan pola tidur yang dialami oleh

klien dalam memberikan asuhan keperawatan. Di mulai dari pengkajian

yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat sehingga kriteria hasil

tercapai dan kebutuhan dasar klien terpenuhi. Dengan asuhan keperawatan

35
36

yang tepat penatalaksanaan pola tidur dapat berlangsung maksimal demi

terpenuhinya kebutuhan dasar istirahat dan tidur.


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A.H. (2010). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Asmadi. (2010). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Budiarti, F. (2014). Kebutuhan Istirahat Tidur. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat. A. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Perry. (2005). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,


dan Praktik, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Siregar, Mukhlidah Hanum. (2011). Mengenal sebab-sebab, akibat-akibat, dan


cara terapi insomnia. Jogjakarta : Flashbooks.

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai