Tujuan :
1. Menentukan komposisi Mn dan Cr dalam larutan sampel pada Panjang
gelombang Mn dan Cr
2. Mengetahui hubungan absorbansi dan konsentrasi
3. Mengetahui panjang gelombang maksimum dari KMnO4 dan K2Cr2O7
4. Mengetahui Faktor- factor yang menyebabkan absorbansi konsentrasi tidak
linear
III. Kesimpulan
1. Komposisi Mn dan Cr dalam larutan sampel pada Panjang gelombang Mn dan Cr
pada sampel 1 yaitu KMnO4 sebesar 8,0511 × 10 -4 M dan K2Cr2O7 sebesar
12,4039 × 10 -4 M, lalu pada sampel 2 yaitu KMnO4 sebesar 8,7093 × 10 -4 M dan
K2Cr2O7 sebesar 16,6446 × 10 -4 M dan pada sampel 3 yaitu KMnO4 sebesar
8,7093 × 10 -4 M dan K2Cr2O7 sebesar 9,8675 × 10 -4 M.
2. Konsentrasi berbanding lurus dengan absorbansi. Semakin besar konsentrasi maka
semakin besar juga nilai absorbansi nya. Sebaliknya, semakin rendah nilai
konsentrasinya maka semakin rendah pula nilai absorbansi nya.
3. Panjang gelombang maksimum dari KMnO4 yaitu sebesar 545,00 nm dengan
nilai absorbansi sebesar 0,27778 dan untuk K2Cr2O7 yaitu sebesar 435,00 nm dan
nilai absorbansi sebesar 0,0649
4. Faktor- factor yang menyebabkan absorbansi konsentrasi tidak linear :
Adanya serapan oleh pelarut.
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi
selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
Serapan oleh kuvet.
Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari
kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi.
hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan).
Daftar Pustaka
Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitati
Anorganik. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Yulianti, Ratih Dwi. 2008. Penentuan Seng dalam Kerang Darah (Schaparcha
inaequivalvis) dengan Pengkompleks Alizarin Red S Secara Spektrofotometri UV-Vis.
Skripsi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA-ITS