Anda di halaman 1dari 8

BAB VIII

KLASIFIKASI TANAH

8.1 PENDAHULUAN
Tanah adalah benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses
perubahan. Tanah terbentuk dari batuan yang aus/lapuk akibat terpapar oleh
dinamika di lapisan bawah atmosfer, seperti dinamika iklim, topografi/geografi,
dan aktivitas organisme biologi. Intensitas dan selang waktu dari berbagai faktor
ini juga berakibat pada variasi tampilan tanah. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk memperoleh klasifikasi umum yang dapat membantu dalam memprediksi
perilaku tanah ketika mengalami pembebanan.
Metode yang telah dibuat didasarkan pada pengalaman yang diperoleh
dalam perancangan fondasi dan riset. Dari sini, tanah pondasi yang ditinjau
menurut klasifikasi tertentu dapat diprediksi perilakunya, yaitu didasarkan pada
pengalaman di lokasi lain, namun memiliki tipe tanah yang sama. Dalam
melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya berdasarkan ciri
fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang membentuk profil
tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para ahli juga melihat
aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses pelapukan batuan yang
kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada tanah yang terbentuk.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-
kelompok dan sub kelompok-sub kelompok berdasarkan pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan bahasa yang mudah untuk menjelaskan
secara singkat sifat-sifat tanah yang bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.

Adanya klasifikasi untuk tanah yaitu bertujuan untuk :


 Mengorganisasi atau menata tanah

 Mengetahui hubungan individu tanah

 Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah

 Mengelompokkan tanah untuk :

59
60

o menaksir sifat

o penelitian

o mengetahui lahan-lahan yang baik

Sistem klasifikasi tanah terdiri atas sistem klasifikasi :USDA (United Stated
Department of Agricultre), Klasifikasi Sistem AASHTO, Klasifikasi Sistem
Unified (USCS).

8.2 Klasifikasi Berdasarkan USDA


Klasifikasi sistem USDA (United Stated Department of Agricultre),
berdasarkan pada ukuran dari butiran tanah yang diterangkan sebagai berikut :
Pasir : Butiran dengan diameter 0,05 mm – 2 mm.
Lanau : Butiran dengan diameter 0,002 – 0,05 mm.
Lempung : Butiran dengan diameter < 0,002 mm.
Untuk menentukan besar persentase dari pasir, lanau, dan lempung, dapat
dilihat dari grafik distribusi butiran tanah (Grain Size Distribution).
Langkah pertama sebagai berikut :
1. Untuk menentukan persentase pasir tentukan titik 0,05 dari grafik distribusi
tanah, kemudian tarik garis vertikal yang berpotongan pada garis kurva dan dari
garis perpotongan tarik garis harizontal pada sumbu y dan baca nilainya dalam
persen (%).
2. Untuk menghitung nilai dari lanau dan lempung sama seperti cara 1.

Dari pembacaan grafik didapat nilai – nilai sebagai berikut :


 Kerikil : 0%
 Pasir : 100% - 72,22% = 27,78%
 Lanau : 72,22% - 24,78% = 47,44%
 Lempung : 24,78% - 0% = 24,78%
61

Komposisi tekstural yang dimodfikasikan adalah :


% Pasir 27,78
% Pasir = x100%  x100%  27,78%
100  % ker ikil 100  0
% Lanau 47,44
% Lanau = x100%  x100%  47,44%
100  % ker ikil 100  0
% Lempung 24,78
%Lempung = x100%  x100%  24,78%
100  % ker ikil 100  0

47,44

24,78

27,78

Gambar 8.1 Klasifikasi tekstur berdasarkan sistem USDA (United Stated


Department of Agricultre)
Keterangan : Sehingga tanah dapat diklasifikasikan ke dalam “Tanah Liat”.
62

8.3 Klasifikasi Sistem AASHTO


Sistem klasifikasi AASHTO dibagi dalam tujuh kelompok besar, yaitu A-1
sampai dengan A-7. Tanah yang diklasifikasikan dalam A-1, A-2 dan A-3 adalah
tanah berbutir dimana < 35 % dari jumlah butiran yang lolos ayakan No. 200 dan
termasuk jenis tanah yang berbutir kasar. Sedangkan tanah > 35 % lolos ayakan
No. 200 diklasifikasikan ke dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 dan
termasuk jenis yang berbutir halus yang sebagian besar adalah lanau dan lempung.

Tabel 8.1 Sistem Klasifikasi AASHTO


Tanah lanau berlempung (lebih dari 35 %)
Klasifikasi Umum dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.
200
A-7
Klasifikasi Kelompok A-4 A-5 A-6 A-7-5
A-7-6

Analisa ayakan (% lolos)

No. 10 Min 36 Min 36 Min 36 Min 36


No. 40
No. 200
Sifat fraksi yang lolos
       
ayakan No. 40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 10 Maks10 Min 11 Min 11

Tipe material yang paling Tanah


Tanah berlanau
dominan berlempung
Penilaian sebagai bahan
Sedang sampai buruk
dasar
*) LL = 47,6
**) PL = 26,34
***) A-7-6 = PL > LL – 30
26,34 > 47,6 – 30
26,34 > 17, 6
63

100

90

80
A-7-5
70

BATAS CAIR (LL)


60
A5
50
47,6 A-7-6
40
30
A-4
20
A-6
10

0 10 20 30 40 50 60 70
21,26
INDEKS PLASTISITAS (PI)

Gambar 8.2 Rentang (range) dari batas cair (LL) dan indeks plastisitas
(PI) untuk tanah alam kelompok A-4, A-5, A-6, A-7.

Dengan demikian dapat kita tentukan dari tabel Analisa Gradasi Butiran
Tanah , bahwa persen yang lewat saringan No. 200 adalah 95,66% > 35% dan
mempunyai batas cair 47,6% dan indeks plastis 21,26% (berdasarkan Tabel 8.2
dan Gambar 8.2) tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-6.

GI = (F – 35)[0,2 + 0,005(LL – 40)] + 0,01(F – 15)(PI – 10)


= (95,66 – 35)[0,2 + 0,005(47,6– 40)]+0,01(95,66– 15)(21,26– 10)
= 23,52 = 23
Jadi klasifikasi tanah tersebut adalah A-7-6 (23)
Dimana :
F = Persentase butiran yang lolos ayakan No. 200
LL = Batas cair (Liquid Limit)
PI = Indeks Plastisitas
GI = Group Indeks
64

8.4 Klasifikasi Sistem Unified (USCS)


Sistem ini mengelompokkan tanah kedalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Tanah berbutir kasar (coarse – grained soil), yaitu tanah kerikil dan pasir < 50
% berat contoh tanah lolos ayakan No. 200. Simbol dari kelompok ini dimulai
dari huruf G atau S. G adalah untuk gravel (kerikil) dan S adalah sand (pasir).
2. Tanah berbutir halus (fine grained soil), tanah di mana > 50 % berat total
contoh tanah lolos ayakan No. 200, dimulai dari huruf M untuk lanau (silt)
anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik, dan O untuk lanau – organik
dan lempung organik.

21,26

47,6

Gambar 8.3 Sistem Klasifikasi Unified Menurut USCS (1982)


65

Tabel 8.2 Klasifikasi Tanah Unified Menurut USCS

Dari data yang didapat total tanah yang lolos ayakan No. 200 adalah
95,66%. Oleh karena itu tanah dikelompokkan sebagai tanah berbutir halus. Batas
Cair = 47,6% dan Indeks Plastisitas = 21,26 %. Apabila digambarkan dalam
bagan plastisitas harga – harga tersebut masuk dalam daerah CL yaitu Lempung
organik dengan plastisitas rendah sampai dengan sedang,lempung
berkerikil,lempung berpasir,lempung berlanau,lempung “kueus” (lean clays).
66

8.5 KESIMPULAN
1. Klasifikasi tekstur berdasarkan sistem USDA (United Stated
Department of Agricultre) Sehingga tanah dapat diklasifikasikan ke
dalam “Tanah Liat ”.
2. Dengan demikian dapat kita tentukan dari tabel Analisa Gradasi
Butiran Tanah, bahwa persen yang lewat saringan No. 200 adalah
95,66% > 35% dan mempunyai batas cair 47,6% dan indeks plastis
21,26% (berdasarkan Tabel 8.2 dan Gambar 8.2) tanah tersebut
masuk dalam kelompok A-7-6.
GI = (F – 35)[0,2 + 0,005(LL – 40)] + 0,01(F – 15)(PI – 10)
=(95,66–35)[0,2+0,005(47,6– 40)]+0,01(95,66 – 15)(21,26– 10)
= 23,52 = 23
Jadi, klasifikasi tanah tersebut adalah A-7-6 (23).
3. Apabila digambarkan dalam bagan plastisitas harga – harga tersebut
masuk dalam daerah CL yaitu Lempung organik dengan plastisitas
rendah sampai dengan sedang, lempung berkerikil, lempung berpasir,
lempung berlanau, lempung “kueus” (lean clays).

8.6 SARAN
Pada saat mengambil sempel yang di pakai setelah pengukuran hidrometer
harus berhati-hati karena bisa saja ada material tanah yang hanyut saat
pembersihan gelas ukur dan pengumpulan material tanah sebab pembersihan serta
penggumpulan tanah dilakukan pada air yang mengalir. Selain itu, pada saat
pengayakan menggunakan saringan, semua tanah harus ikut tersaring jangan
sampai ada tanah yang tertinggal pada cawan sampel.

Anda mungkin juga menyukai