Disusun Oleh :
Laila Azkia A
Marsha Almira F
Mutiara Permata S
Shinta Wulandari R
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada allah SWT atas anugrah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama.
Pengertian Ideologi Pancasila
Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, sehingga tidak mempunyai arah dan tujuan
yang jelas, dan memudahkan timbulnya kekacauan. Dasar negara sebagai pedoman
hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara.
Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terselip nilai lainnya
secara lengkap dan harmonis, baik nilai-nilai vital, material, nilai kebenaran
(kenyataan) , nilai etis, nilai estetis, maupun nilai religius.
Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri mempunyai makna yang terdalam
1) Rumusan dari Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam, menunjukan
adanya sifat umum Universal dan abstrak.
2) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia
3) Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia.
3) Nilai-nilai Pancasila terkandung nilai kerokhanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan UUD memuat isi yang mewajibkan
pemerintah, penyelenggara Negara termasuk juga pengurus partai dan golongan
fungsional untuk menjaga budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
cita-cita moral rakyat yang luhur.