Anda di halaman 1dari 2

Nama : Riza Naury Hargiyati

Nim : 2120414664

Post tes C2 (30 3 21)


1. Mengapa pada terapi petit mal (absence) digunakan valproat, bukan fenitoin atau
karbamazepin?
2. Mengapa TCA memiliki efek samping lebih luas dibanding SSRI?
3. Kapan antipsikotik FGA sebaiknya digunakan?
4. Apa kelebihan dan kekurangan agonis dopamin dibanding kombinasi karbidopa/levodopa?
5. Pada keadaan hiperglikemik tinggi, bagaimana terapi insulin yang sebaiknya disarankan?
6. Mengapa muncul komplikasi pada penderita DM yang tidak terkontrol kadar gulanya?
Jawab :
1. Karena fenitoin atau karbazepim dapat memperparah petit mal (absence), kemudian
Ntrium valptoat efektif untuk mengendalikan kejang tonik-klonik, terutama pada kejang
umum primer. Natrium valproate merupakan obat pilihan untuk epilepsy umum primer,
absans umum, dan kejang mioklonik, serta dapat dicoba pada kejang atonik, tonik dan
absans atipikal.
2. Karena TCA mempengaruhi sistem reseptor lain (misalnya kolinergik, histaminergik, dan
Sistem α-adrenergik) efek samping sering dilaporkan selama terapi TCA.
3. Antipsikotik FDA diberikan yang pertama untuk mengendalikan gelaja aktif dan yang
kedua untuk mencegah kekambuhan.
4. - Kelebihan
Agonis reseptor dopamin seperti bromokriptin, kabergolin, lisurid, pergolid, pramipeksol,
ropinirol, dan rotigotin memiliki aksi langsung pada reseptor dopamin. Pengobatan
pasien baru biasanya dimulai dengan menggunakan agonis reseptor dopamin. Obat-obat
ini juga digunakan bersama dengan levodopa pada tahap lebih lanjut penyakit. Rotigotin
digunakan sebagai monoterapi penyakit Parkinson tahap awal.
Bila digunakan sebagai monoterapi, pada terapi jangka panjang agonis reseptor dopamin
lebih sedikit menyebabkan komplikasi motorik dibandingkan levodopa, namun perbaikan
kerja motorik secara umum sedikit lebih kecil.
- Kekurangan

Agonis reseptor dopamin lebih banyak menyebabkan efek samping neuro psikiatrik
dibandingkan dengan levodopa. Agonis reseptor dopamin yang berasal dari ergot,
bromokriptin, kabergolin, lisurid, dan pergolid telah dikaitkan dengan reaksi fibrotik
5. Insulin diberikan sesaat setelah diagnosis DKA (Diabetes Ketoasidosis) ditegakkan.
Insulin dosis rendah, bolus intravena sebagai terapi inisiasi 0,1 U/kgBB diikuti 5-10
U/jam yang diberikan kontinyu, lebih disukai dibanding insulin bolus yang dibagi dalam
beberapa jam. Insulin pump lebih dipilih bila dibandingkan insulin subkutan atau bolus
intravena, karena lebih jarang menyebabkan hipoglikemia. Terapi insulin tetap diberikan
sampai DKA mengalami resolusi, meskipun kadar gula darah < 200 mg/dL. Untuk
mencegah hipoglikemia, laju terapi insulin dapat dikurangi dan cairan diganti dengan
Dekstrose 5% atau 10%.
6. Karena pada saat pasien menggunakan obat DM akan muncul beberapa efek samping,
selain itu kadar gula yang berlebihan juga dapat merusak system organ lain sehingga bisa
memicu terjadinya penyakit lain dan menyebabkan komplikasi

Anda mungkin juga menyukai