Anda di halaman 1dari 2

Kharisma AP (A92219092) / SGRID-4B

Menurut Harun Nasution penyebab timbulnya berbagai aliran teologi dalam Islam adalah politik.
Namun apabila dikaji lebih seksama, munculnya aliran-aliran teologi dalam Islam tidak mesti
disebabkan oleh faktor politik. Ayat-ayat Al-Qur‟an sendiri sangat memungkinkan untuk
memunculkan perbedaan adanya pendapat ketika ditafsirkan oleh orang yang memiliki latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda yang pada akhirnya dapat melahirkan berbagai aliran
teologi.dengan kata lain, tidak semua aliran kalam ditimbulkan oleh persoalan politis,namun ada
beberapa aliran kalam yang memang berawal dari persoalan teologis.

Adapun khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu sekte/kelompok/aliran pengikut
Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin pada tahun 37 H/657 M,
dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan
khilafah. Harun Nasution menyebutkan bahwa nama Khawarij berasal dari kata Kharaja yang
berarti keluar. Nama itu sendiri diberikan kepada mereka karena mereka keluar dari barisan Ali.

Adapun ciri-ciri kau khawarij adalah: 1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan
dengan mereka, walaupun orang tersebut adalah penganut agama Islam, 2. Islam yang benar
adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam sebagaimana yang dipahami dan
diamalkan golongan Islam lain tidak benar, 3. Orang-orang Islam yang tersesat dan telah menjadi
kafir itu perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka
pahami dan amalkan, 4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka
adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri. Imam dalam arti
pemuka agama dan pemuka pemerintahan, 5. Mereka bersikap fanatik dalam paham dan tidak
segan-segan menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.

Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di luar paham mereka
telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak sedikit. Bagaimanapun Islam
datang bukan sebagai sebuah aliran yang mengelompokkan manusia tapi lebih pada menyatukan
manusia, tergantung pada masing-masing individu bagaimana memahami dan mengamalkanya.

Penyebab kemunculan khawarij karena adanya perseteruan atau bertolak belakangnya mengenai
masalah khalifah, karena memiliki pandangan tersendiri yang khusus dan sangat keras dalam hal
tersebut, sehingga menganggap penguasa yang ada pada waktu itu tidak bearhak untuk menjadi
khalifah bagi kaum muslimin dan ditambah lagi dengan keadaan politik yang membuat mereka
memberontak terhadap para penguasa, apalagi mereka menganggap bahwa perselisihan antara
Ali dan Muawiyah adalah perselisihan yang memperebutkan kursi kekhilafahan. Dan juga karena
permasalahan tahkim itu juga menyebab kan kemunculan kaum khawarij, karena mereka
mengkafirkan Ali lantaran keridhoan beliau terhadap permasalahan ini, kedzaliman para
penguasa dan tersebarnya kemungkaran yang banyak dikalangan manusia. Pada hakikatnya apa
yang telah mereka lakukan dengan memberontak terhadap penguasa itu jauh lebih besar terhadap
kemungkaran dan kedzaliman yang ada, karena tanggapan mereka bahwa membunuh orang yang
menyelisihi mereka merupakan satu ketaatan yang bisa menqoribkan diri mereka kepada
Allah,dan menganggap semua penguasa mulai dari Ali kemudian Bani Umayah dan Abasyiah
adalah Dzolim tanpa penjelasan dan kehati-hatian, padahal menegakkan keadilan dan mencegah
kemungkaran bisa dilakukan dengan cara lain tanpa harus mengorbankan dan menumpahkan
darah-darah orang yang menyelisihi mereka, baik itu penguasa maupun dari rakyat.

Adapun menurut pendapat lain bahwa pokok-pokok ajaran Khawarij dibagi menjadi beberapa
bidang yaitu bidang teologi, orang mukmin yang berbuat dosa besar (murtakib al-kaba’ir atau
capital sinner) adalah kafir dan telah keluar dari Islam dan wajib dibunuh, Ibadah termasuk
rukun iman, maka orang yang tarikush shalat dinyatakan kafir, Anak-anak orang kafir yang mati
waktu kecilnya juga masuk neraka. Dalam bidang ketatanegaraan, Kaum Khawarij lebih bersifat
demokratis karena syarat untuk menjadi pemimpin umat (imam atau khalifah) tidak harus dari
ahlul bait Rosulullah dan berbangsa Quraisy. Siapapun bisa, asal disepakati bersama. Hanya saja
ada syarat kualitas kepribadian, yakni harus seoraang yang wira‟i. zuhud, taqwa, tidak berbuat
dosa dan kesalahan. Boleh tidak mematuhi aturan-aturan kepala Negara bila ternyata ia seorang
yang dhalim. Menurut Asy‟ari yang dianggap kafir oleh khawarij ialah; Ali, Usman, yang ikut
perang jamal, dan pelaku tahkim, yang menerima tahkim dan yang membenarkan tahkim maka
wajib meninggalkan dari penguasa yang yang dhalim.

Anda mungkin juga menyukai