Anda di halaman 1dari 15

DERMATITIS

Nama Kelompok :
 Ardion
 Aulia Khairin
 Donna Rosita
 Jesica
 Safitri Gunawan
Pengertian

Dermatitis berasal dari kata dermo (kulit) itis


(radang/inflamasi), sehingga dermatitis dapat diterjemahkan
sebagai suatu keadaan dimana kulit mengalami inflamasi.

Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan


epidermis yang dalam perkembangannya memberikan gambaran
klinik berupa efloresensi polimorf dan pada umumnya
memberikan gejala subjektif gatal.
Klasifikasi

1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan
eksternal, yang menimbulkan fenomen sentisisasi (alergik)
atau toksik (iritan). Dermatitis kontak adalah suatu reaksi
inflamasi kulit terhadap preparat fisik, kimia atau biologi.
Reaksi tersebut kemungkinan merupakan tipe iritan primer,
atau mungkin alergi (dermatitis kontak alergi).
2. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik dapat disebut juga ekzema
konstitusional, ekzema fleksural, neurodermatitis diseminata,
prurigo besnier. Penyakit ini adalah penyakit kulit yang sering
dijumpai dalam praktik medis sehari-hari. Suatu peradangan
menahun pada lapisan epidermis yang disebabkan zat-zat yang
bersifat alergen
3. Dermatitis Statis
Dermatitis statis atau dermatitis hipostatis merupakan salah
satu jenis dermatitis sirkulatorius. Biasanya dermatitis statis
merupakan dermatitis varikosum, sebab kuasa utamanya adalah
insufisiensi vena. Suatu kondisi medis yang ditandai dengan
munculnya bercak yang gatal, kemerahan dan bersisik pada kaki
bagian bawah dan kaki, sebagian besar dipergelangan kaki bagian
dalam.
Etiologi

Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui.


Sebagian besar merupakan respons kulit terhadap agen-agen,
misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respons
tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi ialah
perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan spesifik untuk
bereaksi. Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara
antigen dan antibodi.
1. Dermatitis kontak
a. Dermatitis kontak toksis akut ialah suatu dermatitis
yang disebabkan oleh iritan primer kuat. Contoh :
H2SO4, KOH,racu serangga.
b. Dermatitis kontak toksis kronik ialah suatu dermatitis
yang disebabkan oleh iritan primer lemah. Contoh :
sabun dan detergen.
c. Dermatitis kontak alergi ialah suatu dermatitis yang
disebabkan oleh alergen. Contoh : logam, karet, plastik,
popok, atau diaper pada anak-anak.
2. Dermatitis atopik ialah suatu peradangan menahun pada
lapisan epidermis yang disebabkan zat-zat yang bersifat
alergen. Contoh : debu dan bulu.
3. Dermatitis statisialah suatu peradangan menahun pada
bawah tungkai yang sering meninggalkan bekas, yang
disebabkan penimbunan darah dan cairan dibawah kulit,
sehingga cenderung terjadi varises dan edema.
Manifestasi Klinik

Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara


subyektif ada tanda-tanda radang akut terutama pruritus
(sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan
suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan
dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Sedangkan secara
obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi
polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau berturu-turut.
1. Dermatitis kontak
Gambaran mulai dermatitis mulai pada
tempat terjadinya kontak dengan
kulit,dapat menjadi generalisata. Kontak
ulang mempercepat penyebarannya. Gatal-
gatal, rasa tidak enak karena kering, kulit
berwarna coklat dan menebal.
2. Dermatitis atopik
Subyektif selalu terdapat pruritus. Terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
a. Bentuk infantil (2 bulan-2 tahun)
b. Bentuk anak (3-10 tahun)
c. Bentuk dewasa (13-30 tahun)
Manifestasi lain berupa kulit kering dan sular berkeringat,
gatal-gatal terutama jika berkeringat, muncul pada beberapa bulan
pertama setelah bayi lahir, yang mengenai wajah, daerah yang
tertutup popok, tangan, lengan, dan kaki.
3. Dermatitis statis
Subyektif terdapat pruritus. Pada permulaan tampak edema
pada pergelangan kaki, terutama pada sore hari sehabis bekerja.
Hemosiderin keluar dari pembuluh darah, sehingga terlihat bercak-
bercak hiperpigmentasi kecoklat-coklatan pada bagian medial
sepertiga bagian bawah tungkai bawah. Awalnya kulit merah dan
bersisik, setelah beberapa minggu/bulan warna menjadi coklat.
Penatalaksanaan
1. Dermatitis
 Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus
berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
 Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan dibawah ini :
a. Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres
terbuka. Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat
spesifik.
b. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut diberi losia
(bedak kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin).
Bila kronik diberi salep.
c. Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losia, krim
atau pasta. Bila kronik diberi salep. krim diberikan pada daerah
berambut, sedangkan pasta pada daerah tidak berambut.
2. Dermatitis kontak
Proteksi terhadap zat penyebab dan penghindaran kontakan
merupakan tindakan penting. Antihistamin sistemik tidak
diindikasikan pada stadium permulaan, sebab tidak ada pembebasan
histamin. Pada stadium selanjutnya terjadi pembebasan histamin
secara pasif. Kartikosteroid sistemik hanya diberikan bila penyakit
berat, misalnya prednison 20 mg sehari. Terapi topikal digunakan
sesuai dengan petunjuk umum pengobatan dermatitis.
3. Dermatitis atopik
Penatalaksanaan seperti dermatitis pada umumnya,
terutama menghindari faktor pencetus/faktor
predisposisi. Bila eksudasi berat atau stadium akut diberi
kompres terbuka, bila dingin dapat diberikan krim
kortikosteroid ringan sedang. Pada lesi kronis dan
likenifikasi dapat diberikan salep kartikosteroid kuat.
Antihistamin merupakan obat pilihan utama sebagai
kompetitif histamin. Dapat digunakan golongan sedasi
(klasik) maupun nonsedasi (AH baru).
4. Dermatitis statis
Terdiri atas pengobatan
kausa kelainan sirkulasi
diperbaiki misalnya deng
an elevasi tungkai pada
tidur. Terapi dermatitis d saat
iberikan sesuan dengan
kondisinya.
Komplikasi

Komplikasi dengan penyakit


lain yang dapat terjadi adalah
sindrom pernapasan akut, gangguan
ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-
bakteri yang lazim dijumpai
terutama staphylococcus aureus,
jamur, atau oleh virus misalnya
herpes simpleks.

Anda mungkin juga menyukai