HAKIKAT KEDEWASAAN
1. Pengertian Dewasa
1
apabila ia sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah, sehingga berhak
untuk bertindak selaku subjek hukum. Pada umumnya, pada usia dewasa
orang sudah memiliki tanggung jawab dan sudah menyadari makna hidup
serta berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya.
(http://www.scribd.com/doc/29395404/19/Pengertian-Dewasa-dan-Ciri-ciri-
Kedewasaan)
2. Indikator kedewasaan
Dr. Harold Shyrock (n.d.) pakar psikologi dari Amerika Serikat, mengemukakan
lima ciri kedewasaan seseorang, yaitu :
2
a. Fisik
Tampilan fisik, rangka tubuh, tinggi dan lebar tubuh merupakan salah satu
aspek yang biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan seseorang. Namun,
aspek fisik ini saja belum dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk
dapat dikatakan telah dewasa. Seseorang dapat dikatakan dewasa apabila:
dapat menyelesaikan sendiri setiap persoalan yang dihadapi,
dapat membedakan baik buruknya serta untung ruginya suatu
perbuatan,
memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
mandiri, tidak bergantung kepada orang lain,
tidak cepat naik pitam dan marah, serta
tidak menggerutu disaat menderita dan menghadapi cobaan.
b. Kemampuan Mental
Dari segi mental atau rohani, orang dikatakan dewasa apabila:
dapat berfikir secara logis,
pandai mempertimbangkan segala sesuatu dengan kepala dingin,
terbuka dan dapat menilai semua pengalaman hidup secara
proporsional.
c. Pertumbuhan Sosial
Seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah memiliki pemahaman dan
kemampuan bergaul serta pandai menjaga watak dan kepribadian.
d. Emosi
Emosi sangat erat hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia,
seperti rasa senang, sedih, gembira, kasih sayang, benci dan lain sebagainya.
Seseorang dikatakan dewasa apabila ia pandai mengendalikan emosi.
3
kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan disertai ikhtiar menurut
kemampuannya sendiri.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan dewasa
secara ideal apabila memenuhi indikator kedewasaan sebagai berikut.
Memiliki tampilan fisik yang kokoh, rangka tubuh yang kuat, tinggi dan
lebar tubuh yang ideal untuk orang dewasa.
3. Tingkat kedewasaan
Setiap orang memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda dengan indikator yang
berbeda pula. Berikut beberapa indikator untuk melihat tingkat kedewasaan
seseorang:
4
Indikatornya : (1) ego-nya masih dipengaruhi orang lain, (2) sikapnya belum
ajeg antara alam dewasa dengan alam kanak-kanak, (3) masih memerlukan
dukungan orang lain untuk melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan-
pekerjaan yang sulit, yang dianggap akan gagal di tengah jalan, (4) cenderung
tidak menerima nasihat orang lain dalam hal penggunaan materi untuk
kebutuhan dirinya sendiri, (5) mudah berubah-ubah pikiran dan galau.
5
Oleh karenanya, seorang pelatih hendaknya memahami cara terbaik orang
dewasa belajar. Dibandingkan dengan anak-anak dan remaja, orang dewasa
memiliki kebutuhan dan persyaratan khusus sebagai seorang pembelajar.
Darkenwald & Merriem (1982); Lieb (1991), dan pelopor pembelajaran orang
dewasa Malcolm Knowles (1970) mengidentifikasi karakteristik orang dewasa
pembelajar sebagai berikut :
6
yang terorganisir dengan baik. Pelatih haruslah menunjukkan kepada para
peserta bagaimana program pelatihan akan membantu mencapai tujuan-
tujuan mereka. Hasil belajar haruslah relevan dan dapat diterapkan pada
pekerjaan mereka. Disinilah pentingnya klarifikasi tujuan dan sasaran
pelatihan di awal pelatihan dan klarifikasi tujuan pembelajaran oleh pelatih
pada setiap awal sesi pelatihan. Peserta hendaknya dapat diyakinkan
bahwa tujuan-tujuan pribadi mereka terangkum dalam tujuan
pembelajaran.
Orang dewasa berfikir praktis yakni memfokuskan perhatian pada aspek-
aspek pelajaran yang banyak bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan
mereka. Mereka tidak mungkin tertarik dengan pengetahuan yang
bertujuan untuk pengembangan ilmu itu sendiri. Pelatih haruslah secara
eksplisit memberitahu peserta manfaat pelajaran bagi diri mereka.
Seperti semua pembelajar, orang dewasa memerlukan penghargaan.
Pelatih haruslah menghargai kekayaan pengalaman yang dibawa oleh
peserta ke ruang kelas. Orang-orang dewasa haruslah diperlakukan
sederajat/setara sesuai pengalaman dan pengetahuan mereka, dan
dibolehkan untuk menyuarakan pendapat mereka secara bebas di dalam
kelas.