Anda di halaman 1dari 45

PENYULUHAN DOKTER INTERNSHIP

di PUSKESMAS BERSERI PANGKALAN KERINCI

Kode Kegiatan : F1 Upaya Promosi Kesehatan

Judul Laporan Penyuluhan Covid-19 di Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Corona Virus adalah kelompok besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Beberapa
penyakit-penyakit pada manusia yang ditimbulkan virus dari
keluarga koronavirus adalah selesma, Middle East Respiratory
Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),
dan penyakit yang dinyatakan pandemi tertanggal 11 Maret 2020
oleh WHO, Coronavirus Disease 19 (COVID19).
WHO menyebutkan pada tanggal 31 Desember 2019,
ditemukan kasus kategori pneumonia yang belum diketahui
penyebabnya di Wuhan, China. Hari ke hari jumlah kasus
meningkat hingga adanya laporan kematian hingga akhirnya
WHO menetapkan kasus ini sebagai Public Health Emergency of
International Concern/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (PHEIC/KKMMD). Di tanggal 12 Februari
2020, nama COVID-19 resmi digunakan untuk penyakit baru ini
dengan virus penyebabnya disebut SARS-CoV-2.
Penyakit ini menular antar manusia. Berdasarkan bukti
ilmiah, COVID-19 menular melalui droplet (yang keluar ketika
batuk, bersin atau menghembuskan napas) dan kontak erat,
berbeda dengan tuberkulosis yang menular melalui udara atau
airborne. Virus yang keluar bersama droplet menempel di
permukaan benda. Orang lain dapat tertular COVID-19 bila bila
menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang telah
berkontak benda dengan droplet yang mengandung virus. Virus
dapat bertahan di lingkungan sekitar tiga jam hingga beberapa
hari (pada tembaga hingga 4 hari, hingga 24 jam pada papan
kardus, serta hingga 2-3 hari pada plastik dan stainless steel).
Droplet yang dikeluarkan ketika batuk atau bersin dapat
menempel pada benda berjarak satu meter. Oleh karena itu,
penting untuk menjaga jarak satu meter satu sama lain.
Permasalahan Per tanggal 30 Maret 2020, peringkat pertama kasus
COVID-19 terbanyak adalah Amerika Serikat dengan 19.332
kasus baru dan negara dengan tingkat kematian tertinggi di
dunia, 11,3%, adalah Italia. Namun, di Indonesia sendiri sejak
ditemukan kasus pertama covid-19 pada bulan Maret, jumlah
kasus semakin meningkat hingga bulan September 2020
mencapai 244.676 kasus positif dan termasuk negara urutan ke-
23 kasus terbanyak di dunia. Kabupaten Pelalawan sendiri
memiliki kasus positif yang banyak sehingga dikategorikan
termasuk daerah zona merah. Pada tanggal 23 September 2020
jumlah kasus positif di Pangkalan kerinci berjumlah 394 orang.
Penyebab banyaknya kasus dikarenakan kurangnya perhartian
masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan seperti
menerapkan prilaku cuci tangan 6 langkah, memakai masker dan
menjaga jarak.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Penyuluhan dan sesi Tanya jawab
Pemilihan Intervensi Sasaran : Masyarakat yang berobat ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Materi:
1. Penyebab covid-19
2. Cara Penularan covid-19
3. Tanda dan gejala dari covid-19
4. Pecegahan dari covid-19
Pelaksanaan a. Tempat : Ruang Tunggu Pasien Poli, Puskesmas
Berseri
b. Waktu Kegiatan : Selasa, 15 September 2020
c. Peserta : Masyarakat yang datang ke puskesmas
d. Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Monitoring dan Evaluasi Monitoring : Masyarakat diberikan pertanyaan tentang meteri
yang telah diberikan dan diskusi mengenai materi tersebut.
Evaluasi : Pemberi materi mendapatkan respon yang baik
terhadap materi yang telah disampaikan kepada masyarakat,
masyarakat dapat mereview ulang materi yang telah disampaikan
dan dapat mempratikkan prilaku hidup bersih dan sehat salah
satunya melakukan cuci tangan 6 langkah yang merupakan salah
satu langkah pencegahan dari covid-19.

PENYULUHAN DOKTER INTERNSHIP


di PUSKESMAS BERSERI PANGKALAN KERINCI

Kode Kegiatan : F1 Upaya Promosi Kesehatan


Judul Laporan Penyuluhan Tentang Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu
dalam Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi 0-6 bulan di
Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci
Latar Belakang Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini
dikarenakan memberikan dampak luas terhadap status gizi dan
kesehatan balita. Didukung pula konferensi tingkat tinggi tentang
kesejahteraan anak menyepakati bahwa semua keluarga harus
mengetahui arti penting mendukung dalam tugas pemberian ASI
saja selama enam bulan untuk perempuan pada kehidupan
pertama bagi anak (Kemenkes RI, 2013).
Rekomendasi terakhir oleh UNICEF bersama World
Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya menetapkan
jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Hal
ini dikarenakan pada tahun 1999 ditemukan bukti bahwa
pemberian makanan pada usia terlalu dini memberikan efek
negatif pada bayi dan dapat mengganggu pemberian ASI
eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi, selain
itu tidak ditemukan bukti yang mendukung bahwa pemberian
makanan padat/tambahan pada usia empat atau lima bulan lebih
menguntungkan, bahkan tidak ada dampak positif untuk
perkembangan dan pertumbuhan bayi.
UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi
jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Bagi ibu dan bayi ASI
eksklusif memudahkan terjalin ikatan kasih sayang yang mesra
antara ibu dan bayi baru lahir merupakan keuntungan awal dari
menyusui secara eksklusif. Sehingga pedoman ini sangat
diperlukan untuk membantu ibu menyusui dan kiranya
memberikan kemudahan bagi ibu menyusui untuk melaksanakan
pemberian ASI eksklusif, selanjutnya dapat meningkatkan
cakupan ASI eksklusif cakupan ASI eksklusif.
Permasalahan Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan terdapat penurunan
dalam pemberian ASI ekslusif. Hal ini berkaitan erat dengan pola
asuh ibu, tingkat sosial ekonomi dan warisan budaya setempat.
Hal yang paling mungkin dilakukan intervensi adalah dari segi
pengetahuan ibu. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI ekslusif
pada bayi usia 0-6 bulan. Salah satu bentuk upaya yang dapat
dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya
ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Penyuluhan dan sesi Tanya jawab
Pemilihan Intervensi Sasaran : Ibu hamil dan menyusui yang datang ke Puskesmas
Berseri Pangkalan Kerinci
Materi:
1. Pengertian ASI ekslusif
2. Manfaat ASI ekslusif bagi bayi dan manfaat menyusui
bagi ibu
3. Kandungan ASI
4. Kebutuhan ASI untuk bayi
5. Cara menyusui bayi
Pelaksanaan a. Tempat : Poli KIA, Puskesmas Berseri
b. Waktu Kegiatan : Rabu, 16 September 2020
c. Peserta : Ibu hamil dan menyusui yang datang ke
puskesmas
d. Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Monitoring dan Evaluasi Monitoring : Ibu hamil dan menyusui diberikan pertanyaan
tentang meteri yang telah diberikan dan diskusi mengenai materi
tersebut.
Evaluasi : Pemberi materi mendapatkan respon yang baik
terhadap materi yang telah disampaikan kepada ibu hamil dan
menyusui. Ibu hamil dan menyusui dapat mereview ulang materi
yang telah disampaikan dan berkomitmen untuk memberikan
ASI ekslusif kepada bayinya. Walaupun ibu seorang pekerja
bukan menjadi halangan untuk memberikan ASI ekslusif, salah
satu cara yang dapat dilakukan dengan mem-pompa ASI.
PENYULUHAN DOKTER INTERNSHIP
di PUSKESMAS BERSERI PANGKALAN KERINCI

Kode Kegiatan : F1 Upaya Promosi Kesehatan

Judul Laporan Penyuluhan Hipertensi di Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Menurut American Heart Association (AHA), penduduk
Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah
mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-
95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan
silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
vertigo, jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan
besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering
ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di
samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun
obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak
terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik dokter, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.
Permasalahan Pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap
pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular seperti
hipertensi mengakibatkan masih banyak penderita hipertensi
khususnya di Pangkalan Kerinci. Pola hidup masyarakat sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam mencegah penyakit
hipertensi. Seperti yang kita ketahui masyarakat rata-rata hidup
dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makanan-makanan
yang berlemak, kurangnya konsumsi sayur dan buah, merokok,
dan kurangnya aktivitas fisik.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Penyuluhan dan sesi Tanya jawab
Pemilihan Intervensi Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Materi:
1. Pengertian Hipertensi
2. Faktor risiko Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
Pelaksanaan a. Tempat : Ruang Tunggu Pasien Poli, Puskesmas
Berseri
b. Waktu Kegiatan : Rabu, 23 September 2020
c. Peserta : Masyarakat yang datang ke puskesmas
d. Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Monitoring dan Evaluasi Monitoring : Masyarakat diberikan pertanyaan tentang meteri
yang telah diberikan dan diskusi mengenai materi tersebut.
Evaluasi : Pemberi materi mendapatkan respon yang baik
terhadap materi yang telah disampaikan Masyarakat dapat
mereview ulang materi yang telah disampaikan dan dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan, hal ini membuktikan
bahwa peserta memperhatikan materi yang disampaikan.
Pasien yang telah didiagnosa hipertensi mau untuk kontrol ulang
ke dokter dan minum obat teratur.

Kode Kegiatan F3 : Upaya Pelayanan KIA dan KB (Pelaksanaan Antenatal Care)

Judul Laporan Antenatal Care di Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 1998).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu
hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi
obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai
(Saifuddin, dkk., 2002). Pelayanan antenatal terintegrasi
merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa
program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas
Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal.
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan
wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu
ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas
menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan
sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik
akan tetapi juga mental.
Setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan
kehamilannya dengan sehat, besalin dengan selamat dan
melahirkan bayinya yang sehat. Oleh karena itu setiap ibu hamil
harus dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk
mendapat pelayanan standar ANC meliputi, menimbang berat
badan, mengukur lingkar lengan atas, mengkur tekanan darah,
mengkur tinggi fundus uteri, menghitung djj bayi, menentukan
presentasi kepala bayi, memberikan imunisasi TT, memberikan
tablet besi serta pemeriksaan laboratorium.
Permasalahan Di asia, Indonesia masih termasuk kasus tertinggi kematian ibu
melahirkan. Kematian disebabkan oleh berbagai masalah seperti,
buruknya kondisi janin dan ibu, rendahnya pengetahuan
kesehatan reproduksi, tingginya kasus pernikahan remaja,
kekerasan seksual dan rumah tangga.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Pemeriksaan antenatalcare
Pemilihan Intervensi Waktu Kegiatan : Selasa, 22 September 2020
Sasaran : Ibu hamil yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Berdasarkan permasalahan diatas sehingga untuk mengurangi
faktor risiko kematian pada ibu hamil dan bayi baru lahir maka
dilaksanakan antenatal care pada setiap ibu hamil untuk
memantau kesehatan ibu, perkembangan janin serta dapat
mencegah dan mengobati penyakit yang bisa timbul saat hamil
dan berisiko terhadap kehamilannya,
Pelaksanaan Bentuk Kegiatan:
Kegiatan antenatal care ini telah dilakukan di Poliklinik KIA
Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci setiap hari dari hari senin-
sabtu. Pemeriksaan pada saat antenatal care adalah meliputi
anamnesis tentang keluhan yang dirasakan ibu hamil selama
kehamilan, riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, riwayat
kehamilan dan kelahiran sebelumnya dan status imunisasi.
Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan fisik seperti pengukuran
TB,BB, LILA, leopold, serta dilakukan beberapa pemeriksan
laboratorium bagi ibu hamil yang memiliki risiko atau penyakit
dalam kehamilannya.
Waktu Kegiatan : Selasa, 22 September 2020
Sasaran : Ibu hamil yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova

S/ Pasien an. Ny. Widya Marwa/24 tahun/G1P0A0 hamil 7


minggu datang ke Poli KIA Puskesmas Berseri
KU: Kontrol ulang kehamilan
KT: Tidak ada
RPD: tidak ada
RPK: Hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada
RPO: Tidak ada
RSE: Os seorang IRT
R. Kontrasepsi: tidak ada
R. Menstruasi : HPHT 7 Agustus 2020, menstruasi lancer setiap
bulannya, lamanya 7 hari
R. Kehamilan dan persalinan: Os hamil anak pertama
R. Keguguran tidak ada

O/ Sens: Compos Mentis


TD: 120/80 mmHg; HR: 82x/mnt; RR: 16x/mnt; T:36.7 oC, TB:
160 cm; BB: 58 kg

A/ G1P0A0 hamil 7 minggu JTH Intrauterine

Monitoring dan Evaluasi - Pemberian tablet fe


- Makan-makanan yang berizi
- Konsumsi sayur dan buah

Kode Kegiatan F3 : Upaya Pelayanan KIA dan KB (Pelaksanaan Antenatal Care)

Judul Laporan Antenatal Care di Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 1998).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu
hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi
obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai
(Saifuddin, dkk., 2002). Pelayanan antenatal terintegrasi
merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa
program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas
Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal.
Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan
wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu
ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas
menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan
sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan
anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga
keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik
akan tetapi juga mental.
Setiap ibu hamil diharapkan dapat menjalankan
kehamilannya dengan sehat, besalin dengan selamat dan
melahirkan bayinya yang sehat. Oleh karena itu setiap ibu hamil
harus dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan untuk
mendapat pelayanan standar ANC meliputi, menimbang berat
badan, mengukur lingkar lengan atas, mengkur tekanan darah,
mengkur tinggi fundus uteri, menghitung djj bayi, menentukan
presentasi kepala bayi, memberikan imunisasi TT, memberikan
tablet besi serta pemeriksaan laboratorium.
Permasalahan Di asia, Indonesia masih termasuk kasus tertinggi kematian ibu
melahirkan. Kematian disebabkan oleh berbagai masalah seperti,
buruknya kondisi janin dan ibu, rendahnya pengetahuan
kesehatan reproduksi, tingginya kasus pernikahan remaja,
kekerasan seksual dan rumah tangga.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Pemeriksaan antenatalcare
Pemilihan Intervensi Waktu Kegiatan : Kamis, 17 September 2020
Sasaran : Ibu hamil yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Berdasarkan permasalahan diatas sehingga untuk mengurangi
faktor risiko kematian pada ibu hamil dan bayi baru lahir maka
dilaksanakan antenatal care pada setiap ibu hamil untuk
memantau kesehatan ibu, perkembangan janin serta dapat
mencegah dan mengobati penyakit yang bisa timbul saat hamil
dan berisiko terhadap kehamilannya.
Pelaksanaan Bentuk Kegiatan :
Kegiatan antenatal care ini telah dilakukan di Poliklinik KIA
Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci setiap hari dari hari senin-
sabtu. Pemeriksaan pada saat antenatal care adalah meliputi
anamnesis tentang keluhan yang dirasakan ibu hamil selama
kehamilan, riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, riwayat
kehamilan dan kelahiran sebelumnya dan status imunisasi.
Setelah itu dilanjutkan pemeriksaan fisik seperti pengukuran
TB,BB, LILA, leopold, serta dilakukan beberapa pemeriksan
laboratorium bagi ibu hamil yang memiliki risiko atau penyakit
dalam kehamilannya.
Waktu Kegiatan : Kamis, 17 September 2020
Sasaran : Ibu hamil yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova

S/ Pasien an. Ny. Rini Ernawati/41 tahun/G5P4A0 hamil 24


minggu datang ke Poli KIA Puskesmas Berseri dengan keluhan
mual dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan pada kehamilannya. Namun karena ini
kehamilan ke-5 dan usianya sudah diatas 40 tahun dan usia tua
merupakan faktor risiko dalam kehamilan, kami anjurkan untuk
dilakukan USG ke dokter Sp.Obgyn untuk melihat
perkembangan bayinya
RPD: tidak ada
RPK: Hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada
RPO: Tidak ada
RSE: Os seorang IRT
R. Kontrasepsi: tidak ada
R. Menstruasi : HPHT 5 April 2020, menstruasi lancer setiap
bulannya, lamanya 7 hari
R. Kehamilan:
-Anak ke-1/laki-laki/2.5 kg/lahir dibidan
-Anak ke-2/laki-laki/2.5 kg/lahir dibidan
-Anak ke-3/laki-laki/3.5 kg/lahir dibidan
-Anak ke-4/perempuan/3.5 kg/lahir didokter umum

O/ Sens: Compos Mentis


TD: 110/80 mmHg; HR: 80x/mnt; RR: 16x/mnt; T:36.5 oC, TB:
158 cm; BB: 58 kg

A/ G5P4A0 hamil 24 minggu JTH Intrauterine

Monitoring dan Evaluasi - Rujuk ke Sp. Obsgyn untuk USG abdomen


- Pemberian tablet fe
- Makan-makanan yang berizi
- Konsumsi sayur dan buah
Kode Kegiatan F3 : Upaya Pelayanan KIA dan KB (Pemasangan Implant KB)

Judul Laporan Pemasangan Implan KB di Puskesmas Berseri Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur
jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka
dari itu, pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB
lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna,
untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan
menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2002).
Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik,
susuk (implant), AKDR, tubektomi, dan vasektomi. Susuk KB
(Implant) adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silatik yang
berisi hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya
kehamilan (BKKBN, 2006).
Permasalahan Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana
Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar
pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
yang pesat dan peningkatan jenjang. Ada beberapa kemungkinan
kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk
mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan
pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan
yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka
kepatuhan menjalani program KB berkurang. Sebagian besar
masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh
pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu, hanya petugas
klinik yang terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang
diperbolehkan memasang maupun mencabut implan. Untuk
mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan, semua
tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan
lembut, dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang
dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Pemasangan Implan KB
Pemilihan Intervensi Waktu Kegiatan : Kamis, 24 September 2020
Sasaran : Ibu-ibu yang ingin memasang KB yang datang ke
Puskesmas Berseri
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Pasien atas nama Ny. Reni/37 thn, telah dilakukan anamnesis
dan memilih untuk menggunakan implant untuk KB-nya.
Pelaksanaan Waktu Kegiatan : Kamis, 24 September 2020
Sasaran : Ibu-ibu yang ingin memasang KB yang datang ke
Puskesmas Berseri
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Pasien atas nama Ny. Reni/37 thn, datang ke poli KB Puskesmas
Berseri untuk melakukan pemasangan implant, sebelumnya os
telah menggunakan KB namun memakai KB suntik 1 bulan
selama 1 tahun. Selama menggunakan KB suntik tiap bulan, os
merasa sering sakit kepala dan muncul bintik-bintik kehitaman di
sekitar pipi. Dari hasil anamnesis os ingin menggunakan implant
karena os tidak perlu repot untuk datang tiap bulan ke puskesmas
dan meminimalisir efek samping dari pemakaian suntik tiap
bulan, walaupun penggunaan implant yang bersifat KB hormonal
juga dapat menimbulkan demikian. Os disarankan untuk
menggunakan IUD, namun os menolak karena takut dari segi
pemasangan.
Pelaksanaan:
1. Os diperintahkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun
pada area yang akan dipasang implant.
2. Setelah itu, area yang akan dipasang implant di lakukan
aseptic-antiseptic
3. Dilakukan pembiusan mengggunakan lidokain
4. Setelah tidak sakit lagi, dilakukan pemasangan implant
5. Setelah dipasang, luka di tutup menggunakan kassa
Monitoring dan Evaluasi Farmakologi :
- Amoksisilin 500 mg tab no XV/ s 3 dd tab 1
- Asam mefenamat 500 mg tab no XV/s 3 dd tab 1
Non-farmakologi
- Jangan sering memegang bagian tangan yang telah dipasang
implant, bila perlu di periksa sesekali
- Hygine harus dijaga
- Jika terjadi perdarahan segera kontrol ke poli KB
- Jika terdapat keluhan setelah dilakukan pemasangan implant
segera konsultasikan ke dokter/bidan di Puskesmas
Kode Kegiatan F5 : Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(Imunisasi)

Judul Laporan Imunisasi bayi-balita di Posyandu Puri Sakinah Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut Kemenkes (2011), manfaat penyelenggaraan
Posyandu yaitu : 1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2)
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat; 3) mencegah
penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi; 4) mendukung pelayanan Keluarga
Berencana; 5) mendukung pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui
pemanfaatan pekarangan.
Kegiatan posyandu balita merupakan salah satu tujuan
pembangunan nasional yang terdapat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJMN) 2015-2019 dimana
salah satu tujuannya adalah meningkatkan sumber daya manusia.
Upaya meningkatkam kualitas sumber daya manusia melalui
kegiatan posyandu untuk melihat peningkatan proses tumbuh
kembang balita. Balita ditimbang setiap bulan yaitu umur 0-5
tahun karena merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan
anak (Kemenkes, 2012). Di posyandu bayi, balita dan anak dapat
melakukan penimbangan dan imunisasi. Imunisasi yang
diberikan berupa Hepatitis, Hib, DPT, Polio, dan campak.
Permasalahan Prevalensi gizi anak balita dapat menggambarkan kondisi
gizi masyarakat disuatu daerah, Indonesia merupakan Negara
berkembang yang masih menghadapi masalah tentang gizi.
Status ekonomi, rendahnya pengetahan ibu tentang pemberian
gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi
kurang maupun gizi buruk. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
di Indonesia mencapai 17,7 %. Selain itu, imunisasi pada bayi-
balita terkadang tidak sesuai dengan bulan atau terlambat,
sehingga sebagai tenaga kesehatan kita harus memberikan
pengetahuan kepada ibu bayi-balita yang ada dilingkungan
posyandu mengenai pentingnya melakukan imunisasi.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Imunisasi (Hepatitis B, Hib, Polio oral, IPV,
Pemilihan Intervensi DPT dan campak) dan penimbangan pada bayi-balita sesuai
dengan jadwal bulanan posyandu.
Waktu Kegiatan : Selasa, 6 Oktober 2020
Tempat : Posyandu Puri Sakinah
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu Puri Sakinah
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 10 orang
Pelaksanaan Waktu Kegiatan : Selasa, 6 Oktober 2020
Tempat : Posyandu Puri Sakinah
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu Puri Sakinah
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 10 orang
Monitoring dan Evaluasi - Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai KMS
- Setelah dilakukan imunisasi, ibu dari bayi-balita harus
diedukasi tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
- Ibu dibekali obat seperti paracetamol jika anak demam
- Ibu diberi tahu kapan datang kembali ke posyandu untuk
melakukan penimbangan dan imunisasi
Kode Kegiatan F5 : Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(Imunisasi)

Judul Laporan Imunisasi bayi-balita di Posyandu Melur Pangkalan Kerinci


Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut Kemenkes (2011), manfaat penyelenggaraan
Posyandu yaitu : 1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2)
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat; 3) mencegah
penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi; 4) mendukung pelayanan Keluarga
Berencana; 5) mendukung pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui
pemanfaatan pekarangan.
Kegiatan posyandu balita merupakan salah satu tujuan
pembangunan nasional yang terdapat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJMN) 2015-2019 dimana
salah satu tujuannya adalah meningkatkan sumber daya manusia.
Upaya meningkatkam kualitas sumber daya manusia melalui
kegiatan posyandu untuk melihat peningkatan proses tumbuh
kembang balita. Balita ditimbang setiap bulan yaitu umur 0-5
tahun karena merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan
anak (Kemenkes, 2012). Di posyandu bayi, balita dan anak dapat
melakukan penimbangan dan imunisasi. Imunisasi yang
diberikan berupa Hepatitis, Hib, DPT, Polio, dan campak.
Permasalahan Prevalensi gizi anak balita dapat menggambarkan kondisi
gizi masyarakat disuatu daerah, Indonesia merupakan Negara
berkembang yang masih menghadapi masalah tentang gizi.
Status ekonomi, rendahnya pengetahan ibu tentang pemberian
gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi
kurang maupun gizi buruk. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
di Indonesia mencapai 17,7 %. Selain itu, imunisasi pada bayi-
balita terkadang tidak sesuai dengan bulan atau terlambat,
sehingga sebagai tenaga kesehatan kita harus memberikan
pengetahuan kepada ibu bayi-balita yang ada dilingkungan
posyandu mengenai pentingnya melakukan imunisasi.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Imunisasi (Hepatitis B, Hib, Polio oral, IPV,
Pemilihan Intervensi DPT dan campak) dan penimbangan pada bayi-balita sesuai
dengan jadwal bulanan posyandu.
Waktu Kegiatan : Kamis, 1 Oktober 2020
Tempat : Posyandu Melur
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu Melur
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 12 orang
Pelaksanaan Waktu Kegiatan : Kamis, 1 Oktober 2020
Tempat : Posyandu Melur
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu Melur
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 12 orang
Monitoring dan Evaluasi - Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai KMS
- Setelah dilakukan imunisasi, ibu dari bayi-balita harus
diedukasi tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
- Ibu dibekali obat seperti paracetamol jika anak demam
- Ibu diberi tahu kapan datang kembali ke posyandu untuk
melakukan penimbangan dan imunisasi

Kode Kegiatan F5 : Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


(Posbindu = Pos Binaan Terpadu)

Judul Laporan Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) di Posbindu Srikandi


Latar Belakang Posbindu PTM  (Penyakit Tidak Menular) merupakan peran
serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres,
hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti
secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling
kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Permasalahan Pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap pencegahan
dan pemberantasan penyakit tidak menular seperti hipertensi,
hiperkolestrol, diabetes, peningkatan asam urat mengakibatkan
masih banyak penderita penyakit tidak menular khususnya di
Pangkalan Kerinci. Pola hidup masyarakat sangat berpengaruh
dan berperan penting dalam mencegah penyakit tidak menular.
Seperti yang kita ketahui masyarakat rata-rata hidup dengan gaya
hidup yang tidak sehat, seperti makanan-makanan yang
berlemak, kurangnya konsumsi sayur dan buah, merokok, minum
alcohol dan kurangnya aktivitas fisik.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Skrining Penyakit Tidak Menular di Posbindu
Pemilihan Intervensi Srikandi
Waktu Kegiatan : Rabu, 14 Oktober 2020
Tempat : Posbindu Srikandi
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Ibu/Bapak yang bertempat tinggal di lingkungan
Posbindu Srikandi
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 9 orang
Pelaksanaan Waktu Kegiatan : Rabu, 14 Oktober 2020
Tempat : Posbindu Srikandi
Pukul : 10.00 - selesai
Sasaran : Ibu/Bapak yang bertempat tinggal di lingkungan
Posbindu Srikandi
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 9 orang
Monitoring dan Evaluasi -Monitoring
Pasien yang terdeteksi memiliki obesitas, tekanan darah tinggi,
kolestrol tinggi, gula darah tinggi dan asam urat tinggi diberikan
konseling agar dapat melakukan pola hidup sehat seperti diet
rendah lemak, karbohidrat dan gula. Perbanyak konsumsi sayur,
buah segar dan serat. Melakukan kegiatan fisik sesuai usia dan
kemampuan untuk mencapai berat ideal
-Evaluasi
Pada posbindu bulan slanjutnya diharapkan keluhan pasien
sebelumnya sudah terkontrol
Kode Kegiatan F5 : Upaya Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(Imunisasi)

Judul Laporan Imunisasi bayi-balita di Posyandu BLP Bahagia Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut Kemenkes (2011), manfaat penyelenggaraan
Posyandu yaitu : 1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2)
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat; 3) mencegah
penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi; 4) mendukung pelayanan Keluarga
Berencana; 5) mendukung pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui
pemanfaatan pekarangan.
Kegiatan posyandu balita merupakan salah satu tujuan
pembangunan nasional yang terdapat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJMN) 2015-2019 dimana
salah satu tujuannya adalah meningkatkan sumber daya manusia.
Upaya meningkatkam kualitas sumber daya manusia melalui
kegiatan posyandu untuk melihat peningkatan proses tumbuh
kembang balita. Balita ditimbang setiap bulan yaitu umur 0-5
tahun karena merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan
anak (Kemenkes, 2012). Di posyandu bayi, balita dan anak dapat
melakukan penimbangan dan imunisasi. Imunisasi yang
diberikan berupa BCG, Hepatitis, Hib, DPT, Polio, dan campak.
Permasalahan Prevalensi gizi anak balita dapat menggambarkan kondisi
gizi masyarakat disuatu daerah, Indonesia merupakan Negara
berkembang yang masih menghadapi masalah tentang gizi.
Status ekonomi, rendahnya pengetahan ibu tentang pemberian
gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi
kurang maupun gizi buruk. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
di Indonesia mencapai 17,7 %. Selain itu, imunisasi pada bayi-
balita terkadang tidak sesuai dengan bulan atau terlambat,
sehingga sebagai tenaga kesehatan kita harus memberikan
pengetahuan kepada ibu bayi-balita yang ada dilingkungan
posyandu mengenai pentingnya melakukan imunisasi.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Imunisasi (BCG, Hepatitis B, Hib, Polio oral,
Pemilihan Intervensi IPV, DPT dan campak) dan penimbangan pada bayi-balita sesuai
dengan jadwal bulanan posyandu.
Waktu Kegiatan : Senin, 19 Oktober 2020
Tempat : Posyandu BLP Bahagia
Pukul : 0.900 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu BLP Bahagia
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 17 orang
Pelaksanaan Waktu Kegiatan : Senin, 19 Oktober 2020
Tempat : Posyandu BLP Bahagia
Pukul : 09.00 - selesai
Sasaran : Bayi-balita yang datang ke posyandu Melur
Pelaksana : dr. Siti Hanifahfuri Silverrikova
Jumlah : 17 orang
Monitoring dan Evaluasi - Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai KMS
- Setelah dilakukan imunisasi, ibu dari bayi-balita harus
diedukasi tentang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
- Ibu dibekali obat seperti paracetamol jika anak demam
- Ibu diberi tahu kapan datang kembali ke posyandu untuk
melakukan penimbangan dan imunisasi

Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Menurut American Heart Association (AHA), penduduk
Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah
mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-
95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan
silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
vertigo, jantung berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan
besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering
ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di
samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun
obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang
memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak
terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik dokter, pemerintah, swasta maupun
masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.
Permasalahan Pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap
pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular seperti
hipertensi mengakibatkan masih banyak penderita hipertensi
khususnya di Pangkalan Kerinci. Pola hidup masyarakat sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam mencegah penyakit
hipertensi. Seperti yang kita ketahui masyarakat rata-rata hidup
dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makanan-makanan
yang berlemak, kurangnya konsumsi sayur dan buah, merokok,
dan kurangnya aktivitas fisik.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Jum’at, 18 September 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Pasien a.n Suliati/61 thn/50 kg/158 cm/RM:ML.706
Keluhan utama : Kontrol ulang darah tinggi

Keluhan tambahan: Tidak ada

RPP : Pasien datang untuk kontrol darah tinggi, darah tinggi


sudah sejak 3 tahun yang lalu dan rutin berobat ke puskesmas.
Demam tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak. BAB dan BAK
tidak ada keluhan

RPD : Os sejak 3 tahun yang lalu kontrol berobat ke puskesmas


RPK : Ayah os menderita darah tinggi, DM tidak ada
RPO : Amlodipin 5 mg
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 72 x/mt
RR: 16 x/mnt
T; 36.5 o C
TD: 115/91 mmHG

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, BU normal
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Tidak dilakukan pemeriksaan

IV. Diagnosa
Hipertensi terkontrol

V. TATALAKSANA
I. Farmakologi
R/ Amlodipin tab 5 mg mg no.XX
S 1 dd tab 1 p.c
R/ Vit.B komplek tab no.XX
S 1 dd tab 1 p.c

II. Edukasi
- Minum obat teratur
- Kurangi makanan yang berlemak
- Makan sayur dan buah rutin
- Olahraga 2-3 kali seminggu selama 30 menit
Monitoring dan Evaluasi Monitoring:
- Minum obat teratur
- Kurangi makanan yang berlemak
- Olahraga sesuai dengan kemampuan pasien
Evaluasi:
- Tekanan darah terkontrol
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kelainan metabolik
berupa adanya defek pada proses sekresi insulin atau defek pada
kerja insulin yang mengakibatkan terjadinya suatu kondisi
hiperglikemik.
World Health Organization (WHO) menunjukkan
prevalensi diabetes mellitus tipe 2 meningkat dari 171 juta orang
pada tahun 2000 menjadi 366 juta tahun 2030. WHO
memperkirakan Indonesia menduduki ranking ke-4 di dunia
dalam hal jumlah penderita diabetes setelah China, India, dan
Amerika Serikat. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008
menunjukan prevalensi DM di Indonesia membesar sampai 57%,
pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia adalah
sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian diabetes
melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita
diabetesmellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita
diabetes mellitus tipe 1.
Berbagai penelitian prospektif menunjukkan
meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah,
baik mikrovaskular seperti retinoopati, nefropati, maupun
makrovaskular seperti penyakit pembuluh darah koroner dan
juga pembuluh darah tungkai bawah. Dengan demikian,
pengetahuan mengenai diabetes dan komplikasi vaskularnya
menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti.
Permasalahan Pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap pencegahan dan
pemberantasan penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus
mengakibatkan masih banyak penderita diabetes mellitus
khususnya di Pangkalan Kerinci. Pola hidup masyarakat sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam mencegah penyakit
diabetes mellitus. Seperti yang kita ketahui masyarakat rata-rata
hidup dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makanan-
makanan yang berlemak, mengandung gula yang tinggi,
kurangnya konsumsi sayur dan buah, merokok, dan kurangnya
aktivitas fisik.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Jum’at, 18 September 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Pasien a.n Misdawati/61 thn/55 kg/154 cm/RM: LP.094
Keluhan utama : Kontrol ulang kencing manis

Keluhan tambahan: Tidak ada

RPP : Pasien datang untuk kontrol kencing manis, kencing


manis sudah sejak 2 tahun yang lalu dan rutin berobat ke
puskesmas. Demam tidak ada, mual tidak ada, muntah tidak.
BAB dan BAK tidak ada keluhan

RPD : Os sejak 2 tahun yang lalu kontrol berobat ke puskesmas


RPK : Ibuos menderita DM, darah tinggi tidak ada
RPO : Metformin 500 mg 3x1, Glibenklamid 5 mg 1x1
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 82 x/mt
RR: 16 x/mnt
T: 36.5 o C
TD: 130/80 mmHG

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, BU normal
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula darah sewaktu 220 mg/dl

IV. Diagnosa
DM tipe II terkontrol

V. TATALAKSANA
I. Farmakologi
R/ Metformin 500 mg tab no.XX
S 3 dd tab 1 p.c
R/ Glibenklamid 5 mg tab no. XX
S 1 dd tab 1 a.c
R/ Vit.B komplek tab no.XX
S 1 dd tab 1 p.c

II. Edukasi
- Minum obat teratur
- Kurangi makanan yang manis
- Makan sayur dan buah rutin
- Olahraga 2-3 kali seminggu selama 30 menit sesuai
dengan kemampuan
Monitoring dan Evaluasi Monitoring:
- Minum obat teratur
- Kurangi makanan yang manis
- Olahraga sesuai dengan kemampuan pasien
Evaluasi:
- Gula darah terkontrol
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk
dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa,
yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai
dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling
sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode
diare berat (Simatupang, 2004). Unit Kerja Koordinasi (UKK)
Gastro-hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2009)
mendefinisikan diare sebagai peningkatan frekuensi buang air
besar dan berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau
bahkan cair. Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus
(gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon (colitis) atau kolon
dan usus (enterokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan sebagai
diare akut dan kronis (Wong, 2009).
Permasalahan Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor
infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan
dan faktor psikologis. Anak-anak sering sekali terkena diare
dikarenakan hygiene mereka yang kurang baik.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Sabtu, 10 Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Pasien a.n Ruhut/10 thn/30 kg/135 cm/IGD01

I. ANAMNESIS

Keluhan utama : Os mengeluh mencret 4x sehari sejak 2 hari


yang lalu
Keluhan tambahan: Nyeri perut

RPP : Os datang dengan keluhan mencret 4x sehari sejak 2 hari


yang lalu. Konsistensi cair dan sedikit ampas. Demam ada, mual
ada, muntah tidak ada. Demam ada sejak 1 hari yang lalu, terus
menerus. BAK tidak ada keluhan

RPD : Pasien belum pernah sakit yang sama sebelumnya


RPK : Di keluarga tida ada keluhan seperti ini
RPO : tidak ada
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 82 x/mt
RR: 16 x/mnt
T; 37.5 o C
TD: 110/70 mmHg

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, mata cekung (-), konjungtiva anemis (-/-),
sclera ikterik (-/-)
Thoraks:
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, nyeri tekan epigastrium (+), BU menurun
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada

IV. Diagnosa
Diare tanpa dehidrasi

V. TATALAKSANA
a. Farmakologi
R/ Domperidon 10 mg tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c
R/ Zink 20 mg tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c
R/ Vit.C 50 mg tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c
R/ Paracetamol 500 mg tab no.XV
S 3 dd tab 1 p.c

b. Edukasi
- Minum obat teratur
- Diet lunak
- Menerapkan hygiene dalam kehidupan sehari-hari
- Jika keluhan memberat langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan

Monitoring dan Evaluasi Monitoring:


- Minum obat teratur
- Makan sedikit tapi sering
Evaluasi:
- Jika keluhan memberat langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang
Permasalahan
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Rabu, 14 Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Pasien a.n T.Nasal/64 thn/60 kg/145 cm/12.280
Keluhan utama : Os mengeluh nyeri di bagian lutut sejak
sebulan yang lalu

Keluhan tambahan: tidak ada

RPP : Os mengeluh nyeri di bagian lutut sejak sebulan yang lalu,


nyeri dirasakan jika os beraktivitas dan berkurang jika os
istirahat. Pasien mengeluh juga kaku pada lutut nya dan muncul
pada pagi hari setelah pasien bangun tidur. Jatuh sebeluhnya
disangkal

RPD : Pasien belum pernah sakit yang sama sebelumnya


RPK : Di keluarga tidak ada keluhan seperti ini
RPO : tidak ada
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 85 x/mt
RR: 16 x/mnt
T:36.5 o C
TD: 130/80 mmHg

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, mata cekung (-), konjungtiva anemis (-/-),
sclera ikterik (-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, nyeri tekan epigastrium (+), BU menurun
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada

IV. Diagnosa
Osteoatrithis genu

V. TATALAKSANA
c. Farmakologi
R/ Natrium diklofenak 25 mg tab no.X
S 2 dd tab 1 p.c
R/ Omeprazol 20 mg tab no.X
S 2 dd tab 1 a.c
R/ Vit.B komplek tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c

d. Edukasi
- Minum obat teratur
- Kurangi berat badan
- Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan
- Kontrol ulang ke poli jika tida ada perubahan
Monitoring dan Evaluasi Monitoring:
- Minum obat teratur
- Kurangi berat badan
- Olahraga teratur sesuai dengan kemampuan
Evaluasi:
- Kontrol ulang ke poli jika tida ada perubahan
Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Gastritis ialah suatu inflamasi yang mengenai daerah dinding
lambung terutama pada mukosa gaster1 . Gastritis dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti oleh karena infeksi
H.pylori, kebiasaan makan makanan yang pedas, asam, minuman
iritatif (seperti soda), serta konsumsi kopi, alcohol, stress
emosional, obat – obatan seperti NSAID, dan juga dapat
disebabkan oleh karena imunitas. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh World Health Organization (WHO),
didapati kejadian gastritis di beberapa negara seperti, Inggris 22
%, China 31 %, Jepang 14,5 %, Kanada 35 % dan Perancis 29,5.
Sedangkan, untuk di Asia Tenggara gastritis mencapai angka
sekitar 583.635 kasus dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Permasalahan Data dari Kemenkes RI mendapati bahwa Indonesia menempati
urutan keempat sebagai negara dengan kasus gastritis tertinggi
setelah Amerika, Inggris, dan Bangladesh, serta merupakan
penyakit yang menempati posisi kelima dari sepuluh besar
penyakit pasien rawat inap dan posisi keenam dalam urutan
penyakit pasien rawat jalan di rumah sakit
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Sabtu, 17 Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Hertina/pr/43 thn/60 kg/158 cm/IGD02

Keluhan utama : Os mengeluh nyeri pada ulu hati sejak 6 jam


yang lalu

Keluhan tambahan: Mual

RPP : Os datang dengan keluhan nyeri pada ulu hati sejak 6 jam
yang lalu, nyeri seperti ditusuk dan makin lama makin memberat.
Os mengeluh mual ada, muntah tidak ada. Demam tidak ada.
BAK dan BAB tidak ada keluhan
RPD : Riwayat magh ada
RPK : Tidak ada keluhan darah tinggi dan kencing manis
RPO : tidak ada
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 85 x/mt
RR: 16 x/mnt
T; 36.5 o C
TD: 120/82 mmHg

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, nyeri tekan epigastrium (+), BU normal
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada

IV. Diagnosa
Gastritis

V. TATALAKSANA
a. Farmakologi
R/ Antasida syr flsh no.I
S 1 dd1 cth a.c
R/ Domperidon 10 mg tab no.XV
S 3 dd tab 1
R/ Vit.B komplek tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c

Monitoring dan Evaluasi Monitoring:


- Minum obat teratur
- Kurangi berat badan
- Menghindari faktor penyebab seperti makanan pedas dan
asam
Evaluasi:
Kontrol ulang ke poli jika tida ada perubahan

Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar


Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan
Kerinci
Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering
menyerang pria maupun wanita dari berbagai usia dengan
berbagai tampilan klinis dan episode. ISK sering menyebabkan
morbiditas dan dapat secara signifikan menjadi mortalitas.
Walaupun saluran kemih normalnya bebas dari pertumbuhan
bakteri, bakteri yang umumnya naik dari rektum dapat
menyebabkan terjadinya ISK. Ketika virulensi meningkat atau
pertahanan inang menurun, adanya inokulasi bakteri dan
kolonisasi, maka infeksi pada saluran kemih dapat terjadi. Infeksi
saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi yang
paling dominan yang memiliki beban finansial yang penting di
tengah masyarakat. Di AS, ISK bertanggung jawab atas lebih
dari 7 juta kunjungan dokter setiap tahunnya. Kurang lebih 15%
dari semua antibiotik yang diresepkan untuk masyarakat di AS
diberikan pada ISK dan data dari beberapa negara Eropa
menunjukkan level yang setara. Di AS, ISK terhitung mencapai
lebih dari 100,000 kunjungan rumah sakit setiap tahunnya.
Permasalahan Infeksi saluran kemih merupaakan infeksi yang paling sering
terjadi dan masih menjadi masalah kesehatan dan dapat menjadi
penyebab sepsis terbanyak setelah infeksi saluran kemih.
Prevalensi infeksi saluran kemih di Indonesia masih cukup
tinggi. Penderita infeksi saluran kemih di Indonesia diperkirakan
mencapai 222 juta jiwa. Berdasarkan data Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, penderita ISK di Indonesia
berjumlah 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun atau
sekitar 180.000 kasus baru per tahun.
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Minggu, 11 Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Indri/pr/22 th/ 58 kg/158cm/IGD04

Keluhan utama : Nyeri pada perut bagian bawah sejak 2 hari


yang lalu

Keluhan tambahan: tidak ada

RPP : Nyeri pada perut bagian bawah sejak 2 hari yang lalu,
demam ada, pasien mengeluh kencing tidak lampias, sedikit-
sedikit, pasien mengaku sering menahan kencing karena bekerja,
mual tidak ada, muntah tidak ada, BAB biasa

RPD : tidak ada


RPK : kencing manis dan darah tinggi disangkal
RPO : panadol 2x
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 78 x/mt
RR: 16 x/mnt
TD: 110/85 mmHg
T: 36.8 o C

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, nyeri tekan suprapubic (+), BU normal
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada

IV. Diagnosa
Infeksi Saluran Kemih

V. TATALAKSANA
a. Farmakologi
R/ Paracetamol 500 mg no.XV
S3 dd tab 1 p.c
R/ Kotrimoksazol 480 mg tab no.XV
S 2 dd tab 2 p.c
R/Vitamin C tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c

Monitoring dan Evaluasi - Minum Banyak


- Jangan sering menahan kencing
- Menjaga kebersihan

Kode Kegiatan : F6 Upaya Pengobatan Dasar

Judul Laporan Upaya Pengobatan Dasar di Puskesmas Berseri Pangkalan


Kerinci
Latar Belakang Pioderma adalah infeksi kulit disertai pembentukan pus yang
biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan
Streptococcus  hemoliticus. 1 Pioderma menempati urutan
empat besar jumlah kunjungan rawat jalan di Indonesia.2 Data
dari 8 rumah sakit di 6 kota besar di Indonesia pada tahun 2001
didapatkan 1237 (13,86%) pasien pioderma dari 8919 kunjungan
baru pasien kulit dan prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok
usia 1-4 tahun.
Staphylococcus aureus merupakan sumber utama infeksi pada
manusia dan penyebab pioderma tersering di seluruh dunia
dengan gambaran klinis bervariasi.5 Selain infeksi pada kulit,
Staphylococcus aureus juga sering menyebabkan infeksi lain
pada manusia, misalnya osteomielitis, artritis septik, endokarditis
infektif, dan pneumonia komplikata.
Permasalahan Pioderma sendiri merupakan suatu infeksi bakteri kulit yang
sering di derita anak-anak. Pioderma dapat berupa impetigo,
folikulitis, furunkel / karbunkel, ektima, erisipelas, selulitis,
flegmon, ulkus piogenik, abses multipel kelenjar keringat,
maupun Staphylococcal Scalded Skin Syndrome. Hal yang dapat
menjadi faktor predisposisi untuk pioderma di antaranya adanya
kurangnya higiene, menurunnya daya tahan, atau karena sudah
adanya penyakit kulit sebelumnya. Kerusakan pada epidermis
dapat mempermudah infeksi karena sistem pelindungnya
terganggu
Perencanaan dan Bentuk kegiatan : Upaya Pengobatan Dasar di Polkadot
Pemilihan Intervensi Waktu kegiatan: Minggu, 11 Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat yang datang ke Puskesmas Berseri
Pangkalan Kerinci
Pelaksanaan Vira putri/pr/ 4 th/25kg/130 cm/IGD04

Keluhan utama : terdapat bisul sebesar kacang tanah dikepala


sejak 3 hari yang lalu

Keluhan tambahan: nyeri

RPP : os mengeluh terdapat bisul sebesar kacang tanah di kepala


sejak 3 hari yang lalu, terasa nyeri, merah dan gatal. Demam ada
sejak 1 hari yang lalu. Terkena gigitan serangga disangkal, mual
dan muntah disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan

RPD : tidak ada


RPK : kencing manis dan darah tinggi disangkal
RPO : tidak ada
RPSI :tidak ada kelainan
R. Sosioekonomi : Menengah
Riwayat alergi : Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum:
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
HR : 80 x/mt
RR: 20x/mnt
TD: 120/85 mmHg
T: 37.5 o C

Pemeriksaan Fisik Khusus:


Kepala: Normocepali, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik
(-/-)
Thoraks;
Paru : Simetris, retraksi (-/-), vesikuler (+/+), ronchi (-/-)
Jantung : ictus cordis tidak terlihat, tidak terba, BJ I-II normal
Abdomen : Cembung, BU normal
Ekstremitas: Akral hangat, crt <2 dtk

Status dermatologikus:
Tampak pustul, ukuran milier dengan eritema di area sekitarnya
region occipital

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tidak ada

IV. Diagnosa
Furunkel regio occipital

V. TATALAKSANA
a. Farmakologi
R/ CTM 4 mg tab no.XV
S 2 dd tab 1 p.c
R/ Amoksisilin 500 mg tab no.XV
S3 dd tab 1 p.c
R/ Paracetamol 500 mg tab no.XV
S3 dd tab 1 p.c
R/Vitamin B. Komplek tab no.X
S 1 dd tab 1 p.c

Monitoring dan Evaluasi - Minum obat teratur


- Kompres air hangat
- Profil hygiene

Anda mungkin juga menyukai