Anda di halaman 1dari 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGONTROL HALUSINASI


DENGAN CARA MENGHARDIK

Proposal Kegiatan

DISUSUN OLEH KELOMPOK:


1. Fivin Fitriawati S
2. Dewi Maryam
3. Nila Putri Suci P
4. Ragil Nur Indah P
5. Risa Dwi Aprillia
6. Yulianingsih
7. Zumrotun Nursaida

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK diharapkan klien dapat menjelaskan cara yang
selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
b. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

C. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktivitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televisi.
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah,
gerakan tubuh). Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah
musik, seni, menyanyi dan menari.
3. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktivitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar
dan semua kondisi nyata.
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.

2. Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek
yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca
indra (yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau
perabaan).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001).
Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
(penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan),
Klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera
walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Di antara kedua respon
tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami
kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterima
yang disebut sebagai ilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi
yang dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai
yang diterima. Menurut Stuart dan Laraia (2001) rentang respon
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Respon Adaptif Respon Maladaptif
2. Pikiran Logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi
3. Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
4. Emosi konsisten Reaksi emosi yang Sulit berespon emosi
dengan pengalaman berlebihan atau minus Prilaku
disorganisasi
5. Perilaku sesuai Prilaku aneh/tidak bisa Isolasi sosial
6. Berhubungan sosial Menarik diri

D. KLIEN
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat, 5 Maret 2021
Tempat pertemuan: di Ruang TAK Bangsal Srikandi
Waktu: 09.00- 09.30 WIB
Durasi: 30 menit
Kegiatan: terapi aktifitas kelompok halusinasi
Jumlah anggota: 7 orang.
2. Tim terapis
a. Leader : Ajeng Sagita W.
Bertugas
1. Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
3. Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan

b. Co-Leader : Dhea Lupitasari


Bertugas
1. Mendampingi jika terjadi bloking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan masalah
c. Observer: Alfina Santi
Bertugas:
1. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3. Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Tutik Jati , Hanawati, Natasya Alya, Yanna Regita
Bertugas :
1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2. Mendampingi peserta TAK
3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentasi:
Bertugas:
1. Mengatur musik
2. Mendokumentasikan jalannya TAK
f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas:
1. Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
a.Gelas Plastik
b.Sound musik
c.Buku catatan dan pulpen
5.Metode
a.Dinamika Kelopok
b.Diskusi
c.Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
“Selamat pagi ibu-ibu,bagaimana keadaannya hari ini? Senang bisa
bertemu lagi disini‘’.Baiklah ibu-ibu sebelum kita melakukan kegiatan
hari ini, kami akan memperkenalkan diri (Terapis dan anggota yang
berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai dari nama lengkap
dan nama panggilan)”.
b. Evaluasi atau Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini”.
c. Penjelasan tujuan dan aturan main
“Nah ibu-ibu sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
1. Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
“Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan”. Aturan
ini dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar
Peraturannya antara lain :
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
2. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
“Apakah ibu-ibu setuju dengan peraturan ini?”
“Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya .Caranya ibu-
ibu menggunakan gelas plastik dan iringan musik ,dengan memberikan
gelas plastik ini kepada teman yang berada disamping kanan secara
bergiliran dan cepat, apabila musik berhenti disalah satu dari ibu-ibu
disini, dia akan dipersilahkan untuk berdiri (bersama fasilitator) lalu
mempraktekkan kegiatan yang kita ajarkan nanti. Semua peserta yang
ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan yang akan kita
lakukan bersama”.

2.Kerja
“Nah langsung saja, kegiatan yang dilakukan adalah ibu dapat menceritakan
cara yang biasa ibu lakukan saat halusinasi datang, langsung saja saya
contohkan misalnya, saya mendengarkan suara bisikan tanpa ada wujudnya,
saya percaya bahwa saya mendengar suara tersebut tetapi saya sendiri tidak
melihat wujudnya, saya mendengarkan suara tersebut sewaktu- waktu yang
paling sering saya mendengarkan suara tersebut ketika malam hari dan pada
saat saya sendiri, ketika mendengarkan suara tersebut rasanya saya ingin
marah, dan ingin memukulnya kemudian saya menutup telinga saya sambil
mengatakan “pergi... jangan ganggu saya, kamu suara palsu”
“nah, seperti itu ya ibu-ibu”
(setelah terapis menjelaskan cara permainan maka permainan dimulai
dengan iringan musik oleh operator)
NB:
 Bagi klien yang mendapatkan gelas plastik saat musik berhenti
diharapkan klien untuk berdiri
 Bagi klien yang mendapatkan gelas plastik perawat mengarahkan klien
untuk menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
3. Terminasi
a. Evaluasi “Bagaimana perasaan ibu-ibu setelah melakukan permainan
ini?”
b. Kontrak yang akan datang “Terimakasih ibu-ibu telah meluangkan
waktunya untuk hari ini, semoga ibu-ibu dapat mengontrol halusinasi jika
datang suara- suara yang tidak nyata dan dapat menghardiknya.”

G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat
Keterangan:

Leader : Observer:

Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

LAMPIRAN 2

Evaluasi formatif

a. Kemampuan verbal

NamaKlien
No Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkancara yang
selama ini digunakan
untuk mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara yang
digunakan
3 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan cara
menghardik halusinasi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Namaklien
No Aspek yang Dinilai
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk
yang ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu
dan nilai 0, 1 atau 2 klien belum mampu.

H. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan
klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

Anda mungkin juga menyukai