Anda di halaman 1dari 42

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

BAB I
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA
1.1 Pendahuluan

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu
tempat ketempat lain. Arti lintasan menyangkut tanah yang diperkuat (diperkeras)
dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan lalu lintas menyangkut semua benda
dan makhluk yang melewati jalan tersebut, baik kendaraan bermotor maupun
kendaraan tidak bermotor seperti sepeda, manusia, dan hewan.

Dalam perencanaan jalan raya, bentuk geometriknya harus ditetapkan


sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan
yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya.

Sesuai dengan peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13 / 1970 dari
Direktorat Eksplorasi, Survei dan Perencanaan, Direktorat Jendral Bina Marga,
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, maka jalan dibagi berdasarkan :

2.1 Fungsi jalan, mencakup 3 golongan penting yaitu :


a. Jalan Utama
Jalan utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup
tinggi antara kota – kota penting, sehingga harus direncanakann dapat
melayani lalu lintas yang cepat dan berat.
b. Jalan Sekunder
Jalan sekunder adalah jalan raya yang melayani lalu lintas cukup tinggi
antara kota – kota penting dan kota – kota yang lebih kecil serta
sekitarnya.
c. Jalan Penghubung
Jalan penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang
juga dipakai sebagai penghubung antara jalan – jalan dari golongan yang
sama atau berlainan.

Teknik Sipil Untan 1


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

2.2 Volume dan Sifat Lalu Lintas


Volume lalu lintas mempunyai jumlah lalu lintas perhari dalam 1 tahun,
dinyatakan dalam satuan harian “Lalu Lintas Harian Rata – Rata (LHR)”.
Volume lalu lintas dinyatakan dalam “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”
yang besarnya menunjukkan LHR untuk kendaraan 2 jurusan. Dari besarnya
LHR dalam smp menurut data, akan diperoleh klasifikasi jalan yang
bersangkutan.
Menurut peraturan No. 13 / 1970 tentang jalan, sistem jaringan jalan
primer didefinisikan sebagai berikut, “Jaringan Jalan Primer merupakan
tanggung jawab pemerintah pusat dan merupakan sistem jalan untuk
membantu pembangunan semua daerah dengan menghubungkan pusat –
pusat untuk pelayanan masyarakat yang merupakan atau akan menjadi kota –
kota”. Kemudian peraturan tersebut mengelompokkan jalan raya menjadi 3
kategori berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
a. Jalan Arteri
Jalan arteri melayani angkutan primer yang memerlukan rute jarak jauh,
kecepatan rata – rata yang tinggi dan jumlah jalan masuk terbatas yang
dipilih secara efisien.
b. Jalan Kolektor
Jalan kolektor melayani penampungan dan pendistribusian transportasi
yang memerlukan jarak sedang, kecepatan rata – rata sedang, dan
mempunyai jalan masuk yang jumlahnya terbatas.
c. Jalan Lokal
Jalan lokal melayani transportasi lokal yang memerlukan rute jarak
pendek, kecepatan rata – rata yang rendah dan memiliki jalan masuk
dalam jumlah yang tak terbatas.

Teknik Sipil Untan 2


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

1.2 Perhitungan LHR dan Klasifikasi Jalan


Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata – Rata (LHR) berdasarkan data lalu lintas
pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Perhitungan total LHR

Jenis Kendaraan Berat Jumlah Tingkat Pertumbuhan

Kendaraan Ringan 2 Ton 205 10 %


Bus 8 Ton 40 7%
Truk 2 As 13 Ton 10 5%
Truk 3 As 20 Ton 5 5%
Total LHR : 260 Kendaraan / hari / 2 jurusan

Data lain yang diketahui :

- Masa Pelaksanaan Konstruksi : 3 Tahun


- Jalan direncanakan dibuka tahun : 2025
- Perkembangan selama masa konstuksi :3%
- Umur rencana jalan :

Untuk mengetahui besar lalu lintas harian rata – rata (LHR) dengan rumus :

LHR = (1 + i )n X Jumlah Kendaraan

LHRsmp = ( LHR ) X Faktor Ekuivalen

Dimana :

LHR : Lalu Lintas Harian Rata – Rata ( Kendaraan / hari / 2 jurusan)


i : Perkembangan Lalu Lintas
n : Jumlah Tahun Rencana
LHRsmp : Pengekuivalenan LHR Dalam Satuan Mobil Penumpang

Teknik Sipil Untan 3


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

1.2.1 LHR Pada Masa Konstruksi


(Selang 3 tahun)
Mobil Penumpang : ( 1 + 0,1 )3 X 205 = 272,855 kend / hari
Bus : ( 1 + 0,07)3 X 40 = 49,00172 kend / hari
Truk 2 As : ( 1 + 0,05)3 X 10 = 11,57625 kend / hari
Truk 3 As : (1 + 0,05)3 X 5 = 5,788125 kend / hari

LHR19 – 22 = 339,221095 kend / hari

1.2.2 LHR Selama Umur Rencana (2025 – 2040)


(Selang waktu 15 tahun dengan i = 3%)
Kendaraan ringan : ( 1 + 0,03 )15 X 272,855 = 425,0991995 kend / hari
Bus : ( 1 + 0,03 )15 X 49,00172 = 76,34308312 kend / hari
Truk 2 As : ( 1 + 0,03)15 X 11,57625 = 18,03542031 kend / hari
Truk 3 As : ( 1 + 0,03)15 X 5,788125 = 9,017710153 kend / hari
LHR 25– 40 = 528,4954131 kend / hari

Teknik Sipil Untan 4


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Penentuan Klasifikasi Medan

Klasifikasi medan dapat dibedakan berdasarkan lereng melintang. Untuk


menghitung lereng melintang dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

y
Lereng Melintang = x 100%
x

Dimana :

y = Kontur tinggi – Kontur rendah

x = Panjang Horizontal (cm)

Tabel 1.2 Klasifikasi Medan

Golongan Medan Lereng Melintang


Datar (D) 0 s/d 9,9 %
Bukit (B) 10 s/d 24,9 %
Gunung (G) >25 %

Dari peta situasi didapat :

 Potongan 1 – 2
y = kontur tertinggi – kontur terendah
= ... m - ... m
= ... m
x = ... cm
= (... cm x 10.000) : 100
= ... m
Lereng Melintang :

Ln = x 100% = ... %

Teknik Sipil Untan 5


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

 Potongan 2 – 3
y = kontur tinggi – kontur terendah
= ... m - ... m
= ... m
x = ... cm
= (... cm x 10000) :100
= ... m
Lereng Melintang :

Ln = x 100% = ... %

 Potongan 3 – 4
y = kontur tinggi – kontur terendah
= ... m - ... m
= ... m
x = ... cm
= (... cm x 10000) :100
= ... m
Lereng Melintang :

Ln = x 100 % = ... %

Lereng Melintang pot 1+ LM pot 2+ LM pot 3


Maka : Lnrata = = ... %
3

Karena besarnya lereng melintang antara 0 % s/d 9,9 %, maka klasifikasi


medan termasuk golongan “datar”.

Teknik Sipil Untan 6


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Faktor Ekuivalen Penumpang (emp) menurut Manual Kapasitas Jalan


Indonesia (MKJI) No. 036 / TBM / 1997 :

Tabel 1.3 Faktor Ekuivalen Penumpang (EMP)

No
Jenis Kendaraan Datar / Perbukitan Pegunungan
.
1. Sedan, Jeep, Station Wagon 1,0 1,0

2. Pick – up, Bus Kecil, Truk Kecil 1,2 – 2,4 1,9 – 3,5

3. Bus dan Truk Besar 1,2 – 5,0 2,2 – 6,0

Disesuaikan dengan kontur daerah yang akan direncanakan (daerah yang


datar), maka faktor ekuivalen yang diambil adalah :

 Kendaraan Ringan : ...


 Bus : ...
 Truk 2 As : ...
 Truk 3 As : ...

Jadi jumlah LHR dalam satuan mobil penumpang (SMP) adalah :

Kendaraan Ringan : (LHR slma umur rencana kend. ringan) x (faktor ekuiv
kend. Ringan) = ... smp / hari

Bus : (LHR slma umur rencana bus) x (faktor ekuiv bus) = ...
smp / hari

Truk 2 As : (LHR slama umur rencana truk 2 as) x (faktor ekuiv truk
2 as) = ... smp / hari

Truk 3 As : (LHR slama umur rencana truk 3 as) x (faktor ekuiv


truk 3 as) = ... smp / hari

LHRtotal = ... smp / hari

Teknik Sipil Untan 7


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tabel 1.4 Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Fungsi Kelas LHR (dalam SMP / hari)


Utama I > 20000
II A 6000 – 20000
Sekunder II B 1500 – 8000
II C < 2000
Penghubung III -

Berdasarkan daftar standar perencanaan geometrik jalan, maka jalan dengan


LHR ... (LHRtotal) termasuk dalam klasifikasi “Jalan Raya ...”.

Teknik Sipil Untan 8


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Dari standar perencanaan geometrik, LHRtotal = ... smp / hari, termasuk


dalam klasifikasi jalan ... dengan klasifikasi medan “...”. Berdasarkan tabel
dibawah ini akan didapat data sebagai berikut :

KLASIFIKASI Jalan Utama Jalan Raya Sekunder Jalan Penghubung


JALAN I II A II B II C III
KLASIFIKASI
D B G D B G D B G D B G D B G
MEDAN
Lalu Lintas
Harian Rata – 6.000 – 1.500 –
Rata (LHR)
> 20.000 < 2.000 -
20.000 8.000
Dalam SMP
Kecepatan Rencana 10
120 100 80 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30
(Km / Jam) 0
Lebar Daerah
Penguasaan 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
Minimum (M)
2 x 3,50
Lebar Minimum
atau 2 x (2 x 3,50 2 x 3,50 2 x 3,0 3,50 – 6,00
Perkerasan (M) 2 x (2 x 3,75)
0
Lebar Medan Minimum
*10 150** - - -
(M)
Lebar Bahu 1,5
3,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 3,00 2,50 2,50 2,50 1,00 1,50 – 2,50**
0
(M)
Lereng Melintang
2% 2% 2% 3% 4%
Perkerasan
Lereng Melintang Bahu 4% 4% 6% 6% 6%
Jenis Lapisan Paling Tinggi
Aspal Beton (Hot Penetrasi Berganda Paling Tinggi
Permukaan Mix)
Aspal Beton
atau Setaraf Penetrasi Tunggal
Pelebaran Dengan
Aspal
Jalan
Miring Tikungan
10% 10% 10% 10% 10%
Maksimum
Jari – Jari Lengkung
560 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 115 50 30
Minimum
Landai
3% 5% 6% 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% 6% 8% 12%
Maksimum

- Kecepatan Rencana : ... Km / Jam


- Lebar Daerah Penguasaan Minimum : ... meter
- Lebar Perkerasan : ...
- Lebar Bahu : ... m
- Lereng Melintang Bahu : ... %
- Lereng Melintang Perkerasan : ... %
- Miring Tikungan Maskimum : ... %

Teknik Sipil Untan 9


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

- Jari – jari (R) Lengkung Minimum : ... m


- Landai Maksimum : ... %

Teknik Sipil Untan 10


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

BAB II

PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL


2.1 Lengkung Horizontal
1. Circle
Digunakan untuk sudut tangen (Δ) kecil dari jari – jari yang besar dengan
batasannya sebagai berikut :

10
Vr, km / jam 120 90 80 60 50 40 30 20
0
37 28 11
Rmin 600 210 80 50 30 15
0 0 5
(Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota No. 038 / T / BM / 1997)
Tahap penyelesaian :
a. Ukur sudut tangen (Δ) dari trase
b. Tentukan kecepatan rencana (Vr) berdasarkan standar perencaan
geometrik jalan raya
c. Ambil nilai jari – jari (R) dengan ketentuan diatas
d. Tentukan Tc, Lc, dan Ec
1
Tc = R. tan Δ
2
Δ
Lc = 2πR = 0.01745. Δ. R
36 0̊
1
Ec = T. tan Δ
4
2. Spiral – Circle – Spiral
Lengkung spiral merupakan peralihan dar bagian lurus ke bagian circle
yang panjangnya diperhitungkan dengan mempertimbangkan bahwa
perubahan gaya sentrifugal dari 0 (pada bagian lurus) sampai dimana
mencapai harga berikut :
mX V
Fkontrol =
RXL

Teknik Sipil Untan 11


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

v VXK
Harga Ls minimal = 0,002 – 2,727
RXC C
Dengan :
Ls = Panjang Lengkung Spiral (m)
V = Kecepatan Rencana
R = Jari – jari
C = Perubahan Kecepatan (m/det), dianjurkan C = 0,4 m/det
K = Superelevasi

Adapun jari – jari yang diambil pada tikungan ini haruslah sesuai dengan
kemiringan tikungan dan tidak mengakibatkann adanya kemiringan
tikungan yang melebihi harga maksimum yang telah ditentukan, yaitu :
 Kemiringan tikungan maksimum
 Koefisien gesekan melintang maksimum
V2
R=
127(e +fm)
Dengan :
e = Kelandaian Tikungan (%)
fm = Koefisien Gesekan Melintang Maksimum

Untuk jari – jari lengkung yang cukup besar sehingga tidak perlu adanya
kemiringan tikungan dapat dilihat dalam daftar II Standar Perencanaan
Alinyemen.

Teknik Sipil Untan 12


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tahap penyelesaian :
a. Ukur sudut tangen (Δ) dari trase
b. Tetapkan nilai R dan Vr
c. Maka dari tabel emaks akan didapat :
e = ... ... %
Lsmin = ... ... m
d. Hitung nilai :
Lsmin
2θs =
2 πR
x 360 ̊

e. Hitung nilai Δc = Δ - 2θs


f. Hitung nilai :
Δc
Lc = - 2πR
360̊
Bila Lc > 25, maka bentuk tikungannya spiral – circle – spiral

g. Hitung nilai L = Lc + 2 Ls
h. Tentukan nilai p dan k dengan menggunakan tabel Lsmin
1
i. Cari Ts = (Rc + p) tan Δ+K
2
1
j. Cari Es = (Rc + p) sec Δ – Rc
2

3. Spiral – Spiral
Bentuk tikungan ini digunakan pada tikungan – tikungan tajam. Adapun
rumusnya sama dengan rumus – rumus untuk tikungan spiral – circle –
spiral, yang perlu diperhatikan ialah tahap – tahap penyelesaiannya, yaitu :

a. Ukur sudut tangen (Δ) dari trase dan tentukan V


b. Tentukan harga R, dari tabel akan didapat Lsmin & emax

Teknik Sipil Untan 13


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

1
c. Cari θs = Δ
2
θs . R
d. Cari Ls = > Lsmin
28,648
Bila tidak memenuhi syarat, ambil harga L yang lain
e. Bila tidak memenuhi syarat, ambil harga R yang lain (dengan metode
trial and error)
f. Ambil harga p dan k dengan rumus
P = P* . Ls P* dan K* diambil dari tabel
P = K*. Ls
1
g. Cari Ts = (R + P) tan Δ+K
2
1
h. Cari Es = (R + P) sec Δ - Rc
2

Teknik Sipil Untan 14


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

2.2 Diagram Superelevasi


1. Untuk circle, walaupun tikungan ini tidak mempunyai lengkung peralihan
akan tetapi diperlukan adanya lengkung peralihan fiktif (Ls’)
Ls’ = B x em x e
Dimana :
em = Kemiringan Melintang Maksimum Relatif
(Superelevasi tikungan yang bersangkutan)
B = Lebar perkerasan
m = 1; landai relatif maksimum antara tepi perkerasan
(lihat daftar II, tergantung pada Vr)
2. Hitung nilai :
V2
em = dan harga Vr didapat dari tabel
127 x R

3 1
3. Cari Ls’ dan Ls’
4 4
4. Gambar
Untuk bentuk lain langsung digambar karena sudah ada Ls
Cara menentukan superelevasi adalah :
 Buat garis en dan em relatif (em relatif untuk sp dalam bentuk titik)
 Hubungkan titik A dan B sehingga didapat titik C
 Hubungkan titik C dan D, sebagian putus - putus

Teknik Sipil Untan 15


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

2.3 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan


Rumus : B = n(b’ + c) + (n – 1)Td + Z
Dengan :
B = Lebar Perkerasan Pada Tikungan (m)
n = Jumlah Jalur
b’ = Lebar Lintasan Kendaraan Truk Pada Tikungan (m)
c = Kebebasan Samping (0,80 meter)
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan (m)
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi (m)
Jika :
1000
 ≤ 6, nilai – nilai dalam mencari pelebaran perkerasan terdapat
R
dalam grafik I PPGJR (terlampir)
1000
 ≤ 6, nilai – nilai dapat dicari dengan rumus :
R
B’ = 2,4 + R - √ R2−P2 dengan p = 6,1 m
Td = √ R2 + A ( 2 P+ A )−R, dengan A = 1,2 m (tonjolan ke depan)

V
Z = 0,105
√R
Untuk B’ = Lebar Jalan
Jika * B < B’, tidak perlu ada pelebaran perkerasan
* B > B’, perlu ada pelebaran perkerasan

Teknik Sipil Untan 16


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

2.4 Kebebasan Samping Pada Tikungan


Sesuai dengan panjang jarak pandangan yang diperlukan baik jarak pandang
henti maupun bersiap, diperlukan kebebasan samping.
Pada tikungan tidak selalu harus diberi kebebasan samping, hal ini tergantung :
a) Jari – jari tikungan (R)
b) Kecepatan rencana (Vr) yang langsung berhubungan dengan pandangan (s)
c) Keadaan medan jalan.

Seandainya menurut perhitungan diperlukan adanya kebebasan samping akan


tetapi keadaan medan tidak memungkinkan, maka dapat diatasi dengan memberi
/ memasang rambu peringatan sehubungan dengan kecepatan yang diizinkan.

Dalam meninjau kebebasan samping tikungan, ada 2 kemungkinan teori


sebagai pendekatan :

1. Bila jarak pandang lebih kecil dari panjang tikungan (S < L)


Bila S < L, maka rumus yang digunakan :
900 . S
m = R (1 – Cos )
π .R
2. Bila jarak pandang lebih besar dari panjang tikungan (S > L)
Bila S > L, maka rumus yang digunakan :
900 . S 1 900 . L
(
m = R 1−cos
π .R )+ (S – L) Sin
2 (
π .R )
Kedua rumus tersebut merupakan formula yang digunakan oleh bina
marga. Adapun cara lainnya dengan menggunakan grafik II Peraturan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya dengan ketentuan sebagai berikut :

 Bila S > L
1 1
R’ = R - lebar jalan = R - lebar jalan
4 2
Hitung : L / R’ = ... ....
L / S = ... ....

Teknik Sipil Untan 17


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

(Dari grafik didapat mg, maka didapat harga m)


 Bila S < L
Maka L / R’ diganti dengan :
S / R’ = ... ....
L / S = ... ....
 Bentuk Tikungan Circle

Gambar 2.1 Tikungan Circle

Bentuk tikungan diatas digunakan pada tikungan yang mempunyai jari –


jari besar dan sudut tangen yang relatif kecil.

 Bentuk Tikungan Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)

Gambar 2.2 Tikungan Spiral – Circle – Spiral

 Bentuk Tikungan Spiral – Spiral (S – S)

Gambar 2.3 Tikungan Spiral – Spiral

Teknik Sipil Untan 18


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

2.5 Perencanaan Alinyemen Horizontal


Tikungan I
1. Full Circle
Δ = 1000 emax = 10 %
Vren = 60 Km / Jam Rmin = 115 meter
V2 ❑
fmax = = ❑ = ... m
127 x R ❑
V2 ❑❑
R = = = ... m
127+ ( e max + f max ) ( …+... )
Jadi ... < ... meter sehingga bentuk full circle tidak bisa digunakan.
2. Spiral – Circle – Spiral
Δ = 1000
Rmin = 115 meter
Vren = 60 Km / Jam
Dari tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi
metode Bina Marga diperoleh nilai e dan Ls dengan cara interpolasi.

Teknik Sipil Untan 19


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tabel 2.1 Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi Yang
Dibutuhkan

D R V = 50 km / jam V = 60 km / jam V = 70 km / jam V = 80 km / jam V = 90 km / jam


(o) (m) e Ls e Ls e Ls e Ls e Ls
0,250 5730 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0 LN 0
0,500 2865 LN 0 LN 0 LP 60 LP 70 LP 75
0,750 1910 LN 45 LP 50 LP 60 0,020 70 0,025 75
1,000 1432 LP 45 LP 50 0,021 60 0,027 70 0,033 75
1,250 1146 LP 45 LP 50 0,025 60 0,033 70 0,040 75
1,500 955 LP 45 0,023 50 0,030 60 0,038 70 0,047 75
1,750 819 LP 45 0,026 50 0,035 60 0,044 70 0,054 75
2,000 716 LP 45 0,029 50 0,039 60 0,049 70 0,060 75
2,500 573 0,026 45 0,036 50 0,047 60 0,059 70 0,072 75
3,000 477 0,030 45 0,042 50 0,055 60 0,068 70 0,081 75
3,500 409 0,035 45 0,048 50 0,062 60 0,076 70 0,089 75
4,000 358 0,039 45 0,054 50 0,068 60 0,082 70 0,095 75
4,500 318 0,043 45 0,059 50 0,074 60 0,080 70 0,099 75
5,000 286 0,048 45 0,064 50 0,079 60 0,093 70 0,100 75
6,000 239 0,055 45 0,073 50 0,088 60 0,098 70 Dmaks = 5,12
7,000 205 0,062 45 0,080 50 0,094 60 Dmaks = 6,82
8,000 179 0,068 45 0,086 50 0,098 60
9,000 159 0,074 45 0,091 50 0,099 60
10,000 143 0,079 45 0,095 60 Dmaks = 9,12
11,000 130 0,083 45 0,098 60
12,000 119 0,087 45 0,100 60
13,000 110 0,091 50 Dmaks = 12,79
14,000 102 0,093 50
15,000 95 0,096 50
16,000 90 0,097 50
17,000 84 0,099 50
18,000 80 0,099 50
19,000 75 Dmaks = 18,85

Dengan cara interpolasi didapat :

( …−...
…−x )=(
…−...
…−x )
… …
( …−x )=( …−x )
....
....

Teknik Sipil Untan 20


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

x=..., maka e = ...


Dengan cara interpolasi maka didapat :

( …−...
…−x )=(
…−...
…−x )

( …−... …−...
…−x ) ( …−x )
=

... – ... x = ... – ... x


X = ..., maka Ls = ...

Maka :
e = ...
Lsmin = ...

Dengan rumus :
Ls …
2θs = x 3600 = x 3600=…0
2. π . R 2 x 3,14 x …
Θs = ...
Δc = Δ - 2θs = 1000−2 ( …0 )=…0
∆c …0
Lc = 2. π . R= x 2 x 3,14 x …=… m
3600 3600

Teknik Sipil Untan 21


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Karena Lc > 20m, maka bentuk S – C – S dapat digunakan :

L = Lc + 2Ls = ... + (2 x ... (Lsmin)) = ... m


Ls 2 …2
y = = =…
6. R 6 x R
Ls3 …3
x = Ls− =…− =…
40. R 2 … x …2
P = y – Rmin (1 – Cos θs) = ... – ... (1- Cos … 0) = ... m
k = x – Rmin Sin θs = ... – (... x Sin … 0) = ... m
1 1
Ts = (R + P) Tan ( ∆ ¿ + k = (... + ...) Tan ( x … ¿ + ... = ... m
2 2
1 1
Es = (R + P) Sec ( ∆ ¿ – R = (... + ...) Sec ( x … ¿ – ... = ... m
2 2

Teknik Sipil Untan 22


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

3. Spiral – Spiral
Data – data yang diketahui yaitu :
Δ = …0
Rrencana = ... meter
Vrencana = ... km / jam
emax = ... %
Lsmin = ...
1 1
θs= x ∆= x …=… 0
2 2
θ s x π x Rc … x 3,14 x …
Ls= = =… meter
90 90
Syarat : Ls > Lsmin
... (Nilai Ls) > ... (Nilai Lsmin) ....... (Ok !), maka bentuk Spiral – Spiral dapat
digunakan.

Teknik Sipil Untan 23


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tabel 2.2 Besaran p* dan k*

θs p* k* θs p* k*
0,5 0,0007315 0,4999987 20,5 0,0309385 0,4977965
1,0 0,0014631 0,4999949 21,0 0,0317409 0,4976842
1,5 0,0021948 0,4999886 21,5 0,0325466 0,4975688
2,0 0,0029268 0,4999797 22,0 0,0333559 0,4974504
2,5 0,0036591 0,4999682 22,5 0,0341687 0,4973288
3,0 0,0043919 0,4999542 23,0 0,0349852 0,4972042
3,5 0,0051251 0,4999377 23,5 0,0358055 0,4970764
4,0 0,0058589 0,4999186 24,0 0,0366296 0,4969454
4,5 0,0065934 0,4998970 24,5 0,0374576 0,4968112
5,0 0,0073286 0,4998727 25,0 0,0382895 0,4966738

5,5 0,0080647 0,4998459 25,5 0,0391255 0,4965331


6,0 0,0088016 0,4998166 26,0 0,0399657 0,4963891
6,5 0,0095396 0,4997846 26,5 0,0408101 0,4962418
7,0 0,0102786 0,499501 27,0 0,0416587 0,4960912
7,5 0,0110188 0,4997130 27,5 0,0425117 0,4959372
8,0 0,0117602 0,4996732 28,0 0,0433692 0,4957298
8,5 0,0125030 0,4996309 28,5 0,0442312 0,4956189
9,0 0,0132471 0,4995859 29,0 0,0450978 0,4954546
9,5 0,0139928 0,4995383 29,5 0,0459690 0,4952868
10,0 0,0147400 0,4994880 30,0 0,0468450 0,4951154

10,5 0,0154888 0,4994351 30,5 0,0477258 0,4949405


11,0 0,0162394 0,4993795 31,0 0,0486115 0,4947620
11,5 0,0169919 0,4993213 31,5 0,0495022 0,4945798
12,0 0,0177462 0,4992603 32,0 0,0503979 0,4945798
12,5 0,0185025 0,4991966 32,5 0,0512988 0,4942044
13,0 0,0192608 0,4991303 33,0 0,0522048 0,4940111
13,5 0,0200213 0,4990611 33,5 0,0531162 0,4938140
14,0 0,0207840 0,4989893 34,0 0,0540328 0,4936131
14,5 0,0215490 0,4989146 34,5 0,0549549 0,4934084
15,0 0,0223165 0,4988372 35,0 0,0558825 0,4931997

15,5 0,0230863 0,4987570 35,5 0,0568156 0,4929872


16,0 0,0238588 0,4986739 36,0 0,0577544 0,4927706
16,5 0,0246338 0,4985880 36,5 0,0586989 0,4925501
17,0 0,0254116 0,4984993 37,0 0,0596492 0,4923254
17,5 0,0261921 0,4984077 37,5 0,0606053 0,4920967
18,0 0,0269756 0,4983132 38,0 0,0615673 0,4918639
18,5 0,0277619 0,4982158 38,5 0,0625354 0,4916269
19,0 0,0285513 0,4981154 39,0 0,0635095 0,4913857
19,5 0,0293438 0,4980121 39,5 0,0644897 0,4911402
20,0 0,0301396 0,4979058 40,0 0,0654762 0,4908904
Ls = 1 m dan θs tertentu, dengan mempergunakan persamaan (18) diperoleh Rc
p* dan k* diperoleh dengan mempergunakan persamaan (20) dan (21), untuk Ls = 1 m dan θs tertentu, dan Rc dari perhitungan.
p = p*. Ls
k = k*. Ls

Dengan diketahuinya nilai θs = … o, maka dari tabel, besaran p* dan k*


diperoleh nilai :

- Nilai p* dengan cara interpolasi :

( …−... …−...
x −… ) ( x−… )
=

… …
( x−… )=( x−… )
...x – ... = ...x – ...

Teknik Sipil Untan 24


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

x = ..., maka p* = ...


- Nilai k* dengan cara interpolasi :

( …−…
x−… ) =(
…−…
x−… )
… …
( x−… )=( x−… )
...x – ... = ...x – ...
...x = ...
x = ..., maka k* = ...

Maka :
p* = ...
k* = ...
Jadi, p = p* x Ls = ... x ... = ... meter
k = k* x Ls = ... x ... = ... meter
L = 2Ls = 2 x ... = ... meter
1
Ts = (Rc + p) tan ∆+k
2
= (... + ...) Tan … o + ... = ... meter
1
Es = (Rc + p) Sec ∆ - Rc
2
= (... + ...) Sec … o – ... = ... meter

Dilihat dari nilai Ts dan Es yang terkecil atau minimum antara hasil perhitungan
antara S – C – S dengan S – S, maka tikungan I berbentuk spiral – circle –
spiral dengan data yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut :
Δ = …o x = ... meter
Rmin = ... meter y = ... meter
E = ... = ... % p = ... meter
Ls = ... meter k = ... meter

Teknik Sipil Untan 25


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

θs = …o Ts = ... meter
Δc = …o Es = ... meter
Lc = ... meter L = ... meter

Teknik Sipil Untan 26


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tikungan II
1. Full Circle
Δ = …o emax = ... %
Vrencana = ... Km / Jam Rmin = ... meter
V2 …2
fmax = = = ... meter
127 x R 127 x …
V2 …2
R = = =... meter
127(e max + f max ) 127(…+...)
Jadi ... (Nilai R) < ... (Nilai Rmin), sehingga bentuk Full Circle ...

2. Spiral – Circle – Spiral


Δ = …o
Rmin = ... meter
Vrencana = ... Km / Jam
Dari tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi metode
Bina Marga dapat diperoleh e dan Ls dengan cara interpolasi sebagai
berikut :

( …−… …−…
…−x ) ( …−x )
=

… …
( …−x )=( …−x )
... – ...x = ... – ...x
...x = ...
x = ..., maka e = ...

( …−...
…−x )=(
…−...
…−x )
… …
( …−x )=( …−x )
... – ... = ... - ...x
...x = ...

Teknik Sipil Untan 27


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

x = ..., maka Ls = ...

Maka :
e = ...
Lsmin = ...

Dengan rumus :
Ls …
2θs = x 360 o= x 360o =…o
2. π , R 2 x 3,14 x …
θs = ...
Δc = Δ – 2θs = … o−2 ( …o ) =…o
∆c …o
Lc = 2. π . R= x 2 x 3,14 x …=... m
360o …o

Karena Lc > 20 m, maka bentuk S – C – S dapat digunakan


L = Lc + 2Ls = ... + (2 x ...) = ... m
Ls 2 …o
y = = =…
6. R … x …
Ls3 …3
x = Ls – =…− =...
40. R 2 … x …2
p = y – Rmin (1 – Cos θs) = ... – ... (1 – Cos … o) = ... m
k = x – Rmin Sin θs = ... – (... x Sin … o) = ... m
1 1
Ts = (R + p) Tan ( ∆ ) + k = (... + ...) Tan ( x ...) – ... = ... m
2 2
1 1
Es = (R + p) Sec ( ∆ ) – R = (... + ...) Sec ( x ...) – ... = ... m
2 2

Teknik Sipil Untan 28


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

3. Spiral – Spiral
Data – data yang diketahui yaitu :
Δ = …o Rrencana = ... meter
emax = ... % Vrencana = ... Km / Jam
Lsmin = ...
1 1
θs= x ∆= x …=.. .
2 2
θs x π x R c … x … x …
Ls= = =... meter
… …
Syarat : Ls > Lsmin
... > ... ........ (Ok!), maka bentuk Spiral – Spiral dapat digunakan.
Dengan diketahuinya nilai θ s = … o, maka dari tabel besaran p* dan k*
diperoleh nilai :
- Nilai p* dengan cara interpolasi :

( …−... …−...
x −… ) ( x−... )
=

… …
( x−... )=( x−... )
...x – ... = ...x – ...
...x = ...
X = ..., maka p* = ...
- Nilai k* dengan cara interpolasi :

( …−… …−…
x−… ) ( x−… )
=

… …
( x−... )=( x−... )
...x – ... = ...x – ...
...x = ...
X = ..., maka k* = ...
Jadi, p = p* x Ls = ... x ... = ... meter

Teknik Sipil Untan 29


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

k = k* x Ls = ... x ... = ... meter


L = 2Ls = 2 x ... = ... meter
1
Ts = (Rc + p) Sec ∆+k
2
= (... + ...) Tan … o + ... = ... meter
1
Es = (Rc + p) Sec ∆−Rc
2
= (... + ...) Sec … o – ... = ... meter
Dilihat dari nilai Ts dan Es yang terkecil atau minimum antara
hasil perhitungan antara S – C – S dengan S – S, maka tikungan II
berbentuk Spiral – Circle – Spiral dengan data yang diperoleh dari hasil
perhitungan sebagai berikut :
Δ = …o x = ... meter
Rmin = ... meter y = ... meter
E = ... = ... % p = ... meter
Ls = ... meter k = ... meter
θs = …o Ts = ... meter
∆c = …o Es = ... meter
Lc = ... meter L = ... meter

Teknik Sipil Untan 30


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

BAB III
PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL
3.1 Pendahuluan
Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang
permukaan perkerasan jalan melalui sumbu 2 jalur 2 arah atau melalui tepi jalan
masing – masing perkerasan untuk jalan dengan median. Sering juga disebut
penampang memanjang jalan. Penarikan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi
oleh berbagai pertimbangan seperti :
a. Kondisi tanah dasar
b. Keadaan medan
c. Fungsi jalan
d. Muka air banjir
e. Muka air tanah
f. Kelandaian yang masih memungkinkan

Perlu juga diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan


akan berlaku untuk masa yang panjang, sehingga alinyemen vertikal tersebut
sebaiknya dapat dengan mudah mengikuti perkembangan lingkungan.
Alinyemen vertikal dapat disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri
dari garis – garis lurus dan garis – garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat
datar, mendaki atau menurun biasanya disebut sebagai landai. Landai jalan
dinyatakan dalam persen (%).

Faktor – faktor yang mempengaruhi alinyemen vertikal antara lain adalah :

a) Landai Maksimum
Untuk mengatasi pengaruh perlambatan kendaraan truk terhadap arus
lalu lintas maka diterapkan landai maksimum untuk kecepatan
tertentu.
b) Panjang kritis atau kelandaian

Teknik Sipil Untan 31


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Panjang batas kritis umumnya diambil jika kecepatan tru berkurang


mencapai 30 -70 % kecepatan rencana hingga 1 menit perjalanan,
dan truk bergerak dengan beban penuh.
c) Lajur Pendekatan
Yaitu lajur yang disediakan untuk truk yang bermuatan berat atau
kendaraan lain yang berjalan dengan kecepatan lebih rendah,
sehingga kendaraan lain dapat mendahului kendaraan yang lambat
tanpa melalui jalur lawan.

Pengertian suatu kelandaian ke kelandaian lain ditentukan dengan


menggunakan lengkung vertikal. Lengkung vertikal tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keamanan, kenyamanan dan drainase.

Jenis lengkung vertikal dapat dilihat dari letak titik perpotongan kedua
bagian lurus (tangen), adalah :

1) Lengkung vertikal cekung


Yaitu lengkung dimana titik perpotongan kedua tangen berada dibawah
permukaan jalan.
2) Lengkung vertikal cembung
Yaitu lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada diatas
permukaan jalan yang bersangkutan.

Teknik Sipil Untan 32


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

1. Lenkung Vertikal Cekung


Penentuan lengkung vertikal cekung harus memperhatikan :
a) Jarak penyinaran lampu kendaraan
Didalam perencanaan umumnya tinggi lampu depan diambil 60 cm, dengan
sudut penyebaran sebesar 10. Letak penyinaran lampu depan terbagi dua
yaitu:
 Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan (< L)
 Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan (< L)
b) Jarak pandangan bebas dibawah bangunan
c) Persyaratan drainase
d) Kenyamanan mengemudi
e) Keluwesan bentuk
2. Lengkung Vertikal Cembung
Pada lengkung vertikal cembung, pembatasan berdasarkan jarak pandang dapat
dibedakan atas :
a) Jarak pandang berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S < L)
b) Jarak pandang yang berada diluar dan didalam daerah lengkung (S < L)

Lengkung vertikal cembung yang panjang dan relatif datar dapat


menyebabkan hambatan pada drainase, jika sepanjang jalan dipasang kreb.
Untuk menghindari hal tersebut, panjang lengkung vertikal biasanya dibatasi
tidak melebihi 50 A sehubungan dengan keperluan drainase. Dengan A adalah
perbedaam aljabar landai. Panjang lengkyung yang diambil untuk perencanaan
sehubungan dengan kenyamanan pemakaian kendaraan diisyaratkan tidak
kurang dari 3 detik perjalanan.

Alinyemen vertikal merupakan profil yang menggambarkan tinggi


rendahnya jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran
terhadap kemampuan kendaraan dalam keadaan naik dan bermuatan penuh (truk
digunakan sebagai kendaraan standar).

Teknik Sipil Untan 33


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya


pembangunan, penggunaan kendaraan serta jumlah lalu lintas. Apabila pada
alinyemen horizontal yang merupakan bagian krisis justru pada bagian yang
lurus. Kemampuan pendakian dari kendaraan truk dipengaruhi oleh panjang
pendakian (panjang kritis landai) dan besar landai.

Tabel 3.1. Landai Maksimum dan Panjang Maksimum Landai

Landai Maksimum (%) 3 4 5 6 7 8 10 12


Panjang Kritis (m) 480 330 250 200 170 150 125 120

Landai maksimum hanya digunakan bila pertimbang biaya sangat memaksa


dan untuk jarak yang pendek. Panjang kritis landai yang dimaksud adalah
panjang yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan gangguan jalannya alur
lalu lintas (panjang ini mengakibatkn gangguan pada jalannya pengeras dengan
kecepatan max 25 Km / Jam). Bila pertimbangan biaya membuka maemaksa,
maka panjang kritis dapat dilampaui dengan syarat ada jalur khusus untuk
kendaraan berat :

 Lengkung Vertikal
Pada setiap pergantian landai harus dibuat lengkung vertikal yang memenuhi
keamanan, kenyamanan dan drainase yang baik. Adapun lengkung vertikal
yang digunakan adalah lengkung parabola sederhana seperti gambar.

a. Lengkung Vertikal Cembung

Bentuk persamaan umumnya :


−( g2−g 1) x 2
Y '=
2L
Rumus vertikal cembung :
( A . L)
Y ' =EV =− [ ] 8
→ A=g 1−g2

Teknik Sipil Untan 34


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Dimana :
EV = Penyimpangan dari titik potong kedua tangen

1
kelengkung vertikal (dengan Y’ = EV, untuk x = L)
2
A = Perbedaan aljabar kedua tangen = g2−g 1
L = Panjang lengkung vertikal cembung

Adapun panjang minimal vertikal cembung ditentukan berdasarkan :


 Syarat pandangan henti dan drainase (Grafik III PPGJR)
 Syarat pandangan menyiap (Grafik IV PPGJR)
b. Lengkung Vertikal Cekung
Analogi dengan penjelasan (a) hanya panjang lengkung vertikal cekung
ditentukan berdasarkan jarak pandang waktu, macam dan syarat drainase
sebagaimana tercantum dalam grafik V “PPGJR”.

Catatan :
 Pada alinyemen vertikal tidak terlalu dibuat lengkung dengan jarak
pandang menyiap, tergantung :
Medan – Klaifikasi jalan – Pembiayaan
 Dalam menentukan harga A = g2−g 1, ada cara :
- Bila % ikut serta dihitung, maka rumus seperti diatas dapat
digunakan
- Bila % sudah dimasukkan dalam rumus
Y ' =EV =¿

Teknik Sipil Untan 35


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

3.2 Alinyemen Vertikal


Profil Memanjang
Dalam pembuatan profil memanjang harus memperhatikan :
1. Nomor stasiun yang telah ditetapkan, dibuat dalam arah horizontal dengan
jarak yang ditetapkan.
2. Jarak titik diambil dari gambar trase jalan yang kita inginkan, pengaturannya
diusahakan untuk volume galian dan timbunan sama.
3. Jarak langsung, diukur pada stasiun awal hingga ke stasiun akhir.
4. Tinggi muka tanah digambarkan dengan garis hitam, didapat dari data muka
tanah per stasiun (berdasarkan peta situasi).
5. Tinggi muka jalan dihitung dari ketinggian trase jalan yang direncanakan.
6. Selanjutnya akan didapatkan beberapa volume galian dan timbunan
(diusahakan sama), jika tidak memungkinkan usahakan volume galian 1,5
dari volume timbunan.
7. Dalam perhitungan kelandaian, harus sesuai dengan perencanaan sehingga
dalam perencanaan jalan jangan sampai melewati batas kelandaian
maksimum serta panjang kritisnya.

Panjang landai maksimum dari tahap perencanaan jalan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Panjang Landai Maksimum dari tahap perencanaan jalan

Landai Max (%) 3 4 5 6 7 8 10 12


Panjang Kritis (m) 480 330 250 200 170 150 125 120

Teknik Sipil Untan 36


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

8. Tabel berikut digunakan untuk menentukan jarak pandang henti sesuai


dengan kecepatan rencana.
Tabel 3.3. Jarak Pandang Henti sesuai Kec. Rencana

Kecepatan Rencana Jarak Pandang Henti Nilai Lengkung Vertikal


(Km / Jam) (m) ( K)
20 20 1
30 35 2
40 50 4
50 65 7
60 85 11
70 105 17
80 130 26
90 160 39
100 185 52

Teknik Sipil Untan 37


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

3.3 Perencanaan Alinyemen Vertikal


1. Lengkung Vertikal 1
Gambar Profil muka tanah asli

Gambar 3.2. Profil Muka Tanah Lengkung Vertikal 1

Pada stasiun ... diketahui data sebagai berikut :


- Elevasi = ...
- g1 = ...
- g2 = ...
- A = g2−g 1
= ...
= ...
- Kecepatan rencana 60 Km / Jam jarak pandang henti = ... m
Panjang lengkung vertikal cembung dengan S > L, yaitu sebagai berikut :
399
L=2. s−
A
399
¿ 2 x …−

¿ … ( S> L ) →ok
Jadi untuk kecepatan 80 Km / Jam direncanakan panjang landai (Lv) = ... m
Titik PLV (Peralihan Lengkung Vertikal) :

(
0+ 900−
2 )
=0+ ( 900−… )=…

Titik PPV (Pusat Perpotongan Vertikal) : ...


Titik PTV (Peralihan Tangen Vertikal) :

(
1+ 900+
2 )
=1+ ( 900+… ) =…

Untuk menentukan lekuk tiap stasiun, menggunakan rumus sebagai berikut :


3,5 3,5
Y '= X 2= X2
200 . Lv 200. …

Teknik Sipil Untan 38


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tabel 3.4. Perencanaan Alinyemen Vertikal 1

Elevasi
No. Stasiun X Y’ Elevasi
Tanah Asli
1 0 + ... ... ... ... ...
2 0 + ... ... ... ... ...
3 0 + ... ... ... ... ...
4 0 + ... ... ... ... ...
5 0 + ... ... ... ... ...
6 0 + ... ... ... ... ...
7 0 + ... ... ... ... ...
8 0 + ... ... ... ... ...
9 0 + ... ... ... ... ...
10 0 + ... ... ... ... ...
11 0 + ... ... ... ... ...

2. Lengkung Vertikal 2
Gambar Profil Muka Tanah Asli :

Pada Stasiun ... + ... diketahui sebagai berikut :


- Elevasi = ... m
- g1 = ... %
- g2 = ... %
- A = g2−g 1
= (... – ...)
= ... % (...)
Dengan kecepatan rencana ... Km / Jam, jarak pandang henti = ... m
• Jarak penyinaran lampu dengan S > L

…+ 3,5. S
L=2. S−
A

Teknik Sipil Untan 39


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

…+(3,5 x …)
¿ 2 x …−

¿ … ( S< L ) (Tidak Ok ) / Ok

• Jarak penyinaran lampu dengan S < L

A . S2
L=
120+3,5 . S

…(…)2
¿
…+…

¿ … ( S< L ) (OK )

• Jarak pandang bebas dibawah bangunan dengan S < L

A . S2
L=
3480

… x…
¿
3480

¿ … ( S< L ) →(OK )

• Kenyamanan Pengemudi

A .V 2
L=
380

… x …2
¿
380

¿…m

Dari tiga perhitungan, diambil yang terbesar dan memenuhi syarat yaitu ...
m. Untuk kecepatan ... Km / Jam direncanakan panjang landai (Lv) = ... m.
Titik PLV (Peralihan Lengkung Vertikal) :

Teknik Sipil Untan 40


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Lv …
(
2+ 850−
2 ) (
=0+ 850+
2
=2+… )
Untuk menentukan letak tiap stasiun, menggunakan rumus sebagai berikut :

A …
Y '= X 2= X2
200 . Lv 200. …

Tabel 3.5. Perencanaan Alinyemen Vertikal 2

No. Stasiun Elevasi Tanah Asli X Y’ Elevasi


1 2 + ... ... ... ... ...
2 2 + ... ... ... ... ...
3 2 + ... ... ... ... ...
4 2 + ... ... ... ... ...
5 2 + ... ... ... ... ...
6 2 + ... ... ... ... ...
7 2 + ... ... ... ... ...
8 2 + ... ... ... ... ...
9 2 + ... ... ... ... ...
10 2 + ... ... ... ... ...
11 2 + ... ... ... ... ...

Gambar 3.5. Grafik Alinyemen Vertikal 2

Teknik Sipil Untan 41


PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN JALAN REL 2019

Tabel 3.6. Tabel Akumulasi Volume Galian Timbunan Untuk Diagram Masshaul

Teknik Sipil Untan 42

Anda mungkin juga menyukai