Sesuai dengan asas Le Chatelier “Jika pada suatu system yang berada dalam keseimbangan
diberikan suatu aksi, sistem tersebut akan mengadakan suatu reaksi sebagai upaya
mengurangi pengaruh dari aksi yang diberikan”.
Adapun upaya untuk mengurangi pengaruh aksi yang diberikan, dilakukan dengan menggeser
arah kesetimbangan. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan
1. Tekanan (P)
Jika tekanan diperbesar, reaksi akan bergeser ke jumlah mol ( Koefisien ) yang lebih
kecil, demikian sebaliknya.
2. Volume (V)
Volume berbanding terbalik dengan tekanan. Jika volume diperbesar reaksi akan
bergeser ke jumlah mol (Koefisien) yang lebih besar, demikian sebaliknya.
Kesimpulan:
V besar = P kecil kesetimbangan bergeser ke koef yang besar
V kecil = P besar kesetimbangan bergeser ke koef yang kecil
Jumlah koef kiri = koef kanan tidak bergeser kesetimbangan
(Perubahan kesetimbangan akibat volume dan tekanan berubah hanya berlaku
untuk fase gas(g) dan larutan(aq) saja)
Contoh soal:
1. Diketahui reaksi : N2 (g)+ 3H2(g) = 2NH3(g)
Jawaban :
3. Suhu (T)
Jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser kearah reaksi endoterm, demikian
sebaliknya.
Suhu dinaikan (+) bergeser ke arah reaksi endoterm (+)
Suhu diturunkan (-) bergerser ke arah reaksi eksoterm (-)
Catatan; harga ∆ H pada soal untuk arah kanan
Jika Reaksi bergeser ke kanan harga tetapan kesetimbangan (Kc) nya naik
Jika reaksi bergeser ke kiri harga tetapan kesetimbangan (Kc) nya turun
Contoh Soal:
Diketahui reaksi sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H = -92 kJ
Jika suhu dinaikkan kemanakah arah pergeseran kesetimbangan?,
Jawab ;
ke kiri = zat pereaksi (N2 dan H2) semakin banyak , harga K turun
4. Konsentrasi (M)
Jika konsentrasi diperbesar, reaksi akan bergeser meninggalkan zat tersebut, demikian
sebaliknya.
Konsentrasi ( hanya berlaku untuk fase gas(g) dan larutan (aq) saja
Jika zat ditambah bergeser ke lawannya
Jika zat dikurangi bergeser ke arahnya
Contoh soal:
Jawaban; ke kiri
Contoh Soal:
Quotion reaksi, Q
Q atau Qc mempunyai rumus umum sama dengan Kc, tetapi dengan satu perbedaan penting,
yaitu Qc dapat digunakan untuk semua set konsentrasi, sedangkan Kc untuk konsentrasi
dalam keadaan setimbang.
Pada zat-zat gas, berlaku juga nilai tetapan keseimbangan dalam bentuk tekanan parsial gas.
Zat-zat yang memengaruhi nilai KP adalah yang berfase gas. Pada reaksi :
mA(g) + nB(g) ↔ pC(g) + qD(g),
tetapan kesetimbangan tekanan parsialnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Adapun perhitungan tekanan parsial suatu gas dapat dilakukan dengan persamaan berikut.
75 3
α = =
100 4
A 2 B(g) ⇌ 2 A( g )+ B(g)
Mula-mula : 4 mol - -
6
pA = x 5 = 3 atm
10
3
pB = x 5 atm = 1,5 atm
10
p
p
(3 ) ² (1,5) 13,5
Kp = (¿¿ A) ² (¿¿ B) = = = 27
(p A ₂ B ) (0,5) 0,5
¿
¿
3. Sebanyak 0,75 mol Fe ( HCO 3 )2 dimasukkankewadah1 Liter dan terurai menurut reaksi:
Fe ( HCO 3 )2(s ) ⇌ FeO(s) + H 2 O(g )+ 2CO 2(g )
Pada saat kesetimbangan, terbentuk 0,5 mol gas CO2. Jika tekanan total pada saat
kesetimbangan adalah 2 atm, maka berapakah nilai tetapan kesetimbangan Kp untuk
reaksi tersebut?
Jawab :1,1852
Pembahasan :
Kp = ( PH ₂ O ) ( PCO₂ )2
= (0,666666666) 1,333333333 )2
¿
= (0,666666666) (1,777777778)
= 1,1852
D. Hubungan Kp dengan Kc
Pembahasan :
Kp = Kc ( RT )∆ n
= Kc (RT )3−0
= Kc (RT)3
= 3,2 x 10-5 (0,082 x 300)3
= 3,2 x 10-5 (14886,936)
= 0,4764