Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN PERKERATAAPIAN NASIONAL DILUAR PULAU JAWA DAN SUMATERA

MATA KULIAH:
SISTEM SAPRAS DAN OPERASI KA (PL)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Elsa Tri Mukti ST.MT
NIP. 197305232000032001

DISUSUN OLEH:
Muhammad Yaumul Fadil Maulana
NIM. D1011181114

PRODI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-nya pula kita memohon perlindungan dari keburukan
diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan pada diri kita
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdullilah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yaitu ibu Dr. Elsa Tri Mukti ST.MT
selaku dosen mata kuliah SAPRAS Dan OPERASI KA sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik
Semoga makalah yang telah saya susun ini turut memperkaya khazanah ilmu serta menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada suatu yang
sempurna. Saya juga menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu
Saya mengharap kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi dalam pembuatan makalah yang akan
datang. Mudah-mudahan itu semua dapat dijadikan motivasi bagi saya agar lebih meningkatkan kualitas
makalah di masa yang akan datang

Pontianak, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Kereta Api.........................................................................................................................2
2.2 Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api....................................................................................2
2.3 Strategi Pengembangan Jaringan dan Angkutan Kerata Api...............................................................3
2.4 Manfaat Kerata Api dalam Pembangunan..........................................................................................4
BAB III DATA DAN ANALISA.....................................................................................................................6
3.1 Jaringan Rel Kereta Api Indonesia.....................................................................................................6
3.2 Peranan Perketaapian dalam Moda Transportasi................................................................................6
3.3 Kebutuhan Pengembangan Perkeretaapian.........................................................................................6
3.4 Rencana Pengembangan Perkeretaapian di Luar Pulau Jawa dan Sumatera.......................................7
3.5 Pertumbuhan Penumpang.................................................................................................................10
3.6 Pertumbuhan Angkutan Barang........................................................................................................10
3.7 Upaya Peningkatan Keselamatan dan Keamanan.............................................................................11
3.8 Pengembangan Teknologi dan Industri Perkeretaapian....................................................................11
3.9 Pengembangan Kelembagaan dan Pendanaan..................................................................................12
3.10 Rencana Pengembangan ke Depan...................................................................................................13
BAB IV KESIMPULAN................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apa yang diharapkan masyarakat dari sistem transportasi masal di Indonesia? Jawabannya hampir
sama; cepat dan terjangkau, lalu aman serta nyaman. Lalu bagaimana dengan kondisi nyata di
lapangan yang terjadi? Saat ini, mungkin tidak satupun harapan itu bisa terpenuhi.
Salah satu moda yang bisa mengakomodir kebutuhan akan transportasi masal seperti kriteria tersebut,
mungkin adalah kereta api. Dibandingkan dengan pesawat, walaupun sekarang telah banyak
penerbangan dengan biaya murah, kereta api dari dulu sudah menjadi sarana transportasi rakyat yang
murah dan cepat.
Pemerintah Indonesia menyadari itu, bahwa transportasi dengan menggunakan rel kereta api
merupakan salah satu moda terpenting transportasi masal untuk orang maupun barang. Oleh karena
itu, sejak era 1990- an, Pemerintah mulai mereformasi jalur kereta api, disamping mengembangkan
strategi perbaikan transportasi jalan, pengembangan jalan bebas hambatan, dan ekspansi transportasi
udara.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai ±250 juta jiwa, kebutuhan sarana transportasi masal yang
cepat dan bebas hambatan dan infrastruktur pendukungnya adalah hal mutlak dan menjadi kewajiban
bagi Pemerintah
Kualitas transportasi kereta api, sangat dipengaruhi oleh kualitas jaringan dan interkoneksi rel yang
ada. Namun, merupakan sesuatu yang sia-sia apabila suatu negara mempunyai jaringan dan kualitas
rel yang baik, tetapi tidak memiliki operasional kereta yang sama baiknya.
Secara nasional, KAI memiliki empat sistem jalur rel kereta yang tidak terhubung pada dua pulau
besar, Jawa dan Sumatera. Meskipun rencana telah dibuat untuk pengembangan rel kereta api di
Kalimantan dan Sulawesi, jaringan rel kereta api saat ini di Indonesia terbatas hanya di pulau Jawa
dan Sumatera, itupun tidak seluruh wilayah Sumatera.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada di atas ada beberapa rumusan masalah yang akan saya bahas dalam
penulisan makalah saya kali ini, yaitu:
1) Potensi Pengembangan apa yang terjadi di Indonesia terhadap transportasi rel atau kereta api?
2) Apakah hanya pulau Jawa dan Sumatra yang ada transportasi rel atau kereta api?
3) Bagaimana cara dalam mempercepat pemerataan pembangunan transportasi rel di Indonesia?
4) Mengapa jaringan KA hingga saat ini = 0%? Apakah benar?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini bertujuan untuk mempelajari masalah transportasi rel atau kereta api di Indonesia lebih
lanjut, mengetahui apakah ada potensi pengembangan yang terjadi agar Indonesia lebih berkembang
dalam semua hal transportasi yang ada. Karena manfaat jaringan kereta api dapat berpengaruh dalam
mempercepat pemerataan pembangunan yang sekarang sedang dilakukan di Indonesia. Di bawah ini
beberapa point manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1) Untuk mengetaui adanya wilayah lain yang dapat dibangun atau sedang dibangun tarnsportasi rel
atau kereta api selain Jawa-Sumatra.
2) Untuk menambah wawasan potensi pengembangan apa sebenarnya yang sedang terjadi di
Indonesia.
3) Dapat memberikan solusi untuk menagani permasalah yang sebenarnya terjadi tentang kereta api
di Indonesia.
4) Dapat memberikan arahan atau cara dalam perencanaan pemerataan pembangunan transportasi
rel di Indonesia.
5) Sebagai tugas pada mata kuliah “Sistem Sarpas dan Operasi KA(PL)

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kereta Api
Kereta api merupakan angkutan yang ramah lingkungan,dengan emisi gas buang yang kecil dan
pengembangan teknologi kereta yang berbasis energi listrik,yang membuat kereta api sangat
memungkinkan untuk menjadi moda angkutan yang dapat menjawab masalah yang ada di hidup
manusia di masa yang akan datang. Karena kereta api sendiri dapat dipergunakan sebagai layanan
berbagai aktifitas karena daya angkut kereta api sendiri yang besar serta memiliki jalur sendiri,
sehingga suatu aktivitas dapat dilaksanakan tanpa banyak memberi dampak sosial
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak,baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya,yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel
yang terkait dengan perjalanan kereta api. (UU No.23,2007)
Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kereta api. (Keputusan Menteri Perhubungan tentang Jalur Kereta
Api No.52,2000)
Pada awalnya istilah kereta api yang dikenal di Indonesia muncul karena pada masa lalu bahan
bakar yang digunakan adalah batu bara atau kayu, sehingga pada saat kereta berjalan mengeluarkan
kepulan asap dari cerobong selain itu terbawa pula percikan api yang cukup banyak. (Warpani,1990)
Perkembangan kereta api terus berjalan termasuk dalam rancang bangun,teknologi komunikasi
dan informasi,dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan sarana dan prasarana kereta
api,misalnya kereta api super cepat,kereta api monorail (dengan satu rel),kereta api maglev serta
kereta api pengangkut berat.
2.2 Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api
Penyelenggaraan perkeretaapian telah menunjukkan peningkatan peran yang sangat penting
dalam menunjang dan mendorong kegiatan perekonomian,memantapkan pertahanan dan
keamanan,memperlancar kegiatan pemerintah,memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta
meningkatkan hubungan antar bangsa (UU No.23,2007).
Peran kereta api juga disebutkan didalam peraturan Menteri Perhubungan No.43 Tahun 2011
tentang Rencana Induk Perkeretaapian nasional (RIPNas),pembangunan moda transportasi
perkeretaapian nasional diharapkan mampu menjadi tulang punggung angkutan barang dan angkutan
penumpang,penyelenggaraan perkeretaapian nasional dimasa depan harus mampu menjadi bagian
penting dalam struktur perekonomian nasional.
Transportasi kereta api dalam perannya sebagai moda angkutan barang dan penumpang memiliki
karakteristik yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan. Karakteristik angkutan kereta perlu
dipahami untuk mengoptimalkan peran perkeretaapian. Rosyidi (2015),menjelaskan tentang beberapa
keunggulan moda transportasi kereta api jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya sebagai
berikut.
1. Memungkinkan jangkauan pelayanan orang/barang dalam jarak pendek,sedang,maupun jauh
dengan kapasitas angkut yang besar
2. Angkutan kereta api memiliki potensi penggunaan bahan bakar/ energi yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan moda transportasi yang lain jika dihitung menggunakan satuan tenaga
kuda. Bahkan dengan dikembangkannya tenaga penggerak baterai dari sumber listrik
memungkinkan penggunaan yang lebih hemat energi.
3. Keselamatan perjalanan akan lebih baik dibandingkan moda lainnya,karena mempunyai jalur dan
fasilitas terminal tersendiri, sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalu lintas non kereta api
yang menjadikan sangat kecil terjadinya konflik dengan moda lainnya

2
4. Tingkat efisiensi waktu cukup tinggi,karena selain mempunyai jalur sendiri,kecepatan relatif
lebih konstan,sehingga kemudahan dalam pengaturan dan resiko keterlambatan kecil dan tidak
terlalu dipengaruhi oleh cuaca
5. Tingkat keandalan keselamatan perjalanan relatif tinggi,dapat sebagai angkutan wisata pada
Kawasan wisata
6. Merupakan moda transportasi yang ramah lingkungan,dengan emisi gas buang kecil dan
pengembangan teknologi kereta berbasis energi listrik,memungkinkan sebagai moda angkutan
yang mampu menjawab masalah lingkungan hidup manusia di masa depan
7. Dapat dipergunakan sebagai pelayanan aktivitas khusus,karena daya angkut besar,dan memiliki
jalur sendiri,sehingga perjalanan suatu aktivitas khusus dilaksanakan tanpa banyak memberikan
dampak sosial misalnya, untuk pertahanan dan keamanan,pengiriman sembako,layanan bahan
pabrik dan pengiriman hasil tambang misalnya
8. Kecepatan perjalanan KA bervariasi,dari kecepatan rendah hingga tinggi,misalnya dari KA
berbasis batu bara dengan kecepatan 40-60 km/jam hingga KA Levitasi Magnetik dengan
kecepatan 400-600 km/jam
9. Mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan angkutan air dan udara.
10. Biaya operasionalnya perhitungan hari cukup tinggi,namun biaya operasionalnya dalam hitungan
per ton tiap km sangat rendah dikarenakan kapasitas angkut yang besar dibandingkan dengan
moda transportasi yang lain
Meskipun memiliki keunggulan dan keutamaan dibandingkan dengan moda transportasi yang
lainnya,kereta api juga memiliki kelemahan dan kendala,diantarannya:
1. Memerlukan infrastruktur khusus yang tidak bisa digunakan oleh moda angkutan lain,sebagai
konsekuensinya perlu penyediaan alat angkut yang khusus (lokomotif dan gerbang)
2. Investasi yang dikeluarkan tinggi karena kereta api memerlukan sarana khusus.
3. Pelayanan jasa orang/barang hanya terbatas pada jalurnya
4. Teknologi sarana tinggi,sehingga tidak langsung dapat diterapkan pada jalur yang sudah ada
5. Bila ada hambatan di jalur tersebut,maka tidak dapat segera dialihkan ke jalur lainnya
6. Dapat menghambat perkembangan fisik kota karena persilangan jalur kereta api dan jalan raya
dibatasi
2.3 Strategi Pengembangan Jaringan dan Angkutan Kerata Api
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional (RIPNas) bahwa strategi pengembangan-pengembangan jaringan tersebut harus mampu
mengakomodasi kebutuhan layanan kereta api berdasarkan dimensi kewilayahan antara lain: jaringan
kereta api antar kota di Pulau Jawa difokuskan untuk mendukung layanan angkutan penumpang dan
barang,sedangkan jaringan kereta api antar kota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua
difokuskan untuk mendukung layanan angkutan barang. Adapun strategi pengembangan jaringan kereta
api perkotaan sepenuhnya difokuskan untuk mendukung layanan angkutan barang.
Untuk mencapai sasaran pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian akan ditempuh
kebijakan-kebijakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas layanan,keamanan,dan keselamatan perkeretaapian.
2. Meningkatkan peran kereta api perkotaan dan kereta api antar kota
3. Mengintegrasikan layanan kereta api dengan moda lain dengan membangun akses menuju
bandara,pelabuhan,dan kawasan industry
4. Meningkatkan keterjangkauan (aksesibilitas) masyarakat terhadap layanan kereta api melalui
mekanisme kewajiban pelayanan public

3
2.4 Manfaat Kerata Api dalam Pembangunan
Dan dan Chaudhary (2013) melakukan penelitian tentang kontribusi angkutan kereta api terhadap
perekonomian India. Dari hasil penelitiannya, angkutan kereta api yang jaringannya cukup luas di
India sangat berperan untuk angkutan penumpang dan barang termasuk angkutan bahan baku serta
hasil produksi pabrik-pabrik di India.
Seetanah Boopen (2009) menemukan bukti empiris tentang pentingnya pengembangan
infrastruktur transportasi dalam mempercepat produktivitas dan pembangunan ekonomi, khususnya
untuk negara-negara Afrika. Sejalan dengan hal tersebut Akanbi Bosede, et al (2013) menemukan
bahwa infrastruktur transportasi memiliki hubungan positif dan signifikan secara statistik dengan
pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Ini berarti bahwa peningkatan infrastruktur transportasi akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Jordan dan Thomson (1984) melakukan penelitian tentang lalu lintas kereta api dengan menelaah
hubungan yang positif antara struktur ekonomi dan lalu lintas kereta api. Di sisi lain Rodrigue dan
Comtois (2006) melakukan penelitian tentang korelasi yang kuat antara biaya transportasi dan jarak
perjalanan untuk berbagai jenis moda transportasi (jalan, kereta api, dan kapal laut) dalam angkutan
barang. Secara generik moda transportasi jalan sangat kompetitif pada jarak pendek, moda
transportasi kereta api unggul pada jarak menengah, dan moda transportasi laut akan dominan pada
jarak jauh. Selain itu, tipe barang/penumpang juga sangat menentukan pemilihan moda

Keterangan

C1 : Angkutan Jalan
C2 : Angkutan KA
C3 : Angkutan Laut

D1 : 500 km

D2 : 1500 km

Sumber: Rodrigue & Comtois, 2006


Gambar 1. Perbandingan Biaya Transportasi terhadap Jarak

Pada Gambar 1 dilihat bahwa moda transportasi jalan umumnya lebih murah jika digunakan
untuk angkutan yang memiliki jarak relative pendek yaitu kurang dari 500 km sedangkan untuk kereta
api sendiri lebih kompetitif pada jarak menengah antara 500-1500 km dan untuk jarak lebih dari 1500
km moda transportasi laut akan lebih murah.
Transportasi kereta api mempunyai keunggulan dibandingkan dengan moda transportasi jalan,
khususnya dapat mengurangi biaya eksternalitas. Menurut Button (2010), Eksternalitas adalah biaya
yang harus ditanggung atau manfaat tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat aktivitas
ekonomi. Eksternalitas yang diakibatkan oleh operasional transportasi jalan antara lain kerusakan
jalan, pencemaran lingkungan akibat gas buang, kecelakaan, kemacetan dan penggunaan bahan bakar
minyak. Dampak eksternalitas ini ditanggung baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

4
Penelitian hubungan antara pembangunan perkeretaapian dan pertumbuhan ekonomi di Nigeria
tahun 1911 – 2011 yang dilakukan oleh Apanisile dan Akinlo (2013) menghasilkan penelitian yang
memperlihatkan adanya hubungan positif antara investasi di sektor perkeretaapian dengan
pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa di Nigeria terdapat
hubungan yang kuat antara PDB, Kapital, Investasi Negara, produksi angkutan kereta api dan inflasi.

5
BAB III
DATA DAN ANALISA
3.1 Jaringan Rel Kereta Api Indonesia
Tabel 3.1 Jaringan Kereta Api yang Ada di Indonesia
Lokasi Panjang Rel Aktif Panjang Rel Non-Aktif Total
Jawa 3327 1480 4807
Madura 0 130 130
Sub-Total 3.327 1.610 4.937
Sumatera
Utara 516 428 944
Barat 169 80 249
Selatan 663 4 667
Sub-Total 1.348 512 1.860
Total 4.675 2.122 6.797

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa jaringan kereta api hanya tersedia di Jawa serta Sumatera
sedangkan Wilayah Indonesia memiliki beberapa pulau potensial yang dapat memberikan manfaat
ekonomi yang sangat luar biasa untuk Indonesia. Maka oleh sebab itu diperlukan pemerataan jalur
kereta api dikarenakan dengan adanya pemerataan tersebut dapat memenuhi potensi potensi yang ada
dan dapat membuat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang sangat baik
3.2 Peranan Perketaapian dalam Moda Transportasi
Dalam mewujudkan perkembangan perkeretaapian nasioanal perlu adanya faktor pendukung
pertumbuhan ekonomi demi mewujudkan perkeretaapian ini, seperti :
1. Perlu adanya daya saing yang bersinergi agar dapat menghadapi tantangan yang akan terjadi
nantinya. Dengan didukungnya sumber daya manusia (SDM) yang lebih unggul, iklim yang
kodusif serta pendanaan yang kuat sehingga perlu adanya melibatkan baan usaha lainnya.
2. Perkembangan zaman sangat cepat di era globalisasi ini, sehingga perlu adanya teknologi yang
berkembang dengan baik dan kecepatan yang stabil namun tetap ramah lingkungan.
3. Pelayanan prasarana dan sarana tidak jauh lebih penting harus diperhatikan juga dikarenakan
akan sangat dinilai oleh masyarakat atau penumpang. Sehingga dari itu keselamatan, kemananan,
kenyamanan, ketertiban dan koefisien nya dapat menunjang pemertaan pembangunan ini, serta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyrakat di Indonesia.
3.3 Kebutuhan Pengembangan Perkeretaapian
Dalam Pengembangan Perkeretaapian ini tentu saja adanya sarana dan sarana yang mengalami
peningkatan signifikan. Dan akan menyebabkan hal-hal yang berkaitan tidak berjalan lancar atau tidak
berkembang dengan baik, seperti industri dan bisnisnya.
Oleh karena itu, adanya kebutuhan dalam pengembangan perkeretaapian ini yaitu :
1. Kebutuhan arahan dan peranan perkeretaapian ini keseluruh moda transportasi yang ada.
2. Perpindahan orang atau barang menurut asal tujuan perjalanannya.
3. Kebutuhan prasarana dan sarana perkeretaapian nasional.
4. Kebutuhan sumber daya manusianya yang diperlukan.

6
3.4 Rencana Pengembangan Perkeretaapian di Luar Pulau Jawa dan Sumatera
1. Rencana Jalur Kereta Api di Pulau Kalimantan

\
Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Kalimantan adalah untuk
memenuhi kebutuhan pergerakan barang dan memicu pertumbuhan wilayah dengan koridor
selatan dan tengah,khususnya untuk angkutan batubara.
Dalam pembangunan infrastruktur perkeretaapian di Pulau Kalimantan, Mentri Perhubungan
mengatakan adanya perubahan lokasi pembangunan dengan mempertimbangkan segala aspek
yaitu aspek ekonomi wilayah. Hal ini dikarenakan aspek bisnis batubara di Kalimantan Tengah
kurang baik dan tidak memiliki substitusi sehingga lokasinya berpindah menjadi Kalimantan
Tmur dengan aspek bisnis dan pertumbuhan ekonomi yang pesat yang dapat memberikan
kemajuan dalam pengembangan perkeretaapian ini.Direncanakan jalur kereta api ini tidak hanya
menjadi angkutan batubara saja melainkan juga sebagai angkutan penumpang juga karena
diangat disayangkan jika hanya angkutan barang. Pembangunan jalur kereta api ini akan terbagi
dua jalur untuk penumpang yaitu di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
PT Jasa Raharja (Persero) siap mendukung dan ikut serta dalam pembangunan kereta api ini.
Dan akan berperan dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi penumpang kereta api
nantinya. Berdasarkan UU No. 33 Tahun 1964, disebutkan setiap penumpang yang sah dari
angkutan umum termasuk kereta api dijamin oleh Jasa Raharja mulai dari tempat keberangkatan
sampai turun di tempat tujuan.
Pemerintah akan segera merealisasikan pembangunan infrastruktur perkeretaapian
TransKalimantan ini akan dimulai dari Tanjung-Paser-Balikpapan sepanjang 233,7 km dengan
nilai investasi sebesar Rp31,09 miliar, dengan potensi angkutan penumpang diperkirakan
456.100 orang per tahun dan angkutan barang diperkirakan 24.787.900 ton per tahun. Untuk jalur
BalikpapanSamarinda sepanjang 89,2 km dengan nilai investasi sebesar Rp7,86 miliar, dengan
potensi angkutan penumpang diperkirakan 508.903 orang per tahun dan angkutan barang
diperkirakan 25.223.855 ton per tahun.
Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota pada lintas : Puruk Cahu –
Bangkuang, Balikpapan – Tanah Grogot - Tanjung, Balikpapa – Samarinda, Tanjung – Paringin

7
– Barabai – Rantau – Martapura – Banjarmasin, Banjarmasin – Palangkaraya, Bandara Supadio –
Mempawah – Singkawang – Batas Negara, Tabang – Maloy, Kutai Barat- Paser – Balikpapan,
Gunung Mas – Katingan.
Pengembangan jaringan dan layanan kereta api ini akan menghubungkan wilayah sumber
daya alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan yaitu Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dan
Balikpapan (Kalimantan Timur), pusat kota dengan bandara yaitu Bandara Supadio yang berada
di Kalimantan Barat, Bandara Syamsudin Noor yang berada di Kalimantan Selatan.
Pembangunan jaringan kereta api ini merupakan program pusat, sehingga pendanaanya dari
pihak APBN. Perencanaan trase rel dimulai tahun 2015 dengan tahap per kawasan dari
perbatasan Kalimantan Selatan-Kalimantan Timur, hingga Kalimantan Timur-Kalimantan
Tenggara pada dengan diperkirakan akan ditargetkan sampai pada tahun 2020. Sedangkan untuk
pembangunan sarana ini merupakan dana dari Kementrian Perhubungan dan BUMN atau
BUMD.
Dengan adanya perkeretaapian Trans-Kalimantan ini diharapkan dapat mendukung industri
batu bara yang ada di Kalimantan. Seperti perpindahan batu bara yang berawal dari tmbang ke
pelabuhan yang akan dapat mengurangi beban jalan raya atau kemacetan jalan raya. Jalur kereta
ini pastinya akan dilengkapi dengan jalur tenaga listrik tegangan tinggi di sepanjang jalur kereta
api, sistem persinyalan dan telekomunukasi yang baik.
2. Rencana Jalur Kereta Api di Pulau Sulawesi

Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Sulawesi yaitu sebagai
penghubung antar wilayah/kota yang memiliki daya angkutan penumpang dan barang yang
berukuan besar, dengan kecepatan yang tinggi dan penggunaan energi yang ramah lingkungan
serta mendukung pengembangan kota terpadu melalui berbagai aspek seperti industri maupun
pariwisata yang ada di wilayah tersebut.
Di Pulau Sulawesi, sudah dibangun mulai pada tahun 2015 jaringan jalur kereta api yaitu
Trans-Sulawesi. Jalur kereta api Trans-Sulawesi ini menitikberatkan pada pembangunan baru
yang dapat mengjangkau daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2015 tahap 1 yang
akan dimulai yaitu dari kota Makassar hingga Parepare jalur ini sepanjang kurang lebih 145 km.

8
Perkeretaapian Trans-Sulawesi ini ditargetkan mencapai panjang 2.000 kilometer dari
MakassarManado. Dengan dana sebesar Rp 31,25 triliun.
Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota terutama pada lintas : Makassar –
Parepare, Makassar – Takalar – Bulukumba – Watampone, Manado – Bitung, Bitung –
Gorontalo – Isimu, Malili – Kolaka, Kolaka – Kendari.
Pengembangan jaringan dan layanan kereta api ini akan menghubungkan pusat kota dengan
bandara yaitu Bandara Hassanudin yang berada di Makassar, juga wilayah sumber daya alam
alam atau kawasan produksi dengan pelabuhan yaitu Makassar (SulawesiSelatan), Garongkong
(Sulawesi Selatan), dan Bitung (Sulawesi Utara).
Yang pastinya jalur kereta api Trans-Sulawesi ini akan adanya pengembangan fasilitas park
and ride pada pusat-pusat kegiatan strategis nasional, provinsi dan kabupaten/ kota. Dengan
sistem persinyalan, telekomunikasi dan kelistrikan yang baik atau aman. Jalur kereta api ini juga
menggunakan lebar sepur 1.435 mm (lebar sepur standar internasional) dan operasionalnya akan
dilakukan oleh PT Celebes Railway Indonesia (CRI).
Pada awalnya jalur kereta api ini dibangun jalur tunggal,dengan lahan yang disiapkan luas
maka jalur tersebut dibangun menjadi jalur ganda. Maka jalur ini akan direncanakan mempunyai
23 statiun yang akan dibangun sebagai tempat pemberhentian kereta api, yaitu : Stasiun Tallo
(Makassar), Statiun Parangloe, Stasiun Mandai, Stasiun Maros, Statiun Pute, Stasiun Lempangan,
Statiun Pangkajene, Stasiun Bungoro, Statiun Labakkang, Statiun Ma’rang, Statiun Segeri,
Statiun Mandale, Stasiun Tanate Rilau, Statiun Barru, Statiun Garongkong, Stasiun Pelabuhan
Garongkong, Stasiun Takalasi, Stasiun Soppengriaja, Stasiun Palanro, Stasiun Malusetasi,
Stasiun Kupa, Stasiun Lumpue dan Stasiun Soreang.
3. Rencana Jalur Kereta Api di Pulau Papua

Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Papua adalah untuk
menghubungkan wilayah/kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang atau angkutan
barang dari wilayah sumber daya alam (kawasan tambang, perkebunan dan pertanian) atau
wilayah produksi dengan pelabuhan.

9
Pembangunan infrastruktur kereta api ini akan dimulai tahun 2020 dari Sorong di Kabupaten
Sorong hingga Ayamaru di Kabupaten Maybrat, dengan terbentang sepanjang 75 km. Secara
keseluruhan, jalur kereta api ini akan dibangun dari Sorong menuju Manokwari mencapai kurang
lebih 500 km dengan dana sebesar Rp10,33 triliun. Menurut rencana pembangunan jalur kereta
api Provinsi Papua Barat ini membutuhkan kurang lebih waktu tiga tahun dikarenakan Kota
Sorong infrastrukturnya yang sangat memadai yang membantu proses pembangunannya bisa
cepat selesainya.
Pengembangan jaringan dan layanan kereta api antarkota pada lintas Sorong – Manokwari,
Jayapura- Sarmi. Jalur kereta api ini menghubungkan wilayah sumber daya alam atau kawasan
11 produksi dengan pelabuhan yaitu di Sorong (Papua Barat) dan Jayapura (Papua). Oleh karena
itu pengembangan sistem persinyalan, telekomunikasi dan kelistrikan dengan tegangan yang
tinggi
3.5 Pertumbuhan Penumpang
Selama tahun 2012, kontribusi penumpang terhadap pendapatan terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu
ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Dimana kelas eksekutif memiliki kontribusi terbesar bagi pendapatan.
Pada tahun 2025, penumpang kereta api diproyeksikan akan menyentuh angka ±325 juta orang atau
meningkat sebesar 60% dibanding tahun 2012.

Grafik 3.1 Proyeksi Pertumbuhan Penumpang dan Segmentasi Layanan Penumpang Berdasarkan
kelas
3.6 Pertumbuhan Angkutan Barang
Batubara menjadi komoditas penyumbang pendapatan terbesar sektor angkutan barang perkeretaapian
selama tahun 2012 yaitu sebesar 72%. Pertumbuhan angkutan pada tahun 2025 akan diproyeksikan
sebesar ±24 juta ton atau meningkat sebesar 10% dibanding dengan tahun 2012

Grafik 3.1 Proyeksi Pertumbuhan Angkutan Barang dan Segmentasi Layanan Angkuran Batang
sedsssssssssBerdasarkan Komoditas

10
11
3.7 Upaya Peningkatan Keselamatan dan Keamanan
Dapat kita ketahui bahwa moda transportasi perkeretaapian ini tingkat kecelakaannya sangat
kecil dibandingkan moda transportasi darat lainnya. Namun hal ini jangan dianggap hal kecil karena
transportasi kereta api ini juga dapat memakan korban kecelakaan tinggi jika terjadi kesalahan besar
seperti rem kereta yang lepas kendali sehingga terjadinya tabrakan antar kereta. Dan kita ketahui
padatnya statiun statiun kereta api jika musim mudik sangat tinggi sehingga terkadang keamanan
transportasi ini menjadi kurang
Tabel.3.2 Data Kejadian Kecelakaan Kereta Api Tahun 2010-2017

Sehingga dalam merealisasikan upaya peningkatan keselamatan dan keamanan dalam meningkatan
perkeretaapian nasional perlu beberapa hal, seperti berikut :
1) Penyiapan regulasi keselamatan dan keamanan (norma, standar, prosedur dan kriteria) sesuai
perkembangan teknologi perkeretaapian.
2) Pengembangan pola dan tata koordinasi antara pemerintah dan pemerintah daerah dan lembaga
terkait dalam mewujudkan program peningkatan keselamatan dan keamanan perkeretaapian.
3) Pengembangan budaya “utamakan keselamatan”.
4) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan perkeretaapian.
5) Pengembangan manajemen sistem keamanan dalam penyelenggaraan perkeretaapian.
6) Pengujian serta sertifikasi sarana dan prasarana maupun fasilitas pendukung lainnya dengan
pembatasan usia pakai agar menjamin kelayakan teknis operasinya.
7) Pengembangan sistem perawatan sarana dan prasarana yang didukung peralatan yang memadai.
8) Pengembangan penjaminan resiko operasi perkeretaapian.
9) Pengembangan penelitian dan analisis penyebab kecelakaan operasi perkeretaapian.
10) Pengembangan kerja sama dan koordinasi dengan pihak keamanan dan pihak terkait lainnya
dalam peningkatan keamanan operasi perkeretaapian.
11) Mendorong “kepedulian keamanan” kepada masyarakat.
12) Penggunaan teknologi informasi dan teknologi pemindaian dalam melaksanakan pemantauan
keamanan operasi perkeretaapian.
3.8 Pengembangan Teknologi dan Industri Perkeretaapian
Permasalahan dalam proses pengembangan teknologi adalah belum adanya sinergi grand design
pengembangan terknologi, sehingga belum adanya standarisasi teknologi yang digunakan untuk
penyelenggaraan perkeretaapian nasional ini. Maka dari itu untuk mewujudkan perkeretaapian
nasional terknologi yang efisien, efektif dan ramah lingkungan ini di dukung oleh penguasaa
teknologi yang diwujudkan dengan dukungan industri nasional. Teknologi yang dikembangkan
BUMN sebenarnya sudah dapat menunjang teknologi perkeretaapian meskipun teknologi
perekeretaapian ini bukan menjadi bisnis utamanya.

12
Maka dari itu hal yang terpenting dalam pengembangan teknologi yaitu agar meningkatkan peran
industri yang ada di dalam negeri untuk mendukung teknologi perkeretaapian juga sebagai usaha dari
mengurangi ketergantungan terhadap Negara lain. Sehingga perkeretaapian nasional ini dapat mandiri
serta bisa berdaya saing.
Perlu terwujudnya penguasaan teknologi perkeretaapian dengan mengurangi ketergantungan
teknologi sarana dan prasarana maksimal 25%, kandungan local 85% dan disuplai oleh minimal 90%
industri dalam negeri.
Tabel 3.3 Industri Perkeretaapian

Sehingga dalam pengembangan teknologi dan industri perekeretaapian ini perlu adanya :
1) Pengembangan roadmap.
2) Penguatan persiyalan, teknologi dan kelistrikan.
3) Pengembangan kereta api cepat.
4) Penguasaan teknologi perawatan sarana dan prasaranan yang berstandar internasional.
5) Standarisasi produk industri dalam rangka melindungi industri dalam negeri.
6) Dukungan regulasi terkait dengan pemasaran.
3.9 Pengembangan Kelembagaan dan Pendanaan
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian perlu adanya revitalisasi
menyeluruh sector perkeretaapian yang mencakup restrukturisasi kelembagaan melalui pemisahan
penyelenggaraan prasarana dan sarana, juga mendorong peningkatan peran pemerinah daerah dan
swasta.
Sehingga dalam menjadikan perkeretaapian nasional yang mandiri dan berdaya saing maka
harus menerapkan prinsip “good govermence” yang didukung oleh SDM yang unggul, industri
yang tangguh, iklim yang kondusif serta pendanaan yang kuat dengan melibatkan peran swasta
dalam hal ini. Dikarenakan pemintah pastinya kurang kuat untuk pendanaan perkeretaapian
nasional ini.
Perlu adanya dorongan investasi dari pihak swasta agar memperluas cakupan dan kualitas
dalam layanan kereta api, seperti berikut :
1) Perbaikan jaringan jalur kereta api yang ada sekarang namun dibawah manajemen PT KAI,
termasuk jalur Pulau Jawa dan Sumatra. 2
2) Jalur kereta api perkeretaapian nasional yang berhubungan dengan pengembangan dan
eksplorisasi sumber daya mineral di Pulau Sumatra dan Kalimantan.
3) Jalur kereta api daerah (sub-nasional) yang sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan konstitusi
local sebagai perpanjangtangan dari fungsi pemerintah.
Peran penting regulasi dalam mendukung pengembangan perkeretaapian nasional ini
dibutuhkan kerangka kelembagaan yang baik, sehingga dapat terjadi keseimbangan dalam
menentukan kebijakan tentang peran regulasi, fungsi serta kewenangan yang sesuai, oleh karena itu
yang harus diperhatikan yaitu:

13
1) Struktur regulasi tersebut harus didukung oleh struktur pasar industry kereta api, agar tidak
menghambat ruang dan perkembangan pertumbuhan maupun iklim usaha perkeretaapiaan di
Indonesia. 2
2) Pasar perkeretaapian harus diizinkan untuk beroperasi secara bebas dikarenakan regulasi
berkaitan dengan kebijakan ekonomi pendukungnya yang harus jelas untuk memitigasi
kegagalan pasar. Gunanya agar konsumen terlindungi dan mengedepankan sistem transportasi
yang efesien dan inovatif.
3) Sistem keselamatan pengoperasian perkeretaapian nasional ini harus dipertahankan dan terus
diperbaiki melalui penegakkan standar kualitas operator, infrastruktur dan rolling stocknya.
4) Biaya yang seminimal mungkin.
3.10 Rencana Pengembangan ke Depan
Ada dua target utama dalam rencana pengembangan jalur kereta api nasional ini, yaitu:
1. Peningkatan market share penumpang yang menggunakan jasa kereta api sebagai sarana
transportasi sebesar 10-20% pada tahun 2015 dan sampai 25% pada 2025.
2. Peningkatan market share angkutan barang dan kargo sebesar 5-10% pada2020.
Pada segmen angkutan penumpang, ekspansi jaringan dapat mulai dilakukan dengan inisiasi
KPS untuk membangun dan memelihara pelayanan jalur kereta perkotaan (commuter) di beberapa
kota metropolitan Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Pada segmen angkutan barang, ekspansi jaringan dapat difokuskan pada daerah dengan
potensi sumber daya mineral, seperti Kalimantan dan Sumatera, dan sumber daya pertanian, seperti
Sulawesi dengan cara yang ramah lingkungan, sehingga proses transportasi barang dapat lebih
efektif dan hemat biaya dengan daya angkut yang lebih besar dan presisi waktu yang lebih terukur
apabila dibandingkan dengan angkutan darat lainnya
Tabel 3.4 Target Panjang Rel Kereta Api Kementrian Penghubung pada Tahun 2025

14
BAB IV
KESIMPULAN

1. Menjadikan perkeretaapian diluar pulau jawa dan sematera untuk pembangunan infastruktur
yang dibuat oleh pemerintah bertujuan agar terciptanya konektivitas antar kota dan antar
daerah. Pengembangan jaringan perkeretaapian ini agar bisa meningkatkan ekonomi daerah
menjadi tinggi meskipun belum bisa diakui bawa dapat menguntungkan secara bisnis.
2. Pembangunan infrastruktur jaringan kereta api api di Sulawesi, Kalimantan dan Papua yang
merupakan gudangnya sumber daya alam di Indonesia yang melimpah ini diharapkan dapat
juga berpotensi dalam mempercepat pemerataan pembangunan yang ada di Indonesia, dan
dapat mengurangi kemacetan yang sudah mulai terjadi dikarenakan kepadatan penduduk.
3. Pemerintah selain membangun jaringan kereta juga harus menyiapkan sumber daya manusia
untuk mengoperasikan kereta, ini juga sangat menguntungkan untuk ekonomi di Indonesia
dikarenakan faktor kemiskinan Indonesia dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan. Dengan
itu menjadikan perkeretaapian nasional ini sangat dapat meningkatkan pemerataasn
pembangunan yang ada di Indonesia, juga meningkatkan perekonomian Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA
- Hermanto Dwiatmoko. 2019. Peran Infrastruktur Perkeretaapian bagi Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur dan fasilitas. 3(2): 90-94
- Kemenhub. 2018. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Jakarta:Kemenhub
- http://keretapedia89.blogspot.com/2017/07/pengertian-perkeretaapian.html
- http://ppid.dephub.go.id/files/dataka/RIPNAS-2030.pdf
- https://kalimantan.bisnis.com/read/20190304/407/896010/kaltim-pastikan-rel-ka-kalimantan-
dibangun-tahun-ini
- https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_Trans-Sulawesi
- https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/menanti-lahirnya-jalur-ka-di-
tanah-papua

Anda mungkin juga menyukai