Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTEK RUMAH SAKIT

“KASUS DMG DAN INFEKSI JAMUR”

Dosen Pengampu :
apt. Meta Kartika Untari, M.Sc.

Nama Kelompok :
Natasyha Advaita 2120414646
Ni Made Ari Susanti 2120414647

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. PATOFISIOLOGI
1. Gestasional Diabetes Militus
DMG merupakan keadaan pada wanita yang sebelumnya belum
pernah didiagnosis diabetes kemudian menunjukkan kadar glukosa
tinggi selama kehamilan. Selama awal kehamilan, toleransi glukosa
normal atau sedikit meningkat dan sensitivitas perifer (otot) terhadap
insulin serta produksi glukosa basal hepatik normal akibat peningkatan
hormon estrogen dan progesteron maternal pada awal kehamilan yang
meningkatkan hiperplasia sel β pankreas, sehingga meningkatkan
pelepasan insulin. Hal ini menjelaskan peningkatan cepat insulin di
awal kehamilan sebagai respons terhadap resistensi insulin.
Pada trimester kedua dan ketiga, peningkatan hubungan
fetomaternal akan mengurangi sensitivitas insulin maternal sehingga
akan menstimulasi sel-sel ibu untuk menggunakan energi selain
glukosa seperti asam lemak bebas, glukosa maternal selanjutnya akan
ditransfer ke janin. Dalam kondisi normal kadar glukosa darah fetus
10-20% lebih rendah daripada ibu, sehingga transpor glukosa dari
plasenta ke darah janin dapat terjadi melalui proses difusi sederhana
ataupun terfasilitasi. Selama kehamilan, resistensi insulin tubuh
meningkat tiga kali lipat dibandingkan keadaan tidak hamil. Pada
kehamilan, penurunan sensitivitas insulin ditandai dengan defek post-
reseptor yang menurunkan kemampuan insulin untuk memobilisasi
SLC2A4 (GLUT
4) dari dalam sel ke permukaan sel.
Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan hormon yang
berkaitan dengan kehamilan. Meskipun kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan massa sel β dan peningkatan kadar insulin, beberapa
wanita tidak dapat meningkatkan produksi insulinnya relatif terhadap
peningkatan resistensi insulin, sehingga menjadi hiperglikemik dan
menderita DMG (Al-noaemi 2011).

2. Infeksi Candida
Jamur Candida albicans merupakan bagian dari flora normal dan
dapat bersifat patogen invasif. Infeksi C. albicans adalah infeksi jamur
opportunistik yang paling umum. Infeksi ini dapat bervariasi dari
infeksi membran mukosa superficial sampai penyakit invasif seperti
candidiasis hepatosplenic dan candidiasis sistemik. Infeksi C. albicans
pada umumnya merupakan infeksi opportunistik, dimana penyebab
infeksinya dari flora normal host atau dari mikroorganisme penghuni
sementara ketika host mengalami kondisi immunocompromised.
Dua faktor penting pada infeksi opportunistik adalah adanya
paparan agent penyebab dan kesempatan terjadinya infeksi. Faktor
predisposisi meliputi penurunan imunitas yang diperantarai oleh sel,
perubahan membran mukosa dan kulit serta adanya benda asing. Selain
host mengalami kondisi immunocompromised, C. albicans juga
mengandung faktor virulensi yang dapat berkontribusi terhadap
kemampuannya untuk menyebabkan infeksi permukaan molekul yang
memungkinkan adheren organisme pada permukaan sel host, asam
protease dan fosfolipase yang terlibat dalam penetrasi dan kerusakan
dinding sel, serta kemampuan untuk berubah bentuk antara sel yeast
dengan sel hifa Infeksi Candida dapat dikelompokkan menjadi tiga
meliputi; candidiasis superfisial, candidiasis mukokutan dan
candidiasis sistemik.
Infeksi candidiasis superfisial dapat mengenai mukosa, kulit dan
kuku. Candidiasis mukokutan melibatkan kulit dan mukosa rongga
mulut atau mukosa vagina. Pada candidiasis sistemik dapat melibatkan
traktus respirasi bawah dan traktus urinary dengan menyebabkan
candidaemia. Lokasi yang sering pada endokardium, meninges, tulang,
ginjal dan mata. Penyebaran penyakit yang tidak diterapi dapat
berakibat fatal.

B. FARMAKOTERAPI
1. Gestasional Diabetes Mellitus
1.1 Insulin
1.1.1 Mekanisme Insulin
Insulin adalah hormon protein, yang disimpan dalam-sel
beta pankreas sebagai bentuk crystaline. Insulin terdiri dari 2
rantai, α dan β chain yang dihubungkan oleh jembatan disulfide.
Insulin memiliki efek sebagai parakrin maupun endokrin. Sebagai
parakrin, insulin dapat menghambat sekresi glucagon, sedangkan
sebagai endokrin, insulin memiliki efek pada sel otot, hati dan
jaringan lemak. Adanya insulin memudahkan glukosa darah masuk
ke dalam sel sebagai sumber tenaga. Dalam metabolismenya, ada 4
macam glucose transporters (GLUT) yang bekerja pada sel yang
berbeda- beda. Glukosa merangsang sekresi insulin dan menekan
sekresi glukagon. Sub unit yang lebih besar (alpha) MW 135.000 D
berada sepenuhnya ekstrasel, dan mengikat mol insulin. The alpha
sub unit yang dihubungkan oleh hubungan disulfida dengan beta
sub unit kecil MW 95.000 D.
1.1.2 Tata Laksana
Terapi insulin. Terapi insulin dipertimbangkan apabila
target glukosa plasma tidak tercapai setelah pemantauan DMG
selama 1 - 2 minggu. Dosis insulin biasanya di hitung per/BB.
1.2 Metformin
1.2.1 Mekanisme
Metformin merupakan obat antihiperglikemik
golongan biguanid yang banyak digunakan terapi control
Diabetes Militus Tipe 2. Metformin bekerja dengan
menurunkan konsentrasi kadar glukosa guna menimbulkan
penurunan gluconeogenesis hati. Fosforilasi protein CREB
menghasilkan penurunan ekspresi gen untuk
gluconeogenesis dan menurunkan asma lemak bebas hasil
gluconeogenesis substrat. Dilain hal, metformin
meningkatakn insulin-mediated glukosa uptake di jaringan
perifer. Metformin di absorpsi di saluran cerna. Absorpsi
metformin tidak optimal bila dikonsumsi saat makan.
Metformin di ekskresi melalui urine dan ASI tanpa di ubah
dan tanpa adanya produk metabolit (Gumantara 2017).
1.2.2 Tata Laksana
Dosis awal metformin 500 mg bid-tid atau 850-1000 mg bid.
1.2.3 Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan
metformin adalah gangguan saluran cerna, seperti diare,
mual muntah, dan nyeri abdomen.

2. Terapi Non Farmakologi Diabetes Mellitus Gestasional


Terapi diet. Terapi ini merupakan strategi utama untuk mencapai
kontrol glikemik. Diet harus mampu menyokong pertambahan berat
badan ibu sesuai masa kehamilan, membantu mencapai normoglikemia
tanpa menyebabkan lipolisis (ketonuria). Latihan dan olah raga juga
menjadi terapi tambahan untuk mencapai target kontrol glikemik
(Kaaja 2008)

3. Infeksi Candida
3.1 Mekanisme Nystatin
Dengan mengadakan ikatan yang kompleks dengan ergosterol di
membrane sitoplasma jamur yang sensitive. Hal tersebut akan
menyebabkan perubahan permeabilitas membrane dengan
membentuk pori-pori intra membrane dan dengan demikian
kehilangan intra-sel penting senyawa, seperti ion dan molekul kecil
dan kemudian sel akan mengalami kematian.
3.2 Tata Laksana
Dosis Nystatin pada Infeksi vagina yaitu 500:000-1.000.000 UI
setiap 8 jam (KFT Dr. Soetomo 2014). Untuk infeksi vagina
umumnya diberikan selama 14 hari/2 minggu.
3.3 Efek Samping
Secara oral : mual muntah, diare dan gangguan saluran cerna.
Jarang dilaporkan terjadi iritasi ketika penggunaan secara topika.

4. Terapi Non Farmakologi Infeksi Jamur


 Bersihkan vagina dengan air tanpa menggunakan sabun, dan
hindari membasuk bagian dalam vagina.
 Selalu bersihkan vagina dari arah depan ke belakang setiap
selesai buang air kecil. Pastika menyeka vagina hingga benar-
benar kering.
 Hindari penggunaan benda yang bias menyebabkan iritasi atau
alergi pada vagina, seperti pembalut yang mengandung
pewangi atau sabun pembersih vagina.
 Pilih celana dalam yang tidak ketat dan berbahan katun.
 Control kadar gula darah bila mengalami diabetes militus.
BAB II
PENYELESAIAN KASUS
KASUS 5. SUPERFICIAL FUNGAL INFECTION
Nama : Ny. S
BB : 88 kg
Umur : 40 th
Alamat : Solo
Keluhan Utama
Pasien mengalami sering berkemih pada malam hari, lemas, sering haus, dan
keluhan gatal di vagina dengan rasa seperti terbakar dan nyeri dirasakan lebih
parah saat setelah melakukan hubungan intim. Nyeri pada vagina juga dialami
saat berkemih. Pasien menemukan cairan putih, kering dan dadih dari vaginanya.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien di diagnosis gestasional diabetes melitus oleh dokternya, dan infeksi
Candida vagina. Pasien diberi supositoria Nystatin 100.000 unit secara intravagina
selama 3 malam. Untuk DM pasien diberi Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum
sarapan pagi, 8 unit 15 menit sebelum makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum
makan malam
 Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengalami Gestasional Diabetes Melitus pada kehamilan ke dua. 2 minggu
lalu diperiksa gula darah puasanya 208 mg/dL
 Riwayat Sosial :
Pasien sudah menikah dan hamil 7 bulan
 Riwayat Pengobatan :
Insulin glargine 15 unit pada pagi hari satu tahun lalu
Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit sebelum
makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam selama 4 bulan terakhir
 Pemeriksaan Umum
- TD 110/80 mmHg
- Urine terdapat keton
- Berat Badan 80 kg
- Pemeriksaan cairan vagina :
- Tinggi 155 cm
Viskositas kental, berwarna
- GDP 280 mg/dL
putih, berbau tidak enak, pH 4
- HbA1C 14%
 Subjektif (S)
 Identitas Pasien
- Nama : Ny. S
- Umur : 40 th
- Berat Badan : 88 kg
- Alamat : Solo
 Keluhan Pasien
Pasien mengeluh sering berkemih pada malam hari, lemas, sering haus, dan
keluhan gatal di vagina dengan rasa seperti terbakar dan nyeri dirasakan
lebih parah saat setelah melakukan hubungan intim. Nyeri pada vagina juga
dialami saat berkemih. Pasien menemukan cairan putih, kering dan dadih
dari vaginanya.

 Objektif (O)
 Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengalami Gestasional Diabetes Melitus pada kehamilan ke dua. 2
minggu lalu diperiksa gula darah puasanya 208 mg/dl
 Riwayat Sosial
Pasien sudah menikah dan hamil 7 bulan
 Riwayat Pengobatan
- Insulin Glargine 15 unit pada pagi hari satu tahun lalu
- Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit
sebelum makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam
selama 4 bulan terakhir
 Diagnosis Dokter
- Gestasional diabetes melitus
- Infeksi Candida vagina.
 Pengobatan saat ini
- Supositoria Nystatin 100.000 unit secara intravagina selama 3 malam.
- Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit
sebelum makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam
 Data pemeriksaan (Kemenkes RI, 2011) :
- Berat Badan 80 kg
- Tinggi Badan 155 cm
- Pemeriksaan urine terdapat keton
- Pemeriksaan cairan vagina memiliki viskositas kental, berwarna putih,
berbau tidak enak, dan nilai pH 4.
Parameter Data Nilai Rujukan Interpretasi
Fisik Pemeriksaan
Pasien
Tekanan 110/80 mmHg < 120/80 mmHg Optimal
Darah
Gula Darah 280 mg/dL 100 - 125 mg/dL Tinggi / Tidak Normal
Puasa (GDP)
HbA1C 14% ≤ 6,5% Tinggi / Tidak Normal

 Assesment (A)
 Rasa lemas, sering berkemih, dan sering haus merupakan gejala pasien
mengalami gestasional diabetes melitus.
 Keluhan pasien terkait rasa gatal di vagina dengan rasa seperti terbakar dan
nyeri saat berkemih dan dirasakan lebih parah saat setelah melakukan
hubungan intim merupakan gejala pasien mengalami infeksi kandidiasis
vagina.
 Tepat Pasien
- Pasien dengan kondisi hamil 7 bulan di diagnosis mengalami infeksi
Candida vagina. Penggunaan bentuk sediaan obat supositoria Nystatin
secara intravagina lebih disarankan untuk efek yang lebih cepat dan
mempermudah pasien dalam menerima terapi dengan meminimalisir efek
samping obat pada janin yang dikandung pasien  tepat pasien.
- Pasien dengan kondisi hamil 7 bulan didiagnosis gestasional diabetes
melitus dan diberikan terapi dengan bentuk sediaan obat injeksi insulin
lebih disarankan untuk efek yang lebih cepat dan mempermudah pasien
dalam menerima terapi dengan meminimalisir efek samping obat pada
janin yang dikandung pasien  tepat pasien
 Tepat Indikasi (BPOM, 2017; PERKENI, 2015)
- Pasien di diagnosis infeksi Candida vagina dan menerima terapi dengan
Supositoria Nystatin secara intravagina yang diindikasikan untuk
mengobati infeksi akibat Candidiasis vagina  tepat indikasi.
- Pasien didiagnosis gestasional diabetes melitus, memiliki HbA1C 14%
(> 9%), dan disertai urin yang mengandung keton. Pasien diberikan
terapi dengan Insulin Lispro yang diindikasikan untuk pasien dengan
gestasional diabetes melitus, memiliki nilai HbA1C > 9%, dan
hiperglikemia dengan ketosis  tepat indikasi.
 Tepat Obat (Aberg et al., 2009)
- Pemberian Nystatin secara intravagina untuk mengobati kandidiasis
vagina aman digunakan untuk ibu hamil dengan kategori kehamilan A
sehingga dapat diterima dibuktikan dengan studi terkontrol pada wanita
hamil tidak menunjukkan bukti risiko janin.  tepat obat.
- Pemberian Insulin Lispro pada ibu hamil belum melaporkan adanya efek
Insulin Lispro yang dapat menginduksi cacat lahir mayor, keguguran,
atau kondisi merugikan lainnya baik untuk ibu dan janinnya. Pemberian
Insulin Lispro disarankan untuk meminimalisir resiko ibu dan janin
terkait dengan diabetes yang tidak terkontrol dalam kehamilan  tepat
obat.
- Penggunaan Nystatin dan Insulin Lispro tidak menunjukkan adanya
interaksi obat  tepat obat
 Tepat Dosis (Aberg et al., 2009; PERKENI, 2015; DiPiro, 2020)
- Supositoria Nystatin 100.000 unit secara intravagina selama 3 malam.
Berdasarkan literatur Nystatin 100.000 unit diberikan secara intravagina
dapat dengan bantuan aplikator, masukkan 1 tablet ovula ke dalam
vagina setiap malam selama 14 hari  tidak tepat dosis.
- Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit
sebelum makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam.
Berdasarkan literatur Insulin Lispro merupakan insulin analog kerja
cepat (rapid acting) dengan onset 10 - 20 menit dengan durasi 3 – 5 jam,
dapat diberikan 15 menit sebelum makan dengan dosis 0.1 unit/kg
sedangkan pasien memiliki BB 80 kg, sehingga dosis tiap kali
pemberian adalah 8 unit  tidak tepat dosis.
 Efek Samping Obat (Aberg et al., 2009)
- Nystatin : dermatitis kontak, ruam
- Insulin Lispro : hipoglikemia berat, nasofaringitis bila dikombinasikan
dengan Insulin Glargine, nyeri, sakit kepala, dan infeksi.

 Plan (P)
 Apoteker perlu menyarankan pada dokter untuk memperpanjang terapi
suppositoria Nystatin 100.000 unit secara intravagina setiap hari selama 14
hari sehingga pemberian Nystatin memberikan aktivitas terapi yang efektif
untuk pasien. Suppositoria Nystatin intravaginal sebaiknya digunakan saat
malam hari sebelum tidur agar posisinya tidak berubah (Aberg et al., 2009;
BPOM, 2017).
 Apoteker perlu menyarankan pada dokter untuk menyesuaikan dosis
pemberian Insulin Lispro dengan berat badan pasien, sehingga disarankan
Insulin Lispro dapat diberikan 15 menit sebelum makan dengan dosis 8 unit
tiap pemberian (Aberg et al., 2009)
 Modifikasi pola makan (terapi nutrisi medis), olahraga, dan pemantauan
glukosa darah juga perlu dilakukan sebagai terapi penunjang ibu hamil
dengan gestasional diabetes mellitus (DiPiro et al., 2020)

 Monitoring (PERKENI, 2015)


 Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
- Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
- Glukosa 2 jam setelah makan, atau
- Glukosa darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan
kebutuhan.
 Pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan HbA1c untuk menilai efek perubahan terapi 8-12 minggu
sebelumnya, melihat hasil terapi dan menentukan rencana perubahan terapi.
Nilai HbA1c diperiksa setiap 3 bulan, atau tiap bulan pada keadaan HbA1c
yang sangat tinggi (> 10%).
 Pasien disarankan untuk melakukan pemantauan glukosa darah mandiri.
Waktu pemeriksaan yang dianjurkan adalah pada saat sebelum makan, 2 jam
setelah makan (untuk menilai ekskursi glukosa), menjelang waktu tidur
(untuk menilai risiko hipoglikemia), dan di antara siklus tidur (untuk
menilai adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala), atau
ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic spells
 Pemeriksaan tekanan darah pada pasien hamil dengan gestasional diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya preeklamsia.
 Pemeriksaan USG pada pasien hamil dengan gestasional diabetes melitus
utuk mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan terhadap ibu dan
janinnya.
 Monitoring reaksi alergi akibat penggunaan Suppositoria Nystatin
intravaginal.

 Adanya Drug Related Problem berkaitan dengan dosing problem yang


disebabkan akibat drug/dose selection yaitu pemberian dosis Supositoria
Nystatin 100.000 unit secara intravagina selama 3 malam dan pemberian dosis
Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit sebelum
makan siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam, masih kurang tepat
dan belum sesuai. Pemberian terapi disarankan Suppositoria Nystatin 100.000
unit secara intravaginal setiap malam selama 14 hari. Suppositoria Nystatin
intravaginal sebaiknya digunakan saat malam hari sebelum tidur agar posisinya
tidak berubah. Pemberian Insulin Lispro juga disarankan diberikan 15 menit
sebelum makan dengan dosis 8 unit tiap pemberian (Aberg et al., 2009)
FORM DATABASE PASIEN

Nama Pasien : Ny. S Ruang : -


Umur : 40 tahun BB 88 kg
Alamat : Solo
Sex : Perempuan
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Kawin
RIWAYAT PASIEN MASUK RUMAH SAKIT
Pasien diantar suaminya dengan keluhan gatal di vagina dengan rasa seperti terbakar dan
nyeri pada vagina saat berkemih dan dirasakan lebih parah saat setelah melakukan
hubungan intim. Pasien menemukan cairan putih, kering dan dadih dari vaginanya. Pasien
sering berkemih pada malam hari, lemas, sering haus,

ANAMNESE

BB 80 kg; TB 155 cm
TD 110/80 mmHg
GDP 280 mg/dL; HbA1C 14%
Pemeriksaan urine terdapat keton
Pemeriksaan cairan vagina : Viskositas kental, berwarna putih, berbau tidak enak, pH 4
==== Gestasional Diabetes Melitus dan infeksi Candida Vagina

DIAGNOSA
Gestasional Diabetes Melitus dan infeksi Candida Vagina

RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU


Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien mengalami Gestasional Diabetes Melitus pada kehamilan ke dua. 2 minggu lalu
diperiksa gula darah puasanya 208 mg/dL
Riwayat Sosial :
Pasien sudah menikah dan hamil 7 bulan
Riwayat Pengobatan :
Insulin glargine 15 unit pada pagi hari satu tahun lalu
Insulin Lispro 6 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit sebelum makan
siang, dan 10 unit 15 menit sebelum makan malam selama 4 bulan terakhir
FORM PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
Nama Pasien: Ny. S BB/TB: 80 kg/155cm
Umur : 40 th Alamat : Solo
Jenis Kelamin : Wanita Diagnosis : Gestasional DM dan Candida Vagina

Tanggal S O Terapi Asesment DRP P M


14 Februari - Sering - BB 80 kg; TB - Supositoria Gestasional Problem : - Supositoria - Kontrol
2020 berkemih pada 155 cm Nystatin diabetes melitus dosing Nystatin 100.000 pemeriksaan
malam hari, - GDP 280 100.000 unit dan infeksi problem Cause unit intravagina kadar glukosa
lemas, sering mg/dL secara Candida vagina : drug/dose diberikan tiap darah puasa,
haus - HbA1C 14% intravagina selection malam selama 14 glukosa 2 jam
- Keluhan gatal - TD 110/80 selama 3 Dosis hari setelah makan,
di vagina mmHg malam Suppositoria - Insulin Lispro 8 atau glukosa
dengan rasa - Urine terdapat - Insulin Lispro Nystatin dan unit 15 menit darah pada
seperti keton 6 unit 15 Insulin Lispro sebelum sarapan waktu yang lain
terbakar - Viskositas menit sebelum underdose pagi, 8 unit 15 secara berkala
- Nyeri vagina cairan vagina sarapan pagi, menit sebelum sesuai dengan
saat berkemih kental, 8 unit 15 makan siang, dan kebutuhan.
dan dirasakan berwarna putih, menit sebelum 8 unit 15 menit - Kontrol
lebih parah berbau tidak makan siang, sebelum makan pemeriksaan
saat setelah enak, dan nilai dan 10 unit 15 malam HbA1c
melakukan pH 4. menit sebelum - Modifikasi pola - Kontrol
hubungan makan malam makan (terapi pemeriksaan
intim. nutrisi medis), tekanan darah
- Cairan putih, olahraga, dan - Kontrol
kering dan pemantauan pemeriksaan
dadih dari glukosa darah USG
vaginanya - Monitoring
reaksi alergi
penggunaan
tablet ovula
Nystatin
FORM CATATAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)
Nama Pasien: Ny. S BB/TB: 80 kg/155cm
Umur : 40 th Alamat : Solo
Jenis Kelamin : Wanita Diagnosis : Gestasional DM dan Candida Vagina
Tanggal SOAP Terintegrasi Instruksi
14 Februari 2020  Subjektif (S) - Disarankan untuk memperpanjang terapi
- Sering berkemih pada malam hari, lemas, sering haus Suppositoria Nystatin 100.000 unit secara
- Keluhan gatal di vagina dengan rasa seperti terbakar intravagina selama 14 hari tiap malam
- Nyeri vagina saat berkemih dan dirasakan lebih parah saat - Disarankan untuk menyesuaikan dosis terapi
setelah melakukan hubungan intim. Insulin Lispro dengan BB pasien menjadi 8 unit
- Cairan putih, kering dan dadih dari vaginanya. 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15 menit
 Objektif (O) sebelum makan siang, dan 8 unit 15 menit
- BB 80 kg; TB 155 cm sebelum makan malam
- GDP 280 mg/dL - Disarankan dilakukan kontrol pemeriksaan
- HbA1C 14% kadar glukosa darah puasa, glukosa 2 jam
- TD 110/80 mmHg setelah makan, atau glukosa darah pada waktu
- Urine terdapat keton yang lain secara berkala sesuai dengan
- Viskositas cairan vagina kental, berwarna putih, berbau tidak kebutuhan.
enak, dan nilai pH 4. - Disarankan kontrol pemeriksaan HbA1c
 Assesment (A) - Disarankan kontrol pemeriksaan tekanan darah
- Gestasional diabetes melitus dan infeksi Candida vagina - Disarankan kontrol pemeriksaan USG
 Plan (P) - Disarankan dilakukan monitoring terkait reaksi
- Terapi Suppositoria Nystatin 100.000 unit secara intravagina alergi penggunaan tablet ovula Nystatin
diperpanjang selama 14 hari tiap malam
- Dosis terapi Insulin Lispro disesuaikan dengan BB pasien
menjadi 8 unit 15 menit sebelum sarapan pagi, 8 unit 15
menit sebelum makan siang, dan 8 unit 15 menit sebelum
makan malam
- Modifikasi pola makan (terapi nutrisi medis), olahraga, dan
pemantauan glukosa darah
-Paraf-
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009,. Drug Information
Handbook 17th Edition, American.
Al-Noaemi MC, Shalayel MHF. Pathophysiology of Gestational Diabetes Melitus: The Past,
the Present and the Future. In Gestational Diabetes, Radenkovic M editor. InTech.
2011:p91-114. Available from: http://www.intechopen.com/books/gestationaldiabetes/
pathophysiology-of-gestational-diabetes-melitus-the-past-thepresent-and-the-future.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2017. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan
tahun 2017. Jakarta : Sagung Setyo.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2020, Pharmacotherapy
Handbook, Eleventh Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
Gumantara M Panji, Rasmi Zakiah Oktralina. 2017. Perbandingan Monoterapi Dan
Kombinasi Terapi Sulfonilurea-Metformin Terhadap Pasien Diabetes Militus Tipe 2.
Jurnal Ilmiah. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Kaaja R, Ronnemaa T. Gestational Diabetes: Pathogenesis Consequences to Mother And
Offspring. Revv Diabet Stud. 2008;5(4);194-202.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian.
PERKENI. 2015. Konsensus penggunaan insulin. Jakarta : PB Perkeni.
PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta : PB PERKENI

Anda mungkin juga menyukai